Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Aruna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aruna mengemudikan kereta Dewa Surya.

Dalam mitologi dan sastra Hindu, Aruna (Dewanagari: अरुण; ,IASTAruṇa, अरुण) adalah kusir Dewa Matahari, Surya. Ia merupakan putera Dewi Winata dan Bagawan Kashyapa. Namanya dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "yang bersinar kemerah-merahan". Oleh umat Hindu, Aruna dipandang sebagai sinar merah yang bersinar di ufuk timur pada pagi hari, di saat para pendeta melakukan Suryasewana. Ia dipercaya memiliki kekuatan spiritual.

Aruna juga merupakan nama dewa laut bangsa Het. Ia merupakan putra Kamrusepa.

Dalam mitologi Hindu diceritakan bahwa Bagawan Kashyapa memiliki empat belas istri. Dari keempat belas istrinya, dua di antaranya belum melahirkan keturunan, yaitu Dewi Winata dan Dewi Kadru. Atas permohonan keduanya, Bagawan Kashyapa memberi seribu butir telur kepada Dewi Kadru, sedangkan dua butir telur diberikan kepada Dewi Winata. Kedua dewi tersebut merawat telur pemberian Bagawan Kashyapa dengan hati-hati.

Ketika tiba waktunya, seribu telur yang diberikan kepada Dewi Kadru menetas dan lahirlah seribu naga. Yang terkenal di antaranya adalah Naga Taksaka, Ananta Bhoga, dan Basuki. Semua naga tersebut dipelihara sebagai anak oleh Dewi Kadru. Sementara itu, telur yang dirawat Dewi Winata belum menetas. Karena malu dengan Dewi Kadru, Dewi Winata memecahkan sebutir telurnya. Akhirnya makhluk yang keluar dari dalam telur yang dipecahkan Dewi Winata berbadan tidak sempurna, yaitu tidak memiliki anggota tubuh dari pinggang ke bawah. Karena dipecahkan sebelum waktunya, anak yang lahir tersebut mengerang kesakitan, dan mengutuk Dewi Winata, bahwa kelak saingannya (Dewi Kadru) akan memperbudak dirinya. Namun anak tersebut juga berkata bahwa kelak saudaranya yang belum lahir (Garuda) akan membebaskan ibunya dari perbudakan.

Anak tersebut diberi nama Sang Aruna, karena tidak memiliki kaki dan paha (anuruh). Ia diangkat menjadi kusir Dewa Surya. Ialah yang bersinar merah di ufuk timur pada pagi hari, mengiringi terbitnya Sang Surya.

 
 
 
Winata
 
 
 
 
 
Kasyapa
 
 
 
 
 
Kadru
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Syeni
 
Aruna
 
Garuda
 
Unati
 
Nāga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sempati
 
Jatayu
 
 
 
Sumuka


Lihat pula

[sunting | sunting sumber]