Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

SlideShare a Scribd company logo
LITOSFER
A. Struktur Lapisan Litosfer
Litosfer adalah lapas bumi yang paling luar berupa batuan padat. Litosfer
tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya sekitar
50 – 100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
Tebal lapisan kulit bumi tidak sama di semua tempat. Secara umum tebal
kerak bumi di bawah benua adalah 20 – 50 km, sedangkan di bawah
samudera tebalnya 10 -12 km. Meskipun ketebalannya berbeda-beda,
kerak bumi masing-masing tersusun atas lapisan yang sama, yaitu lapisan
sial (silsium dan alumunium) serta lapisan sima (silsium dan magnesium).
Lapisan sial berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan
sima berada di bagian bawah kerak bumi.

B. Batuan Pembentuk Permukaan Bumi
1. Batuan beku (igneous rock) :
   batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Di bedakan mejadi dua kelompok, yaitu:
   I.Berdasarkan Tempat Pembentukannya
   1) Batuan beku dalam
      Terbentuk jauh di permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15 – 50 km.
   2) Batuan Beku Korok (Gang)
      Terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi.
   3) Batuan Beku Luar
      Terbentuk di permukaan bumi.
   II.Bedasarkan Mineral Penyusun.
   1) Batuan Beku Mineral Ringan
      Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan.
   2) Batuan Beku Mineral Berat
      Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat.

 2. Batuan Sedimen
    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi).
    Butir-bitir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik
    pelapukan oleh angin maupun air. Proses pembentukannya, batuan sedimen disebut diagenetis
    (perubahan bentuk (trasformasi) dari bahan deposit menjadi batuan endapan). Dibedakan menjadi tiga
    kelompok, yaitu :
     I. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya
        1) Batuan sedimen Akuatis.
        2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris),
        3) Batuan Sedimern Glasial,
    II. Menurut Tempat Pengendapan
        1) Batuan Sedimen Terestris,
        2) Batuan Sedimen Marine,
        3) Batuan Sedimen Limnis,
        4) Batuan Sedimen Fluvial,
        5) Batuan Sedimen Sedimen,
    III. Menurut Cara Pengendapannya
        1) Batuan Sedimen Mekanis,
        2) Batuan Sedimen Kimiawi,
        3) Batuan Sedimen Organik,                                          batu pasir
3. Batuan Malihan (Metamorf)
   Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi
   sehingga menjadi bebeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaaruhi proses perubahana
   batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama. Dibedakan menjadi tiga,
   yaitu :
   I. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
   Batuan yanag berubah karena pengaruh suhu yag sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya
   dekat dengan magma.
   II. Metamorf Kontak
   Batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan
   dihasiklkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen.
   III. Metamorf Pneumatolistis Kontak
   Batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma.

Mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut.
1 Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk batuan beku (batuan
  beku dalam, beku gang, dan beku luar).
2 Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan atau bukan larutan,
  kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sedimentasi membentuk batuan sedimen. Namun, ada
  pula yang langsung mengalami perubahan bentuk menjadi batuan metamorf.
3 Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf. Selanjutnya,batuan
  metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah lagi menjadi magma atau adanya magma baru
  yang menjadi batuan beku lagi. Demikian seterusnya.

C. Perkembangan Bentuk Permukaaan Bumi
Teori Apung Benua (Continental Drift)
   Menurut Teori Apung Benua bahwa benua terdiri atas batuan sial (silikon aluminium) yang di atas
dan sima (silikon magnasium) yang berada di bawahnya karena berat jenisnya lebih besar.
   Menurut Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh
tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea.
Daratan ini terletak di kutub selatan.
   Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke
arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika,
Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
   Bukti-bukti teori ini, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara daratan Amerika Selatan dan
Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang menunjukkan bahwa kedua
benua tersebut pernah menjadi satu.

Teori Kontraksi oleh Descartes
   Ia mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Suess. Menurut Rene Descartes
(1696-1650), bumi kita makin menyusut dan mengkerut karena pendinginan. Karena itu, terjadilah
gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori ini mendapat dukungan para ahli geologi.

Teori Lauransia-Godwana
   Teori ini dikemukakan oleh Edward zuess (1884) dan Frank S. Taylor (1910). Teori ini menyatakan
bahwa pada mulanya Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua tersebut kemudian bergerak
secara perlahan kea rah ekuantor sehingga terpecah–specah membentuk benua-benua seperti sekarang.
Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dengan benua Gondwanaland, sedangkan benua-
benua lain menyatu dalam Laurasia.
Teori Lempeng Tektonik
   Beberapa tahun setelah A.L. Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968 dikemukakan sebuah
teori yang lebih memuaskan yaitu “teori tektonik lempeng”. Teori ini menyatakan bahwa bagian luar
Bumi yaitu bagian Lithosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat yang disebut lempeng. Dari semua
itu lempeng terbesar adalah Lempeng Pasifik yang menempati sebagian besar Samudera Pasifik.
   Ada 7 (tujuh) lempeng-lempeng di permukaan Bumi yang dikategorikan lempeng besar/utama yaitu :
Lempeng Afrika, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Pasifik, Lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Antartika. Disamping tu terdapat lempeng yang kecil
seperti Lempeng Filipina, Lempeng Arabia, Lempeng Nazca dan Lempeng Scotia.
   Salah satu prinsip utama Teori Tektonik Lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak sebagai satu
unit terhadap unit lain. Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis
pergerakannya, yaitu :

1. Zone Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material
dari mantel Bumi dan membentuk lantai samudera yang luas. Pada zone ini terbentuk kerak Bumi baru
sehingga disebut zona konstruktif. Hal ini ditandai dengan adanya punggung tengah samudera. Sepanjang
punggung ini terdapat lembah besar dan curam yang dinamakan retak tengah samudera. Gempa bumi
yang terjadi pada sesar transform dan bersifat dangkal sesuai dengan ketebalan lempeng tempat itu.

2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari
lempeng tersebut masuk ke dalam mantel Bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Pada zone ini
terjadi penghancur lempeng. Apabila terjadi tabrakan antara dua lempeng atau lebih, salah satu
lempengnya menunjam (masuk) di bawah lempeng lainnya, dan lempeng yang lebih berat masuk di
bawah lempeng yang lebih ringan. Daerah pertemuan ini merupakan pusat gempa.

Teori konveksi
   Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi kearah vertical di dalam lapisan
astenosfer yang agak kental.Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di
atasnya.Aliran konveksi yang merambat ke permukaan bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi
lunak. Gerak aliran dan dalam bumi mengakibatkan permukaan bumi tidak rata. Fenomena yang
mendukung teori ini adalah adanya lava yang mengalir di puncak mid aceanic ridge. Lava ini mengalir
terus dan kemudian tersebar ke kedua sisi dan membeku, kemudian membentuk kerak bumi baru.
Pengukit teori ini adalah Harry H. Hess.

Teori Pergeseran Dasar Laut

Teori ini dikemukakan oleh Robert Diesz. Ia mengembangkan teori konveksinya Hess. Berdasarkan
penelitian yang ia lakukan ditemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dan arah
punggung laut kedua sisinya. Fenomena yang mendukung teori ini adalah semakin jauh dan punggung
dasar laut, unsure sedimen semakin tua. Contoh: Mid Atlantic Ridge, East Pacific ridge, Atlantic Indian
Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.

D. Tenaga Pengubah Bentuk Permukaan Bumi

1. Tenagaa Endogen
    Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan
    bumi. Tenaga endogen terdiri atas tenaga tektonik, vulkanis, dan gempa bumi.
a) Tenaga Tektonis.
    Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan
    permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, mengakibatkan putusnya hubungan batuan
    maupun tidak. Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yaitu tektonis epirogenesa dan tektonis
    orogenesa.
b) Tenaga Vulkanis
Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas
   magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar
yang dapat berupa benda padat, cair, dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari
gunung berapi adlah vulkanologi.
   Terdapat 2 gerakan magma, yaitu :
1) Intrusi Magma
   Intruksi magma adaalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan) dan celah
   pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke luar permukaan bumi.
2) Ekstrusi Magma
   Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada 2 cara proses keluarnya
   magma tersebut, yaitu meleleh dan meledak.

Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi :




 c) Gempa Bumi
   Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan di
permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.

   Macam-macam gempa bumi yaitu sebagai berikut:
1) Gempa bumi Vulkanik, yaitu gempa yang
disebabkan karena getaran atau gerakan magma pada
waktu volkan akan, sedang, atau sesudah meletus.
2) Gempa bumi Tektonik, yaitu gempa yang terjadi
secara tiba-tiba dalam
tubuh bumi akibat
adanya     tarikan dan
tekanan di dalam
bumi atau tenaga
tektonik.
3) Gempa bumi
Runtuhan, yaitu terjadi
akibat runtuhnya atap
goa atau terowongan.
2. Tenagaa Eksogen
   Tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah
   terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi.
   Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
      • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
      • Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
          sebagainya.
      • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

   1. Pelapukan
       Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil
       bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses
       penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
       1. Sinar matahari
       2. Air
       3. Gletser
       4. reaksi kimiawi
       5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
   2 . Erosi
       Erosi seperti pelapukan, adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi
       dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai,
       angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi
       air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser
       (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
   3. Sedimentasi ( pengendapan )
       Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media
       pengangkutnya berkurang. Karena media pengangkutan materi berbeda-beda, sedimentasi juga
       menghasilkan bentukan alam yang berbeda-beda pula.
E. Bentang Lahan Berdasarkan Ketinggian
1. Dataran rendah
   Dataran rendah merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian 0 – 500 meter di atas
   permukaan laut. Datarn rendah pada umumnya mempunyai relief yang relativ datar dengan suhu udara
   22 ˚C – 30 ˚C. Selain itu, tanah di dataran rendah mudah di manfaatkan oleh penduduk untuk berbagai
   macam kegiatan ekonomi.
2. Dataran tinggi
   Dataran tinggi merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian antara 500 – 1.500 meter di atas
   permu7kaan laut yang mempunyai relief relative datar. Suhu udara di daerah dataran tinggi 10 ˚C – 20
   ˚C. Oleh karena itu, di daerah dataran tinggi cocok untuk daerah perkebunan dan tanaman sayuran.
   Dataran tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan
   Dataran Tinggi Gayo di Aceh.
3. Bukit
   Bukit merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
   seperti kubah dengan ketinggian antara 200 – 300 meter
   dari daerah sekitarnya.
4. Lembah
   Lembah adalah bagian permukaan bumi berbentuk seperti
   cekungan yang pada umumnya terletak di antara dua
   pegunungan atau gunung. Contohnya adalah Lembah
   Baliem di Papua.
5. Gunung
   Gunung merupakan bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah terdiri atas satu
   puncak dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Di Indonesia banyak terdapat
   gunung, baik yang masih aktif maupun yang sudah mati. Gunung-gunung di Indonesia antara lain
   Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Krakatau, dan Gunung Semeru.
6. Pegunungan
   Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung, Pegunungan yang terdapat di Indonesia
   antara lain Pegunungan Barisan di Sumatera dan Pegunungan Sudirman di Papua.


F. Pedosfer

   Tanah (Pedosfer) yaitu suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi yang teratas dan terdiri
   atas butir tanah, air, udara, sisa tumbuh2an dan hewan, yang merupakan tempat tumbuhnya tanaman.
1. Lapisan Tanah Atas.
   Lapisan ini tebalnya antara 10 cm – 30 cm, warnanya cokelat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur,
   yang disebut tanah olah atau tanah pertanian. Di sini hidup dan berkembang biak semua jasad hidup
   tanah dan merupakan lapisan tanah yang tersubur sebagai tempat hidupnya tanaman. Warna
   hitam/cokelat dan suburnya tanah disebabkan oleh bunga tanah.
2. Lapisan Tanah Bawah.
   Lapisan tanah kedua ini tebalnya antara 50 cm – 60 cm, lebih tebal daripada lapisan atas, warnanya
   kemerah-merahan. Lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat. Lapisan tanah ini sering disebut
   dengan tanah cadas atau tanah keras. Di sini kegiatan jasad hidup berkurang. Tanaman berumur
   panjang, yang mempunyai akar tunggang yang dalam dapat mencapai lapisan tanah ini.
3. Lapisan Bahan Induk Tanah.
   Lapisan tanah ketiga ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu, keputih-putihan. Lapisan ini dapat
   pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus oleh akar. Di lereng2 gunung lapisan ini sering
   kelihatan dengan jelas, dimana lapisan di atasnya telah hanyut oleh hujan.
4. Lapisan Batuan Induk.
   Lapisan yang keempat ini disebut batuan induk. Masih merupakan batuan pejal, belum mengalami
   proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses
   dan memakan waktu yang lama. Di pegunungan2 sering kelihatan, tetapi tumbuh2an tak dapat hidup.

                                                              TERJADINYA TANAH

                                                             Tanah terjadi dari batuan induk, kemudian
                                                             berubah menjadi bahan induk tanah, dan
                                                             berangsur-angsur menjadi lapisan tanah
                                                             bawah, yang akhirnya membentuk tanah
                                                             atas dalam waktu yang lama sekali. Ada
                                                             beberapa faktor yang mempengaruhi
                                                             terjadinya tanah, yaitu :

                                                                 1.   Sinar matahari
                                                                 2.   Udara dan air
                                                                 3.   Tumbuh-tumbuhan
                                                                 4.   Makhluk hidup
                                                                 5.   Jasad hidup dalam tanah.
                                                                 6.
Untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi terhadap tanah, maka dapat dilakukan
beberapa langkah berikut :

   1. Terassering, yaitu menanam tanaman dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi
      tanah
   2. Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat
      menahan tanah.
   3. Pemupukan
   4. Pembuatan Tanggul Pasangan untuk menahan hasil erosi.
   5. Contour Plowing, yaitu membajak searah garis kontur sehingga terjadilah alur2 horisontal.
   6. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang2 tanah itu
      dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya
      berbelok-belok.
   7. Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu
      unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman.
   8. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan2 yang gundul.
   9. Drainase, yaitu pengaturan sirkulasi air untuk kesuburan tanah.
Daftar pusaka :
www.geospasial.blogspot.com
http://geospasial.blogspot.com/2010/11/tenaga-pengubah-muka-bumi_07.html
http://shelvievi.wordpress.com/2010/08/04/teori-pembentukan-bumi-kelas-x/
http://haristepanus.wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/
http://www.slideshare.net/iam_cha2/materi-pedosfer download
http://geographyedu.blogspot.com/2009/04/mind-map-pedosfer.html download
http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/14/litosfer-pedosfer/ full
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Pedosfer/
http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2011/04/unsur-unsur-yang-mempengaruhi-cuaca-dan.html cuaca iklim
full
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/06/makalah-geografi-cuaca-dan-iklim.html cuaca iklim
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Iklim/materi2.html hujan
http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/12/pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html

More Related Content

Geo litosfer

  • 1. LITOSFER A. Struktur Lapisan Litosfer Litosfer adalah lapas bumi yang paling luar berupa batuan padat. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya sekitar 50 – 100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua. Tebal lapisan kulit bumi tidak sama di semua tempat. Secara umum tebal kerak bumi di bawah benua adalah 20 – 50 km, sedangkan di bawah samudera tebalnya 10 -12 km. Meskipun ketebalannya berbeda-beda, kerak bumi masing-masing tersusun atas lapisan yang sama, yaitu lapisan sial (silsium dan alumunium) serta lapisan sima (silsium dan magnesium). Lapisan sial berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan sima berada di bagian bawah kerak bumi. B. Batuan Pembentuk Permukaan Bumi 1. Batuan beku (igneous rock) : batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Di bedakan mejadi dua kelompok, yaitu: I.Berdasarkan Tempat Pembentukannya 1) Batuan beku dalam Terbentuk jauh di permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15 – 50 km. 2) Batuan Beku Korok (Gang) Terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. 3) Batuan Beku Luar Terbentuk di permukaan bumi. II.Bedasarkan Mineral Penyusun. 1) Batuan Beku Mineral Ringan Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan. 2) Batuan Beku Mineral Berat Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat. 2. Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-bitir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Proses pembentukannya, batuan sedimen disebut diagenetis (perubahan bentuk (trasformasi) dari bahan deposit menjadi batuan endapan). Dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : I. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya 1) Batuan sedimen Akuatis. 2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), 3) Batuan Sedimern Glasial, II. Menurut Tempat Pengendapan 1) Batuan Sedimen Terestris, 2) Batuan Sedimen Marine, 3) Batuan Sedimen Limnis, 4) Batuan Sedimen Fluvial, 5) Batuan Sedimen Sedimen, III. Menurut Cara Pengendapannya 1) Batuan Sedimen Mekanis, 2) Batuan Sedimen Kimiawi, 3) Batuan Sedimen Organik, batu pasir
  • 2. 3. Batuan Malihan (Metamorf) Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi bebeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaaruhi proses perubahana batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama. Dibedakan menjadi tiga, yaitu : I. Metamorf Kontak (Metamorf Termal) Batuan yanag berubah karena pengaruh suhu yag sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya dekat dengan magma. II. Metamorf Kontak Batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasiklkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. III. Metamorf Pneumatolistis Kontak Batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk batuan beku (batuan beku dalam, beku gang, dan beku luar). 2 Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan atau bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sedimentasi membentuk batuan sedimen. Namun, ada pula yang langsung mengalami perubahan bentuk menjadi batuan metamorf. 3 Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf. Selanjutnya,batuan metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah lagi menjadi magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku lagi. Demikian seterusnya. C. Perkembangan Bentuk Permukaaan Bumi Teori Apung Benua (Continental Drift) Menurut Teori Apung Benua bahwa benua terdiri atas batuan sial (silikon aluminium) yang di atas dan sima (silikon magnasium) yang berada di bawahnya karena berat jenisnya lebih besar. Menurut Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. Bukti-bukti teori ini, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara daratan Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu. Teori Kontraksi oleh Descartes Ia mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Suess. Menurut Rene Descartes (1696-1650), bumi kita makin menyusut dan mengkerut karena pendinginan. Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori ini mendapat dukungan para ahli geologi. Teori Lauransia-Godwana Teori ini dikemukakan oleh Edward zuess (1884) dan Frank S. Taylor (1910). Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua tersebut kemudian bergerak secara perlahan kea rah ekuantor sehingga terpecah–specah membentuk benua-benua seperti sekarang. Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dengan benua Gondwanaland, sedangkan benua- benua lain menyatu dalam Laurasia.
  • 3. Teori Lempeng Tektonik Beberapa tahun setelah A.L. Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968 dikemukakan sebuah teori yang lebih memuaskan yaitu “teori tektonik lempeng”. Teori ini menyatakan bahwa bagian luar Bumi yaitu bagian Lithosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat yang disebut lempeng. Dari semua itu lempeng terbesar adalah Lempeng Pasifik yang menempati sebagian besar Samudera Pasifik. Ada 7 (tujuh) lempeng-lempeng di permukaan Bumi yang dikategorikan lempeng besar/utama yaitu : Lempeng Afrika, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Antartika. Disamping tu terdapat lempeng yang kecil seperti Lempeng Filipina, Lempeng Arabia, Lempeng Nazca dan Lempeng Scotia. Salah satu prinsip utama Teori Tektonik Lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lain. Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakannya, yaitu : 1. Zone Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel Bumi dan membentuk lantai samudera yang luas. Pada zone ini terbentuk kerak Bumi baru sehingga disebut zona konstruktif. Hal ini ditandai dengan adanya punggung tengah samudera. Sepanjang punggung ini terdapat lembah besar dan curam yang dinamakan retak tengah samudera. Gempa bumi yang terjadi pada sesar transform dan bersifat dangkal sesuai dengan ketebalan lempeng tempat itu. 2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel Bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Pada zone ini terjadi penghancur lempeng. Apabila terjadi tabrakan antara dua lempeng atau lebih, salah satu lempengnya menunjam (masuk) di bawah lempeng lainnya, dan lempeng yang lebih berat masuk di bawah lempeng yang lebih ringan. Daerah pertemuan ini merupakan pusat gempa. Teori konveksi Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi kearah vertical di dalam lapisan astenosfer yang agak kental.Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya.Aliran konveksi yang merambat ke permukaan bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dan dalam bumi mengakibatkan permukaan bumi tidak rata. Fenomena yang mendukung teori ini adalah adanya lava yang mengalir di puncak mid aceanic ridge. Lava ini mengalir terus dan kemudian tersebar ke kedua sisi dan membeku, kemudian membentuk kerak bumi baru. Pengukit teori ini adalah Harry H. Hess. Teori Pergeseran Dasar Laut Teori ini dikemukakan oleh Robert Diesz. Ia mengembangkan teori konveksinya Hess. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan ditemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dan arah punggung laut kedua sisinya. Fenomena yang mendukung teori ini adalah semakin jauh dan punggung dasar laut, unsure sedimen semakin tua. Contoh: Mid Atlantic Ridge, East Pacific ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge. D. Tenaga Pengubah Bentuk Permukaan Bumi 1. Tenagaa Endogen Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi. Tenaga endogen terdiri atas tenaga tektonik, vulkanis, dan gempa bumi. a) Tenaga Tektonis. Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak. Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yaitu tektonis epirogenesa dan tektonis orogenesa. b) Tenaga Vulkanis
  • 4. Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda padat, cair, dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adlah vulkanologi. Terdapat 2 gerakan magma, yaitu : 1) Intrusi Magma Intruksi magma adaalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan) dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke luar permukaan bumi. 2) Ekstrusi Magma Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada 2 cara proses keluarnya magma tersebut, yaitu meleleh dan meledak. Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi : c) Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi. Macam-macam gempa bumi yaitu sebagai berikut: 1) Gempa bumi Vulkanik, yaitu gempa yang disebabkan karena getaran atau gerakan magma pada waktu volkan akan, sedang, atau sesudah meletus. 2) Gempa bumi Tektonik, yaitu gempa yang terjadi secara tiba-tiba dalam tubuh bumi akibat adanya tarikan dan tekanan di dalam bumi atau tenaga tektonik. 3) Gempa bumi Runtuhan, yaitu terjadi akibat runtuhnya atap goa atau terowongan.
  • 5. 2. Tenagaa Eksogen Tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. • Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. 1. Pelapukan Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa: 1. Sinar matahari 2. Air 3. Gletser 4. reaksi kimiawi 5. kegiatan makhluk hidup (organisme) 2 . Erosi Erosi seperti pelapukan, adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat. 3. Sedimentasi ( pengendapan ) Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media pengangkutnya berkurang. Karena media pengangkutan materi berbeda-beda, sedimentasi juga menghasilkan bentukan alam yang berbeda-beda pula. E. Bentang Lahan Berdasarkan Ketinggian 1. Dataran rendah Dataran rendah merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Datarn rendah pada umumnya mempunyai relief yang relativ datar dengan suhu udara 22 ˚C – 30 ˚C. Selain itu, tanah di dataran rendah mudah di manfaatkan oleh penduduk untuk berbagai macam kegiatan ekonomi. 2. Dataran tinggi Dataran tinggi merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian antara 500 – 1.500 meter di atas permu7kaan laut yang mempunyai relief relative datar. Suhu udara di daerah dataran tinggi 10 ˚C – 20 ˚C. Oleh karena itu, di daerah dataran tinggi cocok untuk daerah perkebunan dan tanaman sayuran. Dataran tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Dataran Tinggi Gayo di Aceh. 3. Bukit Bukit merupakan bagian permukaan bumi berbentuk seperti kubah dengan ketinggian antara 200 – 300 meter dari daerah sekitarnya. 4. Lembah Lembah adalah bagian permukaan bumi berbentuk seperti cekungan yang pada umumnya terletak di antara dua pegunungan atau gunung. Contohnya adalah Lembah Baliem di Papua.
  • 6. 5. Gunung Gunung merupakan bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah terdiri atas satu puncak dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Di Indonesia banyak terdapat gunung, baik yang masih aktif maupun yang sudah mati. Gunung-gunung di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Krakatau, dan Gunung Semeru. 6. Pegunungan Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung, Pegunungan yang terdapat di Indonesia antara lain Pegunungan Barisan di Sumatera dan Pegunungan Sudirman di Papua. F. Pedosfer Tanah (Pedosfer) yaitu suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi yang teratas dan terdiri atas butir tanah, air, udara, sisa tumbuh2an dan hewan, yang merupakan tempat tumbuhnya tanaman. 1. Lapisan Tanah Atas. Lapisan ini tebalnya antara 10 cm – 30 cm, warnanya cokelat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur, yang disebut tanah olah atau tanah pertanian. Di sini hidup dan berkembang biak semua jasad hidup tanah dan merupakan lapisan tanah yang tersubur sebagai tempat hidupnya tanaman. Warna hitam/cokelat dan suburnya tanah disebabkan oleh bunga tanah. 2. Lapisan Tanah Bawah. Lapisan tanah kedua ini tebalnya antara 50 cm – 60 cm, lebih tebal daripada lapisan atas, warnanya kemerah-merahan. Lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat. Lapisan tanah ini sering disebut dengan tanah cadas atau tanah keras. Di sini kegiatan jasad hidup berkurang. Tanaman berumur panjang, yang mempunyai akar tunggang yang dalam dapat mencapai lapisan tanah ini. 3. Lapisan Bahan Induk Tanah. Lapisan tanah ketiga ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu, keputih-putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus oleh akar. Di lereng2 gunung lapisan ini sering kelihatan dengan jelas, dimana lapisan di atasnya telah hanyut oleh hujan. 4. Lapisan Batuan Induk. Lapisan yang keempat ini disebut batuan induk. Masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses dan memakan waktu yang lama. Di pegunungan2 sering kelihatan, tetapi tumbuh2an tak dapat hidup. TERJADINYA TANAH Tanah terjadi dari batuan induk, kemudian berubah menjadi bahan induk tanah, dan berangsur-angsur menjadi lapisan tanah bawah, yang akhirnya membentuk tanah atas dalam waktu yang lama sekali. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah, yaitu : 1. Sinar matahari 2. Udara dan air 3. Tumbuh-tumbuhan 4. Makhluk hidup 5. Jasad hidup dalam tanah. 6.
  • 7. Untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi terhadap tanah, maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut : 1. Terassering, yaitu menanam tanaman dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah 2. Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah. 3. Pemupukan 4. Pembuatan Tanggul Pasangan untuk menahan hasil erosi. 5. Contour Plowing, yaitu membajak searah garis kontur sehingga terjadilah alur2 horisontal. 6. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang2 tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. 7. Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman. 8. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan2 yang gundul. 9. Drainase, yaitu pengaturan sirkulasi air untuk kesuburan tanah.
  • 8. Daftar pusaka : www.geospasial.blogspot.com http://geospasial.blogspot.com/2010/11/tenaga-pengubah-muka-bumi_07.html http://shelvievi.wordpress.com/2010/08/04/teori-pembentukan-bumi-kelas-x/ http://haristepanus.wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/ http://www.slideshare.net/iam_cha2/materi-pedosfer download http://geographyedu.blogspot.com/2009/04/mind-map-pedosfer.html download http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/14/litosfer-pedosfer/ full http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Pedosfer/ http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/ http://ips-mrwindu.blogspot.com/2011/04/unsur-unsur-yang-mempengaruhi-cuaca-dan.html cuaca iklim full http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/06/makalah-geografi-cuaca-dan-iklim.html cuaca iklim http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Iklim/materi2.html hujan http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/12/pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html