“Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja”
Rahmi Salmi
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Indonesia
E-mail :
rahmisalmi29@gmail.com.
Abstrack
: This study aims to analyze the effect of motivation on job
satisfaction as well as in improving one's performance, the hypothesis
that proposed work motivation has a very significant effect on job
satisfaction, leadership is very influential on employee performance in
providing motivation to subordinates and for that the leader is
responsible for improving the performance of that employee.
Motivation is a process of giving encouragement or encouragement so
that the person wants to do something to achieve a goal.
Keywords: (motivation, job satisfaction, employee performance).
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi
terhadap kepuasan kerja serta dalam peningkatan kinerja seseorang,
hipotesis yang di ajukan motivasi kerja sangat berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja,kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dalam memberikan motivasi terhadap bawahannya
dan untuk itu pemimpin bertanggung jawab atas peningkatan kinerja
dari karyawan itu. Motivasi merupakan suatu proses pemberian
dorongan atau semangat agar orang tersebut mau melakukan sesuatu
untuk mencapai suatu tujuan.
Kata Kunci : (Motivasi, kepuasan kerja, kinerja karyawan).
PENDAHULUAN
Tugas umum seorang pemimpin adalah memberikan pengarahan atau
bimbingan, pengarahan menurut (Husaini, 2013) meliputi yaitu motivasi, kinerja,
kepuasan kerja, kepemimpinan, komunikasi. Pengaruh motivasi kerja,disiplin
kerja serta kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan menarik
untuk
diteliti karena pengaruh motivasi, disiplin kerja serta kepuasan kerja dapat
meningkatkan kinerja karyawan serta menghasilkan hasil yang optimal. Pengaruh
motivasi dari atasan maupun dari perusahaan itu sangat penting guna untuk
mensejahterakan karyawan dan disiplin yang tumbuh dari diri sendiri itu sangat
penting agar timbul rasa tanggung jawab dalam bekerja. Adanya rasa timbal balik
yang sesuai dengan apa yang telah dikerjakan, karyawan akan merasakan
kepuasan. Dengan adanya pengaruh dari motivasi dapat membuat karyawan lebih
maju.
KAJIAN TEORI PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi.
Pengertian motivasi menurut (Husaini, Manajemen Teori Praktik dan
Riset Pendidikan , 2001) mengatakan bahwa motivasi yaitu salah satu alat yang
digunakan pemimpin agar bawahannya mau bekerja keras sesuai yang
diharapkan. Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer untuk
memahami sikap kerja dari masing-masing bawahannya. Istilah motivasi
berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau
menggerakkan. Motivasi diarikan juga sebagai sesuatu kekuatan sumberdaya
yang mengerakkan dan mengendalikan prilaku manusia. Manusia sebagai
upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk berbuat
karena prilaku seseorang cendrung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut (Ermita, 2019) dalam jurnalnya mengatakan bahwa tujuan
pemberian motivasi salah satunya dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai
karena pegawai yang termotivasi akan lebih produktif,kreatif,inisiatif sehingga
membantu organisasi untuk bertahan. Pemberian motivasi pada dasarnya
adalah memberikan kepuasan kerja kepada karyawan dengan harapan pegawai
akan bekerja dan mempunyai produktifitas yang lebih baik lagi dalam bekerja
yang pada akhirnya kerja seorang pegawai akan bertambah semakin baik.
Menurut (Ermita & Anisah, 2013) motivasi kerja memiliki hubungan
yang tinggi dengan kepuasan kerja. Pendapat suharsimi dan sahertian
mengatakan bahwa faktor motivasi seseorang akan dipengaruhi oleh
pelaksanaan tugas dan kinerja yang dilakukan jadi dengan adanya motivasi yang
tinggi makan akan dapat menjadikan kinerja seseorang menjalankan tugasnya
dengan baik dan juga dorongan dalam diri untuk melakukan sesuatu akan
berpengaruh terhadap baik atau tidaknya kinerja seseorang yang menjadi
tanggung jawab seseorang. Motivasi yang tinggi dalam diri seseorang ditandai
dengan munculnya keinginan untuk memperoleh hasil kerja yang memuaskan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam konteks pekerjaaan motivasi
merupakan salah satu faktor terpenting dalam mendorong seseorang mengambil
suatu tindakan yang dikehendaki sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang
untuk berbuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan
kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi
maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujun namun belum tentu
upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu
diperlukan intensitas dan kualitas diri upaya tersebut serta difokuskan pada
tujuan organisasi. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk
menemukan tujuan tertentu,apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan maka
akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya karyawan yang termotivasi
berada dalam kondisi tegang dan berupa mengurangi ketegangan dengan
mengeluarkan upaya.
Menurut (Ermita, 2012) mengatakan bahwa pembinaan merupakan
suatu tugas dan tanggung jawab oleh pimpinan dalam meningkatkan kinerja
pegawai dalam melaksanakan pekerjaaannya dalam organisasi. Pembinaan
yang diberikan oleh pemimpin yaitu dapat berupa bimbingan maupun
pengarahan. Proses motivasi yang menunjukkan kebutuhan yang tidak
terpuaskan akan meningkatkan tegangan dan memberikan dorongan pada
seseorang dan menimbulkan prilaku yang di gambarkan sebagai berikut :
Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi,
sebaliknya motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah.
Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang
dimiliki karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi
kinerja.
B. Pengertian Kepuasan Kerja.
Dalam (Mangkunegara, 1993) Menurut Keith Davis kepuasan kerja
merupakan perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai
dalam mengerjakan pekerjaannya. Wexley (Anwar 1993 :68) kepuasan kerja
yaitu cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Jadi dapat ditarik
kesimpulan kepusan kerja yaitu suatu perasaan yang menyokong tau tidak
menyokong dari pegawai yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya
maupun dengan kondisinya. Ada bebrapa tipe kepuasan kerja Menurut (Anwar
1993:78) menyebutkan bahwa tipe kepuasan kerja ada 2 yaitu tipe survei
Objektif dan tipe survey Deskriptif. Survey kepuasan kerja yaitu suatu
prosedur tempat pegawai mengemukakan perasaan mengenai jabatan atau
pekerjaannya melalui laporan kerja.
a. Tipe survey objektif yaitu tipe yang paling populer dengan menggunakan
pertanyaan berganda (multiple choise), responden membaca semua
pertanyaan yang tersedia kemudian memilih satu dari beberapa alternatif
jawaban yang sesuai dengan keadaannya.
b. Tipe survey deskriptif yaitu lawan dari tipe objektif yang mana responden
memberikan jawaban dari pertanyaan secara bebas sesuai dengan yang
mereka pikirkan atau mereka inginkan, mereka dapat menjawab dengan
kata-kata sendiri.
C. Teori Motivasi.
Menurut (Husaini, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan, 2013)
terdapat lima motivasi yang paling populer dan berpengaruh besar dalam
pengembangan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi.
1. Tori Efek Hawthortn.
Penelitian oleh Elton Mayo pada perusahaan Genaral Elektric, memiliki
dampak pada motivasi kelompok kerja dan sikap karyawan dalam bekerja.
Kontribusi hasil penelitian tersebut bagi perkembangan teori motivasi yaitu:
a. Kebutuhan dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam
meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan dibandingkan
dengan kondisi fisik lingkungan kerja.
b. Sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun
di luar lingkungan kerja.
c. kelompok informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk
kebiasaan dan sikap para karyawan.
d. kerjasama kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan
dikembangkan.
2. Teori Kebutuhan.
Menurut Abraham Maslow pada dasarnya karyawan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisiologis.
b. Kebutuhan rasa aman.
c. kebutuhan social
d. kebutuhan harga diri dan actualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat heararkis yaitu suatu kebutuhan
akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi. Tingkat
kebutuhan seseorang akan berbeda-beda dalam bekerja.
3. Teori X dan Y.
Menurut Mc Gregor mengemukakan dua model yang menjelaskan motivasi
karyawan yang bekerja yaitu teori X dan Y. Teori X menganggap bahwa :
a. Karyawan tidak suka bekerja dan cendrung untuk menghindari kerja.
b. karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan
baik
c. Prosedur dan disiplin yang keras lebih di utamakna dalam bekerja.
d. Uang bukan satu-satunya faktor memotivasi kerja.
Teori Y menganggap bahwa:
a. Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak
diperlukan oleh karyawan.
b. Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika
merasa memuaskan.
c. Manusia cenderung ingin belajar.
d. Kreatifitas dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Teori Hygine dan Motivator
Menurut Herzberg, faktor yang menimbulkan kepuasan kerja karyawan
berbeda dengan faktor yang menimbulkan ketidak-puasan kerja sebagai
berikut.
1. Faktor Hygine meliputi :
a. Kebijakan perusahaan dan sistem administrasinya.
b. Sistem pengawasan.
c. Gaya kepemimpinan.
d. Kondisi lingkungan kerja.
e. Hubungan antar pribadi.
f. Gaji / upah.
g. Status.
h. Kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Faktor Motivator meliputi :
a. Pengakuan.
b. Penghargaan atas prestasi.
c. Tanggungjawab yang lebih besar.
d. Pengembangan karir.
e. Pengembangan diri.
5. Teori Motivasi Berprestasi
David McClelland menjelaskan tentang keinginan seseorang untuk
mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi berprestasi
menunjukkan pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan.
Karyawan dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki
keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan
pada saat target
telah
tercapai
dibandingkan
imbalan
atas
kinerja
tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengharapkan imbalan,
melainkan mereka menyukai tantangan.
Ada tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi (Achievement motivation) yang meliputi tanggung
jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan
mengambil risiko sedang.
2. Kebutuhan berkuasa (Power motivation) yang meliputi persaingan,
mempengaruhi orang lain.
3. Kebutuhan berafiliasi (Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan,
kerjasama dan perasaan diterima.
Dalam lingkungan pekerjaan, ketiga macam kebutuhan tersebut
saling berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan
tersebut dengan kadar yang berbeda-beda. Seseorang dapat dilatihkan untuk
meningkatkan salah satu dari tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk
meningkatkan kebutuhan berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam
tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain.
C. KARAKTERISTIK MOTIVASI BERPRETASI
McClelland seorang pakar psikologi dari Universitas Harvard di Amerika
Serikat mengemukakan bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh virus
mental yang ada pada dirinya. Virus tersebut merupakan kondisi jiwa yang
mendorong seseorang untuk mencapai kinerja secara optimal. Ada tiga jenis
virus sebagai pendorong kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan
berafiliasi dan kebutuhan berkuasa. Karyawan perlu mengembangkan virus
tersebut melalui lingkungan kerja yang efektif untuk meningkatkan kinerja dan
mencapai tujuan perusahaan. Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan
dengan ciri-ciri seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan kinerja yang
tinggi. Kebutuhan akan berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang
timbul pada diri seseorang untuk berupaya mencapai target yang telah
ditetapkan, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan
untuk mengerjakan sesuatu secara lebih lebih baik dari sebelumnya.
Karyawan dengan motivasi berprestasi tinggi sangat menyukai
tantangan, berani mengambil risiko, sanggup mengambil alih tanggungjawab,
senang bekerja keras. Dorongan ini akan menimbulkan kebutuhan berprestasi
karyawan yang membedakan dengan yang lain, karena selalu ingin
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Berdasarkan pengalamam dan
antisipasi dari hasil yang menyenangkan serta jika prestasi sebelumnya dinilai
baik, maka karyawan lebih menyukai untuk terlibat dalam perilaku berprestasi.
Sebaliknya jika karyawan telah dihukum karena mengalami kegagalan, maka
perasaan takut terhadap kegagalan akan berkembang dan menimbulkan
dorongan untuk menghindarkan diri dari kegagalan.
a. Ciri-ciri perilaku karyawan yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
menurut McClelland adalah:
1. Menyukai tanggungjawab untuk memecahkan masalah.
2. Cenderung menetapkan target yang sulit dan berani mengambil risiko.
3. Memiliki tujuan yang jelas dan realistik.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh.
5. Lebih mementingkan umpan balik yang nyata tentang hasil prestasinya.
Sebaliknya ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi berprestasi
rendah adalah:
1. Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
2. Tidak memiliki tanggungjawab pribadi dalam bekerja.
3. Bekerja tanpa rencana dan tujuan yang jelas.
4. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
5. Setiap tindakan tidak terahan dan menyimpang dari tujuan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan tingkat kinerja.
Artinya, para karyawan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
cenderung memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang
motivasi berprestasinya rendah kemungkinan akan memperoleh kinerja yang
rendah.
D. TEKNIK MEMOTIVASI KERJA
Menurut (Husaini, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan, 2013)
Beberapa teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja
akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow
tentang hierarki kebutuhan individu yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan
seksual. Kebutuhan ini paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja,
maka kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi adalah gaji / upah yang
layak.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya
dan lingkungan kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan
kesehatan, asuransi dan dana pensiun.
c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling
mencintai. Dalam hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di
tempat kerja, melakukan interaksi kerja yang baik dan harmonis.
d. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh
orang lain. Dalam hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan
pengakuan serta tidak diperlakukan sewenang-wenang.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri
dan potensi. Dalam hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang secara pribadi.
2. Teknik Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus teknik
komunikasi persuasif adalah ADIDAS sebagai berikut :
1. A ttention, yaitu perhatian yang penuh
2. D esire, yaitu hasrat dan keinginan yang membara
3. I interest, yaitu minat dan kepentingan
4. D esicion, yaitu keputusan yang tepat
5. A ction, yaitu tindakan nyata
6. S atisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai.
Memotivasi merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan
mencapai kinerja yang tinggi. Kegiatan memotivasi berkaitan dengan sejauhmana
komitmen seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Karyawan yang motivasinya terhadap suatu pekerjaan rendan atau
turun akan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan penyelesaian
pekerjaannya. Karyawan tersebut termasuk orang yang kurang semangat atau
motivasi rendah. Pada dasarnya, yang membuat karyawan kehilangan motivasi
atau tidak semangat adalah situasi dan kondisi pekerjaan itu sendiri.
Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan baik, Untuk mengetahui apakah
seorang karyawan memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan tugas akan
dapat diketahui dengan mengamati karyawan dengan tanda-tanda motivasi baik
adalah :
1. Bersikap positif terhadap pekerjaannya
2. Menunjukkan perhatian yang tulus terhadap pekerjaan orang lain dan
membantu mereka bekerja lebih baik
3. Selalu menjaga kesimbangan sikap dalam berbagai situasi
4. Suka memberi motivasi kepada orang lain walaupun kadang tidak berhasil
5. Selalu berpikir positif dari suatu kejadian
Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan buruk,Untuk mengetahui
apakah seorang karyawan kehilangan motivasi tidak selalu mudah karena jarang
diungkapkan. Namun hal ini dapat diketahui dari perubahan sikap yang terjadi
pada dirinya yang dapat diamati. Tanda-tanda sikap karyawan yang tidak
memiliki motivasi kerja adalah :
1. Tidak bersedia bekerja sama
2. Tidak mau menjadi sukarelawan
3. Selalu datang terlambat, pulang awal dan mangkir tanpa alasan
4. Memperpanjang waktu istirahat dan bermain game dalam waktu kerja
5. Tidak menepati tenggat waktu tugas
E. Cara mengatasi penurunan motivasi
Suatu hal yang perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan
tidak mengalami kerugian akibat penutunan motivasi, maka kita perlu
mengatasi masalah tersebut dan mencegah dengan berupaya mengantisipasi
kondisi yang terjadi. Beberapa pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi
kekurangan semangat dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan adalah
dengan pendekatan kuratif dan pendekatan preventif.
1. Pendekatan Kuratif
Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah melihat apakah masalah
yang menimbulkan pengaruh pada motivasi penting atau tidak dalam
pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu penting maka kita tidak perlu
merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting dalam pekerjaan,
maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang
untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat
ditemukan, misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak
dapat ditemui secara langsung, hubungi melalui surat atau telepon.
2. Pendekatan Antisipatif
Karyawan sebaiknya bekerja dengan sebaik-baiknya dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan
hati sewaktu bekerja dan jangan terganggu dengan perasaan gelisah. Bila
merasa gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka
sebaiknya menenagkan diri di luar ruang kerja dengan cara yang diyakini
berhasil, misalnya dengan berdoa atau yoga. Karyawan disarankan bersikap
dan berpikir positif terhadap pekerjaan.
Setiap kesuksesan yang dicapai oleh sebuah organisasi, selalu terdapat
terdapat peran besar dari setiap karyawan. Tingginya kinerja dan produktivitas
yang dimiliki oleh setiap karyawan tersebut, tidak terlepas dari motivasi kerja
yang mereka miliki, Yakni motivasi untuk memberikan yang terbaik kepada
perusahaan. Motivasi tersebut pada proses produksi berguna sebagai pemberi
semangat dalam menjalankan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Itulah
mengapa motivasi terhadap sangat diperlukan kepada karyawan, yang berujung
pada keberhasilan individu maupun perusahaan. Motivasi sendiri merupakan
proses atau tindakan yang mampu menginspirasi karyawan untuk mencapai
tujuan. Pada latar belakang tujuan pekerjaan ada beberapa faktor psikologis yang
memotivasi perilaku karyawan, diantara adalah kepuasan kerja, pencapaian,
kebutuhan ekonomi dan nilai menghormati.
Untuk bisa menumbuhkan motivasi ini merupakan tugas penting bagi
manajemen, agar karyawan memiliki kemampuan tinggi dalam melaksanakan
yang terbaik dari kemampuan mereka. Oleh karena itu seorang pemimpin harus
bisa menjalankan perannya untuk membangkitkan semangat kepada para
karyawannya. Motivasi kerja yang diberikan ini tentunya akan berpengaruh pada
peningkatan kinerja karyawan. Selain itu tumbuhnya motivasi tersebut juga akan
berpengaruh pada :
1. Karyawan Menjadi Lebih Produktif.
Karyawan yang mendapatkan motiviasi kerja yang baik, akan
berpengaruh pada kepuasan kerjanya. Selain itu mereka yang berhasil dalam
pencapaian kerja, akan bisa menularkan motivasi kepada karyawan lainnya.
Sehingga hal itu bisa menjadikan budaya perusahaan yang penuh motivasi.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan suatu keputusan perusahaan, diperlukan juga
pertimbangan yang melibatkan karyawan. Sehingga karyawan yang memiliki
motivasi untuk mengembangkan perusahaan, biasanya dapat menyampaikan
pendapatnya mengenai apa yang diinginkannya dan timnya bisa melakukan
tanpa perlu instruksi dari atasan.
3. Mempermudah Deskripsi Pekerjaan dan Fleksibilitas
Tumbuhnya motivasi juga akan membantu karyawan dalam melakukan
pekerjaannya dengan baik dan tepat sesuai dengan keterampilan yang
dimilikinya. Untuk itu manajemen harus memastikan bahwa setiap karyawan
memiliki deskripsi pekerjaan yang sesuai. Sebuah lingkungan kerja yang aman
dan nyaman juga diperlukan untuk mempertahankan tingkat motivasi
karyawan.
4. Gaji dan Benefit
Perusahaan juga bisa menjaga karyawannya tetap termotivasi, dengan
pemberian beberapa benefit. Memberikan benefit kadang lebih mudah
dibandingkan dengan memberikan kenaikan gaji. Bila perusahaan sulit untuk
memberikan gaji yang besar, maka bisa dicoba dengan memberikan benefit
lain untuk mempertahankan karyawan.
5. Budaya Perusahaan
Menciptakan budaya perusahaan yang positif dan ramah terhadap
karyawan adalah alat motivasi yang besar. Karena kadangkala budaya
perusahaan menjadi salah satu faktor, mengapa karyawan senang untuk
menjalankan tugas sehari-hari dan betah untuk bekerja di perusahaan tersebut.
KESIMPULAN
Motivasi kerja memiliki hubungan yang tinggi dengan kepuasan kerja.
Faktor motivasi seseorang akan dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas dan kinerja
yang dilakukan jadi dengan adanya motivasi yang tinggi makan akan dapat
menjadikan kinerja seseorang menjalankan tugasnya dengan baik dan juga
dorongan dalam diri untuk melakukan sesuatu akan berpengaruh terhadap baik
atau tidaknya kinerja seseorang yang menjadi tanggung jawab seseorang.
Motivasi yang tinggi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya
keinginan
untuk
memperoleh
hasil
kerja
yang
memuaskan
dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dalam konteks pekerjaaan motivasi merupakan
salah satu faktor terpenting dalam mendorong seseorang mengambil suatu
tindakan yang dikehendaki sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang
untuk berbuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kepuasan kerja yaitu suatu perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong dari pegawai yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya
maupun dengan kondisinya. Pekerjaan berhubungan dengan beberapa aspek
yaitu upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir dan
hubungan dengan yg lain,kondisi kesehatan,budaya organisasi, kemampuan
dan pendidikan. Pemberian motivasi tidak hanya berupa materil seperti uang
dan benda lainya akan tetapi bisa dengan non materil seperti reword atau
penghargaan, pujian, serta apresiasi untuk promosi atas pekerjaan yang
dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan kepuasan kerja yang
bermaanfaat bagi organisasi atau intansi tempat mereka bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ermita. (2012). Hubungan Antar Manusia dan Semangat Kerja Pegawai. PEDAGOGI,
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, XII(2), 70–81.
Ermita. (2019). Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang. HIJRI, Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Keislaman,
8(1), 107–123.
Ermita, & Anisah. (2013). Pembinaan Dan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN). PEDAGOGI, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, XIII(2), 81–92.
Husaini, U. (2001). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan . Jakarta: PT Bumi
Akasara.
Husaini, U. (2013). Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Ikrar
Mandiri Abadi.
Mangkunegara, A. P. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Trigenda
Karya.