Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan dapat : Menjelaskan apa yang dimaksud dengan bisnis internasional. Memahami sifat perusahaan multinasional. Memahami kekuatan utama yang mendorong terjadinya globalisasi dan kondisi ekonomi global saat ini. Mengetahui tipe dasar perekonomian yang membentuk persaingan di dunia. Menghargai peran negara-negara dengan biaya rendah dan negara-negara berkembang dengan cepatnya ikut bermain di tingkat dunia saat ini. Menghargai pentingnya kesinambungan dalam lingkungan global yang baru. Bisnis Internasional Seperti yang ditunjukkan pada gambaran pengertian strategi bisnis internasional, manajer yang cerdas di seluruh dunia tetap membuka mata bagi peluang bisnis internasional. Seringkali, pada dunia yang kompetitif saat ini, satu-satunya peluang untuk membesarkan usaha dan profitabilitasnya adalah ketika suatu perusahaan meninggalkan negara asalnya (home country). Namun, dengan adanya peluang ini timbullah hambatan yang terjadi pada kegiatan operasi multinasional. Untuk kasus Sophrite kita dapat melihat tantangan yang dihadapi oleh manajemen ketika para pekerja berasal dari budaya yang berbeda, ketika institusi hukum dan politik setempat memiliki beberapa persyaratan yang berbeda untuk perusahaan, dan ketika valuta asing harus dikelola dalam lingkungan ekonomi yang berbeda. Hal ini merupakan hal kecil dari sekian banyak topik untuk dipertimbangkan dalam bisnis internasional. Untuk membantu kita memahami dan menghadapi tantangan dalam bisnis internasional, tujuan teks ini adalah untuk menunjukkan kepada kita bagaimana perusahaan seperti Sophrite berhasil dalam pasar global dan bagaimana mereka mengatasi banyak kompleksitas dalam menjalankan operasi internasional. GAMBARAN WAWASAN BISNIS INTERNASIONAL Sophrite Afrika Selatan: The Next Walmart ? Telah beroperasi dengan lebih dari 700 toko di 16 negara seperti Mauritius dan Madagaskar, Shoprite (www.shoprite.co.za), Walmart wannabe Afrika Selatan, baru-baru ini memasuki India dengan supermarket terbesar di negeri yang luas ini. Hanya diberi kesempatan untuk go international pada tahun 1994 setelah jatuhnya apartheid, Shoprite sekarang mendapatkan lebih dari setengah pendapatannya di luar Afrika Selatan. Shoprite saat ini merupakan retailer terbesar di Afrika. Karena Shoprite beroperasi terutama di negara-negara berkembang yang lebih miskin, target pelanggannya merupakan pelanggan yang berpenghasilan menengah ke bawah. Kebanyakan retailer multinasional mengabaikan relung ini. Namun, dengan keuntungan meningkat lebih dari 16 persen tahun lalu dan kapitalisasi pasar sebesar $ 1,2 miliar, model ini tampaknya berhasil. Terlepas dari keberhasilannya, Shoprite juga menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan operasi multinasional. Mata uang Afrika berfluktuasi, sehingga biaya persediaan dan nilai penjualan tidak terduga. Ketika rand Afrika Selatan melonjak lebih dari 100 persen terhadap dolar hanya dalam waktu tiga tahun, biaya persediaan yang berasal dari rumah di Afrika Selatan juga melonjak. Sekarang 60 persen pemasok di Madagaskar merupakan penduduk setempat. Selain itu, undang-undang lokal yang ketat seperti yang terjadi di Mesir juga dapat memaksa sumber setempat. Dengan lebih dari 63.000 karyawan yang berbicara dengan berbagai macam bahasa dan perbedaan kompleks dalam hukum setempat mengenai kesehatan, pekerjaan, pajak, dan lain-lain, tantangan organisasi tetap. Seperti kebanyakan perusahaan multinasional, Shoprite menggunakan teknologi untuk membantu mengelola kegaitan-kegiatan operasional yang kompleks. Sebuah sistem satelit melacak pengiriman dan penjualan, dan pemasok dan toko-toko lokal yang terkait dengan sistem e-commerce (http://www.shoprite.co.za/pages/127416071/Careers/Support--Operations.asp). Sumber: Berdasarkan The Economist, 2005, “Africa’s Walmart head east,” www.economist.com, January 13; www. Shoprite.za/ Apakah bisnis tersebut besar atau kecil atau berlokasi di benua manapun, tekanan untuk berpikir secara global berkembang. Simak saja beberapa contoh: jika kita melihat pakaian yang kita pakai, mobil yang kita kendarai, atau komputer yang ada di meja kerja kita, atau melacak uang kita di bank, semuanya memiliki komponen yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis internasional. Mengapa ? Alasan utamanya adalah tekanan globalisasi yang tak henti-hentinya. Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian dunia yang menjadi tanpa batas dan perusahaan yang saling terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka dan dapat melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti bahwa perusahaan lebih cenderung untuk bersaing dimanapun. Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka dimanapun, memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan pengembangan (R&D), dan melakukan produksi dimanapun. Hambatan perdagangan runtuh, dan perdagangan dunia di beberapa negara dalam bentuk produk maupun jasa tumbuh lebih cepat daripada produksi lokal. Uang mengalir dengan lebih bebas melintasi batas negara sebagaimana perusahaan mencari tarif terbaik untuk pembiayaan dimanapun di seluruh dunia, dan investor mencari return terbaik dimanapun di dunia ini. Internet melintasi batas negara dengan sekali meng-klik mouse, memungkinkan hingga bisnis terkecil sekalipun untuk go international. Akibatnya, perusahaan tidak dapat lagi memberikan kemewahan dengan asumsi bahwa keberhasilan di home market-nya setara dengan keuntungan jangka panjang atau bahkan untuk bertahan dari globalisasi. Globalisasi mungkin merupakan alasan utama mengapa kita harus mempelajari bisnis internasional. Dalam dunia yang terkoneksi dengan internet saat ini, kita mungkin memiliki sedikit pilihan. Jika perusahaan semakin melihat pasar global daripada pasar domestik, manajer juga harus menjadi internasional dalam hal pandangan dan strategi. Pemasok kita, penelitian dan pengembangan yang kita lakukan, fasilitas pabrik kita, mitra aliansi strategis kita, dan juga pelanggan kita semakin berdatangan dari luar negera kita. Kompetisi asing dan melakukan bisnis di pasar asing merupakan fakta kehidupan sehari-hari bagi manajer saat ini. Seorang manajer harus memiliki pandangan secara internasional. Mereka adalah para eksekutif yang memiliki kemampuan dan motivasi untuk menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada dalam bisnis internasional. Studi mengenai bisnis internasional membantu mempersiapkan kita untuk menghadapi perubahan ekonomi global ini dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di dunia global. Untuk memberikan kita latar belakang mengenai bisnis internasional, buku ini memperkenalkan kita kepada informasi terkini mengenai bagaimana manajer menganggapi tantangan globalisasi dan menyelenggarakan operasi internasional yang kompetitif. Kita akan melihat bagaimana bisnis baik yang berukuran besar maupun kecil mengahadapi masalah kompleksitas perbedaan nasional dalam sistem budaya, ekonomi, etika, agama, hokum, dan politik. Kita akan mempelajari bagaimana seorang manajer multinasional menggunakan pemahaman mereka tentang perbedaan nasional ini untuk memformulasikan strategi yang dapat memaksimalkan keberhasilan perusahaan dalam industri global. Kita juga akan mempelajari bagaimana seorang manajer multinasional menerapkan strategi internasional dengan sistem pemasaran, keuangan, organisasi, dan sumber daya manusia yang mendukung. Untuk membantu kita agar lebih memahami dunia bisnis internasional yang sesungguhnya, kita akan menemukan beberapa jenis contoh bisnis nyata dalam bab ini dan bab-bab berikutnya. Preview IB Strategic Insights menunjukkan bagaimana perusahaan multinasional sesungguhnya dalam menghadapi masalah-masalah yang akan didiskusikan pada bab ini. IB Strategic Insights memberikan informasi pada implikasi strategis bagi bisnis internasional yang berhubungan dengan diskusi dalam buku ini. IB Small Business Insights menyoroti materi bab relevansi khusus untuk bisnis kecil. Country/Regional Focuses merupakan diskusi yang menunjukkan karakteristik unik suatu wilayah atau negara yang relevan dengan pembahasan topic bab berikut. IB Ethical Challenges merupakan contoh situasi yang dihadapi oleh manajer multinasional dalam mengatasi masalah-masalah yang akan dibahas dalam bab ini. Terkahir, karena kita akan belajar mengenai bab ini, sebagian besar perusahaan multinasional juga menerapkan langkah-langkah untuk membuat kegiatan mereka lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Buku ini juga berisi tentang IB Sustainability Practices, yang menunjukkan apa yang dilakukan perusahaan multinasional untuk menerapkan praktek-praktek berkelanjutan tersebut. The Nature of International Business Suatu perusahaan dikatakan bergerak dalam bidang bisnis internasional ketika perusahaan tersebut menyelenggarakan fungsi bisnis di luar batas wilayahnya. Jenis kegiatan bisnis apa yang menyebabkan perusahaan menjadi internasional ? Kegiatan yang paling mudah dilihat, tentunya, penjualan internasional. Ketika suatu perusahaan memproduksi di negaranya sendiri dan menjualnya di luar negeri, perusahaan telah terlibat pada tingkat kegiatan internasional yang paling sederhana. Namun, melintasi batas negara membuka lebih banyak pilihan daripada hanya menjual dalam skala internasional. Dalam buku ini, kami merujuk pada perusahaan manapun yang bergerak dalam bidang bisnis internasional sebagai perusahaan multinasional atau MNC. Hal ini merupakan definisi yang luas, yang mencakup semua jenis perusahaan, baik yang besar dan kecil, yang bergerak dalam bidang bisnis internasional. Sebagian besar perusahaan multinasional, selain itu, juga multinational corporation – perusahaan-perusahaan tersebut dimiliki publik berdasarkan kepemilikan saham. Seringkali, ketika kita melihat referensi mengenai MNC di berbagai surat kabar bisnis ternama, referensi tersebut mengacu pada perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan terbesar semuanya merupakan perusahaan publik. Exhibit 1.1 menunjukkan daftar perusahaan multinasional teratas di dunia. Perusahaan multinasional yang lebih kecil seringkali dimiliki oleh pihak swasta, tetapi banyak kegiatan bisnis mereka diselenggarakan di luar negeri. Perusahaan multinasioanl non-publik yang lebih kecil juga menjadi semakin penting karena menjadi lebih umum bagi organisasi yang lebih kecil untuk bersaing secara global. Beberapa pengusaha lebih memilih menciptakan bisnis yang go international dari awal. Untuk memperkenalkan beberapa pilihan internasional, perhatikan hipotetis perusahaan berikut yang memproduksi PC. Sebagai perusahaan domestik, perusahaan tersebut dapat memproduksi chip dan komponen elektronik lainnya, membuat casing, merakit semua komponennya dan menjual komputer tersebut, semuanya dilakukan di negara asal (home country). Namun, perusahaan tidak dapat bersaing dengan baik menggunakan pendekatan ini. Pasar lokal mungkin stagnan, dengan harga yang kompetitif dan margin keuntungan yang lebih rendah. Bahkan di pasar yang berkembang, pesaing seperti Dell Computer mungkin memperoleh sumber daya berkualitas tinggi, komponen murah dari mana saja di dunia. Kompetitor juga mungkin menemukan biaya produksi yang lebih rendah di negara-negara dengan biaya rendah (low-cost countries), memungkinkan mereka menawarkan harga yang lebih murah. Apa yang dapat dilakukan perusahaan ini ? Sebagai perusahaan multinasional, perusahaan dapat menjual PC kepada pembeli di luar negeri di negara yang masih sedikit pesaingnya dan harga yang tinggi. Beberapa aktivitas internasional lainnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Misalnya, perusahaan ini mungkin menemukan salah satu langkah dalam memperoleh komponen atau menyelesaikan produksi di negara lain. Perusahaan mungkin saja membeli chip dengan kualitas terbaik di Taiwan, menggunakan biaya perakitan yang murah di Vietnam, dan utamanya menjual PC tersebut di Eropa dan Amerika Serikat. Untuk setiap langkah ini, perusahaan mungkin membagi kegiatan dengan perusahaan lokal atau membangun pabriknya sendiri di negara lain. Seperti yang akan kita lihat dalam bab-bab selanjutnya, perusahaan multinasional harus mengembangkan strategi dan sistem untuk menyelesaikan semua atau sebagian dari tugas-tugas bisnis internasional. Selanjutnya, kita akan mempertimbangkan kekuatan yang mendorong realitas ekonomi baru yang dihadapi generasi berikutnya dari manajer internasional dan perusahaan multinasional. Globalisasi: Kontek Dinamis Bagi Bisnis Internasional Globalisasi bukanlah proses evolusi seragam yang sederhana. Tidak semua perekonomian dunia memberikan manfaat yang sama atau berpartisipasi dengan sama. Di masa lalu, krisis keuangan, terorisme, perang, SARS, meningkatkan keamanan perbatasan, dan stagnasi ekonomi di seluruh dunia telah terbatas, atau dalam beberapa kasus bahkan terbalik, beberapa lainnya merupakan aspek globalisasi. Kita akan melihat di bawah ini, dalam konteks diskusi mengenai pendorong utama globalisasi, beberapa aspek dihasilkan oleh gejolak politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Perhatikan Exhibit 1.2, yang menunjukkan sejarah peristiwa besar globalisasi. Krisis keuangan 2008 menunjukkan betapa saling berhubungannya perekonomian global dalam beberapa decade terakhir. Ketika kegagalan dan hutang yang buruk dalam industri KPR memaksa beberapa bank-bank AS dan lembaga keuangan lainnya keluar dari bisnis, pasar saham AS menurun dengan cepat dan drastis. Hampir segera, lembaga keuangan di seluruh dunia mengikuti pasar AS. Lihatlah video berikut sebagai gambaran mengenai krisis: www.pbs.org/newshour/video/module.html?mod=0&pkg=8102008&seg=1, dan Country/Regional Focus di bawah, yang menunjukkan dampak krisis keuangan di India. Sebelum membahas kunci utama globalisasi yang mempengaruhi bisnis internasional, hal ini berguna untuk melihat beberapa klasifikasi umum yang digunakan negara-negara di dunia. Klasifikasi kira-kira menunjukkan produk domestik bruto suatu negara (PDB) dan pertumbuhan PDB. Klasifikasi tidak akurat tetapi dapat menyederhanakan diskusi perdagangan dunia dan investasi. Di India, setelah segera setelah penurunan drastis nilai pasar saham AS pada tahun 2008, Bursa Efek Bombay Index, atau Sensex, anjlok 6 persen, mencapai terendah dalam dua tahun. Ada sedikit keraguan bahwa krisis keuangan global telah tiba di India. Ketika krisis keuangan berlangsung, investor asing menarik hampir $ 10 miliar dari India. Hal ini mengakibatkan pinjaman uang yang diberikan bank-bank India kepada perusahaan dan konsumen menjadi lebih sedikit. N.R. Narayanan, dari ICICI Bank, bank sektor swasta terbesar di India mencatat,” Kami memperketat norma pemberian pinjaman untuk segmen pelanggan tertentu." ICICI mengharapkan penurunan 35 persen dalam bentuk pinjaman. Hasil praktek tersebut adalah perusahaan harus menunda rencana ekspansi dan konsumen sekarang menghadapi kesulitan lebih dalam mendapatkan rumah dan kredit mobil. Tidak hanya masalah tingginya biaya pinjaman lokal, tapi gejolak keuangan di pasar ekspor utama India di AS dan Eropa telah mengakibatkan permintaan berkurang. Misalnya, di sektor Teknologi Informasi, AS menyediakan lebih dari setengah untuk Teknologi Informasi terbesar di India, Tata Consultancy, Infosys Technologies, dan Wipro. Krisis keuangan AS dan perlambatan ekonomi akan menghasilkan pesanan lebih sedikit dan keterlambatan dalam investasi jangka panjang dengan pelanggan AS. Selain itu, banyak pelanggan dari perusahaan-perusahaan IT ini adalah bank-bank AS, pihak yang paling sangat terpukul akibat krisis ini. Sumber: Diadaptasi dari Nandini Lakshman, 2008, “World financial crisis: India’s hurting, too,” BusinessWeek Online, www.businessweek.com, October 8. Jenis Perekonomian Dalam Pasar Global: The Arrived, The Coming, dan The Struggling Exhibit 1.3 menunjukkan beberapa divisi ekonomi dunia berdasarkan pada klasifikasi yang digunakan oleh PBB dan Boston Consulting Group. Negara maju memiliki ekonomi yang matang dengan PDB per kapita yang cukup besar dan perdagangan internasional dan investasi. Negara berkembang, seperti Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan, memiliki ekonomi yang telah berkembang secara ekstensif selama dua dekade terakhir namun kadang-kadang jatuh-bangun baru-baru ini, terutama selama kemunduran dari krisis Asia pada akhir tahun 1990-an. Negara berkembang lainnya yang perlu diperhatikan adalah apa yang disebut PBB sebagai transisi ekonomi seperti Republik Ceko, Hungaria, Polandia, dan Rusia, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Ekonomi transisi merupakan negara-negara yang telah berubah dari kontrol pemerintah, sebagian besar negara dengan sistem ekonomi komunis, menjadi sistem pasar atau sistem kapitalis. Sistem sebelumnya mengandalkan organisasi milik negara dan kontrol pemerintah terpusat untuk menjalankan perekonomian. Dalam transisi menuju pasar bebas dan sistem kapitalis, banyak perusahaan milik pemerintah dirubah menjadi kepemilikan swasta. Pasarlah dan bukan pemerintah yang selanjutnya menentukan keberhasilan perusahaan. Beberapa ekonomi transisi ini, seperti Hungaria, Polandia, Slovakia, dan Republik Ceko, yang mengembangkan ekonomi pasar memungkinkan mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa. Selain itu, banyak perusahaan multinasional yang memutuskan untuk beroperasi di negara-negara ekonomi transisi karena berbagai alasan. Seperti yang dapat kita lihat dari IB Strategic Insight, ekonomi transisi akan tetap menjadi elemen kunci bisnis internasional. Aspek penting lain dari lingkungan bisnis internasional adalah negara-negara terpencil, yang belum menunjukkan banyak kemajuan dalam perubahan ekonomi global. Mereka adalah negara-negara termiskin dan sering diganggu dengan rezim politik yang tidak stabil, pengangguran yang tinggi, dan pekerja yang tidak terampil. Sebagian besar negara-negara ini terletak di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, dan Timur Tengah. Nokia akan segera menutup pabriknya di Bochum, Belgia, karena biaya telah meningkat terus-menerus dan pabrik menjadi sangat mahal. Nokia telah memilih Cluj di Rumania untuk menggantikan pabrik Belgia. Cluj dipilih karena berbagai alasan. Kota ini memiliki populasi sebanyak 400.000 jiwa dan kebanyakan orang menikmati prospek bekerja untuk sebuah perusahaan multinasional dan mendapat gaji yang cukup besar. Bahkan, pada job fair yang diselenggarakan pada bulan Juni 2007, Nokia menerima dua kali lebih banyak pelamar karena diperlukan untuk mengisi pekerjaan yang tersedia. Namun, Nokia telah memilih Cluj untuk alasan lain selain tenaga kerja yang murah dan berlimpah. Nokia berharap dapat menarik banyak lulusan teknik dari universitas teknis lokal yang dianggap baik. Lulusan universitas yang terlatih dan bersedia bekerja untuk seperempat gaji insinyur seperti di negara-negara Barat lainnya. Cluj dipilih juga karena kedekatannya dengan pelanggan Nokia. Tidak seperti pesaing handset lain yang memproduksi produk-produk mereka di Asia, Nokia dapat lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan lokal dan dapat bereaksi sangat cepat terhadap perubahan tersebut. Namun, membangun kegiatan operasi di Cluj bukan tanpa tantangan. Nokia harus berhadapan dengan infrastruktur yang buruk. Bandara lokal sangat kecil dan jalan raya di wilayah ini tidak dikembangkan dengan baik. Mengirim pasokan ke Cluj dan mendistribusikannya ke luar Cluj merupakan tantangan. Selain itu, banyak perusahaan multinasional menemukan bahwa upah meningkat pesat dalam ekonomi transisi dan pekerja tidak ragu untuk bekerja kepada perusahaan pesaing yang memberikan upah lebih tinggi. Oleh karena itu, Nokia menyediakan fasilitas yang diharapkan akan mempertahankan pekerja yang terampil. Fasilitas pabrik Cluj diharapkan akan memiliki kantin dengan makanan gratis, gym, dan area bermain. Sumber: Diadaptasi dari Jack Ewing, 2008, “Nokia’s new home in Romania,” BusinessWeek, January 28, pp. 40–2. Mungkin hal yang paling penting secara strategis adalah negara-negara yang disebut Boston Consulting Group (BCG) sebagai negara-negara berbiaya rendah (the low-cost countries). Negara-negara ini merupakan negara-negara dengan tenaga kerja murah yang menjadi manufaktur dan penyedia layanan untuk perusahaan multinasional yang berkantor pusat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Dipimpin oleh China dan India, negara-negara ini berkembang pesat sebagai sumber daya dengan biaya murah untuk menambah jumlah fungsi-fungsi bisnis, dan dalam skala besar sebagai penerima banyak pekerjaan yang meninggalkan ekonomi yang lebih maju seperti AS. Dengan adanya gambaran mengenai perekonomian utama dunia, kita dapat melihat lebih dekat saat ini pada kekuatan yang mendorong ekonomi dunia baru. Pendorong Globalisasi Beberapa tren utama yang mendorong globalisasi ekonomi dunia dan, pada gilirannya, memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan operasi internasional untuk bertahan hidup dan berkembang. Beberapa tren yang paling penting meliputi batas penurunan, pertumbuhan perdagangan dan investasi lintas batas, munculnya produk global dan pelanggan global, meningkatnya penggunaan internet dan teknologi informasi (TI) yang canggih, peran low-cost countries di pasar dunia, dan munculnya standar kualitas dan produksi global. Exhibit 1.4 menggambarkan kekuatan-kekuatan penting. Masing-masing kekuatan pendorong dibahas di bawah ini. Mengurangi Hambatan Batasan Negara: Menjadikan Perdagangan dan Investasi Lintas Negara Lebih Mudah Pada pertengahan tahun 1990an, tarif dunia rata-rata sekitar 45 persen. Pada awal tahun 2000an, tariff pada produk industrial turun menjadi 3.8 persen. Tarif pajak paling sering dibebankan pada barang-barang impor ke dalam negeri. Tarif tersebut memiliki efek menaikkan harga barang-barang impor. Seperti yang akan kita lihat secara lebih rinci dalam Bab 4 dan 9, tarif cenderung menjadikan barang-barang luar menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif dengan barang-barang lokal. Perdagangan berkurang karena perusahaan tidak dapat bersaing dengan produsen dalam negeri. Setelah beberapa rentetan perundingan tarif, yang dikenal sebagai General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), tarif di seluruh dunia pada barang-barang manufaktur menurun dari 45 persen menjadi kurang dari 7 persen. Perundingan selanjutnya di Uruguay berakhir dengan kesepakatan untuk mengurangi tarif lebih jauh, liberalisasi perdagangan di bidang pertanian dan jasa, dan menghilangkan beberapa hambatan nontarif untuk perdagangan internasional, seperti penggunaan peraturan kesehatan yang berlebihan untuk mencegah impor. Perundingan Uruguay berakhir pada tahun 1993 dan mendirikan World Trade Organization (WTO). WTO saat ini menyediakan organisasi formal yang menganjurkan perundingan lanjutan dan menyelesaikan sengketa perdagangan antara negara-negara. Saat ini ada 148 negara yang tergabung dalam WTO, meningkat yang semula hanya 92 negara di tahun 1986. Lebih dari 90 persen perdagangan dunia berlangsung antara negara-negara yang menjadi anggota WTO. Setidaknya 30 negara lebih, termasuk Rusia, mencari keanggotaan WTO. WTO bukanlah satu-satunya organisasi yang berusaha untuk menghilangkan hambatan perdagangan. Organisasi-organisasi lain berdasarkan perjanjian perdagangan regional, seperti Uni Eropa (UE) dan North American Free Trade Agreement (NAFTA), juga berusaha untuk mengurangi tarif dan mengembangkan standar teknis dan ekonomi serupa. Organisasi-organisasi regional menyebabkan lebih banyak perdagangan di antara negara-negara anggota, dan beberapa sarjana berpendapat bahwa perjanjian regional adalah langkah pertama menuju globalisasi yang menyeluruh. Namun, yang lain berpendapat bahwa perjanjian regional hanya menguntungkan anggotanya saja dan sering merugikan negara-negara miskin yang tidak mengikuti perjanjian tersebut (seperti negara-negara Karibia yang bukan anggota NAFTA). Dari sudut pandang praktis, meskipun perjanjian tersebut hanya menguntungkan negara-negara anggotanya saja perjanjian regional berkontribusi terhadap perdagangan dunia lebih dari perdagangan yang mereka batasi. Selain itu, perjanjian regional, dengan negara yang lebih sedikit, lebih mudah dicapai secara politik daripada perjanjian perdagangan dunia yang meliputi banyak negara. Dalam Bab 3, kita akan mengetahui lebih banyak tentang perjanjian ini. Apakah perdagangan bebas sukses? WTO menyatakan bahwa jawabannya adalah ya, dan data tampaknya mendukung posisi mereka. Setelah perjanjian GATT awal, perdagangan dunia melebihi output GDP dunia empat kali lipat. Namun, kebijakan-kebijakan WTO juga mendapatkan kritik. Beberapa berpendapat bahwa WTO hanya mementingkan negara-negara maju, karena karena negara-negara maju memiliki sumber daya untuk menekan negara-negara miskin yang tidak diatur dunia. Pemerhati lingkungan juga mengkritik perdagangan bebas karena memungkinkan perusahaan multinasional tidak terkena peraturan di banyak negara-negara maju dengan memindahkan produksi yang rusak ke negara-negara miskin yang memiliki undang-undang perlindungan yang lemah. Ahli etika berpendapat bahwa tindakan tersebut memberikan prioritas kepentingan komersial terhadap lingkungan, kesehatan, dan keselamatan. Buruh yang terorganisir melihat perdagangan bebas sebagai sumber hilangnya pekerjaan dan tekanan untuk mengurangi upah sebagai sisa pekerjaan karena perusahaan multinasional memindahkan atau mengancam untuk memindahkan produksi dari negara-negara dengan upah tinggi ke negara-negara dengan upah rendah. Kita dapat melihat tanggapan WTO terhadap kritik-kritik tersebut pada website mereka di www.wto.org/. Cari dan Jual Kemanapun Untuk Siapapun: Tidak Lagi Hanya Untuk Manufaktur Namun Juga Jasa 11 September 2001, serangan terhadap Amerika Serikat dan stagnasi ekonomi yang dihasilkan di seluruh dunia menyebabkan kemunduran besar bagi perdagangan dunia. Misalnya, pertumbuhan dua digit dalam ekspor barang dagangan di seluruh dunia pada tahun 2000 diikuti oleh penurunan lebih dari 4 persen dalam dua tahun berikutnya. Namun, sebagian besar perdagangan dunia kembali pulih pada tahun 2003 dan 2004 dan pertumbuhan perdagangan mendekati dua digit lagi pada tahun 2007. China kini menempati urutan ketiga dalam hal impor dan ekspor dan lebih cepat daripada Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Exhibit 1.5 menunjukkan negara terkemuka saat ini dalam hal jumlah volume impor dan ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian dunia saling terkait dan saling menstimulasi. Tidak hanya melakukan perdagangan lintas batas melalui ekspor dan impor, perusahaan multinasional juga membangun jaringan global yang menghubungkan lokasi yang berbeda di seluruh dunia untuk penelitian dan pengembangan (R&D), pasokan, layanan pendukung seperti call center, produksi, dan penjualan. Mendirikan dan memiliki operasi kita sendiri di negara lain dikenal sebagai investasi langsung asing (FDI). Artinya, FDI terjadi ketika perusahaan multinasional dari satu negara memiliki unit organisasi yang berlokasi di negara lain. Perusahaan multinasional sering membangun unit mereka sendiri di negara lain, tetapi mereka juga menggunakan merger lintas batas dan akuisisi, seperti akuisisi perusahaan Eropa Arcelor sebesar $ 32 miliar oleh perusahaan India Mittal Steel. Hal ini juga merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan dari negara berkembang. Negara mana yang memberikan dan mendapatkan investasi lintas batas ini dalam ekonomi global ? Peta persaingan berubah, dengan negara-negara berkembang mengambil peran yang lebih aktif. FDI melonjak ke tingkat rekor, meningkat lebih dari 36 persen antara tahun 1996 dan tahun 2000 dan akhirnya mencapai $ 1,5 triliun pada 2000. Namun, mengikuti pola yang sama dengan perdagangan internasional, FDI turun menjadi $ 735 miliar di tahun 2001, kurang dari setengah, dari tahun sebelumnya, dan menurun 25 persen lagi dalam dua tahun berikutnya. Sejak saat itu, dan seperti halnya perdagangan dunia, FDI telah mendapatkan kembali energinya. tumbuh hampir 40 persen per tahun. Meskipun FDI menurun sementara, masih tersisa sejumlah besar selama decade terakhir, karena sebagian besar digunakan untuk keberadaan sekitar 61.000 perusahaan multinasional! Terdapat lebih dari 900.000 investasi asing dengan lebih dari 55 juta karyawan, dan nilai saham sebesar $ 7 triliun. Penting untuk dicatat meskipun penurunan dramatis dalam pertumbuhan FDI dimulai pada tahun 2001, nilai FDI yang baru ada dan tetap menjadi generator pendapatan utama bagi perusahaan multinasional. Exhibit 1.6 menunjukkan daftar 25 perusahaan teratas dalam peringkat dunia berdasarkan ukuran kepemilikan aset asing mereka. Statistik terbaru menunjukkan Uni Eropa, yang dipimpin oleh Inggris dan Perancis, di bagian atas daftar FDI yang masuk: yaitu, FDI dari negara lain yang masuk ke Uni Eropa. AS berada di urutan kedua, diikuti oleh China. Meskipun negara-negara maju masih memimpin dunia dalam FDI yang masuk pangsa FDI untuk negara-negara berkembang terus meningkat menjadi hampir 40 persen dari seluruh dunia terhadap FDI yang masuk. FDI yang keluar mengikuti pola yang sama dengan Uni Eropa yang memimpin AS, membuat hampir setengah investasi dunia di luar negara mereka sendiri. AS berada di urutan kedua kurang dari 20 persen dari FDI di seluruh dunia, dan Jepang merupakan ketiga. Pada saat penulisan bab ini, tidak jelas apa dampak krisis keuangan tahu 2008 pada perdagangan dunia dan investasi. Namun, indikator langsung menunjukkan tanda-tanda resesi dan penurunan dalam perdagangan dan investasi di seluruh dunia. Apa artinya ini bagi masing-masing perusahaan ? Mungkin implikasi yang paling penting adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis internasional saat ini lebih mudah mencari dan menjual produknya dimanapun yang menjadikan hal ini logis bagi bisnis mereka. Meskipun Uni Eropa dan Amerika Serikat berkontribusi dalam sebagian besar investasi asing langusng dunia, dan cenderung tetap melakukannya di masa depan, manajer multinasional yang cerdik harus terus-menerus mengamati dunia untuk investasi yang mungkin menguntungkan. IB Strategic Insight berikut menunjukkan bagaimana beberapa perusahaan multinasional besar bergerak cepat untuk memanfaatkan peluang dalam ekonomi transisi. Louis Schweitzer, CEO Renault, baru-baru ini mengatakan bahwa pabrik perakitan Toyota di utara Perancis, selesai pada tahun 2001, merupakan yang terakhir dari generasi, mungkin pabrik perakitan mobil baru yang terakhir akan dibangun di Eropa Barat. Baru-baru ini melewati Italia, Rusia kini merupakan negara tempat perakitan mobil terbesar kelima. Mengapa ? Biaya tenaga kerja yang murah pada negara-negara ekonomi transisi dapat menghemat pengeluaran Renault sekitar $2.500 per kendaraan. Hal ini memungkinkan perusahaan yang membuat mobil seperti Hungaria untuk menjual di bawah perusahaan pesaingnya di Eropa Barat dan masih menghasilkan keuntungan yang sehat. Produksi mobil Eropa Timur tumbuh 27 persen selama lima tahun terkahir sementara produksi mobil Eropa Barat tetap. Typical merupakan pabrik baru di Kolin, Republik Ceko, yang dapat menghasilkan 300.000 kendaraan per tahun. Peugeot dan Citroen Perancis serta Toyota Jepang roll off the line. Perusahaan Jepang Suzuki memiliki 24 pabrik perakitan di Eropa Tengah dan Timur. Tidak hanya perusahaan-perusahaan otomotif yang melakukan perakitan akhir tetapi mereka juga memproduksi banyak komponen dalam bentuk yang lebih kecil. Sumber: The Economist, 2005, “Driving out of the east,” www.economist.com, March 3. Biasanya, sebagian besar FDI ditujukan untuk bidang manufaktur karena perusahaan multinasional mencari lokasi produksi yang murah atau lokasi yang dengan pelanggan. Namun, dalam ekonomi global saat ini, FDI juga tumbuh di sektor jasa. Exhibit 1.7 menunjukkan distribusi perubahan jenis FDI. Munculnya Low-Cost Countries: Pentingnya Faktor Pendorong Globalisasi Negara dengan biaya rendah memiliki dua peran sebagai pendorong globalisasi. Pertama, mereka memicu perdagangan dan investasi oleh perusahaan multinasional yang mencari platform murah untuk memproduksi barang atau jasa seperti teknologi informasi dan call center. Kedua, beberapa negara-negara berbiaya rendah menjadi apa yang disebut Boston Consulting Group sebagai negara yang berkembang pesat secara ekonomi (RDEs). Perkembangan ekonomi yang cepat pada negara-negara dengan biaya rendah seperti Cina, India, Meksiko, dan Brasil tidak hanya menyediakan tempat produksi murah tetapi juga memiliki pasar yang berkembang bagi penjualan multinasional. Negara-negara ini secara keseluruhan diharapkan melihat pertumbuhan $ 2.3 triliun dalam GDP dekade berikutnya dibandingkan dengan $ 3.15 triliun yang diharapkan untuk Triad selama periode yang sama. Namun, pertumbuhan ini merupakan jalan dua arah seperti negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat yang menggunakan keuntungan dari investasi asing untuk mengembangkan perusahaan lokal dengan cepat menjadi pesaing dunia. Perusahaan alat rumah tangga Haier Group China adalah contoh utama. Dengan $ 10 miliar pendapatan perusahaan dan nomor satu di Cina untuk peralatan rumah tangga full line, Haier Group telah menghasilkan 10 persen dari penjualan dari luar China. Penghematan biaya penempatan dalam low-cost countries untuk organisasi manufaktur tertentu ditunjukkan pada Exhibit 1.8. Perbedaan biaya yang signifikan antara low-cost countries (LCC) dan negara maju mendorong perusahaan-perusahaan seperti Motorola untuk mendirikan pabriknya di LCC seperti China, atau perusahaan seperti Walmart untuk memasok barang atau jasa dari perusahaan LCC setempat. Seperti yang akan kita lihat di bab berikutnya, meskipun teori perdagangan tradisional menunjukkan bahwa kita semua mendapatkan keuntungan dari pekerjaan yang berpindah-pindah dimana pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan semurah-murahnya, ada beberapa pihak yang dirugikan oleh pergeseran pekerjaan dari negara maju ke LCC. Untuk menunjukkan dampak LCC pada peta persaingan kompetitif di dunia, BCG menggunakan pemetaan matriks yang menunjukkan produksi negara-negara industri yang sedang beralih ke LCC baik melalui outsourcing atau offshoring. Internasional outsourcing dilakukan ketika sebuah perusahaan di satu negara melakukan kontrak dengan sebuah perusahaan di negara lain untuk melakukan beberapa fungsi bisnis. Offshoring dilakukan ketika sebuah perusahaan di satu negara memindahkan fungsi bisnis seperti manufaktur ke negara lain, biasanya untuk mengambil keuntungan dari biaya yang lebih rendah. Exhibit 1.9 menunjukkan beberapa contoh dari outsourcing dan offshoring, dan Exhibit 1.10 menunjukkan matriks BCG untuk berbagai industri di Amerika Serikat. Perusahaan obat di seluruh dunia telah menggeser beberapa manufaktur dan pengembangan farmasi ke LCC yang didorong oleh penghematan biaya yang sama di industri lain. Baru-baru ini perusahaan seperti Pfizer dan Eli Lilly dari Amerika Serikat dan Roche Holding Swiss sudah mulai melakukan offshoring dan outsourcing untuk uji klinis pengembangan obat-obatan baru di negara-negara seperti India, Brazil, China, dan Meksiko. Dokter India seperti Dr Arvind Sosale Rumah Sakit Diacon di Bangalore melaporkan tidak kesulitan mendapatkan relawan, tidak seperti kasus untuk pasien dari negara-negara maju, di mana para peserta sering lebih waspada dan tidak bersedia untuk mencoba obat baru. Di negara miskin seperti India, orang lebih cenderung tertarik pada obat bebas dan perhatian khusus untuk berpartisipasi. Meskipun pemerintah India baru-baru ini melembagakan kontrol yang lebih ketat dari uji klinis obat, beberapa masih berpikir penggunaan subjek orang miskin dan buta huruf sering merupakan bentuk eksploitasi. Mengingat pertumbuhan empat kali lipat 2001-2003, perkiraan adalah bahwa industri pengujian obat akan tumbuh lebih cepat. Meskipun pemerintah India baru-baru ini menerapkan kontrol yang lebih ketat terhadap uji klinis obat, beberapa masih berpikir untuk melakukan uji klinis seringkali terhadap masyarakat miskin dan buta huruf yang merupakan bentuk eksploitasi. Mengingat pertumbuhan empat kali lipat dari tahun 2001-2003, diperkirakan bahwa industri pengujian obat akan tumbuh lebih cepat. Sebagai manajer multinasional untuk sebuah perusahaan obat, bagaimana Anda akan menanggapi hal ini? Sumber: Berdasarkan Sarith Rai, 2005, “Drug companies cut costs with foreign clinical trails,”New York Times, February 24, p. C5; Andrew Pollack, 2005, “Medical companies joining offshore trend, too,”New York Times, February 24, pp. A1, C4. Satu sisi pada matriks dalam Exhibit 1.10 menunjukkan penetrasi pasar produk murah di AS dan sisi lain matriks menunjukkan persentase pertumbuhan. Hal ini akan memberikan kita gambaran tentang jenis produk yang banyak berasal dari LCC melalui outsourcing dan offshoring dan mereka cenderung melakukannya lagi. Sebuah matriks yang sama dapat diterapkan pada area layanan seperti call center, semakin banyak diserahkan atau di-offshore ke India. Outsourcing dan Offshoring bukanlah ancaman bagi pemberi dan penerimanya. Seringkali kita mendengar orang yang kehilangan pekerjaannya di suatu negara ketika mereka harus dipindahkan ke negara lain. Namun, hal tersebut bukanlah salah satu masalah etika yang potensial. Sistem etika dan kelembagaan mungkin berbeda di negara-negara tuan rumah dengan cara yang memungkinkan perilaku perusahaan multinasional perlu dipertanyakan. Di atas merupakan contoh salah satu tantangan etis. Outsourcing dan Offshoring tidak terbatas bagi perusahaan-perusahaan multinasional besar. Usaha kecil juga melakukan tindakan. IB Small Business Insight pada halaman selanjutnya memberikan contoh upaya sebuah perusahaan Swedia untuk mengambil keuntungan dari manfaat yang sama dicari oleh perusahaan besar. Pergeseran produksi dan jasa ke LCC juga menciptakan potensi kelompok pesaing baru di pasar dunia. Seperti disebutkan di atas, hal ini merupakan negara-negara perekonomian yang berkembang cepat seperti China, India, Meksiko, Brasil, dan beberapa negara di Asia Tenggara dan Eropa Timur. Apa yang harus dilihat oleh perusahaan-perusahaan ini? Lihatlah pada papan skor tahunan Fortune Global 500 baru-baru ini mengenai 500 perusahaan global terbesar yang menunjukkan peningkatan kehadiran perusahaan dari pasar negara berkembang dan RDE. Pada titik ini, perusahaan Korea, Rusia, dan Cina mendominasi peringkat atas untuk pasar negara berkembang. Meskipun AS memimpin daftar Global 500, China kini memiliki 29 anggota dan Korea memiliki 15 anggota. Sebagian besar offshoring jasa sejauh ini telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar – tetapi perusahaan yang lebih kecil juga mulai memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh peningkatan daya jual layanan. Global Refund – pemasok terkemuka jasa keuangan yang memungkinkan wisatawan untuk mengumpulkan pajak pengembalian – merupakan contoh yang baik. Global Refund mempekerjakan 800 orang di seluruh dunia, di sekitar 35 negara. Tetapi Global Refund berasal dari Swedia, namun secara hukum terdaftar di Belanda (terutama untuk tujuan pajak). Teknologi informasi memungkinkan kita untuk menemukan berbagai fungsi kantor pusat ke lokasi yang berbeda: chief executive officer (CEO) yang berasal dari Swiss, fungsi pemasaran dan keuangan berada di Swedia, IT dan fungsi pemrosesan transaksi dijalankan dari Austria, dan segmen usaha tertentu dikelola dari Singapura. Pada awal tahun 2004, Global Refund sedang dalam proses konsolidasi back-office dibagi menjadi dua "pusat keunggulan" di Eropa. Setelah konsolidasi, dicoba dan diuji, sebagai langkah kedua, perusahaan dapat melakukan offshore pada pada fungsi-fungsi ini dan membangun afiliasi asing di lokasi dengan biaya rendah baik dalam CEE atau Asia. Perusahaan juga telah memilih untuk melakukan offshore beberapa layanan melalui outsourcing. Dalam satu segmen usaha, semua pekerjaan pemrosesan transaksi telah diserahkan kepada penyedia layanan lokal di Singapura, pengembangan perangkat lunak untuk pasar Eropa telah diserahkan kepada sebuah perusahaan lokal di Bulgaria, dan pengembangan perangkat lunak untuk mendukung kawasan Asia-Pasifik dilakukan oleh perusahaan lokal di India. Ada juga rencana untuk membangun captive call center di lokasi yang murah (captive call center merupakan salah satu yang dimiliki oleh perusahaan, bahkan jika di lokasi yang asing). Perusahaan memandang layanan offshoring sebagai proses yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing. Dengan mengkonsolidasikan fungsi-fungsi tertentu di pusat-pusat keunggulan, perusahaan telah mampu meraup skala ekonomi, menghindari duplikasi pekerjaan, meningkatkan keterampilan pekerja, dan dengan demikian mengurangi biaya serta meningkatkan kualitas layanan yang dilakukan. Sumber: UNCTAD, 2004, World Investment Report, Geneva and New York: United Nations. Naiknya harga minyak membantu perusahaan Rusia Gazprom berada di urutan 50 teratas dan perusahaan China Sinopec berada di urutan 20 teratas. Perusahaan Korea Samsung, yang dikenal karena chip memory-nya, LCD panel display, dan ponsel, juga masuk dalam urutan 50 teratas. Menurut studi yang dilakukan Boston Consulting Group baru-baru ini, 100 teratas penantang global yang perlu diperhatikan dari RDE, sebagian besar perusahaan berasal dari China, diikuti oleh India dan Brazil. Perusahaan Cina termasuk Chery Automotive, produsen mobil Cina yang terkemuka saat ini membangun pabrik di Eropa Timur dan Amerika Selatan, dan Changhong Electric, menanamkan sebesar $ 2.6 miliar untuk kegiatan operasinya di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Perusahaan Brasil termasuk JBS-Friboi, pengolah daging sapi dan daging babi terbesar di Amerika Latin baru-baru ini mengakuisisi perusahaan AS Swift & Co. Dari India, ada Suzlon Energy, perusahaan terbesar kelima untuk kapasitas energi angin. Ada sedikit keraguan bahwa dalam waktu dekat banyak perusahaan-perusahaan dari RDE akan menjadi buah bibir di seluruh dunia. Perdagangan global memiliki dua efek penting dalam mengembangkan pesaing baru. Pertama, ketika perusahaan multinasional besar menggunakan negara-negara berkembang sebagai platform dengan upah rendah untuk perakitan teknologi tinggi, mereka juga memfasilitasi transfer teknologi. Hal ini berarti bahwa para pekerja dan perusahaan di negara-negara berkembang harus mempelaajari keterampilan baru ketika perusahaan multinasional besar Perusahaan jasa teknologi informasi (TI) India seperti Wipro dan Infosys menginginkan lebih dari sekedar sumber daya outsourcing TI berbiaya rendah bagi perusahaan-perusahaan AS dan Eropa. Mereka ingin mengalahkan IBM dan Accentures dengan menjadi Walmart-nya teknologi informasi, mengubah rekayasa perangkat lunak dan proses bisnis seperti menjalankan call center menjadi komoditas yang bisa diproduksi dengan murah dan dijual dalam volume besar di seluruh dunia. Di India, dimana gaji insinyur terbaik kurang dari $10.000 per tahun dan perusahaan terbaik memenuhi atau melampaui standar global, hal ini bisa menjadi masa depan yang baik bagi India. “Hampir semua yang dapat dilakukan, dapat kami lakukan dengan lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik,” kata Nadan Nilekani, CEO Infosys. Pendapatan India dari proses bisnis outsourcing telah berkembang sekitar $ 4 miliar per tahun selama beberapa tahun terakhir. Strategi perusahaan India adalah untuk menjaga 80 persen nilai tambah dari biaya rendah India saat menggunakan konsultan lokal di negara-negara lain untuk berhubungan langsung dengan pelanggan. Wipro, misalnya, baru-baru ini mengakuisisi NerveWire, sebuah perusahaan Massachusetts, dan Infosys mendirikan sendiri anak perusahaannya, Progeon di Australia. Perusahaan multinasional seperti IBM dan GE Capital menghadapi tantangan biaya rendah dengan memiliki captive unit mereka sendiri di India. Manajer India, bagaimanapun, berpikir bahwa mereka memiliki keunggulan kompetitif karena mereka tahu negara mereka sendiri dengan lebih baik. Sumber: Berdasarkan The Economist, 2004, “The latest in remote control,” www.economist.com, September 9; The Economist, 2004, “Faster, cheaper, better,” www.economist.com, November 11. menggunakannya sebagai tempat perakitan dan biaya produksi murah. Di negara-negara dimana para pekerjanya terlatih dengan baik dan termotivasi, perakit sebelumnya sering bertindak menjadi pencipta daripada pembuat teknologi maju. Kedua, perusahaan multinasional yang agresif dari negara-negara berkembang uga memperluas usaha mereka di luar negeri. Perhatikan IB Strategic Insight di atas bagi perusahaan jasa teknologi informasi India yang akan datang. Hal ini menunjukkan tidak hanya bagaimana pesaing yang lebih kecil dapat tumbuh untuk menantang setiap perusahaan, tetapi juga bagaimana informasi dan teknologi web dapat digunakan dengan sukses. Teknologi Informasi Dan Internet: Perangkat Penting Bagi Perusahaan Yang Tersebar Di Dunia Ledakan pertumbuhan pada kemampuan teknologi informasi dan internet meningkatkan kemampuan perusahaan multinasional untuk menjangkau pelanggan dalam ekonomi global dan untuk mengelola operasi di seluruh dunia. Karena situs web apapun dapat diakses oleh siapa saja yang memiliki akses ke komputer, Internet memudahkan perusahaan untuk go international. Artinya, dengan populasi online global melebihi 600 juta, orang bisa berbelanja di mana saja dan perusahaan dapat menjual dimana saja. Komunikasi elektronik (e-mail, World Wide Web, dan lain-lain) memungkinkan perusahaan multinasional untuk berkomunikasi dengan anak perusahaannya di seluruh dunia. Teknologi informasi memperluas jangkauan organisasi global. Perusahaan multinasional saat ini dapat memantau kegiatan operasinya di seluruh dunia ke tingkat yang mungkin belum pernah terjadi. Teks dan informasi grafis dapat mengalir ke setiap bagian dunia hampir seketika. Kantor pusat, penelitian dan pengembangan, manufaktur, atau penjualan dapat ditempatkan dimana saja asalkan ada komputer. Karena karyawan, pemasok, dan pelanggan tersebar secara geografis, organisasi menjadi virtual – yang dihubungkan oleh oleh jaringan komputer. Teknologi informasi memungkinkan semuanya terjadi. Teknologi informasi juga memacu pasar keuangan tanpa batas. Investor sudah mulai go international, dan perusahaan di masa depan akan mendapatkan pembiayaan tidak hanya di pasar saham atau obligasi setempat tetapi di pasar global yang mencari perusahaan terbaik di seluruh dunia. Penurunan harga dan peningkatan kecanggihan sistem komputer juga mempengaruhi globalisasi. Perusahaan kecil sekarang dapat memiliki komputer yang dimiliki perusahaan multinasional beberapa tahun lalu. Demikian pula, komputer murah dan siap pakai memungkinkan perusahaan di negara-negara miskin untuk menghasilkan keuntungan teknologi yang sebelumnya diperuntukkan bagi orang kaya. Penggunaan teknologi informasi dan internet juga mempercepat faktor pendorong globalisasi lainnya. Karena banyak perusahaan sekarang menggunakan Web untuk mencari pemasok, sehingga lebih mudah untuk menjadi pelanggan global. Peningkatan Produk, Jasa, dan Pelanggan Global Meskipun negara-negara memiliki sistem budaya, politik, dan ekonomi yang berbeda, pelanggan di berbagai negara semakin menginginkan produk dan layanan serupa. Misalnya, produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus dan makanan cepat saji seperti Kentucky Fried Chicken menawarkan produk yang sama atau serupa pada pasar yang berbeda. Ketika perusahaan dapat menjual produk yang sama atau memberikan layanan yang sama tanpa melihat kewarganegaraan pelanggan, industri tersebut memiliki produk global. Ketika suatu perusahaan memiliki banyak produk global, perusahaan akan cenderung bersaing secara global. Mungkin karena didorong oleh munculnya pelanggan serupa di seluruh dunia, pelanggan juga melintasi batas negara dan menjadi pelanggan global. Pelanggan global mencari produk dan jasa yang mengabaikan batas-batas nasional, bukan mencari harga dan kualitas terbaik daripada di negara mereka sendiri. Perusahaan cenderung melakukan pembelian industri daripada bergerak secara individu untuk menjadi pelanggan global. 70 persen global e-commerce berasal dari transaksi business-to-business. Namun, dengan meningkatnya penggunaan web store Namun, dengan meningkatnya penggunaan, beragam situs tersedia bagi pelanggan di seluruh dunia sehingga siapapun dapat menjadi pelanggan global dengan sebuah komputer. Banyak dari kita mencari harga yang lebih baik dan sudah menjadi pelanggan global dengan membeli buku atau peralatan komputer dari luar negara asal kita. Lawan dari IB Strategis Insight menunjukkan bagaimana beberapa individu menjadi pelanggan global untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan mereka. Meningkatnya kebutuhan pelanggan yang sama dan kesediaan pelanggan untuk berbelanja secara global mendorong kecepatan globalisasi karena perusahaan lebih cenderung menawarkan satu produk untuk semua orang, yang memungkinkan setiap pelanggan sesuatu dari mana saja. Kecenderungan ini akan terus berlangsung karena negara berkembang tidak hanya bergerak sebagai tempat produksi murah, dan sebaliknya, menjadi pusat pertumbuhan konsumen. India menarik sekitar 150.000 wisatawan medis per tahun. Mereka adalah orang-orang yang mencari prosedur medis dengan biaya murah di luar negeri, yang disebut pelanggan global untuk perawatan kesehatan. Sebuah studi oleh McKinsey dan lobi bisnis India memperkirakan bahwa pelanggan asing untuk pelayanan medis bisa memberikan India pendapatan sebesar $ 2,2 miliar pada tahun 2012. Mengapa pergi ke India hanya untuk operasi? India memiliki sejumlah besar dokter berkualitas baik dan rumah sakit modern seperti Rumah Sakit Apollo. Didirikan oleh seorang spesialis jantung yang juga pengusaha Prathap Reddy, cabang Apollo memiliki lima rumah sakit di India, semua dilengkapi dengan peralatan medis kontemporer. Rumah sakit Apollo dapat melakukan penggantian sendi, transplantasi jantung, operasi katarak, dan perawatan elektif seperti in vitro fertilizations untuk sepertiga dari biaya prosedur yang sama di Eropa Barat. Saat ini target pasar India adalah warga asingg yang mungkin mengambil bagian dari prosedur medis elektif saat mengunjungi keluarga mereka, dan orang-orang yang merasa terbebani dengan sistem kesehatan mereka di Inggris dan Kanada, dimana mereka membutuhkan waktu yang lama untuk pembayaran perawatan medis oleh asuransi negara dan pembiayaan sendiri sangat mahal. Dalam jangka panjang, namun, Dr. Reddy berharap untuk membujuk perusahaan asuransi kesehatan di negara-negara maju untuk mencari biaya yang lebih rendah dengan bekerja sama dengan India. Di negara berkembang yang hanya memiliki seperlima banyaknya dokter per kapita AS, tidak semua orang di India melihat alokasi perawatan medis terbaik bagi warga asing sebagai hal yang baik. Sumber: The Economist, 2004, “Get well away,” www.economist.com, October 7. Dapatkah Saya Membelinya Di Jerman Dan Menggunakannya Di Jepang ? Kebutuhan Bagi Standar Global Semakin banyak, terutama untuk produk-produk teknis, standar desain global menjadi umum. Misalnya, kita dapat membeli pin drive untuk komputer kita di Paris dan menggunakannya di Nebraska. Mengapa demikian? Mungkin alasan yang paling penting adalah sekalinya standar produk diterima secara global maupun regional, produsen hanya perlu menghasilkan satu atau beberapa versi produk dan masih bisa menjual di seluruh dunia. Karena standar menjadikan biaya lebih murah daripada membuat puluhan versi yang berbeda, satu untuk masing-masing negara, setiap orang diuntungkan dengan biaya produk yang lebih rendah dan perusahaan menghadapi sedikit hambatan untuk menjual di luar negeri. Pembuat komponen juga lebih efisien dengan desain produk yang lebih sedikit. Tekanan kompetitif untuk menghemat uang dengan mengembangkan satu produk untuk semua orang kemungkinan akan meningkat sebagai produk yang diperkenalkan ke pasar dunia. Keuntungan strategis yang luar biasa ada bagi perusahaan-perusahaan yang dapat menetapkan standar mereka yang dominan baik secara regional maupun di seluruh dunia. Sebagai contoh, perusahaan yang mengembangkan dan mengerahkan standar generasi berikutnya untuk mendownload video di ponsel akan memiliki posisi dominan di pasar. Meskipun standardisasi global telah berkembang secara substansial, hal tersebut belum lengkap. Misalnya, Eropa dan Amerika Utara memiliki format yang berbeda untuk TV dan VCR, dan salah satunya masih membutuhkan ponsel tri-band untuk mengakses sistem di banyak negara. Dan jangan lupa bahwa ketika kita mengalirkan arus listrik, plug-in sering berbeda antara satu negara dengan negara yang lain. Namun, setidaknya kebanyakan laptop sekarang cukup “pintar” dalam menyesuaikan perbedaan tegangan secara otomatis. Memenuhi standar resmi bagi konsistensi dalam hal kualitas saat ini merupakan persyaratan untuk melakukan bisnis di banyak negara. International Organization for Standardization (ISO), di Jenewa, Swiss, mengembangkan seperangkat standar teknis dikenal sebagai ISO 9001 untuk kualitas di bidang manufaktur dan ISO 14000 untuk manajemen lingkungan. Menurut ISO, "Standar ISO 9000 dan ISO 14000 diterapkan oleh sekitar 634.000 organisasi di 152 negara.” Memenuhi standar ini berarti bahwa perusahaan memproduksi produk yang persis seperti yang ditentukan secara teknis dan lingkungan. Kepatuhan ISO merupakan bagian dari kebijakan keamanan produk di banyak negara Eropa. Banyak perusahaan multinasional besar Eropa seperti Siemens Jerman saat ini memerlukan pemasok yang bersertifikat ISO. Akibatnya, dalam rangka melakukan bisnis di Uni Eropa, tekanan meningkat bagi AS dan negara-negara lain untuk memenuhi persyaratan mutu dan standarisasi ISO. Penjelasan di atas memberikan pemahaman akan banyaknya faktor yang menyebabkan lingkungan bisnis global. Namun, karena lebih banyak perusahaan multinasional yang memasuki dunia investasi dan perdagangan internasional, mereka dipaksa untuk menerapkan praktek-praktek yang lebih ramah lingkungan. Selanjutnya kita membahas isu-isu yang berkaitan dengan tanggung jawab lingkungan. Kelestarian Dan Tanggung Jawab Lingkungan Sebagian besar perusahaan, baik lokal maupun internasional, sedang ditekan untuk melaksanakan praktek-praktek berkelanjutan. Praktek-praktek berkelanjutan mengacu pada praktek-praktek bisnis yang meminimalkan dampak kegiatan operasi bisnis pada lingkungan bumi sehingga meningkatkan kemampuan ekosistem bumi agar tetap sehat dan terus berfungsi tanpa batas. Misalnya saja, Walmart telah bekerja sama dengan pemasoknya untuk mengurangi limbah kemasan, sementara Nike telah menghilangkan bahan kimia beracun dari sepatunya. Selain itu, PepsiCo baru-baru ini memberikan hibah yang cukup besar kepada Earth Institute di Columbia University untuk membantu organisasi non-profit mengembangkan kegiatan setempat yang memberikan dampak besar bagi lingkungan untuk membantu penduduk di negara-negara kurang berkembang agar memiliki akses air. Sebuah studi baru-baru ini oleh kelompok eksekutif McKinsey menunjukkan bahwa lingkungan telah menjadi salah satu prioritas utama bagi sebagian besar eksekutif di seluruh dunia. Bahkan, sebagian besar eksekutif menganggap perubahan iklim sebagai salah satu isu utama yang perlu dipertimbangkan ketika menyusun strategi mereka secara keseluruhan. Exhibit 1.11 menunjukkan persentase eksekutif yang merasa bahwa perubahan iklim merupakan pertimbangan penting ketika menyusun strategi perusahaan secara keseluruhan. Mengapa isu kelestarian dan lingkungan menjadi begitu penting? Karena sebagian masyarakat peduli tentang dampak pemanasan global dan emisi gas rumah kaca, manajer menjadi semakin khawatir akan dampak dari tindakan mereka pada pemegang saham, serta bagaimana tindakan tersebut akan muncul di media. Namun, studi baru-baru ini yang dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers juga menunjukkan bahwa banyak eksekutif merasa bahwa kebutuhan untuk “go green” juga dapat menghadirkan peluang pasar yang signifikan bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang melihat peningkatan permintaan pelanggan untuk produk ramah lingkungan. Namun, di luar faktor pendorong ekonomi, banyak perusahaan multinasional yang terlibat dalam praktek-praktek berkelanjutan untuk alasan lain. Beberapa perusahaan multinasional yang proaktif dan menerapkan praktek-praktek berkelanjutan untuk menghindari undang-undang pemerintah di masa depan. Perusahaan lain menerapkan praktek-praktek berkelanjutan untuk mengurangi biaya. Pendahuluan ini hanya memberikan kita sedikit gambaran singkat betapa menariknya dunia bisnis internasional. Sebelum kita melanjutkan ke bab lain, sesi berikutnya memberikan kita gambaran singkat dari apa yang diharapkan dalam buku ini. Bisnis Internasional: Sebuah Pendekatan Strategis Buku ini mengambil pendekatan strategis terhadap bisnis internasional. Mengapa ? Karena strategi terpusat pada bagaimana cara bersaing dengan sukses dalam ekonomi global. Strategi didefinisikan di sini sebagai aktivitas yang dilakukan manajer untuk mengalahkan perusahaan lain dengan meningkatkan dan mempertahankan kinerja organisasi yang unggul. Formulasi strategi merupakan proses yang manajer gunakan untuk menyusun strategi. Implementasi strategi mencakup segala aktivitas yang harus dijalankan manajer dan organisasi untuk mencapai tujuan strategi. Dari sudut pandang perusahaan multinasional dan para manajernya, strategi harus mencakup manuver dan taktik yang digunakan untuk menghadapi operasi dan persaingan di lebih dari satu negara, dengan masing-masing keunikan sistem budaya dan politiknya, sistem hukum, kepercayaan, dan keuangannya. Sebaliknya, strategi yang lebih kompleks membutuhkan implementasi strategi multinasional untuk menghadapi tantangan tambahan, meliputi kebutuhan untuk memahami kondisi sistem ekonomi, budaya, hukum, keuangan, dan norma yang berbeda. Dengan demikian, tidak hanya kita perlu memahami sistem yang kompleks di negara tempat kita melakukan bisnis internasional, tetapi juga, sebagai manajer internasional yang potensial, kita harus mengembangkan sistem manajemen untuk melaksanakan strategi yang melampaui batas-batas domestik. Kesimpulan Bab Karena kita berada di era global, perhatian khusus telah ditujukan untuk kekuatan yang mendorong terjadinya globalisasi. Hal ini merupakan masalah-masalah lingkungan utama yang mempengaruhi perusahaan multinasional dan para manajernya. Perdagangan dan investasi dunia tumbuh dengan pesat tetapi tidak selalu konsisten, menjadikan perekonomian lebih terhubung dan menciptakan baik peluang maupun ancaman bagi perusahaan lokal dan perusahaan multinasional. Pesaing baru yang kuat dan lebih termotivasi berdatangan dari negara-negara dengan biaya rendah di Asia, Amerika, dan Eropa Timur. Pelanggan, produk, dan standar lebih mendunia. Meningkatnya penerapan teknologi dan biaya teknologi informasi yang lebih rendah memicu pengembangan perusahaan global agar lebih mudah melakukan kegiatan operasional di seluruh dunia. Manajer-manajer multinasional generasi berikutnya akan membutuhkan kemampuan yang tidak selalu diperlukan bagi manajer lokal saja. Mungkin karakteristik yang paling menyeluruh adalah pola pikir global (global mindset). Manajer dengan pola pikir global mengerti perubahan pesat yang terjadi pada lingkungan bisnis dan ekonomi. Mereka dapat melihat dunia sebagai integrated market, namun menghargai dan memahami beragam perbedaan budaya dunia dan lembaga-lembaga sosial. REFERENSI Cullen, John. B dan K. Praveen Parboteeah. 2010. International Business: Strategy And Multinational Company. New York: Routledge. 2