GTA San Andreas

El primer juego; Grand Theft Auto, fue toda una revolución en la industria. Hizo su aparición en mil novecientos noventa y ocho (1998) para PlayStation, PC y GameBoy Color. Presentaba unas características totalmente nuevas para la industria del momento. La clave de su éxito fueron un mundo completamente abierto, donde podías hacer lo que quisieras con total libertad. Además; es el primer juego en el que ganas puntos por hacer daño a personajes ajenos a la trama. Su acogida fue tan grande que se hicieron dos expansiones, GTA London 1969 y GTA London 1961. Además; Rockstar comenzó a trabajar en el GTA 64, un exclusivo para Nintendo 64. El juego fue cancelado por lo que nunca salió al mercado. En mil novecientos noventa y nueve apareció el GTA II, juego que causó gran polémica, ya que era todavía más violento que el anterior, muchas tiendas lo retiraron de sus estanterías y le prohibieron la venta al juego a los menores de edad. Después de este juego, David Jones abandonó la saga para centrarse en otros proyectos. Los hermanos Houser decidieron entonces darle un lavado de cara a la franquicia y con GTA III para XBOX y PlayStation 2, lo consiguieron; hicieron un estilo visual diferente implementando los gráficos en 3D. El juego presenta una historia más elaborada y guionizada, con muchos más personajes y diálogos que en los anteriores títulos. Considerado uno de los mejores videojuegos de la serie GTA III fue una revolución para la industria y es la referencia de todos los sandbox modernos. También en GTA III implementaron las estaciones de radio como un concepto nuevo haciendo que la música del juego sea de lo más significativa.

L'analisi semiotica in ambito videoludico si pone tra “semiotica del testo” e “semiotica delle pratiche”. Per questo motivo, la mia trattazione è divisa in tre capitoli, in un movimento ideale da “l’esterno” a “l’interno” e poi nel profondo della significazione di GTA. Tale sviluppo prevede un graduale spostamento del focus dalla semiosi alla struttura dei processi di significazione, con  equilibrio tra pragmatica e prospettiva generativa. A partire dal rapporto relazionale determinato dall’enunciazione di marca, il lavoro si è focalizzato in gran parte sul testo-videogioco come oggetto, indipendentemente dalle manifestazioni delle pratiche che genera, con l’individuazione delle strutture e dei valori profondi dei singoli giochi, nonché della virtualizzazione e l’attualizzazione di “narrazioni” che necessitano dell’interazione per realizzarsi. Ho valutato la natura del testo videoludico in termini di simulatività, optando per la visione del videogioco come una forma particolare di simulazione, all’interno della quale narrazione e interazione coesistono e si interdefiniscono. In seguito, la trattazione è stata mossa verso la questione dell’enunciazione avviando un percorso dall’interpretazione alle modalità e le valorizzazioni, passando dalla discussione della soggettivazione dell’esperienza di gioco in GTA V (enhanced version, 2014). In tale percorso possiede un ruolo centrale l’analisi della pratica di gioco e dell’interazione col sistema GTA V attraverso la rielaborazione dei dati tratti da un’attenta osservazione. Infine, i paragrafi conclusivi riguardano due questioni di grande attualità: le mods e la realtà virtuale. In definitiva, due prospettive caratterizzano la mia trattazione e mirano alla ricostruzione della significazione di GTA in quanto brand, e all’interpretazione del senso dell’interazione tra GTA V in qualità di testo “uguale per tutti” e i soggetti le cui “narrazioni dell’esperienza” si differenziano sempre in qualche modo.

Kali ini saya akan membahas tentang perkembangan mobile gaming dan pengaruhnya terhadap aspek sosial masyarakat dan juga pengaruh terhadap para penggunanya, sebenarnya perkembangan mobile gaming sangat menarik jika dikaji lebih mendalam namun sayang belum banyak yang menghubungkan mobile gaming terhadap kehidupan, baik dalam aspek sosial maupun gaya hidup, dahulu kita bermain video game dengan berbagai macam konsol, sebut saja Nindento, Playstation dan juga Xbox, atau lebih jauh dari itu anak anak ataupun orang dewasa akan datang ke berbagai arcade yang tersebar dan menyajikan game game dari produsen kenamaan yaitu Sega. Kebutuhan terhadap video game secara meroket naik drastis dan menjadikan sebuah lahan basah untuk para developer video game untuk meraih keuntungan sebesar besarnya, yang akan dibahas secara khusus kali ini adalah mobile gaming, perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan klasifikasi gaming antara mobile gaming dan juga handheld gaming, PSP, Nintendo DS, Switch dan gameboy itu merupakan klasifikasi game handheld atau jika diterjemahkan adalah game yang dapat dimainkan ditangan dan dapat dibawa kemana mana, memang hampir mirip dengan definisi mobile gaming, bedanya adalah fokus mobile gaming hanya game yang diproduksi dan dimainkan didalam ponsel, jadi jelas terdapat perbedaan antara mobile gaming dan juga handheld gaming. Secara garis besar terdapat sejarah perkembangan mobile gaming dari mulai game tetris yang dimainkan di ponsel hagenuk MT-2000 sampai sekarang kita bisa menikmati game dengan resolusi luar biasa yang akan memanjakan mata kita dengan grafik yang juga bagus, namun hal yang sekarang kita akan bahas adalah pengaruh mobile gaming terhadap aspek sosial kita sebagai manusia, apakah mobile gaming mempengaruhi aspek sosial secara signifikan ke kehidupan kita?, atau terdapatkah sebuah perubahan didalam tingkah laku kita sebagai konsumen? Jawabannya adalah, tentu ada, salah satu contohnya adalah bagaimana developer mulai menjual item yang dapat dibayar dengan uang asli secara masif belakangan ini, dahulu sebagai penikmat game kita akan membeli game dan mendapat full package, bahkan dizaman dulu kita akan mendapatkannya dengan hanya mengunduh game tersebut,

Unit electricity generation cost from an energy resource such as coal with the help of energy conversion
systems such as cogeneration cycle power plant (CGCPP) is dependent upon many of the factors such as (a)
system structure which is comprised of layout and design (b) system availability which is further dependent
upon maintenance (c) power plant thermal efficiency and other regulatory aspects. These are the
parameters which are affecting power plant performance. These are numerous in number and nature. For
the complete analysis of cogeneration cycle power plant a multi attribute decision making (MADM)
technique is required to study the effect of one parameter on the others. In the present analysis a
combination of two mathematical tools graph theory and matrix method is used to develop a methodology to
evaluate cogeneration cycle power plant performance. The maximum and minimum value of cogeneration
cycle power plant performance index is calculated which indicates the range with in which it can vary. This
range can be compared with real time value in order asses the relative performance of the system in real
time situation.