Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Filogeni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah "filogeni" dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuno yang berarti "asal-usul suku, ras".

Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), tetapi banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, tetapi di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.

Filogeni pada masa sekarang banyak menggunakan dukungan genetika dan biologi molekuler. Sistematika (klasifikasi) biologi juga banyak menggunakan masukan dari cabang ilmu ini.

Teori rekapitulasi dari Haeckel

[sunting | sunting sumber]

Di akhir abad ke-19, Ernst Haeckel mencetuskan teori rekapitulasi (hukum biogenesis) yang diterima luas oleh masyarakat. Prinsipnya yang terkenal adalah "ontogeni mencerminkan filogeni". Dalam versi aslinya, embrio dianggap mencerminkan bentuk dewasa organisme moyang evolusionernya. Versi ini sekarang ditolak namun modifikasinya sekarang diterima luas. Dalam versi modern, banyak dukungan bagi pernyataan "perkembangan embrio (ontogeni) mencerminkan bentuk embrio moyang evolusionernya". Donald Williamson mengembangkan tesis ini lebih lanjut dengan menyatakan bahwa larva dan embrio menunjukkan perwujudan bentuk dewasa dari taksa yang lain yang mengalami transfer melalui hibridisasi (teori transfer larva).[1][2]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Williamson DI (2003-12-31). "xviii". The Origins of Larvae (edisi ke-2nd). Springer. hlm. 261. ISBN 978-1402-01514-4. 
  2. ^ Williamson DI (2006). "Hybridization in the evolution of animal form and life-cycle". Zoological Journal of the Linnean Society. 148: 585–602. doi:10.1111/j.1096-3642.2006.00236.x. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]