Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Open Society Foundations

(Dialihkan dari Open Society Institute)

Open Society Foundations (OSF), sebelumnya Open Society Institute, adalah jaringan hibah internasional yang didirikan oleh tokoh bisnis George Soros.[2] Open Society Foundations merupakan bagian dari jaringan Soros Foundation dan membantu kelompok masyarakat sipil di seluruh dunia secara finansial. Yayasan ini aktif di bidang kehakiman, pendidikan, kesehatan publik, dan media independen.[3][4]

Open Society Foundations
Tanggal pendirianApril 1993; 31 tahun lalu (1993-04)
PendiriGeorge Soros
TipeYayasan swasta
Lokasi
AsalOpen Society Institute
Wilayah layanan
Global
Tokoh penting
Dana abadi$19,590,570,302[1]
Situs webopensocietyfoundations.org Sunting ini di Wikidata

Open Society Foundations memiliki cabang di 37 negara,[5] meliputi sekelompok negara dan yayasan regional, seperti Open Society Initiative for West Africa, dan Open Society Initiative for Southern Africa; markas besarnya berada di Kota New York. Pada 2018 OSF mengumumkan penutupan kantornya di Budapest dan pindah ke Berlin (Eropa).[6]

Sejak didirikan pada tahun 1993, OSF telah melaporkan pengeluaran lebih dari $ 11 miliar.[7] Nama yayasan ini terinspirasi dari buku karya Karl Popper tahun 1945 The Open Society and Its Enemies.[8]

Sejarah

sunting

Pada tanggal 28 Mei 1984, Soros menandatangani kontrak antara Soros Foundation (New York) dan Hungarian Academy of Sciences, akta pendirian Soros Foundation Budapest.[9] Hal ini diikuti oleh beberapa yayasan di kawasan tersebut dalam membantu negara-negara untuk menjauhi komunisme.[10]

Pada tahun 1991, yayasan ini bergabung dengan Fondation pour une Entraide Intellectuelle Européenne, sebuah afiliasi dari Congress for Cultural Freedom yang didirikan pada tahun 1966 untuk mengilhami para ilmuwan Eropa Timur "yang non-konformis" dengan ide-ide anti-totaliter dan kapitalis.[11]

Open Society Institute didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1993 untuk mendukung yayasan Soros di Eropa Tengah dan Timur serta eks Uni Soviet.[5]

Pada bulan Agustus 2010, mulai digunakan nama Open Society Foundation (OSF) untuk lebih mencerminkan peran dermawannya bagi kelompok masyarakat sipil di negara-negara di seluruh dunia.[12]

Soros meyakini tidak akan ada jawaban mutlak untuk pertanyaan politik karena prinsip refleksivitas yang sama berlaku seperti di pasar keuangan.[13]

Pada tahun 2012, Christopher Stone bergabung dengan OSF sebagai presiden kedua. Ia menggantikan Aryeh Neier, yang menjabat sebagai presiden dari 1993 hingga 2012.[14] Stone mengumumkan pada September 2017 bahwa ia mengundurkan diri sebagai presiden.[15]

Pada 2016, OSF dilaporkan menjadi target serangan dunia maya. Dokumen-dokumen dan informasi diduga milik OSF diterbitkan oleh sebuah situs Web. Pelanggaran keamanan dunia maya ini dikatakan memiliki kesamaan dengan serangan yang terkait dengan Rusia dan menargetkan lembaga-lembaga lain, seperti kasus kebocoran surat elektronik Democratic National Committee pada 2016.[16]

Pada 2017, Soros mentransfer dana senilai $ 18 miliar kepada Yayasan ini.[17]

 
George Soros saat pidato di Malaysia

Aktivitas

sunting

Open Society Foundations melaporkan pengeluaran tahunan sebesar $827 juta pada 2014.[18] Anggaran $873 juta pada tahun 2013, digolongkan sebagai anggaran filantropi swasta terbesar kedua di Amerika Serikat, setelah Bill & Melinda Gates Foundation dengan anggaran sebesar $3,9 miliar.[19]

Menurut situs web yayasan ini, pengeluaran tahun 1993–2014 termasuk:[18]

  • $2,9 miliar untuk membela hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan; hak minoritas (etnis, ras, dan agama minoritas); pengguna narkoba; tuna susila; dan komunitas LGBTQ;
  • $2.1 miliar untuk pendidikan;
  • $1.6 miliar untuk mengembangkan demokrasi di Eropa Timur dan bekas Uni Soviet;
  • $1.5 miliar di Amerika Serikat untuk mempromosikan reformasi dalam peradilan pidana, kebijakan obat, perawatan paliatif, pendidikan, imigrasi, persamaan hak, dan pemerintahan yang demokratis;
  • $737 juta untuk masalah kesehatan masyarakat seperti HIV dan AIDS, TB, perawatan paliatif, pengurangan dampak buruk, serta hak-hak pasien;
  • $214 juta untuk memajukan hak masyarakat Roma di Eropa.

Pengeluaran untuk tahun 2014 sudah termasuk:[18]

  • $277.3 juta - Hak dan Keadilan
  • $238.0 juta - Pemerintahan dan Akuntabilitas
  • $116.0 juta - Administrasi
  • $91.7 juta - Pendidikan dan Pemuda
  • $60.0 juta - Kesehatan
  • $43.8 juta - Media dan Informasi.

Dalam jumlah total ini, OSF telah memberikan setidaknya $33 juta kepada organisasi hak-hak sipil dan keadilan sosial di Amerika Serikat.[20] Pendanaan ini termasuk untuk kelompok-kelompok seperti Organization for Black Struggle dan Missourians Organising for Reform and Empowerment yang mendukung protes atas kejadian penembakan Trayvon Martin, kematian Eric Garner, penembakan Tamir Rice dan penembakan Michael Brown.[21][22][23] Menurut Center for Responsive Politics, OSF menghabiskan banyak sumber dayanya untuk perkara-perkara demokratis di seluruh dunia, dan juga berkontribusi pada kelompok-kelompok seperti Tides Foundation.[24]

OSF telah menjadi pendukung keuangan utama reformasi imigrasi AS, termasuk jalur kewarganegaraan bagi imigran gelap.[25]

Proyek-proyek OSF telah memasukkan Kampanye Keamanan Nasional dan Hak Asasi Manusia dan Lindesmith Center, yang melakukan penelitian tentang reformasi obat-obatan.[3]

Library of Congress Soros Foundation Visiting Fellows Program dimulai pada tahun 1990.[26][27]

Pandangan dan pengaruh

sunting

Pada tahun 2007, Nicolas Guilhot (peneliti senior dari French National Centre for Scientific Research) menulis dalam Critical Sociology bahwa OSF berperan mengabadikan institusi yang memperkuat tatanan sosial yang ada, seperti yang telah dilakukan yayasan-yayasan terdahulu Ford Foundation dan Rockefeller Foundation. Guilhot berpendapat bahwa kendali atas ilmu sosial oleh kepentingan-kepentingan uang telah mendepolitisasi bidang ini dan memperkuat pandangan kapitalis atas modernisasi.[28]

Upaya OSF pada tahun 2008 di wilayah Danau Besar Afrika yang bertujuan untuk menyebarkan kesadaran hak asasi manusia di kalangan prustitusi di Uganda dan negara-negara lain di daerah tersebut tidak diterima dengan baik oleh pemerintah Uganda yang menganggap upaya tersebut sebagai cara untuk melegalkan dan melegitimasi prostitusi.[29]

Open Society Foundation telah dikritik editorial-editorial pro-Israel, Tablet Magazine, Arutz Sheva dan Jewish Press, karena mengucurkan dana untuk kelompok-kelompok aktivis Adalah dan I'lam yang mereka anggap sebagai anti-Israel dan mendukung Boikot, Divestasi dan Sanksi. Di antara dokumen-dokumen yang dirilis oleh DCleaks, laporan OSF berbunyi "Karena berbagai alasan, kami ingin membangun portofolio hibah yang beragam dan berurusan dengan Israel serta Negara Palestina, mendanai baik kelompok Yahudi Israel maupun PCI (Warga Palestina Israel) serta membangun portofolio hibah Palestina dan dalam semua kasus untuk menjaga jarak relatif serta low profile—terutama di depan advokasi".[30][31][32]

NGO monitor, sebuah LSM Israel melaporkan, "Soros sering mengkritik kebijakan pemerintah Israel, dan tidak menganggap dirinya seorang Zionis, tetapi tidak ada bukti bahwa ia atau keluarganya memiliki permusuhan atau pertentangan khusus terhadap keberadaan negara Israel. Laporan ini akan menunjukkan bahwa dukungan mereka, dan bahwa Open Society Foundation, tetap sebagai organisasi dengan agenda semacam itu." Laporan itu mengatakan tujuannya adalah untuk menginformasikan OSF, menyatakan: "Bukti menunjukkan bahwa pendanaan Open Society memberikan kontribusi signifikan terhadap kampanye anti-Israel dalam tiga hal penting: 1. Aktif dalam 'strategi Durban'; 2. Pendanaan ditujukan untuk melemahkan dukungan AS terhadap Israel dengan mengalihkan opini publik mengenai konflik Israel-Palestina dan Iran; 3. Mendanai kelompok-kelompok oposisi politik Israel di pinggiran masyarakat Israel, menggunakan retorika hak asasi manusia untuk mengadvokasi tujuan politik marjinal." Laporan tersebut menyimpulkan, "Namun, seberapa jauh Soros, keluarganya, dan Open Society Foundation menyadari dampak kumulatif terhadap Israel dan perang politik yang dilakukan oleh banyak penerima manfaat mereka adalah sebuah pertanyaan terbuka."[33]

Pada 2017, Open Society Foundations dan LSM lain yang mempromosikan pemerintahan terbuka dan membantu pengungsi menjadi target tindakan keras pemerintah-pemerintah otoriter atas sinyal dorongan semangat dari Administrasi Trump. Beberapa politisi di Eropa Timur, termasuk Liviu Dragnea di Rumania dan tokoh sayap kanan Szilard Nemeth di Hungaria, Nikola Gruevski di Makedonia, yang menyerukan "de-Sorosization", dan Jaroslaw Kaczynski di Polandia yang menyebut bahwa kelompok-kelompok yang didanai Soros menginginkan "masyarakat" tanpa identitas", menganggap banyak kelompok-kelompok LSM sebagai sesuatu yang mengganggu dan mengancam.[34] Beberapa kelompok advokasi yang dibiayai Soros di wilayah itu mengatakan serangan baru tersebut adalah pelecehan dan intimidasi, yang menjadi lebih terbuka setelah pemilihan Donald Trump di Amerika Serikat. Stefania Kapronczay dari Hungarian Civil Liberties Union, yang menerima setengah dari pendanaannya dari yayasan yang didukung Soros, mengklaim bahwa pejabat Hungaria sedang "menguji perairan" dalam upaya untuk melihat "apa yang bisa mereka lakukan".[34]

Pada 16 Mei 2018, OSF mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kantornya dari Budapest ke Berlin di tengah-tengah campur tangan pemerintah Hungaria.[35][36][37]

Referensi

sunting
  1. ^ "IRS Form 990 2013" (PDF). Internal Revenue Service. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  2. ^ Duszak, Alexandra (21 Desember 2012). "Donor profile: George Soros". Center for Public Integrity. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  3. ^ a b Harvey, Kerric (2013). Encyclopedia of Social Media and Politics. SAGE Publications. hlm. 919. ISBN 9781483389004. 
  4. ^ "Open Society Foundation mission and values", OSI, Soros, 6 September 2012 .
  5. ^ a b Callahan, David (14 September 2015). "Philanthropy vs. Tyranny: Inside the Open Society Foundations' Biggest Battle Yet". Inside Philanthropy. Diakses tanggal 17 September 2015. 
  6. ^ "The Open Society Foundations to Close International Operations in Budapest". Open Society Foundations (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Mei 2018. 
  7. ^ "Expenditures". Open Society Foundations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-18. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  8. ^ de Cock, Christian; Böhm, Steffen (2007), "Liberalist Fantasies: Žižek and the Impossibility of the Open Society", Organization, SagePub, 14 (6), doi:10.1177/1350508407082264, diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2013, diakses tanggal 26 Oktober 2012 .
  9. ^ Tény, Nóvé Béla, Soros (PDF), HU: KKA .
  10. ^ Hoduski-Abbott, Bernadine E., Lobbying for Libraries and the Public's Access to Government Information, Lanham: Scarecrow, 2003. p. 75
  11. ^ Guilhot, Nicolas (1 Januari 2006). "A Network of Influental Friendships: The Fondation Pour Une Entraide Intellectuelle Europeene and East-West Cultural Dialogue, 1957-1991". Minerva. 44 (4): 379–409. JSTOR 41821373. ((Perlu berlangganan (help)). 
  12. ^ Schrier, H. Edward (2013). The Battle of the Three Wills: as it relates to good & evil. Author House. hlm. 338. ISBN 9781481758765. 
  13. ^ Soros on Soros John Wiley, ISBN 978-0-471-11977-7
  14. ^ "Criminal Justice Expert Named to Lead Soros Foundations". The New York Times. December 11, 2011. Diakses tanggal 18 Juli 2012. 
  15. ^ "What Just Happened at the Open Society Foundations? And What Comes Next?". Inside Philanthropy. 14 September 2017. Diakses tanggal 14 September 2017. 
  16. ^ Riley, Michael (11 Agustus 2016). "Russian Hackers of DNC Said to Nab Secrets From NATO, Soros". Bloomberg. Diakses tanggal 13 Agustus 2016. 
  17. ^ Chung, Juliet; Das, Anupreeta (17 Oktober 2017). "George Soros Transfers $18 Billion to His Foundation, Creating an Instant Giant". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 17 Oktober 2017. 
  18. ^ a b c "About Us: Expenditures". Open Society Foundations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-18. Diakses tanggal 20 November 2015. 
  19. ^ Orlina, Ezekiel Carlo; Ramos-Caraig, Dorcas Juliette (6 Maret 2015). "Top philanthropic foundations: A primer". Devex. Diakses tanggal 20 November 2015. 
  20. ^ Collins, Ben (19 Agustus 2015). "No, George Soros Didn't Give $33 Million to #BlackLivesMatter". The Daily Beast. Diakses tanggal 20 November 2015. 
  21. ^ Ferguson Inc. — The city's protest movement tries to find a path forward Diarsipkan 2015-08-27 di Wayback Machine.; Politico; 4 Maret 2015
  22. ^ Riot Act;Snopes; 17 Januari 2015
  23. ^ Riddell, Kelley (4 Januari 2015). "George Soros funds Ferguson protests, hopes to spur civil action". Washington Times. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  24. ^ MacColl, Spencer (21 September 2010). "Capital Rivals: Koch Brothers vs. George Soros". Center for Responsive Politics. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  25. ^ Preston, Julia (14 November 2014). "The Big Money Behind the Push for an Immigration Overhaul". New York Times. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  26. ^ Hoduski-Abbott, Bernadine E., Lobbying for Libraries and the Public's Access to Government Information, Lanham: Scarecrow, 2003. p. 76
  27. ^ Kranich, Nancy (2001). Libraries & Democracy: The Cornerstones of Liberty. American Library Association,. hlm. 186. ISBN 9780838908082. 
  28. ^ Guilhot, Nicolas (Mei 2007). "Reforming the World: George Soros, Global Capitalism and the Philanthropic Management of the Social Sciences". Critical Sociology. 33 (3): 447–477. doi:10.1163/156916307X188988. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2015. Diakses tanggal 18 Mei 2015. 
  29. ^ "Uganda prostitute workshop banned". BBC. 25 Maret 2008. Diakses tanggal 20 November 2015. 
  30. ^ Soros Hack Reveals Evidence of Systemic Anti-Israel Bias; Liel Leibovitz; 14 Agustus 2016; Tablet Magazine
  31. ^ DC Leaks Publishes George Soros’ Files Showing Millions Contributed to Anti-Israel Causes Jewish Press; David Israel; Published: 14 Agustus 2016
  32. ^ George Soros hacked, documents posted online Rachel Kaplan, 14/08/16
  33. ^ Bad Investment: The Philanthropy of George Soros and the Arab-Israeli Conflict: How Soros-funded Groups Increase Tensions in a Troubled Region, Alexander H. Joffe, Professor Gerald M. Steinberg, 1 Mei 2013
  34. ^ a b "After Trump Win, Anti-Soros Forces Are Emboldened in Eastern Europe". The New York Times. 1 Maret 2017. Diakses tanggal 3 Maret 2017. 
  35. ^ https://www.aljazeera.com/news/2018/05/george-soros-foundation-close-office-repressive-hungary-180515160314017.html
  36. ^ https://www.bbc.com/news/world-europe-44082976
  37. ^ https://www.telegraph.co.uk/news/2018/05/15/soros-foundation-close-office-budapest-hungarian-governments/

Bacaan lanjut

sunting
  • Carothers, Thomas (1999), Aiding Democracy Abroad: The Learning Curve, Washington DC: Carnegie Endowment for International Peace .
  • Krizsán, Andrea; Zentai, Viola, ed. (2003), Reshaping Globalization: Multilateral Dialogues and New Policy Initiatives, Budapest: Central European University Press .
  • Miniter, Richard (September 9, 2011), "Should George Soros be allowed to buy US foreign policy?", Forbes, Soros, through foundations and his Open Society Institutes, pours some $500 million per year into organizations in the former Soviet world... And Soros gets results. Through strategic donations, Soros helped bring down the communist government in Poland, toppled Serbia's bloodstained strongman Slobodan Milosevic, and fueled the "Rose Revolution" in Georgia. Soros has also funded opposition parties in Azerbaijan, Belarus, Croatia, Georgia, and Macedonia, helping them into either power or prominence. All of these countries were once Russian allies. .
  • Palley, Thomas (2003), "The Open Institute and Global Social Policy", Global Social Policy, 3 (1): 17–18, doi:10.1177/1468018103003001312 .
  • Roelofs, Joan (2003), Foundations and Public Policy: The Mask of Pluralism, Albany: SUNY .
  • Stone, Diane (2010), Transnational Philanthropy or Policy Transfer? The Transnational Norms of the Open Society Institute, Policy and Politics, 38 (2), hlm. 269–87 .
  • Stone, Diane (2013), Knowledge actors and transnational governance: The private-public policy nexus in the global agora, Palgrave Mcmillan 
  • Stone, Diane (July 2007), "Market Principles, Philanthropic Ideals and Public Service Values: The Public Policy Program at the Central European University", PS: Political Science and Politics: 545–51 .
  • Peizer, Jonathan (2005), "The Internet Program: Web Surfing a Revolution", The Dynamics of Technology for Social Change, Ingram Book Group, hlm. 1–26 .

Pranala luar

sunting