Minggu, 24 Februari 2019
Rabu, 13 Februari 2019
ALAT UKUR WATT METER DAN PENGGUNAANNYA
ALAT UKUR WATT METER DAN
PENGGUNAANNYA
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengukuran
Listrik
yang
dibina oleh Bapak Ahmad Safi’i
Oleh
Kelompok 8 :
1. Aulia
Anggita Maulidyah (140534604629)
2. Resy
Cahyanti (140534602952)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
September 2014
KATA PENGANTAR
Pertama tama saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah member saya kesehatan dan kesempatan sampai saat ini hingga saya menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang saya buat ini berjudul ALAT UKUR WATT METER DAN PENGGUNAANNYA.
Makalah tentang pengukuran listrik bab Wattmeter ini disusun dengan tujuan menyajikan informasi yang menyeluruh tentang wattmeter. Dengan demikian diharapkan berbagai oihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran yang utuh tenteang Wattmeter.
Isi makalah ini meliputi pengertian Wattmeter, macam-macam Wattmeter dan Cara pengukuran menggunakan berbagai macam wattmeter. Materi makalah ini disusun menggunakan bahan yang saya cari dari berbagai sumber di internet.
Ucapan terima kasih saya ucapkan bagi seluruh pihak yang membantu menyusun dan mempersiapkan secara langsung maupun tidak langsung membantu pembuatan makalah ini sehinnga makalah yang saya buat ini bisa tepat waktu dan lancar.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Malang, September 2014
Penyusun
Wattmeter
adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur secara langsung daya
yang terpakai pada suatu rangkaian listrik, wattmeter pada umumnya berprinsip
kerja elektro dinamis. Wattmeter mempunyai dua buah kumparan medan magnet, satu
medan magnet mengukur arus listrik dan yang lainnya mengukur tegangan listrik
yang mengalir pada rangkaian listrik tersebut.
Macam
Wattmeter :
1.Wattmeter Elektrodinamik / Analog
Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen
ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe
ampermeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit
yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field
coil dihubungkan secaraseri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan
paralel dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan.
Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak
supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak
membawa arus proposional dengan tegangan maka disebut pressure coil
atau voltage coil dari wattmeter.
Konstruksi Wattmeter Analog sebagai
berikut :
I* = arus
masuk
I = arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala arus
V = skala tegangan
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.
I = arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala arus
V = skala tegangan
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.
Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi
hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan
wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik
bolak balik atau searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu
wattmeter induks imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta
mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error
akibat frekuensi.
Kelemahannya
adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh
suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.Pengukuran daya
arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini
terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel
yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari
hasil perkalian arus dan tegangan.Daya listrik dalam pengertiannya dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya,
yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.Daya listrik DC dirumuskan sebagai
Dimana P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus (Ampere)Daya listrik AC ada
dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.Pada
sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI
P = V . Icos f
P = V . Icos f
Alat ukur
yang menggunakan asas induksi pada umumnya mempunyai sistem perputaran yang
sederhana dan kokoh, mudah untuk dibuat alat ukur dengan sudut penunjukan yang
lebar. Suatu aspek lain daripada alat ukur induksi ini, adalah kemungkinan
didapatkan momen putar yang relatif besar.
Pada
prinsipnya apabila suatu konduktor ditempatkan dalam medan magnit dari arus
bolak-balik, maka arus-arus putar akan dibangkitkan didalam konduktor tersebut.
Medan-medan magnit dari arus-arus putar ini dan dari arus bolak-balik yang
menyebabkannya akan menimbulkan gaya elektromagnetis menyebabkan kepingan logam
atau konduktor mendapatkan suatu gaya yang terjadi sebagai hasil daripada
interaksi tersebut. Kepingan logam tersebut akan mempunyai tendensi untuk
berputar pada sumbunya dan memotong kedua fluks yang dihasilkan magnit. Kopel
yang dihasilkan adalah akibat interaksi antara eddy current dengan fluks yang
terinduksi.
Kontruksi
wattmeter ini memiliki 2 elektromagnet yang berlapis-lapis. Salah satunya
diinduksi oleh arus pada sirkuit utamanya. Arus induksi lainnya berbanding langsung
terhadap tegangan. Dalam konstuksinya juga terdapat mangkukan alumunium tipis
yang bisa berputar sebagai akibat dari interaksi arus-arus putar dan juga
sebuah pointer atau penunjuk.
Besarnya torsi yang dihasilkan atau yang bekerja pada mangkukan ini adalah:
T = K. ฯ.ฮฆ1m. ฮฆ2m sin ฮฑ. (K= Konstanta) dimana K=(image placeholder) ( Pers.1)
Maka dari itu, torsi ini akan sebanding terhadap daya beban. Untuk spring control
T~ ฯ I (image placeholder)sin (90-ฯ) ~ vI cos ฯ ~ daya (pers.2)
Besarnya torsi yang dihasilkan atau yang bekerja pada mangkukan ini adalah:
T = K. ฯ.ฮฆ1m. ฮฆ2m sin ฮฑ. (K= Konstanta) dimana K=(image placeholder) ( Pers.1)
Maka dari itu, torsi ini akan sebanding terhadap daya beban. Untuk spring control
T~ ฯ I (image placeholder)sin (90-ฯ) ~ vI cos ฯ ~ daya (pers.2)
Dari
persamaan diatas juga dapat dilihat bahwa tidak ada unsur waktu (t), maka
besarnya kopel ini akan tetap konstan sepanjang waktu. Pada persamaan 1 jika
ฮฑ=0, yaitu jika kedua fluks sefase, maka kopel = 0. Dalam hal lain, jika ฮฑ= 900
maka kopel akan maksimum untuk ฮฆ1m dan ฮฆ2m .Selain itu kopel akan berbanding
terbalik terhadap R dimana R adalah tahanan untuk aliran eddy current (arus
pusar), maka jika seandainya torsi/kopel besar, mangkukan mempunyai tahanan
yang kecil. Biasanya mangkukan terbuat dari tembaga (Cu) atau alumunium (Al).
Kelebihan dan
kekurangan Wattmeter Induksi
Kelebihan wattmeter induksi, yaitu:
Kelebihan wattmeter induksi, yaitu:
1. Skalanya
cukup panjang ( lebih dari 3000 )
2. Tidak
dipengaruhi oleh medan pengganggu dari luar
3. Tidak
dipengaruhi oleh error frekuensi karena dampingnya yang besar
Kekurangan wattmeter induksi,
yaitu:
1. Tingkat
ketelitian rendah
2. Hanya
untuk besaran AC
3. Kadang-kadang
mengalami error suhu, yang diakibatkan oleh aliran eddy-current pada tahanan
yang efeknya sangat besar terhadap suhu tahanan.
4. Pemakaian
dayanya sangat besar, relatif tinggi dan mahal
5. Selain
hal-hal diatas, ada juga daerah kerja alat ukur induksi, yaitu:
6. Untuk
arus mulai dari 10-1 sampai dengan 10-2 Ampere
7. Untuk
tegangan mulai dari 1 sampai dengan 103 Volt
8. Untuk
frekuensi kurang dari 3×10~102 Hertz
3.Wattmeter
Digital
Wattmeter elektronik digital
modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam
sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true
power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah
power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung
tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours
(kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display
LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu
lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Cara
Pemakaian Wattmeter Digital:
- Masukan Kabel Power Sumber ( In Put ) Pada Terminal WATT & 10 A, Sesuai Petunjuk Pada Watt Meter Digital Yang Bertuliskan “ POWER SOURCE “.
- Masukan Kabel Beban ( Out Put ) Pada Terminal COM & V, Sesuai Petunjuk Pada Watt Meter Digital Yang Bertuliskan “ LOAD “.
- Setelah Kabel In Put ( Power Source ) & Out Put ( Load ) Terpasang, Hidupkan Watt Meter Digital Dengan Menggeser Tombol Pada Posisi ON.
- Tekan Tombol Pilihan Watt 1 ( 2000 W ) atau Watt 2 ( 6000 W – X10 W) Tergantung Dari Beban Yang Akan Di Ukur.
- Apabila Pada Layar Tidak Tertulis Nol Maka Perlu Di Setting Watt Zero Adjust Agar Tampilan Pada Layar Bernilai Nol.
- Masukan Kabel In Put ( Power Source ) Pada Stop Kontak Agar Beban / Load Dapat Bekerja.
- Lihat Hasil Tampilan Pada Layar, Apabila Menggunakan Batas Ukur Yang Watt 1 ( 2000 W ) Maka Tampilan Pada Layar Merupakan Hasil Pengukuran Daya Pada Beban / Load.
- Apabila Menggunakan Batas Ukur Yang Watt 2 ( 6000 W ), Maka Hasil Pada Layar Di Kalikan Baru Ketahuan Hasilnya.
- Apabila Sudah Selesai Dalam Pengukuran Daya, Matikan Watt Meter Digital Dengan Menggeser Tombol Pada Posisi OFF.
Pengukuran Dengan
Menggunakan Wattmeter
Dalam sebuah rangkaian listrik,daya didefinisikan sebagai
laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan per satuan waktu
Dalam
pengukuran daya,ada 2 metode yaitu:
1. Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter :
1. Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter :
- Voltmeter dipasang sebelum ampermeter
- Voltmeter dipasang setelah Ampermeter
2.
Metode Pengukuran Daya Secara Langsung
Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan wattmeter
Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan wattmeter
PENGUKURAN
DAYA ARUS SEARAH (DC)
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur
Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan Wattmeter 4 tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.
Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan Wattmeter 4 tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.
PENGUKURAN
DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE
Wattmeter 5 Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam
menghubungkan ke beban dan saluran supply daya listrik wattmeter untuk
pengukuran daya satu phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal
input output pada Wattmeter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.
PENGUKURAN
DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE
Gambar 4: Mengukur daya tiga fase dengan satu wattmeter.
Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase
beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya
yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C.
Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase
beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya
yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C.
Pembacaan
dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :
P = U x I x C
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.
Daftar
Pustaka :
Selasa, 12 Februari 2019
PENGGUNAAN OSILOSKOP DIGITAL
MAKALAH
PENGUKURAN LISTRIK
Dosen Pembimbing : Bpk Achmad syafi’i
Disusun oleh :
Muhammad Andri Khusnawan (140534603431)
Ovi Andianto (140534602712)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah
SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini.
dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
matakuliah Pengukuran Listrik yaitu
tentang alat ukur dan penggunaan osiloskop digital. Tidak
lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Achmad Syafi’i selaku
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Malang, 3 september 2014
Penyusun
Daftar Isi
Sampul dan judul makalah………………………………………………………………….............1
Kata pengantar………………………………………………………………………...........……….2
Daftar isi……………………………………………………………………………..........………...3
BAB 1 Osiloskop Digital
1.1 Pengertian Osiloskop
Digital.........................................................................................4
1.2 Bagian Bagian Osiloskop Dual Trace............................................................................5
1.3 Prosedur
Kerja................................................................................................................7
1.4 Prinsip Kerja Osiloskop.................................................................................................8
PENUTUP……………………………………………………………………….............................9
I.
Pengertian
Osiloskop
adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal
listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya.
Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan
tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita
dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).
Gambar Osiloskop[2]
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel
Control :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
·
Intensity : Untuk mengatur
kecerahan garis yang ditampilkan di layar
·
Trace rotation :
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
·
Volt/div : Mengatur
berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
·
Time/div : Mengatur
berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
·
Position : Untuk
mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
·
AC/DC : Mengatur
fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi
AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan
komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC
maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
·
Ground : Digunakan
untuk melihat letak posisi ground di layar.
·
Channel 1/ 2 :
Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada
umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang
bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu
dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal
keluaran.
Fungsi
osiloskop
•
Mampu menyajikan informasi yang lebih lengkap tentang signal yang sedang
diuji dari pada menggunakan alat lain.
•
Dapat mengukur ampliudo, frekuensi dan bentuk sinyal, perbedaan fase,
lebar pulsa, dan waktu tunda.
•
Dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kualitatif dan kuantitatif.
•
Mampu mengukur sinyal A.C. Secara akurat
Keterangan gambar panel kontrol Osilokop Dual
Trace diatas :
1. VERTICAL INPUT :
merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung
input vertikal untuk saluran A.
·
Jika tombol pada
posisi AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan
ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor.
·
Jika tombol pada
posisi GND, terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan
internal di dalam Oscilloscope akan di-grounded.
·
Jika tombol pada
posisi DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di
dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3. MODE
·
CH-A : tampilan
bentuk gelombang channel-A/saluran A.
·
CH-B : tampilan
bentuk gelombang channel-B/saluran B.
·
DUAL : pada batas
ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua frekuensi
dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi
sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 ยต sec/DIV
saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
·
ADD : CH-A dan CH-B
saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL INVERT akan
diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV variabel
untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah
vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
·
Jika tombol
“VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor akan tergambar
tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV –
20V/DIV.
6. Pengatur
posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada posisi :
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada posisi :
·
INT : sinyal dari
channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pen-trigger-an/penyulutan
saling dijumlahkan,
·
CH-A : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
·
CH-B : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
·
AC :
bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
·
EXT : sinyal yang
masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk
menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B Position: CH-B vertical position control
24. Push
Invert:
When pushed, the CH-B vertical polarity is reversed. This facilitates SUB MODE
measurement at ADD MODE21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B Position: CH-B vertical position control
25. Volts/Div: Vertical attenuator for CH-B
26. Variable
27. Vertical Input: Vertical input for CH-B
28. AC-GND-DC: Vertical input coupling for CH-B.
AC position: the DC component of input signal is blocked by a capacitor.
GND position: the input terminal opens and the input of the internal amplifier is grounded.
DC position: the input terminal is directly connected to the amplifier and all components of input signal are displayed.
29. Comp. Test
Switch to change from oscilloscope mode to component tester mode.
For component testing set the 9 SWEEP TIME/DIV to the X-Y setting and both vertical coupling switches 2, 28 to the GND position
III. PROSEDUR KERJA
Kalibrasi merupakan proses untuk
menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai
dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu . Pada
umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi.
Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi
dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.
Dengan ujung probe yang merah
dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu
dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada
layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV
dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to
peak dengan frekuensi 1 KHz. Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk
menggerakkan seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos
untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan
agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.
IV. Prinsip Kerja
Osiloskop
Osiloskop digital menggunakan konsep Penyamplingan dan Pendigitalisasian.
Cara Kerja Osiloskop Digital
Setelah sinyal masukan di sampling ( diambil
nilainya dengan dicuplik secara berkala ), data data tersebut lalu di
digitalkan dan kemudian disimpan bersama skala waktu gelombangnya di dalam
memori. Pada prinsipnya osiloskop digital hanya menyuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai kemudian berhenti. Proses ini diulangi terus sampai
osiloskop dimatikan.
Cara Penyamplingan Data Osiloskop Digital
Osiloskop digital atau yang biasa
disebut dengan Digital Sampling Oscilloscope ( DSO ) mempunyai dua cara untuk
menyampling gelombang masukannya, yaitu dengan metode Real Time
Sampling dan Equivalent Time Sampling
Definisi Real Time Sampling Osiloskop Digital
Dalam metode real time sampling,
digitizer pada osiloskop digital akan mengisi data ke dalam memori dalam satu
event dari sinyal yang bersangkutan dan menggunakan sekumpulan data tersebut
untuk menampilkan gelombangnya
Waktu waktu diantara cuplikan cuplikan
dalam memori yang digunakan untuk menciptakan kembali peragaan gelombangnya
dikatakan merupakan real time di antara cuplikan - cuplikannya saat dibutuhkan,
Oleh sebab itu real time sampling dapat digunakan untuk sinyal sinyal yang
sifatnya berulang atau bentuk tunggal, tetapi metode real time sampling ini
tidak akan didapatkan suatu peragaan bentuk gelombang yang serupa dengan yang
ada pada osiloskop analog, kecuali sinyalnya berupa sinus biasa atau gelombang
segi empat.
Definisi Equivalent Time Sampling Osiloskop Digital
Equivalent time sampling merupakan
metode yang digunakan osiloskop digital untuk mengambil data dari gelombang
yang bersifat repetitif berfrekuensi tinggi. Equivalent time sampling
memberikan suatu resolusi waktu equivalent ( Horizontal ) bagi suatu
digitizer yang bekerja pada kecepatan yang jauh lebih tinggi. Ia bekerja dengan
mengambil cuplikan - cuplikan melalui beberapa kejadian dari sinyalnya sampai
semua memori terisi.
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang
Penutup
1. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk
menganalisa tingkaah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag
ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita
amati.
2. Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang
terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang
gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3. Cara penggunaan osiloskop adalah pertama
pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan
y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal
tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4. Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah
vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.