Nasi mandi
Mandi أرز المندي | |
---|---|
Sajian | Makan siang dan makan malam |
Tempat asal | Hadhramaut dan Arab Saudi |
Daerah | Yaman Arab Saudi Mesir Indonesia |
Suhu penyajian | Panas |
Bahan utama | Nasi, daging (daging kambing atau daging ayam), dan campuran baharat |
Sunting kotak info • L • B | |
|
Nasi mandi (Arab: مندي, mandī) adalah hidangan tradisional yang berasal dari selatan Jazirah Arab[1] kemudian menyebar ke Indonesia dibawa oleh orang Hadhrami. Terdiri dari daging dan nasi dengan campuran khusus rempah-rempah. Dimasak di lubang bawah tanah. Masakan ini sangat populer dan umum di sebagian besar wilayah Jazirah Arab dan dianggap sebagai hidangan pokok bagi banyak daerah, juga di Mesir, Levant, Turki, dan Indonesia.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Kata "mandi" berasal dari kata bahasa Arab "nada", yang berarti "embun", dan mencerminkan tekstur lembap 'berembun' dari daging.[2]
Teknik mengolah
[sunting | sunting sumber]Daging direbus dengan bumbu utuh sampai lunak, dan kaldu yang dibumbui lalu digunakan untuk memasak nasi basmati di bagian bawah tandoor. Kemudian dagingnya digantung di dalam tandoor di atas nasi dan tanpa menyentuh arang. Setelah itu, tandoor ditutup dengan tanah liat hingga 8 jam.
Kismis, kacang pinus, atau kacang tanah dapat ditambahkan di atas nasi sesuai selera masing-masing.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Salloum, Habeeb (2012-02-28). Arabian Nights Cookbook: From Lamb Kebabs to Baba Ghanouj, Delicious Homestyle Arabian Cooking (dalam bahasa Inggris). Tuttle Publishing. ISBN 9781462905249.
- ^ http://gulfnews.com/gn-focus/eat/mandi-on-my-mind-1.1206544