Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Assessment Pembelajaran dan Authentic Assessment dalam Implementasi Kurikulum 2013

Asssesment pembelajaran merupakan kegiatan, mengumpulkan informasi dan menggunakan bukti serta umpan balik dari hasil belajar untuk menentukan apa yang dipelajari dari suatu proses pembelajaran ke pembelajaran selanjutnya, dan memberikan bimbingan belajar yang terbaik pada siswa sehingga pada akhirnya dengan bimbingan tersebut tujuan belajar dapat tercapai. Asssesment pembelajaran dapat pula dijadikan sebagai refleksi dan evaluasi bagi guru terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Adapun hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Jadi berdasarkan hal tersebut, authentic assessment merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yang di dalamnya ada sistem umpan balik yang berkelanjutan dari dokumen belajar siswa melalui pameran dan contoh kerja melekat pada lingkungan sekolah. Kata kunci: assessment pembelajaran dan authentic assessment

ASSESSMENT PEMBELAJARAN DAN AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Satrianawati satrianawati@gmail.com Prodi Pendidikan Dasar, PPs UNY alamat: Karangmalang, Yogyakarta 55281 Abstrak Asssesment pembelajaran merupakan kegiatan, mengumpulkan informasi dan menggunakan bukti serta umpan balik dari hasil belajar untuk menentukan apa yang dipelajari dari suatu proses pembelajaran ke pembelajaran selanjutnya, dan memberikan bimbingan belajar yang terbaik pada siswa sehingga pada akhirnya dengan bimbingan tersebut tujuan belajar dapat tercapai. Asssesment pembelajaran dapat pula dijadikan sebagai refleksi dan evaluasi bagi guru terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Adapun hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Jadi berdasarkan hal tersebut, authentic assessment merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yang di dalamnya ada sistem umpan balik yang berkelanjutan dari dokumen belajar siswa melalui pameran dan contoh kerja melekat pada lingkungan sekolah. Kata kunci: assessment pembelajaran dan authentic assessment SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 1 PENDAHULUAN Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah. Adapun tiga ranah yang dimaksud yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Ketiga ranah yang berlangsung pada proses pembelajaran diharapkan menjadikan siswa memperoleh hasil belajar yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Assessment pencapaian hasil belajar sesuai kurikulum 2013 menggunakan pendekatan authentic. Untuk mencapai hasil belajar, maka guru perlu membuat rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang dibuat guru sangat berperan dalam proses dan pencapaian hasil belajar. Rencana pembelajaran sengaja dibuat dan dilaksanakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, tidak terlepas dari peran guru sebagai ujung tombak dalam melakukan perubahan dunia pendidikan. Pernyataan tersebut dikarenakan guru merupakan orang yang terpercaya oleh siswa dalam setiap kata dan perbuatan. Kata digugu dan ditiru sudah menjadi budaya dan melekat dalam kepribadian guru sebagai pendidik. Inilah yang kemudian dijadikan alasan perubahan kurikulum dilakukan selalu mengarahkan pada peningkatan kompetensi guru. Peningkatan kompetensi guru mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Belajar merupakan suatu kegiatan psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Interaksi belajar menghasilkan perubahan yang relatif konstan. Perubahan perilaku hasil belajar mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar merupakan kemampuan yang telah diperoleh siswa sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar ketika siswa mampu mencapai indikator-indikator pembelajaran yang ditetapkan oleh guru sesuai kompetensi yang ingin dicapai. SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 1 Assessment pencapaian hasil belajar siswa disusun oleh guru sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar sedangkan penyusunan indikator pencapaian hasil belajar disusun sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain itu, indikator tidak hanya mengukur pencapaian siswa belajar tetapi juga mengukur pencapaian mengajar guru. Pembuatan indikator pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 masih dirasa cukup sulit oleh guru. Keika membuat indikator, guru perlu melakukan analisis untuk melihat pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan indikator yang dibuat. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka makalah ini akan membahas tentang penilaian hasil belajar berbasis otentik. PEMBAHASAN A. Pengertian Assessment Pembelajaran Assessment merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran. Assessment dilaksanakan untuk melihat proses dan produk hasil belajar. Assessment menentukan output pembelajaran yang dilaksanakan. Uno & Koni, 2013: 1 menjelaskan tentang assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program dan kebijakan pendidikan. Jadi assessment menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran menurut Kidd & Czerniawski, 2010: 196 bahwa “learning processes are seen to involve the manipulation of bits and pieces of greater whole using puzzles and problem-solving and applying previous knowledge”. Proses pembelajaran merupakan manipulasi yang melibatkan pemanfaatan kebingungan lebih besar dan pemecahan masalah dan melibatkan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, gabungan dari kedua pengertian tentang assessment dan pembelajaran dijelaskan oleh Chueachot, et. al. (2013: 1) bahwa “the Assesment for Learning is a smart - self regulation technique that let student SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 2 define the goal they they'll need to work their way to achieve”. Assessment pembelajaran adalah teknik terbaik dalam proses pengaturan diri yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan tujuan belajar mereka, yang nantinya mereka akan membutuhkannya dalam memenuhi tuntutan kerja. Jadi asssesment pembelajaran merupakan kegiatan, mengumpulkan informasi dan menggunakan bukti serta umpan balik dari hasil belajar untuk menentukan apa yang dipelajari dari suatu proses pembelajaran ke pembelajaran selanjutnya, dan memberikan bimbingan belajar yang terbaik pada siswa sehingga pada akhirnya dengan bimbingan tersebut tujuan belajar dapat tercapai. B. Assessment dalam Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran (Kunandar, 2013:65). Penilaian peserta didik ini dilakukan secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya (UU No. 66 Tahun 2013). 2. Tujuan Hasil Belajar Kunandar, 2013: 70 menyatakan tentang tujuan hasil belajar yaitu sebagai berikut: a) Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka penilaian hasil perkembangan peserta didik dapat diidentifikasi, yakni menurun atau meningkat. b) Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut ataukah belum menguasai. SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 3 c) Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui kompetensi mana yang belum dikuasai dan kompetensi mana yang telah dikuasai. d) Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang masih di bawah standar KKM. 3. Manfaat Penilaian Hasil Belajar Kunandar, 2013: 70-71 menyebutkan manfaat penilaian hasil belajar yaitu sebagai berikut: a) Mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Artinya dengan melakukan penilaian, maka kemajuan hasil belajar peserta didik setelah dan selama proses pembelajaran dapat diketahui. b) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. Artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diperoleh informasi berkaitan dengan materi yang belum dikuasai peserta didik dan materi yang sudah dikuasai peserta didik. c) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Artinya, dengan melakukan penilaian maka dapat mengetahui perkembangan hasil belajar dan sekaligus kesulitan yang dialami oleh peserta didik, sehingga dapat dilakukan program tindak lanjut melalui pengayaan atau remedial. d) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan. Artinya dengan melakukan SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 4 penilaian, maka guru dapat melakukan evaluasi diri terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. e) Memberikan pilihan alternative penilaian kepada guru. Artinya dengan melakukan penilaian maka guru dapat mengidentifikasi dan menganalisis terhadap teknik penilaian yang digunakan oleh guru, apakah sudah sesuai dengan karakteristik materi atau belum. f) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan sekolah. Artinya, dengan melakukan penilaian, maka orang tua dapat mengetahui apakah sekolah menyelenggarakan pendidikan dengan baik atau tidak. Penilaian hasil belajar dapat pula dijadikan sebagai refleksi dan evaluasi bagi guru terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Rangkaian kegiatan yang saling terkait dalam proses pembelajaran, mulai dari persiapan kegiatan belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan mengaplikasikan metode, strategi, media, dan model pembelajaran, serta berbagai hal penunjang lainnya, dapat diukur tingkat keberhasilannya melalui kegiatan penilaian hasil belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat menjadi acuan dalam menentukan tingkat keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran. Apabila hasil belajar peserta didik dalam ulangan harian/formatif sudah sesuai dengan KKM atau melebihi maka dapat dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru berhasil, sebaliknya apabila hasil belajar siswa masih di bawah KKM, maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru belum berhasil, dan dapat ditinjau kembali pada bagian mana yang perlu diperbaiki, apakah pada tahap persiapan atau tahap pelaksanaan. 4. Assessment Hasil Belajar Siswa Assessment hasil belajar siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan pembelajaran. Assessment merupakan SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 5 salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan guru direncanakan dan harus membuat keterkaitan dan hubungan yang valid antara indikator, tujuan dan assessment yang akan diukur atau dinilai karena ketidaksesuaiaannya dapat menimbulkan masalah, jika assessment tidak sesuai tujuan pembelajaran, hasil assessmennya tidak mencerminkan pencapaian tujuan pembelajaran (Anderson & Krathwohl, 2010: 15). Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan kegiatan pembelajaran, guru dituntut mampu mempersiapkan dan melakukan assessment dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal (Suwandi, 2011: 1-2). Assessment hasil belajar juga dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan siswa menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Assessment juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, assessment belajar harus dilakukan dengan baik, mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumen, pelaksanaan assessment, analisis hasil assessment dan program tindak lanjut hasil assessment. Assessment belajar yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Sebaliknya kalau terjadi kesalahan dalam assessment belajar, maka akan terjadi salah informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak akan tercapai. Tujuan yang dimaksud tersebut sebanding dan berlaku sebagai kriteria assessment, untuk mengetahui kemajuan antara pencapaian di sekolah dan standar penilaian eksternal. Tujuan utama yang lain diantaranya tujuan dan standar memerlukan masukan dan pendapat dari siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan kemajuan yang mereka capai. SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 6 Umpan balik yang kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan manajemen pembelajaran pada akhirnya akan merangsang pencapaian pembelajaran yang lebih baik diantara para siswa. Tujuan dari assessment pembelajaran berfokus pada mempromosikan seluruh kegiatan sekolah, karena dengan begitu operator sekolah dapat mengenali kualitas pengajaran dasar sehari-hari. Itu juga dapat meningkatkan skor tes assessment hasil belajar. Assessment pembelajaran berarti menggunakan bukti dan umpan balik dari hasil belajar untuk menentukan apa yang dipelajari dari satu proses pembelajaran ke pembelajaran selanjutnya, dan memberikan bimbingan belajar yang terbaik pada mereka sehingga pada akhirnya dengan bimbingan tersebut tujuan belajar mereka dapat tercapai. Stiggins & Chappuis (2012: 195) juga menjelaskan pada bagian Assessment for Learning Engages Student Disposition, bahwa it will be important for us to understand and apply the principles of assessment FOR learning (Chappuis, 2009): 1. Show them where their learning is headed; 2. Show students where they are now in relation to that vision of academic success; and 3. Help them close the gap between where they are now and where we want them to be. Pernyataan tersebut mencakup tiga bagian assessment yang penting untuk dipahami dan diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip assessment belajar, yaitu: (1) menunjukkan kepada siswa tentang topik utama pembelajaran; (2) menunjukkan siswa posisi terkait dengan visi dari keberhasilan akademis pembelajaran; dan (3) membantu siswa memahami lebih jelas posisi pembelajaran yang dilakukan sekarang dan hal yang akan menjadi. Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, maka assessment belajar SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 7 siswa perlu dipahami dan diterapkan dengan melihat situasi terkini atau situasi yang otentik dengan kejadian atau peristiwa yang ada dan ditemui siswa dalam lingkungan sehari-hari. C. Authentic Assessment sebagai indikator Hasil Belajar Authentic assessment dalam dunia pendidikan di Indonesia dikenal dengan nama penilaian autentik. Penilaian autentik (authentic assessmen) dalam kurikulum 2013 digunakan untuk penilaian proses pembelajaran. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Jadi ada sistem umpan balik yang berkelanjutan dari dokumen belajar siswa melalui pameran dan contoh kerja melekat pada lingkungan sekolah. Penilaian dilakukan secara berkala dan berkelanjutan karena hasil belajar siswa dalam pembelajaran saling berkaitan dan dapat menghasilkan sebuah produk akhir. Produk tersebut dapat digunakan untuk melakukan pameran sebagai bentuk pemberian penghargaan siswa atas pencapaian proses belajar yang telah dilakukannya. Authentic assessment disebutkan dalam Journal of Physical Education “is an ongoing feedback system which documents student learning through exhibits and work samples inherent to the school setting.” Penilaian autentik adalah sistem umpan balik yang berkelanjutan yang dokumen belajar siswa melalui pameran dan contoh kerja melekat pada lingkungan sekolah. Assessment berbeda dengan penilaian autentik, UU No. 65 tahun 2013 tentang penilaian hasil dan proses pembelajaran dijelaskan bahwa: 1. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 8 mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. 2. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi. Kedua penjelasan tersebut, memberikan gambaran bahwa authentic assessment berbeda dengan penilaian. Assessment mencakup penilaian, pengukuran tes dan evaluasi. Jadi dari segi ruang lingkup assessment berada pada struktur terluar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut: Assessment Evaluasi Penilaian/Pengukuran Tes/nontes Gambar 1. Hubungan antara Assessment, evaluasi, Penilaian, tes dan non tes SIMPULAN Assessment pembelajaran merupakan kegiatan, mengumpulkan informasi dan menggunakan bukti serta umpan balik dari hasil belajar untuk menentukan apa yang dipelajari dari suatu proses pembelajaran ke pembelajaran selanjutnya, dan memberikan bimbingan belajar yang terbaik pada siswa sehingga pada SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 9 akhirnya dengan bimbingan tersebut tujuan belajar dapat tercapai. Tujuan dari assessment pembelajaran berfokus pada mempromosikan seluruh kegiatan sekolah, karena dengan begitu operator sekolah dapat mengenali kualitas pengajaran dasar sehari-hari. Itu juga dapat meningkatkan skor tes assessment hasil belajar. Assessment hasil belajar atau authentic assessment dalam dunia pendidikan di Indonesia dikenal dengan nama penilaian autentik. Penilaian autentik (authentic assessmen) dalam kurikulum 2013 digunakan untuk penilaian proses pembelajaran. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Jadi ada sistem umpan balik yang berkelanjutan dari dokumen belajar siswa melalui pameran dan contoh kerja melekat pada lingkungan sekolah. Penilaian dilakukan secara berkala dan berkelanjutan karena hasil belajar siswa dalam pembelajaran saling berkaitan dan dapat menghasilkan sebuah produk akhir. Jadi assessment pembelajaran dan authentic assessment selalu dilaksankan beriringan. Ketika yang dilaksanakan hanya salah satunya, maka hasil pembelajaran yang diharapkan tidak dapat menjadikan refleksi bagi guru maupun siswa dalam melaksankan proses pembelajaran yang semestinya karena melalui pembelajaran dan penilaian yang authentic maka guru dan siswa akan dapat mencapai kompetensi dan indikator-indikator yang telah direncanakan dalam rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 10 REFERENCES: Anderson, Lorin, W & Krathwohl, David R. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chueachot, Satayu; Srisa-ard, Boonchom; Srihamongkol, Yannapat. 2013. The Development of an Assessment for Learning Model for Elementary Classroom. International Education Studies. Curtis, Robert S; Wu, Wenxia. 2012. Learning and Assessment: The Application of ePortfolios. Journal of Higher Education Theory and Practice. Kidd, W. & Czerniawski, G. 2010. Succesful Teaching 14-19 Theory Practice and Reflection. India: Sage Publication. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajagrafindo Persada. Miller, David., Linn, Robert. L, & Gronlund, Norman E. 2009. Measurement Assessment in Teaching. Columbus: Person Education. Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Stiggins, Rick, J & Chappuis, Jan. 2012. An-Introduction to Student-Involved Assessment for Learning (Sixth Edition). Columbus: Person Education. Uno, Hamzah B & Koni, Satria. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Permen Dikbud RI. UU. No. 65 & 66 Tahun 2013. Journal of Physical Education. Portfolio assessment: Documenting authentic student learning. SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN (SNEP II) TAHUN 2014 PENGEMBANGAN PENDIDIK: IMPLEMENTASI ASESSMEN OTENTIK PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA PROFESIONAL BERKELANJUTAN Page 11