Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Bambu runcing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
k Lihat pula: clean up, removed stub tag
Tag: AWB Pengembalian manual
 
(25 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:tugu_bambu_runcing_jombang.jpg|right|thumb|Monumen berbentuk bambu runcing di [[kabupaten Jombang]].]]
[[Berkas:Bambu_runcing,_Monumen_Jogja_Kembali.jpg|ka|300px|jmpl|Senjata bambu runcing di koleksi [[Museum Monumen Yogya Kembali]].]]
[[Berkas:napi_surabaya_berbambu_runcing_10_nov.jpg|right|thumb|Foto yang menampilkan para napi di [[Surabaya]] membawa bambu runcing, pada tanggal [[10 November]] [[1945]].]]
[[Berkas:napi_surabaya_berbambu_runcing_10_nov.jpg|ka|jmpl|Foto yang menampilkan para napi di [[Surabaya]] membawa bambu runcing, pada tanggal [[10 November]] [[1945]].]]
'''Bambu runcing''' adalah sebuah [[senjata]] yang terbuat dari bahan baku [[bambu]] yang diruncingkan. Senjata ini dahulu konon digunakan oleh bangsa [[Indonesia]] sebagai alat perlawanan melawan penjajahan kolonialis [[Belanda]].
'''Bambu runcing''' adalah sebuah [[senjata]] yang terbuat dari bahan baku [[bambu]] yang diruncingkan. Senjata ini dahulu konon digunakan oleh bangsa [[Indonesia]] sebagai alat perlawanan melawan penjajahan kolonialial belanda.


Pada saat ini lambang bambu runcing banyak digunakan oleh berbagai daerah di [[Indonesia]] untuk melambangkan keberanian dan pengorbanan dalam meraih [[kemerdekaan]].
Pada saat ini lambang bambu runcing banyak digunakan oleh berbagai daerah di [[Indonesia]] untuk melambangkan keberanian dan pengorbanan dalam meraih [[kemerdekaan]].
Baris 8: Baris 8:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pencetus gerakan perjuangan dengan senjata bambu runcing, dalam pengertian sebagai senjata perjuangan yang bersifat massal dan nasional, sampai saat ini memang belumlah sangat jelas. Senjata Bambu Runcing pernah di pakai latihan ketentaraan Seinendan pada zaman Jepang. Tetapi khusus penggunaan senjata Bambu Runcing dengan doa, pengisian tenaga dalam, memang hal ini secara tegas dapat dikatakan, di mulai dai Parakan, Temanggung. Siapa para kiai yang terlibat ada beragam pandangan. Namun semua mengerucut kepada tokoh penting di Parakan yakni K.H. Subkhi (Subuki) dan K.H.R Sumo Gunardo, dan para kiai lain di Parakan dan Temanggung seperti K.H. M Ali (pengasuh pesantren tertua di Parakan), K.H. Abdurrahman, [[Nawawi|K.H. Nawawi]], K.H. Istakhori dan kelanjutannya juga KH. Mandzur dari Temanggung dan berbagai kiai di NU Temangggung, khususnya MWC Parakan.
Pencetus gerakan perjuangan dengan senjata bambu runcing, dalam pengertian sebagai senjata perjuangan yang bersifat massal dan nasional, sampai saat ini memang belumlah sangat jelas. Senjata Bambu Runcing pernah di pakai latihan ketentaraan [[Seinendan]] pada zaman Jepang. Tetapi khusus penggunaan senjata Bambu Runcing dengan doa dan pengisian tenaga dalam, memang hal ini secara tegas dapat dikatakan di mulai dari [[Parakan]], [[Temanggung]]. Siapa para kiai yang terlibat ada beragam pandangan. Namun semua merujuk kepada tokoh penting di Parakan yakni [[K.H. Subkhi]] (Subuki) dan K.H.R Sumo Gunardo, dan para kiai lain di Parakan dan Temanggung seperti K.H. M Ali (pengasuh pesantren tertua di Parakan), K.H. Abdurrahman, [[Nawawi|K.H. Nawawi]], K.H. Istakhori dan kelanjutannya juga KH. Mandzur dari Temanggung dan berbagai kiai di NU Temangggung, khususnya MWC Parakan.


Senjata Bambu Runcing di gunakan sebagai alat perjuangan, berangkat dari ketiadaan, kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus di lajutkan terutama setelah Indonesia meredeka. Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat banyak dan dengan kekuatan besar, Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain menjadi alternatif, murah dan bisa bersiaft massal. Kekuatan doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut.
Senjata Bambu Runcing digunakan sebagai alat perjuangan. Berangkat dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka. Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat banyak dan dengan kekuatan besar. Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain menjadi alternatif, murah dan bersifat massal. Kekuatan doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut.


Ternyata dalam realitas sejarah, perjuangan dengan menggunakan senjata bambu runcing, terjadi pada hampir semua medan perang. Lasykar-lasykar rakyat BKR, AMRI, Hizbullah, Sabilillah dan sebagainya yang terlibat pada pertempuran di berbagai peristiwa, menggunakan senjata Bambu Runcing sebagai senjata utama, sebelum mereka mampu merebut senjata musuh.
Ternyata dalam realitas sejarah, perjuangan dengan menggunakan senjata bambu runcing, terjadi pada hampir semua medan perang. Laskar-laskar rakyat [[BKR]], [[AMRI]], [[Hizbullah]], [[Sabilillah]] dan sebagainya yang terlibat pada pertempuran di berbagai peristiwa, menggunakan senjata Bambu Runcing sebagai senjata utama, sebelum mereka mampu merebut senjata musuh.


Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa di lacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing. Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang. Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, namun jejak-jejaknya masih ada. Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan Bambu Runcing juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, samapi sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.
Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa dilacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing. Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang. Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, tetapi jejak-jejaknya masih ada. Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan Bambu Runcing juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, sampai sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.


Perjuangan bersenjata yang melibatkan senjata Bambu Runcing oleh berbagai lasykar rakyat dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nyata. Bahkan selama masa setelah Proklamasi Kemerdekaan dengan musuh utama Jepang, Belanda dan Sekutu, di mana pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki cukup senjata, maka Bambu Runcing menjadi senjata massal rakyat Indonesia. Kepemlikan senjata modern oleh rakyat, setelah mampu merebut dari senjata musuh terutama dari Jepang yang telah menyerah.
Perjuangan bersenjata yang melibatkan senjata Bambu Runcing oleh berbagai lasykar rakyat dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nyata. Bahkan selama masa setelah Proklamasi Kemerdekaan dengan musuh utama Jepang, Belanda dan Sekutu, di mana pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki cukup senjata, maka Bambu Runcing menjadi senjata massal rakyat Indonesia. Kepemilikan senjata modern oleh rakyat, setelah mampu merebut dari senjata musuh terutama dari Jepang yang telah menyerah.


== Sumber ==
== Galeri ==
<gallery>
* [http://ahbabanas.blogspot.com/2011/04/kiai-dan-bambu-runcing.html KIAI DAN BAMBU RUNCING, MENGUNGKAP PERAN SEJARAH KIAI DAN BAMBU RUNCING PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN (KAJIAN SEJARAH LESAN)]
Berkas:Grote groep Indonesische mannen met islamitische hoofddeksel of pecis zitten ge, Bestanddeelnr 300.jpg|Barisan yang membawa bambu runcing, Bondowoso, 1949
* [http://arcomsukarno.blogspot.com/2011/08/bambu-rucing-yang-legendaris.html Legenda Bambu Runcing dari Parakan]
Berkas:Monumen Tugu Bambu Indramayu - panoramio.jpg|Tugu bambu runcing di Indramayu
Berkas:Mahyeldi di Tugu Bambu Runcing Surau Batu Kuranji.jpg|Tugu bambu runcing di Kuranji, Padang.
Berkas:Dawn @ bambu runcing monumen, jl jendral sudirman - panoramio.jpg|Tugu bambu runcing di Surabaya
Berkas:Coat of arms of Bekasi.svg|Lambang Bekasi, terdapat simbolisasi bambu runcing
</gallery>


== Lihat pula ==
{{senjata-stub}}
* [[Barisan Bambu Runcing]]


{{senjata Indonesia}}

[[Kategori:Bambu runcing| ]]
[[Kategori:Senjata tajam]]
[[Kategori:Senjata tajam]]
[[Kategori:Senjata tradisional Indonesia]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Parakan, Temanggung]]
[[Kategori:Parakan, Temanggung]]
[[Kategori:Bambu runcing]]

Revisi terkini sejak 21 Juli 2024 15.51

Senjata bambu runcing di koleksi Museum Monumen Yogya Kembali.
Foto yang menampilkan para napi di Surabaya membawa bambu runcing, pada tanggal 10 November 1945.

Bambu runcing adalah sebuah senjata yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan. Senjata ini dahulu konon digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat perlawanan melawan penjajahan kolonialial belanda.

Pada saat ini lambang bambu runcing banyak digunakan oleh berbagai daerah di Indonesia untuk melambangkan keberanian dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan.

Salah satu tokohnya yaitu K.H. Subchi dari Parakan, Temanggung yang dikenal dengan gelar Jenderal Bambu Runcing. Ia sebagai penasehat BMT (Barisan Muslimin Temanggung) yang kemudian dikenal menjadi Barisan Bambu Runcing.

Pencetus gerakan perjuangan dengan senjata bambu runcing, dalam pengertian sebagai senjata perjuangan yang bersifat massal dan nasional, sampai saat ini memang belumlah sangat jelas. Senjata Bambu Runcing pernah di pakai latihan ketentaraan Seinendan pada zaman Jepang. Tetapi khusus penggunaan senjata Bambu Runcing dengan doa dan pengisian tenaga dalam, memang hal ini secara tegas dapat dikatakan di mulai dari Parakan, Temanggung. Siapa para kiai yang terlibat ada beragam pandangan. Namun semua merujuk kepada tokoh penting di Parakan yakni K.H. Subkhi (Subuki) dan K.H.R Sumo Gunardo, dan para kiai lain di Parakan dan Temanggung seperti K.H. M Ali (pengasuh pesantren tertua di Parakan), K.H. Abdurrahman, K.H. Nawawi, K.H. Istakhori dan kelanjutannya juga KH. Mandzur dari Temanggung dan berbagai kiai di NU Temangggung, khususnya MWC Parakan.

Senjata Bambu Runcing digunakan sebagai alat perjuangan. Berangkat dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka. Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat banyak dan dengan kekuatan besar. Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain menjadi alternatif, murah dan bersifat massal. Kekuatan doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut.

Ternyata dalam realitas sejarah, perjuangan dengan menggunakan senjata bambu runcing, terjadi pada hampir semua medan perang. Laskar-laskar rakyat BKR, AMRI, Hizbullah, Sabilillah dan sebagainya yang terlibat pada pertempuran di berbagai peristiwa, menggunakan senjata Bambu Runcing sebagai senjata utama, sebelum mereka mampu merebut senjata musuh.

Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa dilacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing. Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang. Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, tetapi jejak-jejaknya masih ada. Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan Bambu Runcing juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, sampai sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.

Perjuangan bersenjata yang melibatkan senjata Bambu Runcing oleh berbagai lasykar rakyat dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nyata. Bahkan selama masa setelah Proklamasi Kemerdekaan dengan musuh utama Jepang, Belanda dan Sekutu, di mana pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki cukup senjata, maka Bambu Runcing menjadi senjata massal rakyat Indonesia. Kepemilikan senjata modern oleh rakyat, setelah mampu merebut dari senjata musuh terutama dari Jepang yang telah menyerah.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]