Segala Puji hanya milik Allah Swt sehingga saya dapat menjumpai sahabat semuanya,
Malam yang dingin ini ingin rasanya aku kembali mengulang kisah yang dulu pernah dialami.Kisah dimana dapat membuat buliran kristal - kristal cinta air mata bahagia saat- saat bermunajat kepada-NYA.
Seakan diri ini hanyut dalam pelukan hangat dan selimut kasih yang memberikan sebuah makna dan romansa kehidupan manusia yang membutuhkan cinta sejatinya.
Saat itu aku buka kembali buku catatan harian yang tertulis pada tanggal 22 April 2009, disitu aku tercengang ketika memaknai KATA CINTA, dimana kata cinta yang aku tuliskan waktu itu kata cinta yang berbau pada harapan dan bayangan bagaimana menjalin cinta yang seutuhnya. Cerita cinta yang tak ada satupun cerita cinta yang menyedihkan.
Lautan cinta pada diri seseorang
akan mengimbas pada seluruh ruang. Jika cinta sudah terpatri dalam
seluruh jaringan badan kita maka vibrasinya akan menghapus semua
kebencian. Sebagai manifestasinya dalam kehidupan, begitu bertemu dengan
seseorang, ia tersenyumm, sebagai ungkapan dan tanda rasa cinta.
Nikmat sekali bermesraan dengan Allah SWT. Kadang tidak terasa air mata meleleh. Air mata kerinduan dan air mata tobat inilah yang kelak akan memadamkan api neraka. Air mata cinta akan memutihkan noda-noda hitam dan menjadikannya suci.
Nikmat sekali bermesraan dengan Allah SWT. Kadang tidak terasa air mata meleleh. Air mata kerinduan dan air mata tobat inilah yang kelak akan memadamkan api neraka. Air mata cinta akan memutihkan noda-noda hitam dan menjadikannya suci.
Cinta tidak bisa
diterangkan, hanya bisa dirasakan. Terkadang terasa tidak cukup kosakata
yang tersedia untuk menggambarkan bagaimana nikmatnya cinta. Kosakata
yang tersedia didominasi oleh kebutuhan fisik sehingga untuk mencari
kata yang bisa memfasilitasi keinginan rohani tidak cukup.Ehm kalo
bicara Cinta sejuta maknanya ya???
Terminologi dan kota kata yang
tersedia lebih banyak berkonotasi cinta kepada fisik materi, tetapi
terlalu sedikit kosa kata cinta secara spiritual. Mungkin itulah
sebabnya mengapa Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an
karena kosa kata spiritualnya lebih kaya. Kosa kata cinta dalam
Al-Qur'an menurut ulama tafsir ada 14 kosa kata, mulai dari cinta monyet
sampai kepada cinta Ilahi.
Cinta Allah bersifat
primer, sementara cinta hamba sekunder. Primer itu inti, substansi. Yang
sekunder itu tidak substansial. Pemilik cinta sesungguhnya hanya Allah
SWT. Hakikat cinta yang sesungguhnya adalah unconditional love
(cinta tanpa syarat). Tanpa pamrih ini cinta primer. Ini berbeda dengan
cinta kita yang memiliki kepentingan.Ketika sebelum kawin, masya Allah,
kita sampai kehabisan kata-kata melukiskan kebaikan pujaan kita. Akan
tetapi sesudah kawin, kata-kata paling kasar pun tak jarang kita
lontarkan.Bagaimana pedapat Anda sahabatku?
Unconditional love (无条件的爱)pernah
ditunjukan Rasulullah Muhammad SAW ketika dilempari batu sampai
tumitnya berdarah-darah oleh orang Thaif. Rasul hanya tersenyum. "Aduh
umatku, seandainya engkau tahu visi misi yang kubawa, engkau pasti tidak
akan melakukan ini", demikian bisiknya,.
Bahkan ketika datang malaikat
penjaga gunung Thaif menawarkan bantuan untuk membalas perbuatan orang
Thaif itu, Nabi berucap, "Terima kasih. Allah lebih kuasa daripada
makhluk. Jangan diapa-apakan. Mereka hanya tidak tahu. Kelak kalau
mereka sadar, mereka akan mencintai saya".
Nabi Nuh AS pernah menyesal
sejadi-jadinya kenapa ia pernah mendoakan umatnya binasa. 950 tahun ia
berdakwah mengajak kaumnya ke jalan Allah, namun hanya segelintir yang
mengikuti ajakannya. Yang lainnya ingkar sehingga Nabi Nuh berdoa kepada
Allah agar dikirimkan bencana kepada kaumnya yang ingkar itu. Maka
datanglah banjir besar yang menenggelamkan mereka, sedangkan Nuh dan
para pengikutnya sudah mempersiapkan diri dengan membuat perahu.
Ada sebuah ungkapan dari ahli
hakekat: "Kalau cinta sudah meliputi, maka tak ada lagi ruang kebencian
di dalam diri seseorang. Sejelek apapun dan kasarnya orang lain, ia tak
akan membalas dengan kejelekan."
Banyak ulama besar kita telah
mencapai tingkatan itu. Imam Syafi'i pernah "dikerjai" oleh seorang
tukang jahit saat memesan pembuatan baju. Lengan kanan baju itu lebih
besar/longgar dibanding lengan kirinya yang kecil dan sempit. Imam
Syafi'i bukannya komplain dan marah kepada tukang jahit itu, malah
berterima kasih.
Kata Imam Syafi'i, "Kebetulan,
saya suka menulis dan lengan yang lebih longgar ini memudahkan saya
untuk menulis sebab lebih leluasa bergerak".
Indah hidup ini kalau
tidak ada benci. Ini bukan berarti kita harus menahan marah. Yang kita
lakukan adalah bagaimana menjadikan diri ini penuh cinta sehingga
potensi kemarahan kita berkurang. Kita punya hak untuk marah, dan itu
harus diungkapkan dengan proporsional,ayo di cba sahabtku,terapkanlah.
Jangan karena makanan sedikit
kurang enak lalu marah. Istri salah sedikit marah. Banyak hal yang
membuat kita marah. Akan tetapi, selesaikah persoalan dengan marah?
Semakin meningkat kadar cinta
maka semakin mesra pula belaian Allah SWT. Bagaimanakah nikmatnya
belaian Allah SWT? Bayangkanlah seorang bayi yang dibelai ibunya.
Tersenyum, dan sekelilingnya menggoda. Itu baru belaian makhluk. Apalagi
belaian Sang Pencipta.Bagaimana sahabatku????
Namun KETIKA CINTA SUDAH MENEMUKAN TITIK JENUH apa yang terjadi?
ungkapan yang dulu membuat tersenyum kini berumah menjadi tangisan, balutan cinta yang dulu dicurahkan dengan penuh kasih sayang kini berubah menjadi kebencian, romansa cinta yang dulu terasa milik berdua kni berumah hancur bagai kristal jatuh terbentur lantai menjadi berserakan. lantas cinta bagaimanakah yan akan tetap ada???
Kita kembalikan kepada Sang Pemilik Cinta yang Hakiki Cinta kita kepada Allah tak bisa dibandingkan dengan cinta kita kepada makhluknya, Cinta dmana akan menimbulkan sebuah kesengsaraan , kesedihan,penyesalan tanpa ujung haya karena KEPERCAYAA DAN PERASAAN yang diolah tidak pada tempatnya.Cinta yang sejati pada-NYA tidak akan timbul rasa jenuh.
Kita kembali koreksi diri bagaimanakah cinta kita terhadap pasangan? terhadap orang tua? terhadap siapapun juga yang terpenting jangan melupakan cinta kita kepada Yang Maha Kuasa.
Itu sebabnya mengapa suatu saat muncul ungkapan mencintaimu tak seindah yang kubayangkan karena masih kurangnya komunikasi kepercayaan dan perasaan yang tidak ditempatkan pada tempatnya.
Demikian semoga menjadi renungan dan motivasi yang bermanfaat bagi kita semua amin.