dbo:abstract
|
- ليس هنالك إجماع عالمي على تعريف الإرهاب، (بالإنجليزية: Definition of terrorism)، إذ تستخدم العديد من الأنظمة القانونية المختلفة والوكالات الحكومية تعاريف مختلفة، وعلاوةً على ذلك، كانت لدى الحكومات ممانعة لتكوين تعريف متوافق عليه ومترابط قانونيا. تزداد الصعوبات لأن المصطلح أصبح مشحونًا سياسيًا وعاطفيًا. في الولايات المتحدة الأمريكية، يعرف الإرهاب في المادة 22 من الفصل 38 من القانون الأمريكي 2656f «كعنف محرك سياسيًا ومرتب له مسبقًا مرتكب ضد أهداف معادية بواسطة مجاميع دون وطنية أو وكالات سرية» ويعرف الإرهاب على أنه:
* استخدام العنف أو التهديد به لخدمة أهداف سياسية، دينية، أيديولوجية، اجتماعية، والأفعال المرتكبة من قبل جهات فاعلة غير حكومية أو (الشخصيات المتخفية الذين يخدمون نيابًة عن حكوماتهم) .
* الأفعال التي تتسبب في وقوع ضحايا وإيقاع الضرر بأكبر قدر من أفراد المجتمع.
* كل من Mala prohibit (الجرائم التي تقر بأنها غير قانونية بواسطة التشريع القانوني) و Mala in se (الجرائم التي هي متوارثة على أنها غير أخلاقية أو خاطئة). لا تندرج أعمال العنف التالية تحت مسمى الإرهاب:
* أفعال أوقات الحرب (من ضمنها الحرب المعلنة) أو وقت السلام المرتكبة من قبل ولاية أو أمة ضد أمة أخرى بغض النظر عن القانونية وغير القانونية المؤدية بواسطة قوات موحدة أو وحدات قتالية قانونية لمثل هكذا ولايات الأفعال المسؤولة للدفاع عن النفس كاستخدام القوة في القتل، الحجز أو إلقاء القبض أو معاقبة المجرمين الذين يشكلون تهديدًا على البشر والممتلكات.
* الأهداف المرخصة في الحروب، كالوحدات القتالية للأعداء والبنى التحتية الاستراتيجية التي تشكل جزءًا أساسيًا من جهد الحرب للأعداء.
* الأضرار المؤكد للأهداف الثانوية غير القتالية خلال هجمة أو محاولة للهجوم على أهداف مرخصة. هنالك العديد من الأسباب لفشل تحقيق توافق عالمي فيما يخص تعريف الإرهاب في بحث مختصر لعضو البرلمان الأسترالي، أنغوس مارتين «ذاكرًا فيه أن المجتمع الدولي لم ينجح أبدًا في تطوير تعريف مقبول ومفهوم للإرهاب». خلال 1970 وال1980 حاولت الأمم المتحدة تعريف المصطلح المنشأ رئيسيًا بسبب الاختلافات في الرأي بين الأعضاء مختلفين حول استخدام العنف في سياق الصراعات على الحرية وتحديد المصير الذاتي. هذه الأمور المستعصية جعلته مستحيلًا لاستخلاص تعريف مفهوم للإرهاب العالمي والذي يجمع أو يضم ترابط الجزء مع الكل، ترابطاً قانونياً، تعريف قانوني جزائي للإرهاب. وفي الوقت الحالي، تبنى المجتمع الدولي سلسلة من الاتفاقات الإقليمية التي تعرف وتجرم أنواع عديدة من الأنشطة الإرهابية .بالإضافة إلى ذلك، منذ 1994، أدانت الهيئة العامة للأمم المتحدة الأفعال الإرهابية مستعملة الوصف السياسي التالي للإرهاب: الأفعال الإجرامية المنوية أو المحسوب لها لتسبب حالة من الذعر للملأ العام، مجموعة من الأشخاص أو شخص معين لأغراض سياسية هي غير مبررة في أي ظرف، مهما كان الاعتبار للفلسفة السياسية، أو الأيديولوجية العنصرية، العرقية، دينية أو أي طبيعة أخرى والتي يمكن أن تكون مقصودة لتبريرهم. أجريت دراسة في عام 2003 من قبل جيفري ريكورد للجيش الأمريكي اقتبست مصدر (شميد وجونغمان 1988) والتي عدت 109 تعريف للإرهاب والتي غطت مجموعة 22 عنصر تعريفي مختلف. وأكمل ريكورد قائلًا: وعد خبير الإرهاب والتر لاكيوير حوالي 100 تعريف واستنتج فقط أن الخصائص العامة والمتفق عليها بشكل عام هي أن الإرهاب يتضمن العنف وتهديد العنف. حتى الآن الإرهاب هو بالكاد النشاط الوحيد الذي يتضمن العنف وتهديد العنف. وكذلك الحرب، الدبلوماسية القسرية وشجارات البارات. (ar)
- There is no universal agreement on the legal definition of terrorism, although there exists a consensus academic definition created by scholars. Various legal systems and government agencies use different definitions of terrorism, and governments have been reluctant to formulate and agreed-upon a legally binding definition. Difficulties arise from the fact that the term has become politically and emotionally charged. A simple definition proposed to the United Nations Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPCJ) by terrorism studies scholar Alex P. Schmid in 1992, based on the already internationally accepted definition of war crimes, as "peacetime equivalents of war crimes", was not accepted. Scholars have worked on creating various academic definitions, reaching a consensus definition published by Schmid and A. J. Jongman in 1988, with a longer revised version published by Schmid in 2011, some years after he had written that "the price for consensus [had] led to a reduction of complexity". The United Nations General Assembly condemned terrorist acts by using the following political description of terrorism in December 1994 (GA Res. 49/60): Criminal acts intended or calculated to provoke a state of terror in the general public, a group of persons or particular persons for political purposes are in any circumstance unjustifiable, whatever the considerations of a political, philosophical, ideological, racial, ethnic, religious or any other nature that may be invoked to justify them. In the United States of America, terrorism is defined in Title 22 Chapter 38, of the U.S. Code as "premeditated, politically motivated violence perpetrated against noncombatant targets by subnational groups or clandestine agents". (en)
- La définition du terrorisme couvre, au sens le plus large, l'utilisation de la violence intentionnelle pour atteindre des objectifs idéologiques, qu'ils soient politiques ou religieux. Il existe différentes définitions, mais seules les définitions académiques font consensus, dont en particulier celle publiée par Schmid et AJ Jongman en 1988 et revisitée en 2011[réf. nécessaire]. Il est également défini dans des textes légaux de différents États comme un crime. Des principes communs définissant le terrorisme sont aussi nécessaires pour établir un consensus sur le phénomène au niveau du droit international et pour favoriser la coopération entre les corps de sécurité de différents pays dans la lutte anti-terroriste. Ces principes communs situeraient le terrorisme entre un acte de guerre en temps de paix et un crime de guerre commis par un organisme non étatique. (fr)
- Teror atau Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme sering kali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan. Tindakan teror tidaklah sama dengan vandalisme, yang motifnya merusak benda-benda fisik. Teror berbeda pula dengan mafia. Tindakan mafia menekankan , tutup mulut, sebagai sumpah. Omerta merupakan bentuk ekstremloyalitas dan solidaritas kelompok dalam menghadapi pihak lain, terutama penguasa. Berbeda dengan Yakuza atau mafia Cosa Nostra yang menekankan kode omerta, kaum teroris modern justru sering kali mengeluarkan pernyataan dan tuntutan. Mereka ingin menarik perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media massa untuk menyuarakan pesan perjuangannya. Namun, belakangan, kaum teroris semakin membutuhkan dana besar dalam kegiatan globalnya, sehingga mereka tidak suka mengklaim tindakannya, agar dapat melakukan upaya mengumpulkan dana bagi kegiatannya. Mengenai pengertian yang baku dan definitive dari apa yang disebut dengan Tindak Pidana Terorisme itu, sampai saat ini belum ada keseragaman. Menurut Prof. M. Cherif Bassiouni, ahli Hukum Pidana Internasional, bahwa tidak mudah untuk mengadakan suatu pengertian yang identik yang dapat diterima secara universal sehingga sulit mengadakan pengawasan atas makna Terorisme tersebut. Oleh karena itu menurut Prof. Brian Jenkins, Phd., Terorisme merupakan pandangan yang subjektif.Tidak mudahnya merumuskan definisi Terorisme, tampak dari usaha Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan membentuk Ad Hoc Committee on Terrorism tahun 1972 yang bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan definisi.Pengertian paling otentik adalah pengertian yang diambil secara etimologis dari kamus dan ensiklopedia. Dari pengertian etimologis itu dapat diintepretasikan pengembangannya yang biasanya tidak jauh dari pengertian dasar tersebut. Menurut Black’s Law Dictionary, Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana (Amerika atau negara bagian Amerika), yang jelas dimaksudkan untuk:a. mengintimidasi penduduk sipil.b. memengaruhi kebijakan pemerintah.c. memengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan atau pembunuhan . Muladi memberi catatan atas definisi ini, bahwa hakikat perbuatan Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan, pembajakan maupun penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu, kelompok, atau negara. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah munculnya rasa takut, pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak Asasi Manusia, dan kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan tuntutan politik lain. Menurut Webster’s New World College Dictionary (1996), definisi Terorisme adalah “the use of force or threats to demoralize, intimidate, and subjugate.”Doktrin membedakan Terorisme kedalam dua macam definisi, yaitu definisi tindakan teroris (terrorism act) dan pelaku terorisme (terrorism actor). Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa tindakan yang tergolong kedalam tindakan Terorisme adalah tindakan-tindakan yang memiliki elemen: 1.
* kekerasan 2.
* tujuan politik 3.
* teror/intended audience. Definisi akademis tentang Terorisme tidak dapat diselaraskan menjadi definisi yuridis. Bahkan Amerika Serikat yang memiliki banyak act yang menyebut kata terrorism atau terrorist didalamnya, sampai saat ini pun masih belum dapat memberikan standar definisi tentang Terorisme, baik secara akademis maupun yuridis. Sejauh ini, Terorisme hanya dapat dikategorikan sebagai kejahatan dalam hukum internasional bila memenuhi kriteria yang disebutkan dalam 12 konvensi multilateral yang berhubungan dengan Terorisme yaitu: 1.
* Convention on Offences and Certain Other Acts Committed On Board Aircraft (“Tokyo Convention”, 1963). 2.
* Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft (“Hague Convention”, 1970). 3.
* Convention for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety of Civil Aviation (“Montreal Convention”, 1971). 4.
* Convention on the Prevention and Punishment of Crimes Against Internationally Protecred Persons, 1973. 5.
* International Convention Against the Taking og Hostages (“Hostages Convention”, 1979). 6.
* Convention on the Physical Protection of Nuclear Material (“Nuclear Materials Convention”, 1980). 7.
* Protocol for the Suppression of Unlawful Acts of Violence at Airports Serving International Civil Aviation, supplementary to the Convention for the Suppression of Unlawful Acts against the Safety of Civil Aviation, 1988. 8.
* Convention for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety of Maritime Navigation, 1988. 9.
* Protocol for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety of Fixed Platforms Located on the Continental Shelf, 1988. 10.
* Convention on the Marking of Plastic Explosives for the Purpose of Detection, 1991. 11.
* International Convention for the Suppression of Terrorist Bombing (1997, United Nations General Assembly Resolution). 12.
* International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999. Definisi yang dikemukakan oleh beberapa lembaga maupun penulis, antara lain: Menurut Brian Jenkins,Terrorism is the use or threatened use of force designed to bring about political change. Menurut Walter Laqueur,Terrorism consitutes the illegitimate use of force to achieve a political objective when innocent people are targeted. Menurut James M. Poland.Terrorism is the premeditated, deliberate, systematic murder, mayhem and threatening of the innocent to create fear and intimidation, in order to gain a political or tactical advantage, usually to influence audience. Menurut Vice President’s Task Force, 1986.Terrorism is the unlawful use or threat of violence against persons or property to further political or social objectives. It is usually intended to intimidate or coerce a government, individuals or groups, or to modify their behavior or politics. Menurut US Central Intelligence Agency (CIA).Terorisme Internasional adalah Terorisme yang dilakukan dengan dukungan pemerintah atau organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga atau pemerintahan asing . Menurut US Federal Bureau of Investigation (FBI).Terorisme adalah penggunaan kekuasaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau harta untuk mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil dan elemen-elemennya untuk mencapai tujuan-tujuan sosial atau politik . Menurut The U.S. by the Code of Federal Regulations, Terorisme adalah:"..the unlawful use of force and violence against persons or property to intimidate or coerce a government, the civilian population, or any segment thereof, in furtherance of political or social objectives." (28 C.F.R. Section 0.85) . Academic Consensus Definition (1988)“Terrorism is an anxiety-inspiring method of repeated violent action, employed by (semi-) clandestine individual, group, or state actors, for idiosyncratic, criminal or political reasons, whereby—in contrast to assassination—the direct targets of attacks are not the main targets. The immediate human victims of violence are generally chosen randomly (targets of opportunity) or selectively (representative or symbolic targets) from a target population, and serve as message generators. Threat—and violence—based communication processes between terrorist (organization), (imperiled) victims, and main targets are used to manipulate the main target (audience(s)), turning it into a target of terror, a target of demands, or a target of attention, depending on whether intimidation, coercion, or propaganda is primarily sought” (Schmid) .Tiga unsur definisi di atas, yaitu motif politik, rencana atau niat dan penggunaan kekerasan. Menurut US Departements of State and Defense.Terorisme adalah kekerasan yang bermotif politik dan dilakukan oleh agen negara atau kelompok subnasional terhadap sasaran kelompok non kombatan. Biasanya dengan maksud untuk memengaruhi audien. Terorisme internasional adalah terorisme yang melibatkan warga negara atau wilayah lebih dari satu negara . Menurut States of the South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) Regional Convention on Suppression of Terrorism.Terorisme meliputi: 1.
* Kejahatan dalam lingkup “Konvensi untuk Pembasmian Perampasan Tidak Sah atas Keselamatan Penerbangan Sipil”, ditandatangani di Hague, 16 Desember 1970. 2.
* Kejahatan dalam lingkup “Konvensi untuk Pembasmian Perampasan Tidak Sah atas Keselamatan Penerbangan Sipil”, ditandatangani di Montreal, 23 September 1970. 3.
* Kejahatan dalam lingkup “Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman atas Tindak Pidana Terhadap Orang-Orang yang secara Internasional Dilindungi, termasuk Agen-Agen Diplomatik”, ditandatangai di New York, 14 Desember 1973. 4.
* Kejahatan dalam lingkup konvensi apapun dimana negara-negara anggota SAARC adalah pihak-pihak yang mengharuskan anggotanya untuk menuntut atau melakukan ekstradisi. 5.
* Pembunuhan, pembantaian, serangan yang mencelakakan badan, penculikan, kejahatan yang berhubungan dengan senjata api, senjata, bahan peledak dan bahan-bahan lain yang jika digunakan untuk melakukan kejahatan dapat berakibat kematian atau luka yang serius atau kerusakan berat pada harta milik. Menurut The Arab Convention on the Suppression of Terrorism, senada dengan Convention of the Organisation of the Islamic Conference on Combating International Terrorism, 1999.Terorisme adalah tindakan atau ancaman kekerasan apapun motif dan tujuannya, yang terjadi untuk menjalankan agenda tindak kejahatan individu atau kolektif, yang menyebabkan teror di tengah masyarakat, rasa takut dengan melukai mereka atau mengancam kehidupan, kebebasan, atau keselamatan atau bertujuan untuk menyebabkan kerusakan lingkungan atau harta publik maupun pribadi atau menguasai dan merampasnya atau bertujuan untuk mengancam sumber daya nasional.Disebut juga bahwa tindak pidana terorisme adalah tindakan kejahatan dalam rangka mencapai tujuan teroris di negara-negara yang menjalin kontak atau melawan warga negara, harta milik atau kepentingannya yang diancam hukuman dengan hukuman domestik. Tindak kejahatan yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi sebagai berikut, kecuali yang belum diratifikasi oleh negara-negara yang menjalin kontak atau dimana kejahatan-kejahatan tersebut dikecualikan oleh perundang-undangan mereka. Juga dianggap sebagai tindak kejahatan teroris, adalah tindakan yang melanggar antara lain ke 12 konvensi multilateral yang telah disebutkan di atas. Menurut Treaty on Cooperation among the States Members of the Commonwealth of Independent States in Combating Terrorism, 1999.Terorisme adalah tindakan illegal yang diancam dengan hukuman dibawah hukum pidana yang dilakukan dengan tujuan merusak keselamatan publik, memengaruhi pengambilan kebijakan oleh penguasa atau menteror penduduk dan mengambil bentuk: 1.
* Kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang biasa atau orang yang dilindungi hukum. 2.
* Menghancurkan atau mengancam untuk menghancurkan harta benda dan objek materi lain sehingga membahayakan kehidupan orang lain. 3.
* Menyebabkan kerusakan atas harta benda atau terjadinya akibat yang membahayakan bagi masyarakat. 4.
* Mengancam kehidupan negarawan atau tokoh masyarakat dengan tujuan mengakhiri aktivitas publik atau negaranya atau sebagai pembalasan terhadap aktivitas tersebut. 5.
* Menyerang perwakilan negara asing atau staf anggota organisasi internasional yang dilindungi secara internasional begitu juga tempat-tempat bisnis atau kendaraan orang-orang yang dilindungi secara internasional. 6.
* Tindakan lain yang dikategorikan sebagai teroris dibawah perundang-undangan nasional atau instrumen legal yang diakui secara internasional yang bertujuan memerangi terorisme. Menurut Konvensi ini, bahwa perjuangan dengan cara apapun juga untuk melawan pendudukan dan agresi asing untuk kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri, seduai dengan asas-asas hukum internasional, tidak merupakan Tindak Pidana Terorisme . Menurut Organisation of African Unity (OAU), 1999.Tindakan teroris merupakan tindakan pelanggaran terhadap hukum pidana “negara anggota” dan bisa membahayakan kehidupan, integritas fisik atau kebebasan atau menyebabkan luka serius atau kematian bagi seseorang, sejumlah orang atau sekelompok orang, atau menyebabkan atau dapat menyebabkan kerugian bagi harta, sumber alam atau lingkungan atau warisan budaya seseorang atau publik dan diperhitungkan atau dimaksudkan untuk: 1.
* mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menekan, atau memengaruhi pemerintah, badan, institusi, publik secara umum atau lapisan masyarakat untuk melakukan atau abstain dari melakukan sebuah tindakan atau untuk mengadopsi atau meninggalkan pendirian tertentu atau untuk bertindak menurut prinsip-prinsip tertentu, atau 2.
* mengganggu pelayanan publik, pemberian pelayanan esensial kepada publik atau untuk menciptakan darurat publik, atau 3.
* menciptakan pemberontakan umum di sebuah negara. 4.
* promosi, sponsor, kontribusi, perintah, bantuan, gerakan, dorongan, usaha, ancaman, konspirasi, pengorganisasian atau perekrutan seseorang dengan niat untuk melakukan tindakan yang disebutkan pada paragraph 1) sampai 3). Sebagaimana The Arab Convention on the Suppression of Terrorism 1998 dan Convention of the Organisation of the Islamic Conference on Combating International Terrorism, 1999, menurut Konvensi ini, perjuangan bersenjata melawan penduduk, agresi, kolonialisme dan hegemoni asing dengan tujuan kemerdekaan dan menentukan nasib sendiri sesuai dengan prinsip hukum internasional tidak dianggap sebagai kejahatan Terorisme . Menurut Terrorism Act 2000, UK.Terorisme mengandung arti sebagai penggunaan atau ancaman tindakan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1.
* aksi yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang, kerugian berat pada harta benda, membahayakan kehidupan seseorang, bukan kehidupan orang yang melakukan tindakan, menciptakan risiko serius bagi kesehatan atau keselamatan publik atau bagian tertentu dari publik atau didesain secara serius untuk campur tangan atau mengganggu sistem elektronik. 2.
* penggunaan atau ancaman didesain untuk memengaruhi pemerintah atau untuk mengintimidasi publik atau bagian tertentu publik. 3.
* penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan mencapai tujuan politik, agama atau ideologi. 4.
* penggunaan atau ancaman yang masuk dalam subseksi 1) yang melibatkan penggunaan senjata api atau bahan peledak. Menurut European Convention on the Suppression of Terrorism, 1977. 1.
* kejahatan dalam lingkup Konvensi untuk Pembasmian Perampasan Tidak Sah atas Pesawat Terbang, ditandatangani di Hague, Desember 1970. 2.
* kejahatan dalam lingkup Konvensi untuk Pembasmian Tindakan Tidak Sah atas Keselamatan Penerbangan Sipil, ditandatangani di Montreal 23 September 1971. 3.
* kejahatan berat yang melibatkan serangan atas integritas fisik dan kehidupan atau kebebasan orang-orang yang dilindungi secara internasional, termasuk agen-agen diplomatic. 4.
* kejahatan yang melibatkan penculikan, penyanderaan atau penahanan berat yang tidak sah. 5.
* kejahatan yang melibatkan penggunaan bom, granat, roket, senjata otomatis, atau surat atau paket bom jika penggunaannya membahayakan orang lain. 6.
* usaha untuk melakukan kejahatan atau berpartisipasi sebagai kaki tangan seseornag yang melakukan atau berusaha melakukan kejahatan tersebut. 7.
* kejahatan serius yang melibatkan tindakan kekerasan, selain dari yang tercakup dalam artikel 1) sampai 6) jika tindakan tersebut menimbulkan bahaya kolektif bagi orang lain. 8.
* usaha untuk melakukan kejahatan yang tersebut sebelumnya atau berpartisipasi sebagai kaki tangan seseorang yang melakukan kejahatan tersebut. Menurut konvensi ini, percobaan melakukan Terorisme disamakan dengan delik selesai dan pembantuan disamakan kualifikasinya dengan si pelaku . Menurut Muhammad Mustofa.Terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang ditujukan kepada sasaran secara acak (tidak ada hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada kerusakan, kematian, ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massal . Menurut Charles Kegley dan Eugene Witkoff (The Global Agendas Issues and Perspectives), mengemukakan sebanyak 109 definisi tentang terorisme, namun para ahli setuju bahwa Terorisme adalah suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan ancaman kekerasan guna menimbulkan rasa takut dan korban sebanyak-banyaknya secara tidak beraturan. Menurut Conway Henderson (International Relations Cobflict and Cooperaion at the turn of 21th Century), menyatakan bahwa:Terorisme adalah suatu aksi kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau jaringan, dimaksudkan untuk menciptakan suasana atau keadaan berbahaya serta penuh ketakutan dan bisa muncul tanpa motif apapun . Menurut Konvensi PBB tahun 1937,Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas . Menurut US Department of Defense tahun 1990,Terorisme adalah perbuatan melawan hukum atau tindakan yang mengan-dung ancaman dengan kekerasan atau paksaan terhadap individu atau hak milik untuk memaksa atau mengintimidasi pemerintah atau masyarakat dengan tujuan politik, agama atau ideologi . Menurut Hukum Amerika Serikat, rumusan terorisme dalam United States Code, Section 2656f(d):premeditated, politically motivated violence perpetuated against noncombatant targets, usually intended to influence an audience. Definisi ini memberi tekanan pada motivasi politik, namun mengenai sasaran Terorisme, hanya memperhatikan sasaran sipil . Menurut TNI - AD, berdasarkan Bujuknik tentang Anti Teror tahun 2000, terorisme adalah cara berpikir dan bertindak yang menggunakan teror sebagai tehnik untuk mencapai tujuan. Menurut .Terorisme adalah suatu cara untuk merebut kekuasaan dari kelompok lain, dipicu antara lain karena adanya pertentangan agama, ideologi dan etnis serta kesenjangan ekonomi, serta tersumbatnya komunikasi rakyat dengan pemerintah, atau karena adanya paham separatisme dan ideologi fanatisme . Menurut The Prevention of Terrorism (Temporary Provisions) act, 1984, Pasal 14 ayat 1 sebagai berikut:“Terrorism means the use of violence for political ends and includes any use of violence for the purpose putting the public or any section of the public in fear.” Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror. Kegiatan Terorisme dilakukan umumnya dengan sasaran acak, bukan langsung kepada lawan, sehingga dengan dilakukan teror tersebut, diharapkan akan didapatkan perhatian dari pihak yang dituju. Menurut Laqueur (1999), setelah mengkaji lebih dari seratus definisi Terorisme, menyimpulkan adanya unsur yang paling menonjol dari definisi-definisi tersebut yaitu bahwa ciri utama dari Terorisme adalah dipergunakannya kekerasan atau ancaman kekerasan. Sementara motivasi politis dalam Terorisme sangant bervariasi, karena selain bermotif politis, Terorisme sering kali dilakukan karena adanya dorongan fanatisme agama . Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana Terorisme, diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika: 1.
* Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 6). 2.
* Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7). Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.Dari banyak definisi yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah: 1.
* Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut. 2.
* Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu. 3.
* Menggunakan kekerasan. 4.
* Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi pemerintah. 5.
* Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama. (in)
- テロリズムの定義(テロリズムのていぎ)に関する普遍的な合意はない。様々な法制度と諸官庁が異なった定義を用いている。その上、諸政府は意見を一致させた法的拘束力のある明確な定義を下そうとはしてこなかった。これらの困難な状況は、その用語が政治的に、そして感情的に変化するという事実から生じる。例えば、アメリカ合衆国では、合衆国法典第22編第38章第2656f条において、テロリズムとは「準国家的集団又は秘密の代理人による、非戦闘員を標的とし、事前に計画された政治的な動機を持つ暴力をいう」と定義されている。テロリズムの教科書に載っている定義には、以下のようなものが含まれている:
* テロリズムは、政治目的、宗教的又はイデオロギー的な変化を追求しようとして、特に民間人に対して、暴力又はその脅威を行使することである。
* テロリズムは非国家主体又はその各々の政府のために仕えている秘密捜査員によってのみ関与され得る。
* テロリズムは直接の対象となる犠牲者以外にも影響が及び、より広範囲にわたる社会から成る標的にも向けられる。
* テロリズムは「禁じられた悪(ラテン語:mala prohibita)」(すなわち、法律により違法とされた犯罪。法定犯。)であり、かつ「それ自体の悪(ラテン語:mala in se)」(すなわち、本来的な不道徳または不正。自然犯。)でもある。 以下に示す暴力またはその脅威の判定基準はテロリズムの定義には該当しない:
* 戦時(布告された戦争も含む)または平時の暴力行為で、合法か違法かを問わず、国民国家が別の国民国家に対して関与し、適切に制服を着た軍隊またはそのような国民国家の合法的な戦闘員により実行される行為。
* 人命または財産を脅威に晒す犯罪者を殺傷、逮捕、または処罰するための武力行使のような正当な自衛行為。
* 敵の戦闘員と敵のの不可欠な部分である戦略的なインフラストラクチャーのような、戦争における合法的目標。
* 戦争で合法的目標を攻撃する試みまたはその攻撃中に、非戦闘員の目標に付随的な損害を与えることを含む、付帯的損害。 なぜテロリズムの定義に関する普遍的な合意がないのかについては、多くの理由がある。Angus Martynは、オーストラリア議会に提出した報告資料の中で、「国際社会は一般に受け入れられる包括的なテロリズムの定義を作り上げることに成功したことがない。1970年代から1980年代の間、その用語を定義しようとした国際連合の試みは、主に暴力の行使について、や民族自決の文脈の中で、様々なメンバー間で意見が一致しなかったために行き詰まった。」と述べている。これらの意見の相違は、単一の、包括的な、法的拘束力のある、刑法のテロリズムの定義を取り入れるの締結を不可能にしてしまっている。 その間、国際社会は様々な種類のテロリストの活動を定義し、それを違法とする一連のセクター別の協定を採択した。加えて、1994年以来、国際連合総会は次のようなテロリズムの政治的説明を用いてテロリストの行為を非難している:「政治目的で、一般の人々、集団または特定の人々の間に恐怖の状態を引き起こすために意図された、または計算された犯罪行為は、それらを正当化するために引き合いに出されることがある、政治的、哲学的、イデオロギー的、人種的、民族的、宗教的またはその他の性質を帯びた理由が何であれ、いかなる場合も。」 2003年のJeffrey Recordによる研究では、1988年のアメリカ陸軍による研究 (Schmid and Jongman 1988) を引用して、(1988年当時までに)テロリズムの定義の数は109を数え、合計22個の異なる定義要素を含んでいたという。さらにRecordは続けて「テロリズムの専門家Walter Laqueurも100を超える定義を数えており、“それに対してただ一つ、一般的に合意を得た一般的特徴は、テロリズムは暴力や暴力の脅威を伴うということだ”と結論づけた。けれども、別にテロリズムも暴力や暴力の脅威を伴う唯一の企てではない。戦争、威圧的な外交、そして酒場での乱闘騒ぎもそうである。」と述べた。 (ja)
- O termo terrorismo é uma categoria que resiste a uma definição consistente. Apesar disso ele é passível de definição. (pt)
|