Pascakapitalisme
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Pascakapitalisme mencakup beberapa proposal sistem ekonomi baru untuk menggantikan kapitalisme, atau berspekulasi tentang nasib dari bentuk tatanan sosial ekonomi saat ini. Menurut beberapa pendapat Marxis klasik, dan beberapa teori evolusi sosial, masyarakat pascakapitalis dapat muncul sebagai hasil dari evolusi spontan ketika kapitalisme menjadi usang. Lainnya menganjurkan model yang secara sengaja menggantikan kapitalisme. Paling menonjol di antaranya adalah sosialisme dan anarkisme.
Pada 1993, Peter Drucker menguraikan kemungkinan evolusi masyarakat kapitalis dalam bukunya, Post-Capitalist Society.[1] Buku ini menyatakan bahwa pengetahuan - dibandingkan modal, lahan, atau tenaga kerja - adalah basis baru kekayaan. Kelas-kelas masyarakat yang sepenuhnya pascakapitalis diharapkan akan terbagi menjadi pekerja pengetahuan atau pekerja pelayanan, berbeda dengan kapitalis dan proletariat di masyarakat kapitalis. Di buku itu Drucker memperkirakan transformasi menuju pascakapitalisme akan selesai pada 2010-2020. Drucker juga menganjurkan untuk memikirkan kembali konsep kekayaan intelektual dengan menciptakan sistem lisensi universal.[2] Konsumen dapat berlangganan dengan biaya dan produsen dapat menganggap bahwa semuanya direproduksi dan didistribusikan melalui jejaring sosial.
Pada 2015, menurut Paul Mason, meningkatnya ketimpangan pendapatan, siklus berulang booming dan penurunan ekonomi, serta kontribusi kapitalisme terhadap perubahan iklim telah mendorong para ekonom, pemikir politik dan filsuf untuk mulai mempertimbangkan dengan serius bagaimana tampilan dan fungsi masyarakat pascakalitalis. Pascakapitalisme diharapkan dapat terlaksana dengan kemajuan lebih lanjut dalam otomatisasi dan teknologi informasi - keduanya secara efektif membuat biaya produksi cenderung mendekati nol.[3]
Nick Srnicek dan Alex Williams mengidentifikasi krisis dalam kemampuan dan kemauan kapitalisme untuk mempekerjakan semua anggota masyarakat, dengan alasan bahwa "ada peningkatan populasi orang-orang yang berada di luar pekerjaan formal dan berupah, mencari nafkah dengan tunjangan kesejahteraan minimal, pekerjaan subsisten informal, atau dengan cara ilegal."[4]
Anarkisme
sunting- Komunisme anarkis, gabungan antara komunisme dan anarkisme yang menganjurkan (antara lain) pengambilan keputusan dengan demokrasi langsung dan/atau konsensus, penghapusan negara dan penghapusan kepemilikan pribadi atas alat produksi.
- Anarkisme pascakelangkaan, sistem ekonomi yang didasarkan pada ekologi sosial, munisipalisme libertarian dan berlimpahnya sumber daya fundamental.
- Anarko-sindikalisme, ideologi yang berpusat pada manajemen mandiri pekerja, sosialisme dan demokrasi langsung.
Sosialisme
sunting- Sosialisme, sistem yang didasarkan pada kepemilikan sosial atas alat produksi, di mana produksi dilaksanakan untuk secara langsung menghasilkan nilai guna, yang mencakup bentuk perhitungan tanpa uang seperti perhitungan sumber daya fisik atau waktu kerja, serta didasarkan pada produksi langsung utilitas dibandingkan hukum kapitalis tentang akumulasi dan nilai. Beberapa model sosialisme menganjurkan perencanaan ekonomi untuk mengalokasikan faktor produksi sebagai ganti pasar modal, sementara model lainnya menganjurkan untuk mempertahankan alokasi barang modal berbasis pasar.
- sosialisme terencana, tipe sosialisme di mana beberapa bentuk perencanaan ekonomi menggantikan pasar untuk mengalokasikan faktor produksi dan untuk mengoordinasi ekonomi. Ada berbagai jenis perencanaan, termasuk perencanaan terpusat dan perencanaan terdesentralisasi; perencanaan keseimbangan material, perencanaan masukan-keluaran dan perencanaan terkomputerisasi.
- Sosialisme pasar, tipe sosialisme yang didiasarkan pada sosialisasi dan kepemilikan publik atau kepemilikan koperasi atas alat produksi, tetapi mempertahankan perhitungan moneter dan kompetisi pasar, serta memanfaatkan pasar sebagai cara utama untuk mengalokasikan faktor produksi.
Lihat pula
sunting- Antikapitalisme
- Produksi sejawat berbasis commons
- Kritik terhadap kapitalisme
- Sejarah ekonomi dunia
- Ekokomunalisme
- Ekonomi evolusioner
- Sistem ekonomi P2P
- Pascademokrasi
- Ekonomi pascakelangkaan
- Ekonomi berbasis sumber daya
- Ekonomi berbagi
- Perdebatan kalkulasi sosialis
- Evolusi sosial
- Solusi
- The Venus Project
- The Zeitgeist Movement
- Materialisme sejarah
Referensi
sunting- ^ Drucker, Peter F. (1993). Post-Capitalist Society. HarperInformation. ISBN 978-0-7506-0921-0.
- ^ Schwartz, Peter (1 March 1993). "Post-Capitalist". WIRED. Diakses tanggal 17 March 2016.
- ^ Mason, Paul (2015). PostCapitalism: A Guide to our Future. Allen Lane. ISBN 9781846147388.
- ^ Srnicek, Nick; Williams, Alex. Inventing the Future: Postcapitalism and a World Without Work. Verso Books. pp. 103–104. ISBN 9781784780968
Bacaan lebih lanjut
sunting- Albert, Michael. Parecon: Life After Capitalism. London: Verso, 2003.
- Ankerl, Guy C. Beyond Monopoly Capitalism and Monopoly Socialism: Distributive Justice in a Competitive Society. Cambridge MA: Schenkman, 1978.
- The Associative Economy: Insights beyond the Welfare System and into Post-Capitalism.
- Gibson-Graham, J. K. (2006). A Postcapitalist Politics. University of Minnesota Press. ISBN 978-0816648047
- Mason, Paul (2015). PostCapitalism: A Guide to our Future, London: Allen Lane. ISBN 9781846147388.
- Rifkin, Jeremy (2014). The Zero Marginal Cost Society: The Internet of Things, the Collaborative Commons, and the Eclipse of Capitalism. St. Martin's Press. ISBN 978-1137278463
- Shutt, Harry (2010). Beyond the Profits System: Possibilities for the Post-Capitalist Era. Zed Books. ISBN 978-1848134171.
- Srnicek, Nick and Alex Williams. Inventing the Future: Postcapitalism and a World Without Work. London: Verso, 2015. ISBN 1784780960.
- Steele, Ramsay Steele (1999). From Marx to Mises: Post-Capitalist Society and the Challenge of Economic Calculation. Open Court. ISBN 978-0875484495.
- Wright, Erik O. Envisioning Real Utopias. London: Verso, 2010.