Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Pontifex Maximus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kaisar Agustus selaku Pontifex Maximus
(Via Labicana Augustus)

Pontifex Maximus adalah gelar tertinggi dalam hierarki agama Romawi kuno, yang mengacu pada kepala dari para imam (pontifices) yang memimpin kegiatan keagamaan negara Romawi. Jabatan ini dianggap sebagai posisi keagamaan paling penting di Roma kuno dan berperan signifikan dalam pengaturan keagamaan serta beberapa aspek kehidupan publik. Seiring berjalannya waktu, gelar ini mengalami berbagai evolusi dalam fungsinya, mulai dari sekadar jabatan keagamaan hingga menjadi bagian dari gelar kekaisaran. Setelah Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi, gelar ini kemudian diadopsi oleh para Paus di Gereja Katolik.

Sejarah Awal dan Peran dalam Agama Romawi Kuno

[sunting | sunting sumber]

Pontifex Maximus awalnya adalah jabatan yang sepenuhnya bersifat keagamaan, di mana pemegang jabatan ini bertanggung jawab atas upacara-upacara keagamaan yang terkait dengan kultus Romawi. Posisi ini didirikan pada awal masa Kerajaan Romawi dan tetap menjadi salah satu pilar terpenting dalam kehidupan sosial dan keagamaan Romawi sepanjang Republik dan Kekaisaran Romawi.

Pontifices dan Tugas-Tugasnya

[sunting | sunting sumber]

Pontifex Maximus memimpin dewan imam yang disebut Collegium Pontificum, yang terdiri dari para pontifex lainnya serta para imam dan pejabat keagamaan penting lainnya seperti flamen (imam yang melayani dewa-dewa tertentu) dan vestalis (imam wanita yang menjaga api suci di Kuil Vesta). Tugas utama dari Pontifex Maximus adalah memastikan pelaksanaan ritual dan upacara keagamaan yang benar, termasuk memelihara hubungan harmonis antara manusia dan dewa-dewa Romawi.

Di bawah otoritas Pontifex Maximus, upacara-upacara penting seperti lustratio (pembersihan ritual), sacrificium (persembahan kurban), dan festival keagamaan besar seperti Lupercalia diatur. Mereka juga bertanggung jawab dalam mengawasi hukum keagamaan dan mengatur kalender ritual, termasuk menentukan hari-hari yang dianggap suci atau tidak.

Pengangkatan dan Kekuasaan Politik

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Republik Romawi, Pontifex Maximus tidak dipilih oleh Kaisar atau raja, melainkan dipilih oleh masyarakat Romawi melalui pemilihan yang diawasi oleh Senat Romawi. Hal ini menunjukkan pentingnya jabatan ini tidak hanya dalam agama, tetapi juga dalam politik. Seorang Pontifex Maximus sering kali memiliki pengaruh besar dalam kehidupan politik, bahkan bisa menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan politik seorang individu.

Pengaruh Politik

[sunting | sunting sumber]

Banyak pemimpin politik terkenal Romawi, termasuk Julius Caesar, pernah memegang jabatan Pontifex Maximus. Pada tahun 63 SM, Caesar terpilih menjadi Pontifex Maximus, yang memperkuat posisinya dalam kehidupan politik Roma, karena jabatan ini memberinya hak untuk memimpin semua ritual publik dan menyampaikan otoritas keagamaan yang tak terbantahkan. Kekuasaannya dalam bidang agama juga membuatnya bisa mengendalikan kalender Romawi, memberikan pengaruh signifikan dalam mengatur waktu festival, pemilihan umum, dan bahkan operasi militer.

Perubahan dalam Era Kekaisaran

[sunting | sunting sumber]

Setelah Republik Romawi runtuh dan Augustus menjadi Kaisar pertama Romawi, gelar Pontifex Maximus secara otomatis dipegang oleh kaisar-kaisar Romawi berikutnya. Augustus mengambil gelar ini pada tahun 12 SM, dan para kaisar sesudahnya terus mempertahankannya sebagai simbol supremasi mereka atas semua aspek, baik politik maupun keagamaan, dalam kehidupan Romawi.

Integrasi dengan Gelar Kekaisaran

[sunting | sunting sumber]

Pontifex Maximus menjadi bagian dari gelar lengkap kaisar Romawi, yang biasanya berbunyi Imperator Caesar Divi Filius Augustus Pontifex Maximus, menandakan peran ganda kaisar sebagai pemimpin politik dan keagamaan. Para kaisar menggunakan gelar ini untuk memperkuat legitimasi kekuasaan mereka, karena di bawah konsep Romawi kuno, seorang pemimpin yang memiliki hubungan yang benar dengan para dewa dianggap lebih sah dalam memerintah.

Evolusi di Bawah Kekristenan

[sunting | sunting sumber]

Setelah Kekristenan menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 Masehi di bawah pemerintahan Kaisar Konstantinus, peran keagamaan tradisional Romawi mulai berkurang. Namun, gelar Pontifex Maximus tidak langsung hilang. Beberapa kaisar Kristen tetap menggunakannya meskipun mereka tidak lagi memimpin upacara-upacara pagan.

Pada abad ke-5, seiring dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Gereja Katolik Roma mulai mengambil alih beberapa elemen dari struktur keagamaan Romawi kuno. Pada akhirnya, gelar Pontifex Maximus diadopsi oleh Paus di Roma, yang mengklaim sebagai penerus kaisar-kaisar Romawi dalam hal otoritas rohani.

Pontifex Maximus dalam Gereja Katolik

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Kekristenan, gelar Pontifex Maximus secara perlahan menjadi sinonim dengan jabatan Paus. Meskipun gelar ini bukan merupakan bagian resmi dari gelar kepausan, Paus sering kali disebut dengan istilah Pontifex Maximus dalam konteks sejarah. Gelar ini digunakan untuk menunjukkan otoritas tertinggi Paus dalam hal keagamaan dan hubungannya dengan tradisi kuno Romawi. Gereja Katolik mengklaim bahwa Paus sebagai Pontifex Maximus mewakili kepemimpinan rohani universal di bawah otoritas Yesus Kristus.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Pontifex Maximus LacusCurtius diakses 15 Agustus 2006
  2. "Gratian." Encyclopædia Britannica. 2008. Encyclopædia Britannica Daring. 3 Feb 2008 <http://www.britannica.com/eb/article-9037772>.
  3. Pontifex Maximus Diarsipkan 2012-01-12 di Wayback Machine. Livius.org artikel oleh Jona Lendering diakses 21 Agustus 2011
  4. A Critical History of Early Rome: From Prehistory to the First Punic War– Google Knihy. Books.google.cz. 1 Januari 2006. ISBN 978-0-520-24991-2. Diakses tanggal 2016-09-02.
  5. "Dalam hal tata nama hirarki, salah satu contoh yang sangat menarik perhatian adalah pemakaian istilah pontifex bagi seorang bishop" (Paul Pascal: Medieval Uses of Antiquity dalam The Classical Journal, Jld. 61, No. 5 [Feb. 1966], hlmn. 193–197).
  6. Edictum Gratiani, Valentiani et Theodosii de fide catholica, 27 Februari 380; Diarsipkan 2012-02-08 di Wayback Machine. cf. The American Heritage Dictionary of the English Language: Edisi ke-4. 2000: Diarsipkan 2009-01-09 di Wayback Machine. "Pontiff: 1a. The pope. b. A bishop. 2. A pontifex."
  7. Annuario Pontificio (Libreria Editrice Vaticana, 2012 ISBN 978-88-209-8722-0), hlm. 23*
  8. Livius, Ab urbe condita, 1:20