Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
GAMBARAN SWAMEDIKASI PENGGUNAAN TANAMAN
OBAT DI DESA SUNGAI GAMPA ASAHI
Ratih Pratiwi Sari
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
E-mail: ratih_pratiwi_sari@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tumbuhan berkhasiat obat atau yang dikenal dengan obat herbal telah digunakan
sejak dahulu kala secara turun-temurun untuk swamedikasi. Swamedikasi adalah upaya
pengobatan diri sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau cara tradisional tanpa
petunjuk ahlinya. Salah satu desa di Kabupaten Barito Kuala yang masih menggunakan
tanaman obat untuk swamedikasi adalah Sungai Gampa Asahi. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat untuk
swamedikasi di desa Sungai Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten
Barito Kuala.
Jenis penelitian ini adalah penelitan deskriftif dengan metode pengambilan data
menggunakan metode non probability sampling dengan teknik simple random
sampling. Penelitian ini melibatkan sebanyak 178 responden dengan waktu
pengambilan data dimulai dari 10 Mei sampai 02 Juli 2016. Pengambilan data yang
dilakukan berupa wawancara dengan responden dan mengisi lembar observasi.
Hasil dari penelitian ini berupa rekap data 12 jenis tanaman obat yang digunakan
oleh masyarakat desa Sungai Gampa Asahi, adapun 12 tanaman itu adalah nangka
belanda/sirsak, kembang sepatu, jahe, kunyit, belimbing wuluh, jambu biji, bamban,
sambung nyawa, sambung urat, lidah buaya, asam jawa dan jeruk nipis. Kemudian
takaran yang digunakan masih takaran tradsional yakni selembar, sebiji, serimpang
dan secukupnya. Adapun alasan penggunaan obat tradisional dengan tanaman obat
berdasarkan urutannya yaitu : kepercayaan, lingkungan, biaya dan terakhir
pengetahuan.
Kata kunci : Gambaran, tanaman obat, swamedikasi
ABSTRACT
Medicinal plants, known as herbal remedies have been used since time
immemorial for generations to self medication. Self medication is an attempt selfmedication using drugs, traditional medicine, or the traditional way without the
guidance of experts. One of the villages in Barito Kuala who still use medicinal plants
to swamedikasi is Gampa Asahi River. The purpose of this study is to determine the
public's knowledge about medicinal plants for self medication village Sungai Gampa
Asahi District of Rantau Badauh Barito Kuala..
Artikel diterima: 30 Agustus 2016
Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016
Diterbitkan: 5 Oktober 2016
265
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
This research is a descriptive research with data retrieval methods using nonprobability sampling with simple random sampling technique. The study involved 178
respondents to the time of data collection starts from May 10 to July 2 2016. Data
collection was conducted in the form of interviews with respondents and fills
observation sheet.
The results of this study in the form of recap the data 12 kinds of medicinal plants
used by the people of Sungai Gampa Asahi, while 12 plants it is jackfruit
Dutch/soursop, hibiscus, ginger, turmeric, starfruit, guava, bamban, continued life ,
continued veins, aloe vera, tamarind and lime. Then the dose used was dose tradsional
the piece/pieces, grain, serimpang and taste. The reason for the use of traditional
medicine with medicinal plants based on the sequence that is: trust, cost, environment
and past knowledge.
Keywords : describe, drug plant, self medication
kesehatan
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang
sangat
penting
bagi
(Wijayakusuma,
2008).
Sejak zaman dahulu sampai sekarang,
kehidupan.
tumbuhan telah memberikan banyak
Seseorang yang merasa sakit akan
manfaat bagi kehidupan manusia, baik
melakukan upaya demi memperoleh
untuk keperluan sehari-hari maupaun
kesehatannya kembali. Pilihan untuk
sebagai obat (Supriyatna et al, 2014).
mengupayakan kesembuhan dari suatu
Indonesia
merupakan
negara
penyakit antara lain adalah dengan
yang kaya akan sumber daya alam.
berobat ke dokter atau mengobati diri
Diperkirakan
sendiri (Atmoko & Kurniawati, 2009).
menyimpan potensi tumbuhan obat
Gaya hidup kembali ke alam (back to
sebanyak 30.000 jenis dari total 40.000
nature) yang menjadi tren saat ini
jenis tumbuhan dunia. Sebanyak 940
membawa
kembali
jenis diantaranya telah dinyatakan
memanfaatkan bahan alam, termasuk
berkhasiat sebagai obat, atau sekitar
pengobatan
90% dari seluruh tumbuhan obat yang
masyarakat
dengan
tumbuhan
berkhasiat obat (herbal). Sebenarnya,
hutan
Indonesia
ada di Benua Asia (Nugroho, 2010).
penggunaan herbal sudah lama dikenal
Bagi masyarakat yang tinggal di
masyarakat indonesia sebagai salah
desa, dimana fasilitas kesehatan masih
satu
terbatas, penggunaan tanaman obat
upaya
mengatasi
masalah
266
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
sebagai swamedikasi akan menghemat
yang
banyak
yang
menemukan tanaman berkhasiat obat
kota
tidaklah sulit.
waktu
diperlukan
dan
untuk
biaya
pergi
ke
masih
terjaga
maka
untuk
Tujuan penelitian ini adalah
mengunjungi seorang dokter atau pergi
ke rumah sakit Disamping itu perlu
untuk
mengetahui
disadari bahwa penyakit-penyakit yang
takaran
lebih serius tidak boleh dicoba untuk
tanaman obat pada masyarakat di Desa
diobati sendiri (Tjay dan Kirana, 2010).
Sungai Gampa Asahi untuk pengobatan
Hal yang serupa terjadi pada salah satu
secara swamedikasi.
serta
tanaman
alasan
obat,
penggunaan
desa di Kecamatan Rantau Badauh
Kabupaten Barito Kuala, yaitu Desa
Sungai Gampa Asahi.
Desa
Sungai
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan
Gampa
Asahi
adalah penelitian deskriptif dengan
merupakan desa yang terletak diantara
pengambilan
kota Banjarmasin dan Marabahan, desa
metode wawancara kepada masyarakat
ini mempunyai luas tanah ±3.811 Ha
desa Sungai Gampa Asahi untuk
dengan jumlah penduduk 1.839 jiwa, di
mengetahui tanaman obat apa saja yang
desa tersebut mata pencaharian utama
digunakan sebagai pengobatan secara
penduduk setempat adalah bertani dan
swamedikasi dan mengatahui berapa
berkebun. Tanah pemukiman di Desa
takaran tanaman obat yang digunakan
Sei
secara
serta mengetahui alasan penggunaan
keseluruhan adalah dataran rendah
tanaman obat di Desa Sungai Gampa
yang terdiri dari tanah yang berwarna
Asahi. Waktu penelitian mulai dari Mei
hitam-hitam yang merupakan tanah
sampai dengan Juli 2016. Penelitian
yang subur untuk bercocok tanam dan
dilakukan di Desa Sungai Gampa Asahi
berkebun, sebagai pengobatan maka
Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten
penduduk juga memanfaatkan tanaman
Barito Kuala.
Gampa
Asahi
ini
obat di alam untuk swamedikasi,
karena luasnya wilayah dan hutan alam
Populasi
data
pada
menggunakan
penelitian
ini
adalah seluruh masyarakat Desa Sungai
267
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Gampa
Asahi
Kecamatan
Rantau
Baduh Kabupaten Barito Kuala yang
Ratih Pratiwi Sari
besar
n=n=
penelitian ini yaitu 178 orang penduduk
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
ditentukan
n=
𝑑2
𝑁. 𝑍𝛼 2 . 𝑝. 𝑞
(𝑁 − 1) + 𝑁. 𝑍𝛼 2 . 𝑝. 𝑞
1839.1,96.0,5. (1 − 0,5)
− 1) + 1,96.0,5. (1 − 0,5)
(0,05)2 . (1839
n=
Kriteria sampel yang dimaksud yaitu
901.11
4.595 + 0,49
n=
sebagai berikut:
Gampa Asahi
b. Pria dan wanita berusia 20 - 60
901.11
5.085
n = 177,21
1. Kriteria inklusi
a. Penduduk tetap di Desa Sungai
dengan
menggunakan rumus
berjumlah 1.839 orang. Sampel pada
dari Desa Sungai Gampa Asahi yang
sampel
Keterangan :
n = 177,21 ∞ 178
N
=
Jumlah sampel
N
=
Jumlah masyarakat desa Sungai
tahun.
Gampa Asahi 1.839 orang
c. Penduduk yang menggunakan
tanaman
obat
untuk
swamedikasi
P
=
proporsi
populasi
sebesar 0,5
Q
=
1-p
Zα2
=
Harga
d. Bersedia jadi responden.
kurva
normal
yang
tergantung dari α (α=5%, maka
Zα2 = 1,96)
2. Kriteria eksklusi
a. Penduduk desa yang sudah
mengalami
Estimator
penurunan daya
D
=
Toleransi kesalahan (5%)
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini meliputi teks wawancara
ingat (pikun).
b. Penduduk desa yang mengalami
gangguan dalam berkomunikasi
dan lembar observasi karakteristik
responden.
(tunarungu dan tunawicara).
c. Penduduk desa yang mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan pada
gangguan jiwa
ini
masyarakat Desa Sungai Gampa Asahi
diambil dengan menggunakan metode
telah dilaksanakan pada tanggal 10 Mei
simple random sampling. Perhitungan
sampai 2 Juli 2015. Penelitian ini
Sampel
pada
penelitian
268
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
melibatkan sebanyak 178 responden
karakteristik responden yang dapat
yang
dilihat pada tabel dibawah
telah
berpartisipasi,
dengan
Tabel I Data Karakteristik Responden
Karakteristik
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
terakhir
Pekerjaan
Rentang
usia
menempati
posisi
pengguna
tanaman
Kategori
41-50 tahun
31-40 tahun
21-30 tahun
51-60 tahun
Perempuan
Laki-laki
SD
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Perguruan tinggi
Petani
Ibu rumah tangga
Swasta
PNS
41-50
teratas
Jumlah
58 orang
55 orang
42 orang
23 orang
97 orang
81 orang
78 orang
72 orang
26 orang
2 orang
98 orang
48 orang
27 orang
5 orang
Persentase
32 %
31 %
24 %
13 %
54 %
46 %
44%
40%
15 %
1%
55 %
27 %
15 %
3%
tahun
yang dihadapi. Kesulitannya adalah
sebagai
bahwa golongan-golongan orang tua itu
obat
untuk
mempunyai
pandangan
yang
swamedikasi, pada usia ini kepercayaan
didasarkan pada tradisi yang kuat,
responden
sehingga sukar untuk mengadakan
terhadap
tanaman
obat
sudah terbentuk karena pengalaman,
perubahan-perubahan
pada usia ini juga yang banyak
(Mawardi dan Nurhidayati, 2007).
memberikan masukan dan bimbingan
kepada
usia
dibawahnya
dalam
yang
nyata
Pada masyarakat Desa Sungai
Gampa Asahi penggunaan tanaman
mengggunakan tanaman obat menurut
obat
tradisi terdahulu. Golongan-golongan
berjenis kelamin perempuan yang
orang tua pada masyarakat pedesaan,
berjumlah 97 orang dan disusul oleh
pada umumnya memegang peranan
responden laki-laki yang berjumlah 81
yang penting. Orang-orang akan selalu
orang. Responden perempuan dan laki-
meminta
kepada
laki tidak berbeda jauh, karena data
mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan
diambil menggunakan metode teknik
nasehat-nasehat
didominasi
oleh
responden
269
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
simple
random
pengambilan
sampling
sampel
secara
Ratih Pratiwi Sari
yaitu
menolongnya cukuplah tamatan SD
acak
atau SLTP saja. Hal ini dapat pula
sederhana, dikatakan sederhana karena
disebabkan
tidak
umumnya
memerlukan
perhatian
pada
pendidikan
lebih
kaum
rendah
ibu
daripada
kerumitan dengan adanya keberagaman
pendidikan kaum bapak, begitu pula
ciri dan atau kondisi sehinggga subjek
pendidikan kakek dan nenek lebih
memiliki peluang yang sama untuk
rendah daripada pendidikan anak-
terpilih
anaknya (Zulvita et.al, 2010).
sebagai
subjek
dalam
penelitian, sehingga perbedaan jenis
kelamin
tidak
berpengaruh
dalam
penelitian ini (Swarjana, 2012).
Adapun
responden
pendidikan
yang
berdasarkan
paling
banyak adalah petani. Pada umumnya
penduduk pedesaan di Indonesia ini
terakhir
apabila ditinjau dari segi kehidupan
banyak
sangat terikat dan sangat tergantung
dari
dari tanah (earth-bound). Karena sama-
SLTP/Sederajat,
sama tergantung pada tanah maka
SLTA/Sederajat dan yang terakhir
kepentingan pokok juga sama, sehingga
perguruan tinggi. Pada penelitian ini
mereka juga akan bekerja sama untuk
responden masih memiliki kesadaran
mencapai kepentingan-kepentingannya
yang kurang akan pendidikan untuk
(Soerjono, 2008). Kemudian selain
melanjutkan sekolah ke jenjang yang
bekerja sebagai petani, adapula yang
lebih tinggi. Bagi sebagian masyarakat
bekerja dibidang swasta dan bagi
desa tugas mendidik anak adalah hak
responden
dan tanggung jawab daripada setiap
perguruan tinggi ada yang bekerja
orang tua, sekolah bagi mereka hanya
sebagai PNS. Bagi responden yang
merupakan tempat untuk memperoleh
hanya lulasan SD banyak dari mereka
ilmu pengetahuan terutama untuk bisa
yang hanya menjadi ibu rumah tangga.
menulis, membaca dan berhitung.
Maryoto (2005) menyatakan bahwa
Berdasarkan
mereka
seseorang yang berpengalaman lebih
banyak
mampu dalam melaksanakan tugas
lulusan
bahwa
urutannya
Pekerjaan responden yang paling
SD,
yaitu
pengalaman
sekolah
tidak
yang
berbekal
ijazah
270
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
yang akan diberikan. Jadi tanggung
memiliki pengalaman dan keterampilan
jawab yang diberikan disesuaikan
tinggi tentang kegiatan tertentu akan
dengan pengalaman dan ketrampilan
memperolah bagian tanggung jawab
yang
yang besar.
dimiliki.
Seseorang
yang
Penggunaan Tanaman Obat Untuk Swamedikasi
Tabel II. Data Tanaman Obat Berdasarkan Khasiat
No.
Khasiat
1.
2.
Mengobati sakit perut
Menurunkan panas
3.
Mengobati memar dan
keseleo
4.
Mengobati batuk
5.
Mengobati diare
6.
Mengeringkan luka
terbuka
Mengobati panas dalam
Mengobati kolesterol
Mengobati masuk angin
Mengobati sakit
tenggorokan
Mengobati luka bakar
Menambah nafsu
makan
Mengatasi rambut
rontok
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jambu Biji
Kunyit
Bamban
Nangka Belanda
Jahe
Jahe
Bagian
Yang
Digunakan
Pucuk
Pucuk
Daun
Buah
Daun
Daun
Rimpang
Kembang
Buah
Rimpang
Buah
Buah
Pucuk
Daun
Rimpang
Batang
Daun
Rimpang
Rimpang
5-7 pucuk
Secukupnya
Secukupnya
1 buah
10 lembar
5 lembar
Serimpang
Secukupnya
1-2 buah
3 rimpang
Secukupnya
1-2 buah
Secukupnya
Secukupnya
Serimpang
1 batang
9 lembar
3 rimpang
3 rimpang
Jumlah
(orang)
n=178
28
12
7
7
10
8
6
6
6
5
5
7
7
7
6
11
10
8
8
Lidah Buaya
Asam Jawa
Batang
Buah
Secukupnya
Secukupnya
6
5
3,37%
2,80%
Lidah Buaya
Batang
2 batang
3
1,68%
Nama Tanaman
Nangka Belanda
Kembang Sepatu
Jeruk Nipis
Sambung Urat
Sambung Nyawa
Kunyit
Belimbing Wuluh
Jeruk Nipis
Jahe
Asam Jawa
Jambu Biji
Takaran
Persentase
(%)
15,73%
6,74%
3,93%
3,93%
5,61%
4,49%
3,37%
3,37%
3,37%
2,80%
2,80%
3,93%
3,93%
3,93%
3,37%
6,17%
5,61%
4,49%
4,49%
Penggunaan tanaman obat masih
semuanya menunjukan alasan masing-
banyak dilakukan di Desa Sungai
masing, namun kepercayaan masih
Gampa Asahi, menurut wawancara
menduduki
urutan
yang
kepercayaan
akan
dilakukan
peneliti
pada
masyarakat Desa Sungai Gampa Asahi
pertama,
obat-obatan
tradisional memang sangat tinggi di
271
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
Desa Sungai Gampa Asahi. Mengingat
lebih erat dan lebih mendalam dari pada
di desa ini masih memiliki tokoh
hubungan
masyarakat yang masih berperan aktif
masyarakat pedesaan lainnya, diluar
dalam pengobatan tradisional terutama
batas-batas wilayahnya. Adapun alasan
penggunaan tanaman-tanaman sebagai
masyarakat desa Sungai Gampa Asahi
obat. Warga-warga suatu masyarakat
menggunakan tanaman obat dapat
pedesaan mempunyai hubungan yang
dilihat pada gambar 1
mereka
dengan
warga
6%
21%
49%
kepercayaan
lingkungan
biaya
24%
pengetahuan
Gambar I. Alasan Penggunaan Tanaman Obat (n=178)
Golongan-golongan orang tua
pada
masyarakat
pedesaan,
pada
sangat kuat, sehingga perkembangan
jiwa individu sangat sukar untuk
umumnya memegang peranan yang
dilaksanakan
penting.
Nurhidayati, 2007).
Orang-orang
meminta
akan
nasehat-nasehat
selalu
(Mawardi
dan
kepada
Disamping kepercayaan adapula
mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan
responden yang memberikan alasan
yang dihadapi. Kesulitannya adalah
berdasarkan biaya dan lingkungan,
bahwa golongan-golongan orang tua itu
dilihat dari banyaknya masyarakat
mempunyai
Desa Sungai Gampa Asahi yang
pandangan
yang
didasarkan pada tradisi yang kuat,
memilih
bekerja
sehingga sukar untuk mengadakan
meneruskan
pendidikan
perubahan-perubahan
berikutnya,
yang
nyata.
Pengendalian sosial masyarakat terasa
bertani
ketimbang
dan
kejenjang
berkebun
merupakan pekerjaan yang banyak
273
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
Ratih Pratiwi Sari
dilakukan, hal ini juga yang membuat
menanyangkan
mereka
obat-obat
tanaman sehingga mereka tertarik
tradisional yang dianggap murah dan
untuk mencoba. Pengetahuan adalah
dapat ditanam sendiri. Penanaman
merupakan hasil dari tahu dan ini
tanaman
biasanya
setelah orang melakukan penginderaan
merupakan tanaman rempah bumbu
terhadap obyek tertentu. Penginderaan
dan digunakan sebagai obat sakit ringan
terjadi melalui panca indera manusia,
dapat dilakukan segera oleh warga
yakni indera penglihatan, pendengaran,
tanpa
tenaga
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian
kesehatan professional. Tetapi, ada
besar pengetahuan manusia diperoleh
juga
lebih
memilih
obat
harus
yang
menunggu
warga
khasiat
beberapa
masyarakat
yang
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo
tanaman
obat
2007).
membudidayakan
keluarga sebagai sumber penghasilan.
Bahkan ada yang menggunakan bunga
KESIMPULAN
dari tanaman obat sebagai bagian dari
1.
Masyarakat Desa Sungai Gampa
sesaji dalam upacara dan sembahyang
Asahi menggunakan sebanyak 12
di daerah Bali (Sari, 2015).
jenis tanaman obat yaitu : nangka
Pengetahuan juga menjadi alasan
belanda/sirsak, kembang sepatu,
masyarakat desa Sungai Gampa Asahi,
jahe, kunyit, belimbing wuluh,
namun
jambu
pengetahuan
tidak
banyak
biji,
bamban,
patah
berpengaruh dalam sikap responden
kamudi/sambung nyawa, sambung
untuk menggunakan tanaman obat hal
urat, lidah buaya, asam jawa dan
ini dikarenakan pada penelitian ini
jeruk nipis.
pengetahuan
menjadi
alasan
yang
2.
Takaran yang digunakan masih
paling sedikit responden pergunakan.
takaran tradsional yakni lembar,
Pengetahuan yang responden maksud
sebiji, serimpang, segenggam, dan
adalah pengetahuan yang didapat dari
secukupnya.
media televisi dan buku-buku, ada
beberapa
stasiun
televisi
yang
3.
Adapun alasan penggunaan obat
tradisional dengan tanaman obat
273
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 265-274
berdasarkan
urutannya
Ratih Pratiwi Sari
Hutan, APFORGEN
Letter, 2(2), 1-2
yaitu
kepercayaan, lingkungan, biaya
dan terakhir pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
News
Sari, I.D., 2015, Tradisi Masyarakat
dalam
Penanaman
dan
Pemanfaatan
Tumbuhan
ObatLekat di Pekarangan,
Jurnal
Kefarmasian
Indonesia, 5(2).
Atmoko, W. & Kurniawati, I., 2009,
Swamedikasi: Sebuah respon
realistik perilaku konsumen
di masa krisis, Bisnis dan
Kewirausahaan, 2, 3 , 233-247
Soerjono, Soekanto, 2008, Sosiologi
Suatu Pengantar., PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Maryoto, S., 2005, Managemen
Sumber Daya Manusia, BPFE
UGM, Yogyakarta.
Supriyatna, et al, 2014, Prinsip Obat
Herbal : Sebuah Pengantar
untuk Fitoterapi, Deepublish,
Yogyakarta.
Mawardi, Nurhidayati, 2007, Ilmu
Alamiah Dasar, Ilmu Sosial
Dasar, Ilmu Budaya Dasar,
Pustaka setia, Bandung, Hal –
192-193.
Notoadmodjo, 2010, Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta cit. Tresnawan, P.D.,
2015, ‘Determinan Perilaku
Pencarian
Pengobatan
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Angkatan
Tahun
2013’,
Skripsi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Nugroho, I.A., 2010, Lokakarya
Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia.Asian Pacific Forest
Genetic
Resources
Programme Kerjasama Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Peningkatan
Produktivitas
Swarjana, I.K., 2012, Metodoogi
Penelitian Kesehatan, Cv
Andi Offset, Yogyakarata.
Tjay, T.H., dan Kirana, R., 2010, ObatObat Sederhana Gangguan
Sakit Sehari-hari, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Wijayakusuma, H., 2008, Ramuan
Lengkap Herbal Taklukkan
Penyakit, Pustaka Bunda,
Jakarta.
Zulvita,
M.,
Nurbaiti
Harun,
Fetriatman, 2010, Kearifan
Tradisional
Masyarakat
Pedesaan
Dalam
Pemeliharaan
Lingkungan
Hidup di Daerah Propinsi
Jambi, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Jambi.
274