Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Tamna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tamna

耽羅
탐라
?–1404 M
  •   daerah di mana Seongjucheong diduga pernah berada.
StatusDaerah berdaulat
(?–498, 925–938)
Negara pembayar upeti ke Baekje
(498–660)
Negara pembayar upeti ke Silla
(662–925)
Negara bawahan Goryeo
(938–1105)
Daerah otonom Goryeo
(1105–1275, 1301-1392)
Daerah otonom Dinasti Yuan (sebagai Prefektur Tamna
(1275–1301)[1]
Daerah otonom Joseon
(1392–1404)
Ibu kotaMugeunseong (awal)
Jejuseong (akhir)
Bahasa yang umum digunakanTamna,
Jeju,
bahasa-bahasa Koreanik dan Japonik lainnya[2]
Agama
Buddhisme Korea, Konfusianisme Korea, Syamanisme Korea
DemonimSuku Tamna
PemerintahanKerajaan (?-938)
Daerah otonom (938-1404)
King / Lord 
Sejarah 
• Didirikan
?
• Kejatuhan
1404 M
Digantikan oleh
Joseon
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Tamna
Hangul
Hanja
Alih AksaraTamna
McCune–ReischauerT'amna

Tamna adalah sebuah kerajaan yang pernah ada di Pulau Jeju dari zaman kuno hingga dicaplok oleh Dinasti Joseon pada tahun 1404, setelah lama menjadi negara bagian atau wilayah administrasi otonom dari berbagai kerajaan yang berpusat di Semenanjung Korea dan Tiongkok. Kaum Go (Jeju) adalah nama keluarga tuan (Seongju, 성주, 星主), yang memerintah Tamna Barat selama 400 tahun. Kaum Moon (Nampyeong) adalah nama keluarga Pangeran (Wangja, 왕자, 王子), yang memerintah Tamna Timur selama 400 tahun.

Kerajaan Tamna juga terkadang dikenal sebagai Tangna (탕나), Seomna (섬나), dan Tammora (탐모라). Semua nama ini berarti "negeri pulau".[3][4]

Kisah pendirian

[sunting | sunting sumber]

Tidak ada catatan sejarah yang ditemukan tentang pendirian atau sejarah awal Tamna. Salah satu legenda menceritakan bahwa tiga dewa pendiri negara, yaitu Go (고), Yang (양), dan Bu (부), muncul dari tiga lubang di tanah pada abad ke-24 SM. Lubang itu, dikenal sebagai Samseonghyeol (삼성혈), masih dipertahankan di Kota Jeju.[5][6]

Menurut legenda, setelah Yang Eulna (양을나/楊乙那)[7][8] datang ke Pulau Jeju, sebuah kotak terdampar di tepi pulau. Yang Ul-la mencari di dalam kotak dan menemukan tiga wanita, kuda, sapi, dan benih pertanian seperti beras, jagung, serealia, jawawut, biji-bijian lainnya, dan bambu. Dari permulaan ini, ketiga pria itu mendirikan kerajaan Tamna. Dia dianggap sebagai leluhur legendaris Yang Tang, pendiri kaum Jeju Yang.[9][10]

Catatan sejarah dan arkeologi

[sunting | sunting sumber]

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang Tamna terlibat dalam perdagangan aktif dengan bangsa Korea, Tionghoa dan Yayoi, orang-orang Asia Tenggara, dengan dinasti Tamil Chola sejak abad ke-1 M. Rujukan sejarah pertama untuk kerajaan ini mungkin datang pada abad ke-3 Masehi, dalam sebuah kitab babad berbahasa Tionghoa zaman Tiga Negara berjudul Sanguozhi. Kitab tersebut melaporkan orang-orang aneh yang tinggal di sebuah pulau besar dekat Korea, yang disebut 州胡 (Juho dalam bahasa Korea atau tɕu-ga dalam bahasa Tionghoa Han Akhir) secara harfiah berarti "Pulau Biadab").[11] Penduduk Tamna yang memiliki bahasa dan budaya yang khas juga berdagang dengan orang-orang Konfederasi Mahan dari Semenanjung Korea. Namun, identitas Juho dengan Tamna telah dibantah oleh cendekiawan asal Korea Utara bernama Lee Ch'i-rin (이지린), yang mengklaim bahwa Juho adalah sebuah pulau kecil di Laut Kuning. Tamna diucapkan Dānluó (Wade-Giles: Tan1-luo2) dalam bahasa Mandarin Baku.

Pada tahun 476, menurut Samguk Sagi, Tamna mengadakan hubungan upeti dengan Baekje, yang menguasai Semenanjung Korea bagian barat daya karena Tamna memberi ajudan militer dengan sejumlah uang, dan menikmati ikatan yang kuat dengan bangsa Wa dari Kepulauan Jepang. Dengan demikian itu adalah mitra alami untuk Tamna. Saat Baekje melemah, Tamna beralih mitra ke Silla. Pada beberapa waktu menjelang akhir Zaman Tiga Kerajaan, Tamna secara resmi menaklukkan Silla. Silla kemudian menganugerahkan kepada ketiga pangeran Tamna gelar yang akan mereka pegang selama sisa sejarah kerajaan: Seongju (성주, 星主), Wangja (왕자, 王子), dan Donae (도내, 都內). Beberapa sumber menunjukkan bahwa ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Munmu dari Silla pada akhir abad ke-7 Masehi.[12]

Tamna secara singkat merebut kembali kemerdekaannya setelah jatuhnya Silla pada tahun 935. Namun, kerajaan ini kembali ditundukkan oleh Dinasti Goryeo pada tahun 938, dan secara resmi dicaplok pada tahun 1105. Namun, kerajaan mempertahankan otonomi lokal hingga tahun 1404, ketika Taejong dari Joseon menempatkan daerah ini di bawah kendali pusat yang kuat dan membawa kedaulatan Tamna berakhir. Salah satu peristiwa menarik yang terjadi selama tahun-tahun terakhir entitas Tamna ini adalah Pemberontakan Sambyeolcho, yang berakhir berdarah di Pulau Jeju pada tahun 1274.

Tamna dijelaskan dalam naskah-naskah Tiongkok pada Abad Pertengahan sebagai bahasa yang berbeda dari bahasa Mahan.[13][14]

Alexander Vovin (2013)[15] mencatat bahwa nama lama Pulau Jeju adalah tammura, yang dapat dianalisis kerabat dalam bahasa Jepang sebagai tani mura たにむら ( berarti "permukiman lembah") atau tami mura たみむら ( berarti "permukiman rakyat").

Alexander Vovin (2014) awalnya menggolongkan bahasa ini sebagai dialek dari bahasa Jepang Kuno, bersama dengan Jepang Kuno Timur, Jepang Kuno Barat, dan Jepang Kuno Kyushu[16] Belakangan, dia memasukkannya ke dalam kelompok Japonik Semenanjung karena alasan geografis.[17] Bahasa ini menjadi substratum pada bahasa Jeju.[18]

Sean Kim (2020) juga awalnya menggolongkan Tamna sebagai bahasa Koreanik.[19] Namun, dia berubah pikiran dan menggolongkan Tamna sebagai dialek dari bahasa Jepang Kuno. Dia berpendapat bahwa bahasa itu muncul pada abad keenam, kemudian mati pada abad kelima belas (digantikan oleh bahasa Korea Pertengahan), ketika kerajaan Tamna sepenuhnya dicaplok oleh Korea di bawah Dinasti Joseon.[20]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "총관(摠管)". Academy of Korean Studies. Diakses tanggal 2021-08-17. 
  2. ^ Vovin, Alexander. 2013. ‘From Koguryǒ to T’amna: Slowly Riding South with the Speakers of Proto-Korean.’ Korean Linguistics, 15.2: 222-40.
  3. ^ Book of Sui
  4. ^ 太平御覽, part 四夷部二·東夷二, section 百濟
  5. ^ "Jeju (Cheju) Island Travel Information: Samseonghyeol". Diakses tanggal 30 July 2014. 
  6. ^ Lee, Peter H.; de Bary, William Theodore: Sources of Korean Tradition, Volume I: From Early Times Through the Sixteenth CenturyNew York: Columbia University Press(1997), ISBN 978-0-231-10567-5.
  7. ^ "前往三姓穴(Samseonghyeol)展开您的旅程". www.tripzilla.my. Diakses tanggal 24 Jan 2024. 
  8. ^ "한국역대인물 종합정보 시스템 - 한국학중앙연구원". people.aks.ac.kr. Diakses tanggal 19 July 2020. 
  9. ^ Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book Two. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5
  10. ^ "Jeju Special Autonomous Province". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2004. Diakses tanggal 16 May 2012. 
  11. ^ Schuessler, Axel. ABC Etymological Dictionary of Old Chinese
  12. ^ http://100.naver.com/100.php?id=43332
  13. ^ "삼국지 위서 동이전 한, 진한, 변진". 역사자료 모음. 2009-02-27. Diakses tanggal 2022-11-23. 
  14. ^ Kim, Sean (6 September 2020). "[OLD] The History of Korea: Every Year". YouTube. Diakses tanggal 2022-11-23. 
  15. ^ Vovin, Alexander. 2013. ‘From Koguryǒ to T’amna: Slowly Riding South with the Speakers of Proto-Korean.’ Korean Linguistics, 15.2: 222-40.
  16. ^ Vovin (2014), hlm. 8.
  17. ^ Vovin (2017), hlm. 6.
  18. ^ Vovin (2013), hlm. 236–237.
  19. ^ Kim, Sean (18 Mei 2020). "[OLD] The History of the Koreanic Languages". YouTube. Diakses tanggal 2022-10-27. 
  20. ^ Kim, Sean (17 Januari 2022). "The History of the Japonic Languages". YouTube (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2022-11-23. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Vovin, Alexander (2013), "From Koguryo to Tamna: Slowly riding to the South with speakers of Proto-Korean", Korean Linguistics (dalam bahasa Inggris), 15 (2): 222–240, doi:10.1075/kl.15.2.03vov. 
  • ——— (2014), Out of Southern China? (dalam bahasa en.), EHESS/CRLAO, diakses tanggal 26 Oktober 2022 
  • ——— (2017), "Origins of the Japanese Language", Oxford Research Encyclopedia of Linguistics (dalam bahasa en.), Oxford University Press, doi:10.1093/acrefore/9780199384655.013.277alt=Dapat diakses gratis