i
KETANGGUHAN
MASKAPAI TIMUR TENGAH
DALAM PERSAINGAN GLOBAL
RAGE TAUFIKA
R. FADHLI A. HAIDI
ENDAH PUJI PANGESTIKA
BELLA FAIRUZ RIANDA
AULIANNISA HERMAWAN
SITI PATIMAH
M. GALIH WICAKSONO
2016
i
ISBN: 978-602-6242-28-0
Judul:
KETANGGUHAN MASKAPAI TIMUR TENGAH DALAM
PERSAINGAN GLOBAL
Penulis:
Rage Taufika
R. Fadhli A. Haidi
Endah Puji Pangestika
Bella Fairus Rianda
Auliannisa Hermawan
Siti Patimah
M. Galih Wicaksono
Editor:
Deasy Silvya Sari
Penyunting Naskah:
Akim
Setting & Layout:
Rage Taufika
Diterbitkan oleh:
UNPAD PRESS
Gedung Rektorat Unpad, Lantai IV
Jln. Ir. Soekarno Km 21, Jatinangor,
Sumedang 45363
Telp: (022) 84288812
Faks: (022) 84288896
e-mail
: press@unpad.ac.id
: pressunpad@yahoo.co.id
Web
: http://press.unpad.ac.id
1Jil, 110 hlm,
Cetakan pertama
i
Untuk Wright bersaudara yang telah
menemukan pesawat terbang,
Dan untuk kalian penerus bangsa
yang akan membangun masa depan.
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan kami kesempatan menerbitkan sebuah buku ilmiah populer
semasa waktu kami kuliah. Ini adalah buku pertama kami yang
ditujukan kepada semua pembaca yang menginginkan pengetahuan
baru seputar perekonomian dari sektor jasa penerbangan di Timur
Tengah.
Sektor
jasa
menjadi
salah
satu
indikator
penunjang
perekonomian yang biasanya banyak dikembangkan oleh negara-negara
maju. Dalam buku ini, kami mengaji bagaimana sektor jasa
penerbangan berkembang dan mengglobal dari yang semula hanya di
tingkat regional menjadi level global.
Ya, industri jasa penerbangan di kawasan Timur Tengah memang
patut mendapat sorotan. Pasalnya, pemerintah di negara-negara tersebut
dengan segala kapasitasnya mampu menjadi rahim bagi lahirnya
industri jasa penerbangan kelas dunia yang baru. Pesatnya industri jasa
penerbangan di kawasan Timur Tengah terlihat dari berbagai komparasi
dengan maskapai lain serta analisis atas bagaimana maskapai-maskapai
tersebut mampu bertahan di kawasan yang rawan konflik tersebut.
Akhirnya, kami menyadari banyaknya kekurangan yang ada pada
buku pertama kami, sehingga kritik dan saran akan selalu kami
harapkan dari semua pembaca demi perbaikan di masa depan. Selamat
membaca!
Bandung, Juni 2016
Penulis
i
ii
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ........................................
v
I.
II.
III.
BAB I TIMUR TENGAH DAN PENERBANGAN
GLOBAL ..........................................................................
1.1. Timur Tengah .............................................................
1.2. Definisi Penerbangan .................................................
1.3. Penerbangan sebagai Penyokong Ekonomi Negara ...
1.4. Geoekonomi Timur Tengah .......................................
1.5. Kondisi Penerbangan Timur Tengah dalam Situasi
Konflik ............ ..........................................................
1.6. Pluralisme ..................................................................
1.7. Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia ......................
12
14
17
BAB II KEGAGAHAN MASKAPAI QATAR
AIRWAYS DI TIMUR TENGAH ................................
2.1. Profil Qatar Airways ...................................................
2.2. Sejarah Qatar Airways ................................................
2.3. Perkembangan dan Penghasilan Qatar Airways ..........
2.3.1. Global Network dan Perluasan ........................
2.3.2. Armada Muda .................................................
2.3.3. Prestasi Dunia .................................................
2.4. Keunggulan dan Kelemahan Qatar Airways .............
2.5. Strategi Pemasaran .....................................................
2.6. Aspek Geoekonomi .................................................
2.7. Qatar Airways dan Isu Timur Tengah .......................
21
21
22
24
25
27
27
28
31
33
35
BAB III KETANGGUHAN MASKAPAI ETIHAD
AIRWAYS ......................................................................
3.1. Profil Etihad Airways .................................................
3.2. Sejarah Etihad Airways ..............................................
3.3. Perkembangan dan Penghasilan Etihad Airways ........
3.4. Keunggulan dan Kelemahan Etihad Airways ..............
3.5. Strategi Pemasaran .....................................................
3.6. Aspek Geoekonomi .................................................
3.7. Etihad Airways dan Isu Timur Tengah .......................
39
39
41
44
47
47
50
53
iii
1
1
4
6
8
iv
IV.
BAB IV KETANGGUHAN MASKAPAI EMIRATES.
4.1. Profil Emirates ...........................................................
4.2. Sejarah Emirates .........................................................
4.3. Perkembangan dan Penghasilan Emirates ..................
4.4. Keunggulan dan Kelemahan Emirates .......................
4.5. Strategi Pemasaran ......................................................
4.6. Aspek Geoekonomi .................................................
4.7. Emirates dan Isu Timur Tengah ..................................
55
55
58
60
61
63
66
67
V.
BAB V EMIRATES, ETIHAD AIRWAYS, DAN
QATAR AIRWAYS: RAKSASA PENERBANGAN
GLOBAL ..........................................................................
5.1. Aspek Geoekonomi Ketiga Maskapai ........................
5.2. Keunggulan Maskapai Timur Tengah ........................
5.3. Dukungan SDA dan SDM Timur Tengah ..................
5.4. Komparasi dengan Maskapai Eropa ...........................
5.5. Komparasi dengan Maskapai Amerika ......................
5.6. Persaingan Bisnis Penerbangan di Dunia ..................
5.7. Keadaan Penerbangan Timur Tengah di Pusaran
Konflik Timur Tengah ...............................................
71
71
74
75
77
80
82
VI.
85
BAB VI MASKAPAI PENERBANGAN TIMUR
TENGAH DALAM BEBERAPA KASUS
KONTEMPORER ............................................................
6.1. Kasus Imigran Gelap ...................................................
6.2. Kasus Ebola ................................................................
6.3. Kasus Arab Spring .....................................................
6.4. Penutup ......................................................................
89
89
91
94
99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................
TENTANG PENULIS ................................................................
101
111
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
v
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 1.1. Peta Kawasan Timur Tengah ...................................
1
Gambar 3.1. Peta Rute Etihad Airways .......................................
55
Gambar 3.2. Letak Geografis Uni Emirat Arab ...........................
56
Gambar 4.1. Poster-Poster Emirates Bertemakan
Hello Tomorrow ......................................................
73
Grafik 5.1. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah
di Eropa Barat ..........................................................
88
Grafik 5.2. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah
di Eropa Timur ........................................................
89
1.1. Timur Tengah
BAB
1
Timur Tengah merupakan kawasan yang terletak di antara benua
TIMUR
TENGAH DAN PENERBANGAN GLOBAL
Asia, Afrika dan Eropa. Wilayahnya meliputi 6 negara dan 1
wilayah yang sedang diperebutkan di Afrika Utara (Mauritania, Maroko,
Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, dan Sahara Barat); 8 negara di Asia
Barat (Yordania, Israel, Palestina, Lebanon, Suriah, Turki, Irak, dan
Iran); 7 negara di Jazirah Arab (Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab,
Oman, Qatar, Bahrain, dan Yaman); serta 6 negara di Asia Tengah
(Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan
Afghanistan) (Seddon, 2004).
Gambar 1.1 Peta Kawasan Timur Tengah
Sumber: maps.google.com, 2015
Tidak ada batasan wilayah Timur Tengah yang jelas, mengingat
istilah Timur Tengah tidak merujuk pada keseluruhan benua, melainkan
1
2
kawasan yang terdiri dari beberapa negara. Hal ini oleh Bassam Tibi,
Kawasan Timur Tengah disebut sebagai sistem subregional (Özalp,
2011). Istilah Timur Tengah sendiri berasal dari pemikiran Barat,
karena istilah Timur merupakan istilah yang didefinisikan sebagai
lawan dari Barat. Penyebutan istilah ini dianggap sebagai sebutan yang
Eurocentric.1 Lalu di manakah Timur? Jika Barat adalah Eropa, kaum
Eropa mendefinisikan Timur sebagai wilayah Asia, di mana Tiongkok
dan Jepang disebut sebagai Timur Jauh. Oleh karena itu, kaum Barat
menyebut daerah di antara dirinya dan Timur Jauh sebagai Timur Dekat
atau Timur Tengah.
Seorang sejarawan Islam, Tamim Anshary, mengusulkan istilah
baru untuk nama Timur Tengah yaitu Dunia Tengah. Istilah Dunia
Tengah dianggap sebagai istilah yang mampu melepaskan diri dari
perangkap geografis yang membingungkan dan penuh dengan
kepentingan Barat. Dunia Tengah mengacu kepada lokasi dunia yang
berada di tengah-tengah dua peradaban besar yaitu peradaban Romawi
dan Tiongkok. Sebagai sebuah usulan nama, istilah Dunia Tengah
belum begitu populer di masyarakat. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini
masih tetap menggunakan istilah Timur Tengah sebagai istilah yang
lebih dikenal dan populer di masyarakat luas.
Istilah Timur Tengah sendiri tidak hanya merupakan penyebutan
dari Barat saja, namun juga merupakan sebuah kawasan yang terbentuk
dari sosial dan budaya yang dapat terlihat dari sejarah kawasan tersebut.
Hal ini cukup menjelaskan mengapa kemudian banyak negara di Afrika
Utara maupun di Asia Tengah menjadi bagian dari kawasan Timur
1
Eurocentric adalah sifat yang fokus pada Eropa sebagai pusat dunia, dengan
segala budayanya yang dianggap sebagai yang paling unggul sehingga
dijadikan rujukan untuk memandang dunia lebih luas. (Oxford Dictionaries,
2015).
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
3
Tengah. Sejarah mengungkap kekuasaan kekhalifahan Turki Ustmani
yang sangat luas, meliputi negara-negara di sekitar laut tengah, jazirah
Arab, hingga ke Asia. Sehingga, sosial dan budaya yang berkembang di
wilayah ini serupa, yaitu budaya Arab dengan pengaruh dari Agama
Islam yang cukup tinggi.
Negara-negara di Timur Tengah hampir seluruhnya pernah
mengalami kolonialisme oleh Barat. Salah satu penyebab mengapa
penjajahan terjadi cukup lama di Timur Tengah adalah faktor kekayaan
sumber daya yang ada di Timur Tengah. Meskipun banyak wilayah
Timur Tengah yang berupa gurun pasir, namun semenjak minyak
ditemukan di Timur Tengah, politik minyak pun mulai terjadi di sana.
Tidak hanya minyak, banyak sumber daya alam yang terkandung di
Timur Tengah dan menjadi komoditas ekspor tersendiri bagi negaranya.
Keragaman Sumber Daya Alam (SDA) dan perbedaan jumlah
minyak di negara-negara Timur Tengah mengakibatkan konflik yang
terjadi di Timur Tengah modern begitu beragam. Tidak hanya konflik,
kekayaan negara-negara di Timur Tengah pun berbeda. Contohnya
Gross Domestic Product (GDP) Turki pada tahun 2013 yang mencapai
US$ 822,135 juta, sangat timpang dengan Palestina yang hanya
mencapai US$ 11,262 juta (World Bank, 2013). Perbedaan GDP ini,
tidak hanya berasal dari SDA yang dihasilkan oleh suatu negara. Ada
juga sektor jasa yang memiliki cukup pengaruh dalam perekonomian
suatu negara. Salah satunya adalah jasa penerbangan. Adapun jasa
penerbangan cukup besar dan menjadi salah satu sektor yang
diandalkan oleh beberapa negara. Hal ini dikarenakan karena letak
strategis Timur Tengah untuk jasa penerbangan.
4
1.2. Definisi Penerbangan
Kegiatan penerbangan tidak hanya berarti adanya obyek yang
berada pada udara saja, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 Bab 1
UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Kementrian
Perhubungan RI, 2009):
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara,
angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan
keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas
umum lainnya.
Dari definisi ini dapat diartikan bahwa penerbangan merupakan
sistem yang terdiri atas beberapa entitas yang saling berkaitan satu sama
lain dan menciptakan proses ataupun kegiatan yang disebut sebagai
penerbangan. Dalam konteks internasional, terdapat organisasi yang
bertugas mengatur dan membuat kebijakan mengenai penerbangan
internasional, organisasi tersebut adalah International Civil Aviation
Organization atau biasa disingkat ICAO. ICAO sendiri berada dibawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai suatu badan khusus yang
mengatur tata operasi penerbangan internasional. Dalam fungsinya
mengatur penerbangan internasional, ICAO membagi penerbangan ke
beberapa kawasan, salah satunya adalah Timur Tengah.
Penerbangan di Timur Tengah telah menjadi salah satu
penunjang ekonomi di kawasan Timur Tengah. Hal ini bermula ketika
masa penjajahan Inggris dan Perancis di kawasan Timur Tengah.
Karena adanya keterbatasan jarak perjalanan udara di masa lalu maka
diperlukan suatu tempat peristirahatan atau yang kini disebut sebagai
transit bagi penerbangan jarak jauh (Al-Sayeh, 2014). Hal ini
mendorong kolonialisme untuk membangun landasan udara di beberapa
wilayah di kawasan Timur Tengah.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
5
Setelah usainya masa kolonialisme di Timur Tengah yang beralih
pada semasa perang dunia pertama, ditandai dengan terbentuknya
negara-negara baru di kawasan ini, landasan udara yang sudah tidak
digunakan dikembangkan untuk menjadi landasan udara komersil
dengan mengikuti jejak bisnis penerbangan di Amerika. Peran Timur
Tengah yang tidak kalah penting adalah sebagai penghubung
penerbangan dari Asia ke Eropa yang banyak meningkat di masa itu.
Beberapa penerbangan dengan peran besar dalam kegiatan
penerbangan di Timur Tengah diantaranya adalah Emirates, Qatar
Airways, Etihad Airways dan Turkish Airlines. Awal mula penerbangan
ini berlangsung pada dekade 1940an dimana Gulf Air yang dulu
merangkul beberapa penerbangan lainnya kemudian menjadi pelopor
dari penerbangan di Timur Tengah. Usaha untuk mengembangkan
industri penerbangan di kawasan Timur Tengah adalah dengan
dibuatnya low cost carriers (LCC) atau penerbangan tarif rendah.
Upaya ini berhasil mendorong penumpang domestik di kawasan ini
untuk menggunakan pesawat udara daripada menggunakan transportasi
darat maupun laut (Al-Sayeh, 2014).
Terdapat tiga tipe segmentasi pasar yang dapat dimanfaatkan oleh
pelaku industri penerbangan di Timur Tengah (Vesperman et al, 2008).
Pasar pertama adalah sebagai penyedia jasa rute penerbangan domestik
maupun dalam kawasan timur tengah. Hal ini terlihat pada banyaknya
penerbangan tarif rendah yang melayani rute domestik baik dalam
negara maupun antar negara. Pasar kedua adalah sebagai penyedia rute
penerbangan antar kawasan. Hal tersebut memanfaatkan lokasi strategis
kawasan Timur Tengah yang berada di antara kawasan Eropa dan Asia
sebagai alternatif bagi masyarakat untuk dapat pergi ke dua kawasan
tersebut. Pasar terakhir adalah penyediaan jasa transit bagi penerbangan
long haul atau jarak jauh, jasa ini diberikan pada penerbangan yang
6
berasal dari Eropa dan menuju Asia maupun sebaliknya. Ketiga bentuk
penerbangan inilah yang kemudian berlangsung dalam kawasan Timur
Tengah dan menjadi salah satu industri yang paling berkembang di
kawasan ini.
1.3. Penerbangan sebagai Penyokong Ekonomi
Negara
Sejarah penerbangan komersial pertama dimulai pada 1 Januari
1914 saat Abram C. Pheil menjadi orang pertama yang menerapkan
tarif bagi penumpang pesawat (Kakkad etc, 2014:2). Pada masa itu,
industri penerbangan sipil komersial belumlah ada, namun telah ada
jutaan orang yang ingin mendapatkan kemudahan berpergian dengan
menggunakan jasa penerbangan. Kemudian, indikasi signifikannya
transportasi udara mulai muncul sejak Presiden Amerika Serikat (AS),
Franklin D. Roosevelt, menandatangani Konvensi Chicago tentang
Penerbangan Sipil Internasional (Chicago Convention on International
Civil Aviation 1944).
Pertumbuhan jumlah masyarakat kelas menengah ke atas yang
cukup tinggi menjadikan jasa penerbangan semakin diminati. Hal ini
menyebabkan
pesatnya
pertumbuhan
berbagai perusahaan
jasa
penerbangan baru. Sehingga, industri jasa penerbangan kemudian turut
berkontribusi terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi, tak hanya
di suatu negara namun juga global. Hasil penelitian Oxford Economy
Forecasting (OEF) di lebih dari 50 negara, menyebutkan bahwa ada
sebanyak 8,6 juta penumpang setiap hari, 99.700 jadwal penerbangan,
yang kemudian berkontribusi menciptakan sebanyak 58 juta lowongan
kerja, dan 3,4 persen GDP global (Kakkad etc, 2014:4).
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
7
Dalam hasil penelitiannya, disebutkan bahwa bisnis penerbangan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara garis
besar, dibedakan dalam tiga 3 kategori, yaitu (OEF, 2005:7):
1. Dampak langsung / direct
Dampak langsung dari indutri jasa penerbangan terhadap
perekonomian suatu negara amat mudah diamati. Adanya
perusahaan-perusahaan dan dinas penerbangan, bandara dan
pelayanan, serta navigasi udara menjadi bukti dari dampak
langsung tersebut. Dalam hal lapangan pekerjaan, hasil penelitian
OEF menyebutkan bahwa industri jasa penerbangan menciptakan
sebanyak 5 juta lapangan pekerjaan dalam kategori ini.
2. Dampak tidak langsung / indirect
Selain dampak langsung, ada pula dampak-dampak tidak
langsung yang tercipta sebagai konsekuensi adanya industri jasa
penerbangan. Dampak tidak langsung ini meliputi sektor industri
yang menjadi penyokong berjalannya industri transportasi
penerbangan. Misalnya saja, penyediaan bahan bakar, makanan
serta konstruksi. Selain itu, industri ini mendorong juga
tumbuhnya sektor jasa penyokong industri ini seperti manufaktur,
call centers, akuntan, software komputer, dan lainnya.
3. Dampak lainnya / Catalyst
Dampak lain yang muncul dari industri penerbangan disebut juga
dengan istilah katalis. Dalam hal ini, industri penerbangan
menjadi katalisator majunya sektor ekonomi yang lain, misalnya
perdagangan,
pariwisata,
investasi,
ketersediaan
buruh,
produktivitas / efisiensi pasar, dan lainnya. Dengan adanya
industri penerbangan, terjadi kemudahan akses pasar global
8
sebanyak 35 persen barang diangkut melalui udara
dan 52
persen turis berpergian dengan menggunakan transportasi udara
(Kakkad etc, 2014:4).
Di Timur Tengah, industri jasa penerbangan memerankan
peranan
yang sama signifikannya terhadap perekonomian negara-
negara di kawasan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
industri jasa penerbangan menyumbang sebesar 450.000 lapangan
pekerjaan dan menyumbang US$ 16.1 milyar terhadap GDP Timur
Tengah.
Sedangkan
dalam
katalisnya,
industri
penerbangan
menyumbang sebesar 1 juta lapangan pekerjaan dan US$ 122 miliar
terhadap GDP negara-negara di Timur Tengah (OEF, 2005:29).
Dari data tersebut, terlihat bahwa industri penerbangan
memegang peranan yang amat penting dalam pertumbuhan ekonomi
global. Pasalnya, keberadaan jasa transportasi udara amat memudahkan
aktivitas perekonomian manusia, baik dalam perdagangan, pariwisata,
atau lainnya karena efisiensi yang ditawarkannya. Diprediksikan bahwa
pada tahun 2032 akan ada sebanyak lebih dari 65 miliar penumpang
dan jasa penerbangan akan menyumbang sebanyak 6,5 milyar
lowongan pekerjaan (Kakkad etc, 2014:6).
1.4. Geoekonomi Timur Tengah
Terdapat enam hal yang terlintas dalam pikiran yaitu tiga blok
geoekonomi, perimbangan kekuatan, benturan antarperadaban, zona
perdamaian dan konflik, Amerika Serikat sebagai hegemon unipolar,
dan kembalinya kompetisi bipolar. Persaingan ekonomi antara tiga blok
telah menjadi pusat pemikiran geoekonomi saat ini. Mereka
mengasumsikan
bahwa
fokus
yang
muncul
dalam
hubungan
internasional adalah Jepang yang memimpin wilayah Pasifik termasuk
Tiongkok, Korea, Indonesia, Thailand, dan kekuatan Asia Timur
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
9
lainnya; Amerika memimpin blok bagian barat yang berpusat pada
North America Free Trade Area (NAFTA) tetapi berpotensi meliputi
sebagian besar Amerika Latin dan blok Eropa yang berpusat pada
Jerman, diasumsikan termasuk Rusia dan negara-negara bekas Uni
Soviet lainnya dan mungkin juga Afrika Utara. Status Afrika dan Asia
dalam pandangan ini adalah ambigu dan terkesan marjinal; Timur
Tengah menjadi kartu As sebagai sebuah kawasan yang sangat berharga
dalam geoekonomi (Mead, 1990: 59-64). Model tiga blok juga
menggabungkan tesis end of history, hasil dari berakhirnya konflik
ideologi kekuatan besar yang mendominasi panggung global setelah
tahun 1930-an memprediksi bahwa konflik tersebut tidak akan terulang
kembali, tetapi akan digantikan oleh persaingan ekonomi yang lebih
besar. Terkait dengan ini, perdamaian yang demokratis, yang
menegaskan bahwa negara-negara demokrasi modern dengan tingkat
pendapatan per kapita yang tinggi tidak akan berperang satu sama lain.
(Russet, 1993). Sebaliknya, dalam pandangan ini, terdapat dalam
konsep security community-nya Karl Deutsch (Deutsch, 1957).
Prospek multipolaritas baru, atau keseimbangan kekuasaan,
mengingatkan Eropa pada abad kedelapan belas dan kesembilan belas
seperti yang telah dikemukakan oleh Henry Kissinger, The Economist,
dan lainnya (Kissinger, 1994: 21). Dalam berbagai manifestasinya, hal
tersebut menandakan sistem internasional yang memiliki lima atau
enam kutub yang kurang lebih sama yaitu Amerika Serikat, Eropa,
Jepang, Tiongkok, Rusia, dan mungkin India. Lebih lanjut menandakan
kematian komunisme di Tiongkok setelah tidak adanya kompetisi
berdasarkan faktor-faktor ideologis dalam aliansi atau persaingan
menyiratkan adanya pergeseran aliansi. Aliansi antara Amerika Serikat
dan Eropa vs aliansi negara-negara lainnya, mungkin juga terbentuk
aliansi antara Amerika Serikat dan Tiongkok vs aliansi Rusia ditambah
10
Eropa dan India. Tidak adanya jaminan bahwa Amerika Serikat akan
selalu bisa mempertahankan dominasi militernya seperti yang terjadi
pada abad-abad sebelumnya dalam menghadapi asimetris sistem
internasional.
Dalam konsepsi ini, Timur Tengah menjadi satu kutub dalam
sistem yang agak rumit, dengan garis-garis patahan yang berjalan
antara mereka dengan Eropa, Rusia, dan India. Rendahnya kekuatan
militer yang dimiliki oleh negara-negara Timur Tengah yang mayoritas
Islam agak tertolong dengan besarnya kepemilikian sumber daya alam
berupa cadangan minyak dan gas. Negara-negara lain seperti Tiongkok,
India, Jepang, Eropa, dan Amerika, semuanya diproyeksikan akan tetap
tergantung pada gas dan minyak dari Timur Tengah. Model Clash of
Civilizations yang dirumuskan oleh Samuel Huntington telah menarik
perhatian
penstudi
Hubungan
Internasional,
terutama
yang
berhubungan dengan Timur Tengah (Huntington, 1996).
Model
geopolitik
tradisional
maupun
Americantile
dan
geoekonomi pada dasarnya sangat berguna dalam menganalisis masa
depan dunia. Ada banyak potensi terjadinya konflik di dunia, bahkan
mungkin perlombaan senjata dan perang antar negara demokrasi
sekalipun seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa yang selama
ini dianggap kebal dari persaingan militer. Namun demikian, menurut
Singer dan Wildavsky, meskipun kekayaan minyak telah memberikan
beberapa negara-negara regional pendapatan per kapita menjadi setara
dengan Barat, sebagian besar Timur Tengah tetap masih berada dalam
zona konflik. (Singer & Wildavsky, 1993). Hal ini secara luas ditandai
dengan tidak adanya demokrasi, ketidakstabilan internal, kekerasan
endemik, peristiwa sehari-hari di Aljazair, Mesir, Turki, Kurdistan,
Kashmir, Sudan Selatan, Afghanistan, Yaman, dan yang lainnya
menawarkan sedikit dorongan bahwa daerah ini berada pada end of
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
11
history atau akhir perang dan persaingan keamanan. Hal ini berarti
bahwa peran geopolitik masih hidup dengan subur di Timur Tengah.
Sebagai ilustrasi lebih lanjut, beberapa wilayah Timur Tengah
mengalami perkembangan pesat dalam hal infrastruktur yaitu jalan,
pelabuhan, jaringan pipa, dan industri yaitu petrokimia, jaringan
komunikasi modern, dan jaringan listrik. Tetapi, perkembangan ini juga
kemudian menjadi hancur akibat serangan senjata modern seperti yang
dilakukan Amerika Serikat terhadap infrastruktur Irak pada waktu
terjadinya serangan udara desert storm. Kekayaan biota laut di wilayah
Teluk Persia juga menjadi terancam karena dimungkinkan menjadi
target dalam perang teluk di masa depan. Hal ini menunjukan bahwa
benturan peradaban sebagaimana yang dikemukakan oleh Huntington
menjadi suatu keniscayaan. Dia menunjukkan bahwa telah terjadi
konflik antara peradaban Barat dan Islam selama hampir 1.300 tahun.
Huntington, seperti banyak analis kontemporer lainnya melihat bahwa
Barat dan Islam berpotensi untuk berbenturan satu sama lain dalam
konflik yang akan menentukan tatanan dunia. Tentu saja tidak semua
orang setuju dengan pendapatnya Huntington tersebut.
Meskipun
demikian,
benturan
peradaban
ternyata
dapat
diprediksi. Selama Amerika Serikat masih berpegang kepada norma
multilateralism atau keamanan kolektif untuk ikut campur tangan di
Timur Tengah, maka hal itu berarti bahwa akan ada pembatasan
terhadap penggunaan kekuasaan AS di kawasan ini. Mungkin AS akan
mendapat tekanan diplomatik berat dari Eropa, Rusia, dan Tiongkok
terhadap beberapa tindakannya di Timur Tengah. Selain itu, adanya
anggapan bahwa militer Amerika dianggap kurang mampu beroperasi
dalam skala besar dibandingkan dengan peristiwa satu dekade yang lalu,
meskipun dengan adanya perkembangan teknologi terbaru. Akhirnya,
faktor lokasi dan geografi sekarang membuat model yang tidak relevan
12
dalam kompetisi hegemonik antara Tiongkok dan Amerika Serikat di
Timur Tengah. Keberadaan pipa-pipa minyak Tiongkok yang
terhubung dengan cadangan energi di Asia Tengah, penempatan
pangkalan Tiongkok di beberapa pulau lepas pantai Burma dan Laut
Tiongkok Selatan menjadi indikator terjadinya persaingan hegemonik
baru yang didasarkan pada aspek geografis (Herzog, 1973). Ketika
aliansi Rusia dan Tiongkok bersatu, maka keberadaan Barat menjadi
terancaman terutama terkait dengan akses maritim diwilayah Pasifik
Barat. Selain itu, aliansi ini juga akan memberikan tekanan pada posisi
Barat di Timur Tengah dan menyebabkan cadangan minyak India akan
menjadi penentu dalam dunia internasional.
1.5. Kondisi Penerbangan Timur Tengah
dalam Situasi Konflik
Konflik bukanlah suatu hal baru di negara-negara kawasan Timur
Tengah. Bahkan bisa dikatakan jika konflik merupakan ‘makanan
sehari-hari’ masyarakat negara-negara di Timur Tengah. Konflik yang
terjadi membuat berbagai aktivitas masyarakat menjadi terhambat
karena tak jarang serangan bom yang dilancarkan oleh tentara maupun
oleh kelompok pemberontak mengenai fasilitas-fasilitas umum dan
gedung-gedung sekolah.
Lalu, bagaimana kondisi industri maskapai penerbangan negaranegara Timur Tengah di tengah konflik yang sedang berkecamuk?
Mayoritas maskapai penerbangan biasanya menghentikan semua
penerbangan ke daerah-daerah konflik, atau melakukan reroute
(pengalihan rute penerbangan) dari daerah-daerah rawan konflik.
Namun, hal ini akan memakan waktu lebih lama dari biasanya dan
membutuhkan bahan bakar lebih banyak sehingga berakibat pada
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
13
kerugian yang harus diderita oleh pihak maskapai penerbangan karena
harus mengeluarkan biaya ekstra.
Seperti halnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan
Emirates Airline yang menghentikan semua penerbangan ke Erbil di
Irak Utara pada Agustus 2013 seiring dengan gencarnya teror yang
dilakukan oleh kelompok ISIS (Islamic State of Iraq Syria) yang
memiliki senjata-senjata canggih, seperti ground-to-air missiles yang
mampu menargetkan penerbangan (El Gazzar, 2014). Senjata seperti ini
tentu saja tidak dapat membedakan antara pesawat militer dan pesawat
komersial pengangkut penumpang yang sedang terbang.
Selain itu, salah satu maskapai penerbangan di negara Lebanon,
Middle East Airlines (MEA), justru berhasil mempertahankan
keuntungan yang cukup baik pada tahun 2014 –lebih baik dari tahun
sebelumnya– meskipun dengan kondisi negara yang cukup sulit dan di
tengah ketegangan regional (Habib, 2015). Presiden MEA, Muhammad
Haut, dalam sebuah wawancara ekslusif dengan The Daily Star
mengatakan:
Tantangan yang dihadapi MEA pada tahun 2014 adalah
sama dengan tahun 2013, (yaitu mencoba) untuk
mempertahankan operasi dan mencapai keuntungan di
tengah kondisi keamanan dan politik yang sulit, serta
peringatan dari bangsa-bangsa Arab untuk tidak melakukan
perjalanan ke Beirut.
Haut juga mengatakan bahwa pada triwulan pertama tahun 2014,
MEA harus menghadapi penurunan jumlah penumpang di bandara
sekitar 8 persen. Namun hal ini berhasil diatasi dengan memulihkan
kerugian pada kuartal kedua, sebab lebih banyak penumpang yang
mulai berdatangan ke Lebanon. Selain dari maskapai penerbangan
utama, MEA memiliki tiga anak perusahaan lainnya, Middle East
Airlines Ground Handling, Middle East Airports Services, dan Mideast
Aircraft Services Company. Saat ini tercatat bahwa jumlah karyawan
14
MEA mendekati angka 2000 karyawan, dan jika ditambahkan dengan
anak perusahaan tersebut maka jumlah karyawan MEA group adalah
lebih dari 5000 karyawan.
Tidak hanya MEA saja maskapai penerbangan yang memiliki
catatan baik dalam hal penerbangan, maskapai Timur Tengah lainnya
seperti Qatar Airways (Qatar), Etihad Airlines (United Arab Emirates),
Emirates (United Arab Emirates) pun demikian. Memang, keempat
maskapai tersebut berada di wilayah yang jarang konflik. Walaupun
begitu, posisinya yang berada di kawasan rawan konflik tidak serta
merta menurunkan pendapatan perusahaan.
1.6. Pluralisme
Dari sisi nomenklatur, pluralisme tergabung dalam dua suku
kata: plural, yang berarti jamak atau beragam, dan isme, yang berarti
paham atau ajaran. Secara sederhana, dapat mengatakan bahwa
pluralisme berarti suatu paham yang mengakui perbedaan dan bertujuan
dalam menyatukan perbedaan, dimana perbedaan disini dapat berarti
macam-macam, dapat berarti berbeda ras, agama, pemikiran politik,
atau landasan filosofi.
Dalam
aplikasinya
pada
Studi
Hubungan
Internasional,
pluralisme merupakan pandangan yang melihat bahwa banyak
kelompok, namun bukan orang-orangnya secara keseluruhan, mengatur
suatu negara. Ada beberapa pihak yang terlibat seperti serikat pekerja,
asosiasi perdagangan dan profesional, pecinta lingkungan, aktivis hak
asasi, pengusaha, dan koalisi formal dan informal akademisi yang
terlibat dalam pembuatan hukum dan kebijakan suatu negara. akan
tetapi pihak yang benar-benar terlibat secara langsung dan bertindak
sebagai partisipan hanyalah sedikit saja selebihnya adalah masyarakat
luas yang bertindak sebagai pengamat (H. T. Reynolds, 1996).
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
15
Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut pluralisme, hubungan
internasional dan hubungan dalam negeri itu tidak terbatas hanya pada
aktor negara saja, namun juga ada aktor-aktor lain seperti organisasi
atau bahkan individu yang dapat mengubah sistem internasional yang
ada, juga dapat mengubah kebijakan dari suatu negara dengan pengaruh
yang dimiliki oleh aktor tersebut.
Pendekatan ini diprakarsai oleh Robert A. Dahl dalam bukunya
Who Governs? dan dapat dikatakan bila pendekatan ini juga berakar
dari pemikiran liberalisme, hal ini dapat dilihat dari karya John Locke,
Two Treaties of Government, pemikiran ini juga dibentuk sebagai
pandangan anti-realisme yang menjadi pusat perhatian dari negara di
dunia politik. Pendekatan ini juga tidak begitu saja muncul dari
lamunan para pemikir terdahulu, ia terbentuk dengan memiliki asumsi
dasarnya sendiri. Menurut Viotti dan Kauppi, asumsi dasar dari
pluralisme, yaitu (University of South California, 2015):
1. Aktor non-negara adalah faktor utama dalam politik dunia
Misalnya seperti Multinational Coorporation (MNC). MNC
merupakan
perusahaan
multinasional
dimana
tingkat
pendapatannya rata-rata dapat melebihi suatu negara. Dengan
power yang ia miliki, tentu saja power secara ekonomi, MNC
dapat memasukan kepentingannya pada negara saat negara
membuat suatu kebijakan. Dengan kekuatan finansial yang
dimilikinya pada masa lalu ada negara yang “diperintah” oleh
MNC yang dikenal dengan istilah Banana Republic;
2. Negara bukan satu-satunya aktor;
3. Sifat negara tidak selalu rasional; dan
4. Isu-isu low politics, seperti ekonomi, sosial dan lingkungan, lebih
penting dari isu high politics.
16
Dari asumsi-asumsi dasar pluralisme tersebut, dapat dikatakan
bahwa pluralisme memandang dunia sebagai hasil dari interaksi semua
aktor yang ada didalamnya. Dari interaksi semua aktor tersebut, tidak
menutup kemungkinan akan adanya persaingan diantara para entitas
aktor tersebut, sehingga, dapat menimbulkan terjadiya chaos dan
ketidakaturan apabila negara tidak ikut campur dalam menengahi
konflik kepentingan tersebut. Bila sekarang kita melihat pada isu yang
akan kita bahas, pluralisme dapat menjadi pisau bedah yang cocok
karena kita akan membahas mengenai ekonomi, MNC yang bergerak
dibidang transportasi khususnya penerbangan, dan hubungannya
dengan negara-negara dalam sistem internasional.
Sebagaimana
kita
ketahui
bahwa maskapai
penerbangan
merupakan perusahaan penting yang dapat membantu perekonomian
negara. Bukan hanya karena mereka memiliki pendapatan yang tinggi,
yang otomatis akan menghasilkan pajak yang tinggi pula, namun juga
karena mereka dapat membawa para turis atau pekerja datang ke
negara-negara yang maskapai tersebut miliki izinnya. Dengan
datangnya turis, akan menambah pendapatan negara dari visa, toko
oleh-oleh dan dapat menaikkan pendapatan dari pengrajin lokal yang
nantinya akan ditarik pajak dari hasil penjualan pengrajin tersebut. Lalu
dengan datangnya pekerja, mereka dapat menambah produksi dari
komoditas mereka, baik komoditas alam, tekstil maupun otomotif.
Belum lagi bila pekerja tersebut dapat dibayar dengan murah, negara
dapat untung berkali-kali lipat dengan adanya maskapai penerbangan
yang membawa mereka.
Ditinjau dari pendekatan ini, kerjasama antara negara dan
maskapai merupakan bentuk simbiosis mutualisme, dimana maskapai
mendapat rute lebih banyak, bila negara yang menjadi nasionalitasnya
aktif dalam perjanjian bilateral, sehingga dapat lebih sering
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
17
mengantarkan penumpang, dan negara dapat untung dari orang-orang
yang dibawa oleh maskapai tersebut. Meskipun sepertinya sama-sama
untung, namun negara tetap lebih untung daripada maskapai
penerbangan.
Suatu penerbangan harus memiliki nasionalitas bila ingin dapat
beroperasi, seperti yang telah diatur dalam hukum penerbangan
internasional,
namun
nasionalitas
ini
tidak
bisa
sembarangan
mendapatkannya. Setiap negara memiliki ketentuannya masing-masing
dalam memberikan nasionalitas kepada suatu maskapai penerbangan.
Misalnya di Indonesia, dengan mengacu pada pasal 108 (3) UU
Penerbangan menyatakan bahwa kepemilikan saham nasional harus
tetap lebih besar dari pemegang modal asing (single majority) dan
diatur pula dalam ketentuan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010
dimana kepemilikan modal atau saham tersebut persentasenya minimal
51 persen untuk kepemilikan saham nasional, maka maskapai
penerbangan yang ingin mendapatkan nasionalitas Indonesia harus
menuruti semua peraturan tersebut.
Lebih lanjut, peraturan pendirian maskapai penerbangan diatur
dalam UU RI No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Bagian Kedua
tentang Perizinan Angkutan Udara. Dengan begitu, maskapai yang
ingin mendapatkan nasionalitas tersebut, terutama untuk maskapai
dengan rute internasional, akan bekerjasama dengan maskapaimaskapai yang sebelumnya sudah ada untuk membeli sahamnya.
Maskapai yang diajak bekerja sama biasanya maskapai yang hanya
melayani rute domestik. Melihat dari penjabaran tadi, meskipun terlihat
saling menguntungkan antara negara dan maskapai penerbangan,
namun tetap harus ada yang memegang kendali dan power atas
kerjasama antara negara dan MNC tersebut.
18
1.7. Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia
Sudah merupakan sebuah cita-cita manusia zaman dahulu untuk
dapat melakukan transportasi penerbangan, yang pada akhirnya dapat di
capai pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara, ketika mereka berhasil
menemukan apa yang mereka sebut sebagai “penerbangan terkontrol”.
(History, 2009). Sejak itu, manusia semakin menekuni dunia bisnis
penerbangan, dan semakin banyak orang tertarik untuk dapat terbang
dengan pesawat yang sudah semakin canggih. Kemajuan teknologi
semakin
membantu
berkembangnya
usaha
penerbangan
dunia,
ditambah lagi dengan dukungan dari masyarakat internasional dengan
dibuatnya
hukum
mengenai
tata
cara
penerbangan,
sehingga
masyarakat dunia pun semakin gencar untuk dapat melakukan
penerbangan, yang kemudian juga dimanfaatkan oleh dunia bisnis.
Bisnis penerbangan sendiri sudah ada berbagai macam jenisnya,
mulai dari jenis yang merakyat untuk membuat semua manusia dapat
melakukan penerbangan sampai kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu itu sendiri.
Perusahaan penerbangan yang mampu menunjukkan dan meningkatkan
kredibilitasnya maka biasanya akan memiliki penumpang yang
bertambah, khususnya dengan meningkatnya kejadian kecelakaan
pesawat di perusahaan penerbangan yang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa penumpang yang menggunakan
pesawat banyak yang menaruh perhatian kepada keselamatan dan
kenyamanan perjalanan yang ia tempuh, terutama jika perjalanan yang
dilakukan memakan waktu dan membuat si pengguna harus berlamalama tinggal di pesawat tersebut. Hal ini mengundang para pemilik
bisnis
perjalanan
pesawat
untuk
meningkatkan
kenyamanan yang dapat dimiliki penumpang.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
fasilitas
dan
19
Tingkat kenyamanan dan fasilitas ini, seperti hal lainnya di dunia,
telah mendapat perhatian sehingga dibuatlah juara-juara dalam bisnis
penerbangan internasional. Terdapat juga sebuah tingkatan yang dibuat
oleh beberapa pihak, yang hasilnya sendiri didapat oleh komentar dan
kesan para penumpang yang telah melakukan penerbangan, yang
disebutkan dalam World Airline Awards oleh Skytrax sejak tahun 1999.
(Skytrax, 2015).
Terdapat sepuluh jenis penerbangan yang disebutkan dalam
laman utama World Airline Awards untuk penghargaan penerbangan
pada tahun 2014, diantaranya adalah Cathay Pacific Airways, Qatar
Airways, Singapore Airlines, Emirates, Turkish Airlines, ANA All
Nippon Airways, Garuda Indonesia, Asiana Airlines , Etihad Airways,
dan Lufthansa. (Skytrax, 2015) Perusahaan penerbangan di atas terpilih
setelah menjalani beberapa audit yang dilakukan oleh Skytrax sendiri
sebagai media terpercaya2.
Jika diteliti mengenai penghargaan di atas, bisa dilihat bahwa
beberapa
penerbangan
yang
menjuarainya
adalah
perusahaan-
perusahaan penerbangan yang berasal dari kawasan Timur Tengah, tiga
diantaranya yaitu Qatar Airways, Emirates, dan Etihad Airways. Hal ini
menunjukkan sesuatu hal yang menarik, yaitu fakta bahwa ketiga
penerbangan ini terpilih menjadi tiga penerbangan terbaik di dunia,
meskipun datang dari kawasan yang dapat dikatakan, memiliki banyak
konflik.
Menurut sumber yang sama, dikatakan bahwa Qatar Airways
telah menduduki peringkat yang sama selama empat kali berturut-turut,
di mana penghargaan ini diberikan kepada Qatar karena kursi
penumpang kelas Bisnis mereka dianggap merupakan kursi terbaik
Skytrax adalah sebuah perusahaan konsultan asal Britania Raya yang
melakukan riset mengenai maskapai penerbangan (sumber: Wikipedia).
2
20
dalam dunia penerbangan kelas bisnis. Hal ini meliputi kejuaraan
dalam hal tempat duduk penumpang, tempat menunggu bagi
penumpang, catering atau makanan dalam kabin bagi penumpang, dan
tingkat kenyamanan saat penerbangan (Skytrax, 2015). Untuk Emirates
sendiri, mendapatkan gelar juara dalam hal kenyamanan dan juga
hiburan yang didapat oleh penumpang selagi melakukan penerbangan
bersama Emirates. Fasilitas yang dimiliki untuk hiburan dalam
pesawat-pesawat yang disediakan oleh maskapai penerbangan ini
memang melebihi maskapai penerbangan yang lainnya.
Sedangkan untuk Etihad, dapat dikatakan merupakan sebuah
maskapai yang cukup baru dibanding dengan maskapai lainnya, seperti
Emirates contohnya, yang telah berdiri selama kurang lebih sepuluh
tahun lamanya (Skytrax, 2015). Namun prestasi yang telah diraih
memang sangat cepat, bahkan merupakan salah satu yang sangat pesat
di antara maskapai penerbangan lainnya di dunia. Meskipun belum
menjuarai bidang manapun dari kriteria penilaian yang dibuat oleh
Skytrax, namun secara umum maskapai penerbangan Etihad sendiri
telah berhasil mendapat perhatian dari para penumpang yang telah
mencoba melakukan perjalanan bersama Etihad. Ketiga penerbangan
tersebut pada akhirnya akan dibahas lebih lanjut mengenai fakta-fakta
menarik, serta ulasan yang lebih mendalam mengenai alasan mengapa
tiga penerbangan ini memang layak menjadi penerbangan terbaik yang
akan diulas dengan bumbu-bumbu Timur Tengah.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
BAB II
KEGAGAHAN MASKAPAI QATAR AIRWAYS
DI TIMUR TENGAH
2.1. Profil Qatar Airways
Sebagai Penerbangan resmi dari negara Qatar, Qatar Airways
menjadi salah satu perusahaan penerbangan yang paling sukses di
kawasan Timur Tengah. Walaupun sebagai perusahaan yang belum
lama terbentuk, pada tahun 1994, Qatar Airways dapat mengimbangi
pencapaian maskapai penerbangan lainnya di Timur Tengah seperti
Etihad Airways maupun Emirates (Qatar Airways Corporate
Communications, 2015).
Berkembangnya Qatar Airways tidak terlepas dari dukungan
pemerintah Qatar yang bercita-cita untuk membuat Qatar Airways
bukan hanya sebagai perusahaan yang beroperasi secara domestik
tetapi juga sebagai perusahaan yang beroperasi secara internasional
dengan standar tinggi. Keinginan dari Emir Syeikh Hamad bin
Khalifah At Thani pada tahun 1997 menjadi titik balik bagi
perusahaan penerbangan ini.
Dengan dukungan dana dan bantuan operasional yang
diberikan oleh pemerintah melalui Qatar Investment Authority, Qatar
Airways dapat mengembangkan perusahaannya baik personel dan
armada penerbangannya juga rute penerbangan yang lebih luas. Hal
ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Qatar
dalam
memastikan
perkembangan
Qatar
Airways
menjadi
Perusahaan Internasional. Kini, Qatar Airways telah menjadi salah
satu perusahaan ternama di industri penerbangan dunia dengan 140
21
22
rute penerbangan dan memiliki lebih dari 100 armada pesawat udara
yang digunakan dalam melayani penerbangan ke berbagai negara.
2.2. Qatar Airways dalam Sejarah
Qatar Airways merupakan salah satu maskapai penerbangan asal
Timur Tengah yang terbilang sukses pencapaiannya di dunia bisnis
penerbangan internasional. Bagaimana tidak, perusahaan penerbangan
yang berpusat di Doha ini menduduki peringkat kedua sebagai
maskapai penerbangan terbaik di dunia pada tahun 2014 (World Airline
Awards, 2014). Capaian prestasi tersebut tentu dicapai bukan dengan
proses yang mudah. Karenanya, untuk memahami bagaimana Qatar
Airways mampu merajai industri penerbangan internasional perlu
dipahami dari sejarah pendiriannya.
Qatar Airways didirikan pada tahun 1994 dengan pelayanan rute
regional. Pada mulanya, perusahaan ini adalah perusahaan nasional
milik Kerajaan Qatar. Namun kemudian pada tahun 1997, terjadi
launching ulang Qatar Airways atas perintah dari Emir Syeikh Hamad
bin Khalifah At Thani (Qatar Airways, 2015). Emir memiliki visi untuk
membentuk
Qatar
Airways
sebagai
maskapai
penerbangan
internasional dengan standar pelayanan tinggi dan unggul. Salah
seorang sosok yang pernah memberikan kejayaan pada Qatar Airways
sejak masa awal pendiriannya hingga saat ini antara lain adalah Mr.
Akbar Al Bakir yang memegang perusahaan tersebut pada tahun 1996
(Qatar Airways, 2015).
Mr. Al Bakir berhasil membawa Qatar Airways menjadi
perusahaan penerbangan berkelas dunia dan berhasil meraih berbagai
penghargaan. Beberapa penghargaan bergengsi tersebut di antaranya
adalah Airline of the Year dari Skytrax World Awards pada tahun 2011
dan 2012, Best Business Class (World Airline Awards, 2013), World’s
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
23
Best Business Class Lounge (World Airline Awards, 2013), Best Airline
Staff Service in Middle East (World Airline Awards, 2013), World’s
Best First Class Lounge (World Airline Awards, 2011), Best Airline –
Middle East (World Airline Awards, 2011), dan Best Economy Class
(Skytrax Awards, 2010 dan 2009).
Deretan prestasi tersebut merupakan suatu aktualisasi bahwa
Qatar Airways memanglah suatu perusahaan penerbangan kelas dunia
yang patut diperhitungkan. Kemudian, untuk menjalin relasi dengan
perusahaan
penerbangan
internasional
lainnya,
Qatar
Airways
bergabung dengan One World Alliance pada 29 Oktober 2013
(Runaway-Aviation, 2013). One World Alliance merupakan salah satu
aliansi penerbangan yang memiliki peran signifikan dalam dunia
industri penerbangan internasional.
Dalam operasionalnya, perusahaan ini menggunakan Airbus
A320 Neos serta Boeing 777. Qatar Airways telah tercatat di dalam
sejarah sebagai maskapai penerbangan komersial dunia yang pertama
yang menggunakan gas sintetis dan bukan bensin cair yang berasal dari
gas alami (Skyscanner, 2015). Qatar Airways memiliki sekitar 146
destinasi penerbangan yang melingkupi berbagai kawasan, Eropa, Asia
Pasifik, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika (Qatar Aiqways, 2015).
Tercatat dari yang semula hanya memiliki 4 pesawat terbang pada masa
awal pendiriannya, Qatar Airways terus berkembang dari tahun ke
tahun dengan terus menambah jumlah armada pesawat terbangnya.
Hingga hari ini, untuk melayani destinasi tersebut, Qatar Airways
memiliki sebanyak 146 pesawat terbang. Qatar Qirways menargetkan
tahun ini akan memiliki sebanyak 170 pesawat dan memperluas
destinasi penerbangan hingga 170 destinasi penerbangan ke berbagai
negara di dunia (Qatar Aiqways, 2015).
24
2.3. Perkembangan dan Penghasilan Qatar
Airways
Qatar Airways adalah maskapai penerbangan nasional Negara
Qatar dan memiliki salah satu cerita sukses dalam industri
penerbangan. Mereka mulai beroperasi pada tahun 1994 ketika
maskapainya masih maskapai regional kecil yang melayani beberapa
rute. Maskapai ini kembali diluncurkan pada tahun 1997 di bawah
mandat Emir, Yang Mulia Emir Syeikh Hamad bin Khalifah At Thani,
yang memiliki visi untuk mengubah Qatar Airways menjadi maskapai
penerbangan internasional terkemuka dengan standar layanan tertinggi
dan unggul.
Qatar Airways sejak itu menjadi salah satu operator yang paling
cepat berkembang di dunia dengan ekspansi yang belum pernah terjadi
sebelumnya dengan rata-rata pertumbuhan dua digit dari tahun ke
tahun. Maskapai ini telah dikembangkan di bawah kepemimpinan
dinamis Group Chief Executive, Yang Mulia Mr. Akbar Al Bakir,
beliau ditunjuk pada tahun 1996 dan telah berperan dalam mengubah
Qatar Airways menjadi maskapai pemenang penghargaan terbaik di
dunia. Di bawah pengelolaan Mr Al Bakir, Qatar Airways telah matang
menjadi kekuatan utama dalam penerbangan regional dan global,
mendapatkan banyak pelanggan di seluruh dunia untuk standar layanan
yang sangat baik. Pada bulan April 2011, Qatar Airways memiliki 100
destinasi di peta rute global. Dua bulan kemudian, maskapai ini
mencapai prestasi yang luar biasa, hanya 14 tahun setelah peluncuran
ulangnya, yang bernama Airline of the Year 2011 di acara tahunan
Skytrax World Airline Awards dengan lebih dari 18 juta wisatawan di
seluruh dunia yang memberikan suara mereka. Pada bulan Juli 2012,
Qatar Airways sekali lagi bernama Airline of the Year 2012, memegang
gelar untuk dua tahun berturut-turut. Pada bulan Oktober 2011, Qatar
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
25
Airways mendapat pencapaian lain dengan mengambil pengiriman
pesawat ke-100. Selama Dubai Air Show pada bulan November 2011,
Qatar Airways menempatkan pesanan untuk 90 pesawat, terdiri dari 80
Airbus A320 Neos baru, tambahan delapan jumbo A380 Super dan dua
Boeing 777 kargo.
Selama 2013 Dubai Air Show, Qatar Airways memesan lebih
dari 60 pesawat baru, terdiri dari Boeing dan Airbus A330 777X kargo.
Pada 2014 Farnborough Air Show, Qatar Airways juga memesan 100
pesawat Boeing 777X, dan menerima pesawat pesanan lebih dari 340
pesawat dengan nilai US$ 70 miliar. Qatar Airways juga telah
bergabung dalam one world, pada 30 Oktober 2013, dengan
implementasi ke dalam aliansi global dalam waktu satu tahun semenjak
Oktober 2012 sejak mereka diumumkan bergabung (Qatar Airways,
2015).
2.3.1. Global Network dan Perluasan
Dari hub Qatar Airways di Doha, maskapai ini telah
mengembangkan jaringan global dengan 146 tujuan, meliputi Eropa,
Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan, Asia Pasifik, Amerika Utara dan
Amerika Selatan dengan kapasitas armada modern lebih dari 140
penumpang dan pesawat kargo. Selama tahun 2010, Qatar Airways
meluncurkan penerbangan ke-10 destinasi baru termasuk Bangalore,
Tokyo, Ankara, Copenhagen, Barcelona, Sao Paulo, Buenos Aires,
Phuket, Hanoi dan Nice. Pada tahun 2011, tahun yang bersejarah lain
untuk Qatar Airways melihat peluncuran penerbangan ke 15 destinasi
dengan ekspansi fokus pada Eropa yaitu Bucharest, Budapest, Brussels,
Stuttgart, Venice, Oslo dan Sofia. Rute baru lainnya termasuk kota
Aleppo di Suriah,
Shiraz (Iran), Madinah (Arab Saudi), Kalkuta,
Benghazi (Libya), Entebbe (Uganda), Chongqing (Tiongkok) dan
26
masuk ke Kanada dengan penerbangan tiga kali seminggu ke Montreal.
Untuk 2012, Qatar Airways memperluas operasi dengan tujuan Baku
(Azerbaijan), Tbilisi (Georgia), Zagreb (Kroasia), Perth (Australia),
Kigali (Rwanda), Kilimanjaro (Tanzania), Yangon (Myanmar),
Baghdad (Irak) , Erbil (Irak), Maputo (Mozambik), Belgrade (Serbia)
dan Warsawa (Polandia).
Pada tahun 2013, Qatar Airways telah memperluas jejak global
untuk melayani Gassim (Saudi Arabia), Najaf (Irak), Phnom Penh
(Kamboja), Chicago, gateway keempat di Amerika Serikat; Salalah
(Oman), Chengdu (Tiongkok), Basra (Irak), Sulaymaniyah (Irak), Clark
International (Filipina), Thaif (Arab Saudi), Addis Ababa (Ethiopia)
dan Hangzhou (Tiongkok).
Pada tahun 2014, maskapai meluncurkan penerbangan ke Sharjah
dan Dubai World Central di UAE, Philadelphia (AS), Edinburgh
(Skotlandia), Istambul Sabiha (Turki) Bandara, Larnaca (Siprus), Al
Hofuf (Arab Saudi), Miami (USA ), Dallas/ Fort Worth (USA),
Djibouti
dan Asmara
di
Afrika.
Qatar
Airways
juga
telah
mengumumkan ekspansi dengan peningkatan frekuensi dan kapasitas
untuk banyak rute yang ada (Qatar Airways, 2015).
2.3.2. Armada Muda
Dari hanya empat pesawat pada tahun 1997, maskapai ini
tumbuh ke ukuran armada dengan 28 pesawat pada akhir tahun 2003,
kemudian menjadi 50 pesawat pada Oktober 2006. Pada tahun 2015,
jumlah armada meningkat menjadi lebih dari 170 pesawat yang
meliputi jaringan global yang juga mengalami peningkatan menjadi
lebih dari 170 tujuan. Qatar Airways merupakan salah satu armada
termuda dalam industri penerbangan dengan usia rata-rata pesawat di
bawah empat tahun. Pesawat yang dimiliki oleh Qatar Airways meliputi
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
27
beberapa jenis Airbus dan Boeing yang beragam seperti Boeing jarak
jauh 777 penumpang dan pesawat kargo, Boeing 787, Airbus A340,
A330, A350, A380, A300F kargo, A321, A320, dan A319. Yang
terakhir adalah pesawat jenis A319 versi jet korporat. Dengan
pengiriman pesawat A350 XWB pada bulan Desember 2014, Qatar
Airways menjadi maskapai pertama di dunia yang beroperasi dengan
menggunakan semua jenis pesawat modern Airbus, yang terdiri dari
A320, A330, A340, A350, dan A380. Qatar Airways adalah salah satu
pelanggan peluncuran twin-deck Airbus A380-800 super jumbo yaitu
pesawat terbesar di dunia yang mampu membawa 555 penumpang
dalam konfigurasi mewah. Qatar Airways telah memesan 13 buah
pesawat A380. Pengiriman perdana pesawat telah dikirim pada tahun
2014. Pada bulan Desember 2014, Qatar Airways menjadi pelanggan
setia pada saat peluncuran global pesawat Airbus A350 XWB dengan
rute layanan komersial pertama di Frankfurt pada 15 Januari 2015.
Perusahaan ini juga mengoperasikan jet perusahaan, termasuk
Bombardier Challenger 605s, 5000S Bombardier global dan Global
Express XRS, yang diluncurkan pada tahun 2009 untuk digunakan para
petinggi anak perusahaan Qatar. Qatar Airways saat ini memiliki lebih
dari 340 pesawat baru senilai US$ 70.000.000.000 yang menunggu
dikirimkan selama beberapa tahun berikutnya. Ini termasuk pesanan
untuk Airbus generasi baru A350, A320 Neos, A380, A330 Freighters,
Boeing 777, Boeing 777Xs dan Boeing 787 (Qatar Airways, 2015).
2.3.3. Prestasi Dunia
Qatar Airways merasa bangga karena telah diberi gelar Airline
of the Year 2011 dan 2012 di acara tahunan Skytrax World Airline
Awards. Lebih dari 18 juta wisatawan di seluruh dunia memberikan
suara mereka dalam survei yang dilakukan oleh lembaga pemantau
28
industri penerbangan global terkemuka. Setelah setahun sebelumnya
berada di posisi ketiga sebagai maskapai terbaik di dunia oleh Skytrax
pada tahun 2010. Pengumuman pada tahun 2011 membuahkan hasil
bahwa peringkat Qatar Airways sebagai Airline of the Year adalah
puncak dari dedikasi dan kerja kerja keras maskapai di bawah
kepemimpinan group chief executive officer Akbar Al Bakir.
Kemampuan
Qatar
Airways
dalam
mempertahankan
penghargaannya pada tahun 2012 merupakan kemenangan yang luar
biasa. Mendapat peringkat lima besar untuk keunggulan layanan oleh
Skytrax, lembaga pemantau independen industri penerbangan global
mengkonfirmasi Qatar Airways sebagai maskapai terbaik di Timur
Tengah untuk tahun kedelapan. Pada tahun 2014, Qatar Airways juga
memenangkan kelas bisnis terbaik dunia untuk dua tahun berturut-turut
dan terbaik dunia kelas bisnis airline lounge untuk dua tahun berturutturut (Qatar Airways, 2014).
2.4. Keunggulan dan Kelemahan Qatar
Airways
Sejak beroperasi pada 1994 silam, Qatar Airways mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tercatat sebagai salah satu dari lima
maskapai penerbangan yang mendapatkan penghargaan dari Skytrax
sebagai maskapai bintang lima (Ahira, 2012). Tak tanggung-tanggung,
Qatar Airways pun hampir selalu masuk ke dalam 10 besar perusahaan
maskapai penerbangan terbaik di dunia menurut Skytrax dalam situs
websitenya www.worldairlineawards.com. Sebagai salah satu maskapai
terbaik di dunia, tentunya banyak sekali keunggulan-keunggulan yang
dimiliki Qatar Airways yang mampu memanjakan para penumpangnya.
Banyak
komentar
positif
dari
para penumpang tentang
pengalamannya menaiki Qatar Airways. Salah seorang diantaranya
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
29
adalah Widodo Nugroho, seorang founder dan owner Jogja Geowisata
yang sudah seringkali melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.
Melalui laman tulisannya www.tulisan-ringan.com, ia mengungkapkan
tentang keunggulan yang dimiliki Qatar Airways, seperti: layanan dan
informasi dari laman resmi dapat dengan mudah diakses serta
memberikan informasi yang terbaru dan lengkap mengenai segala hal
yang berkenaan dengan hal-hal operasional penerbangan (Widodo,
2012).
Keunggulan lainnya yang dimiliki Qatar Airways adalah dalam
segi kuliner di kelas bisnisnya. Kelas bisnis Qatar Airways merupakan
satu-satunya yang menawarkan Rosé Champagne dan Billecart-Salmon,
juga dilengkapi dengan bar berkelas yang menawarkan anggur pilihan
terbaik yang super mahal. Tak hanya soal makanan dan minuman,
layanan wifi pun disediakan bagi para penumpang yang ingin
berselancar di dunia maya meski dalam pesawat. Namun, layanan ini
tidak diberikan secara cuma-cuma alias harus bayar. Disamping itu,
penumpang pun dapat menikmati film-film serta lagu-lagu terbaru
melalui monitor layar sentuh yang disediakan di setiap kursi
penumpang dengan teknologi canggih. Adapun cinderamata yang
didapatkan penumpang adalah tas Giorgio Armani yang berisi penutup
telinga, masker tidur, dan lotion cukur bagi penumpang pria. Sementara
bagi penumpang wanita berisi body lotion, parfum, kaus kaki tidur,
penutup telinga, lip balm, dan masker tidur (Siska, 2014).
Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi para
penumpangnya, pada 2014 lalu pihak perusahaan membeli pesawat
Airbus baru dengan tipe A350 XWB yang disinyalir memiliki banyak
sekali keunggulan. Dengan badan pesawat yang lebih lebar, Airbus
A350 XWB ini memiliki teknologi mutakhir terkini yang menyediakan
wifi berkecepatan tinggi, lampu LED dan pendingin udara teknologi
30
terbaru, monitor dengan layar lebih besar dan beresolusi tinggi, serta
kursi yang lebih lebar dan lebih nyaman, serta berbagai keunggulankeunggulan lainnya. Tak heran, dengan segudang keunggulan yang
dimiliki pesawat Airbus ini, Qatar Airways rela mengeluarkan biaya
sekitar Rp 2,9 triliun untuk memboyong pesawat ini. Sebuah
kebanggaan bagi Qatar Airways sebagai konsumen pertama yang
membeli pesawat Airbus tipe A350 XWB (Angga, 2014).
Tetapi, tidak semua hal dapat berlangsung baik. Walaupun
seringkali dinobatkan sebagai maskapai penerbangan terbaik dan
hampir selalu berada dalam posisi 5 besar maskapai terbaik di dunia,
pada kenyataannya banyak pula kekurangan-kekurangan yang dimiliki
Qatar Airways. Dalam situs www.consumenaffairs.com yang berisi
tentang komentar-komentar para penumpang mengenai maskapai
penerbangan yang mereka gunakan, ada banyak penumpang yang
komplain terhadap kinerja awak serta staf Qatar Airways. Kebanyakan
dari mereka mengeluhkan tentang customer service yang dianggap
sangat lamban dalam memberikan solusi bagi para penumpang yang
sedang mengalami masalah.
Permasalahan yang sering terjadi adalah masalah penerbangan
yang delay sehingga penumpang harus menunggu hingga berjam-jam
untuk dapat menaiki penerbangan berikutnya. Dalam waktu menunggu
tersebut, pihak perusahaan kurang tanggap dalam memberikan tempat
tinggal sementara bagi para penumpang yang menunggu waktu
penerbangan berikutnya. Bahkan salah satu penumpang, Candaş asal
Turki, sangat kecewa terhadap kinerja customer service Qatar Airways
yang sangat merugikannya dan mengacaukan rencana liburannya.
Penerbangan pertamanya dari Doha ke Bangkok harus ditunda selama 2
jam. Namun, setelah kantor pusat menjadwalkan ulang penerbangannya
ke jadwal penerbangan berikutnya dan harus menunggu sekitar 9 jam,
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
31
penerbangan mereka harus ditunda lagi selama 4 jam. Salah satu
penumpang lainnya juga mendapat perlakuan kurang mengenakan dari
petugas customer service. Karena ketika ia sedang menelepon untuk
melaporkan permasalahan yang sedang dialami, petugas customer
service itu memotong percakapan dengan menutup telepon sebanyak
tiga kali (Consumer Affairs, 2015).
Tidak bisa dipungkiri bahwa kesalahan-kesalahan pasti dapat
terjadi dan tidak dapat terhindarkan. Meski begitu, pelayanan yang
diberikan oleh para awak dan petugas Qatar Airways dalam melayani
penumpang patut diacungi jempol. Karena jika bukan karena kinerja
mereka yang baik, bukan hal yang mungkin bagi Qatar Airways untuk
dapat dinobatkan sebagai salah satu maskapai terbaik di dunia.
2.5. Strategi Pemasaran
Banyaknya maskapai penerbangan yang mulai bermunculan
dewasa ini mendesak para maskapai penerbangan lain untuk pintarpintar mencari cara untuk menarik minat dari para calon penumpang
agar mau menggunakan jasa maskapainya. Banyak dari mereka yang
akhirnya memperbarui atau mulai mencari strategi-strategi pemasaran
yang dapat tepat guna untuk tercapainya tujuan-tujuan yang telah
mereka tetapkan, dan tujuan dari pencarian strategi pemasaran ini tidak
lain adalah untuk menarik minat dari para calon penumpang tadi agar
mereka mau menaiki maskapainya dan maskapai tersebut dapat
bernafas lebih lama. Adapun arti dari strategi pemasaran menurut
Kotler (Kotler, 2000: 108) adalah:
Marketing Strategy is the basic approach that the business
units use to achieve its objective and consist of proceed
decisions of target market, marketing positioning, marketing
mix, and marketing expenditure levels.
32
Untuk strategi pemasaran dari Qatar Airways sendiri, mereka
lebih sering memberikan sponsor pada acara-acara besar terutama pada
acara olahraga. Sponsor dapat membantu mereka dalam memperluas
promosi merk mereka. Sponsor melalui acara olahraga juga telah
menjadi trend bagi banyak maskapai penerbangan di dunia. Selain itu,
menjadi sponsor dalam acara olahraga juga menjadi sebuah strategi
pemasaran tersendiri yang disebut dengan sport marketing. Sport
marketing sendiri adalah:
Building a highly identified, passionate fan base such that
fans, sponsors, media and government pay to promote and
support the organization for the benefits of social exchange
and personal, group and community identity within a
cooperative competitive environment,” (Team Sports
Marketing: 2015).
Sponsorship dari maskapai ini dapat dilihat di seragam klub
sepakbola ternama Liga Spanyol, FC Barcelona. Tidak hanya itu,
maskapai ini juga mensponsori banyak turnamen olahraga kenamaan
seperti tenis, rally sepeda, lari marathon, dan masih banyak lagi.
Strategi pemasaran mereka juga tidak berhenti sampai disitu saja,
mereka juga memberikan strategi yang lain berupa promo-promo tiket
murah untuk berbagai rute perjalanan.
Promo tersebut akan muncul biasanya ketika minggu-minggu
liburan, seperti saat Natal, tahun baru, atau Hari Raya Idul Fitri. Bagi
yang telah menjadi pelanggan setia dari Qatar Airways juga mereka
mendapatkan keuntungan yang lebih dari konsumen biasa. Misalnya,
seperti keuntungan dengan kemudahan check-in, bagasi kita juga
diperhatikan, diskon-diskon sepesial yang tidak dapat didapatkan oleh
konsumen biasa, dan masih banyak lagi. Dengan menjadi pelanggan
setia juga, konsumen dapat menukarkan perjalanannya dari beberapa
mil, gratis beberapa mil. Maksudnya, jika kita membeli perjalanan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
33
sejauh 1000 mil, maka akan gratis 100 mil, dan keuntungan gratis ini
dapat diakumulasikan, sehingga dapat menarik banyak pelanggan.
Namun
pada
akhirnya,
bagaimanapun
pintarnya
strategi
pemasaran suatu maskapai penerbangan tetapi jika pelayananya kurang
memuaskan maka maskapai tersebut tetap saja tidak akan dilirik oleh
pelanggan. Jadi, pelayanan dan strategi yang inovatif haruslah berjalan
seimbang untuk para maskapai agar dapat berjalan lancar.
2.6. Aspek Geoekonomi
Penerbangan yang berada di kawasan Timur Tengah memang
sangat diuntungkan secara geografis, dimana daerah ini terletak
diantara dua benua yaitu Eropa dan Asia. Penerbangan yang ada di
Timur Tengah merupakan jembatan penyebrangan bagi kedua Asia, dan
memang terbukti dengan ramainya penumpang yang datang dari kedua
benua tersebut. Harus diakui ternyata tesis geoekonomi benar-benar
berlaku dalam persaingan antar berbagai kekuatan utama dunia di
Timur Tengah.
Potensi Timur Tengah sebagai wilayah yang sangat strategis,
diketahui dan disadari oleh Negara-negara di Timur Tengah. Sehingga,
pada tahun 1981 enam negara di Timur Tengah memutuskan untuk
membangun sebuah kerjasama yang beranggotakan Uni Emirat Arab,
Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar dan Kuwait yang bernama Gulf
Cooperative Council. Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan
tindakan pembangunan di kawasan tersebut yang awalnya berfokus
kepada bisnis minyak bumi, lalu berkembang ke sumber ekonomi
lainnya seperti bisnis penerbangan (Ladki, 2009).
Di Qatar sendiri, Qatar Airways sebagai salah satu penerbangan
paling dinamis di kawasan Timur Tengah, penerbangan ini sangat
memanfaatkan dukungan dari pemerintahnya dimana terdapat berbagai
34
perencanaan anggaran pemerintah untuk bisnis penerbangan di Qatar.
Pada tahun 2015 telah dianggarkan pembiayaan sebanyak US$ 5,5 juta.
Dengan demikian, luas Doha International Airport akan seluas sekitar
satu pertiga luas kota (New Doha Airport Project, 2007).
Rencana pembangunan Bandar udara di Qatar bukanlah satusatunya usaha yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Qatar
sendiri berencana membuat Doha menjadi tujuan utama bagi bisnis dan
pariwisata. Karenanya, pemerintah negara tersebut telah melakukan
pembangunan pada perhotelan, atraksi wisata dan telah berhasil
menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2006, juga berbagai
aktivitas lainnya yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke
negara ini (Ladki, 2009).
Namun kemajuan yang sangat pesat dan juga usaha dari
pemerintah ini dirasa masih kurang dan masih sangat dapat
membahayakan Qatar dan negara-negara lain yang berada di kawasan
tersebut. Pasalnya, Qatar Airways dilansir melakukan penerbangan
yang cukup dapat dikatakan terlalu banyak, yang mengakibatkan
berbagai spekulasi bahwa mungkin saja Qatar suatu hari akan tidak
mampu menampung seluruh penumpang, dan karena itu terdapat
beberapa tindakan yang telah direncanakan oleh beberapa negara,
contohnya Arab Saudi yang telah mencanangkan ancaman untuk
menolak penerbangan dari Qatar jika hal ini tidak cepat ditanggapi
pemerintah dengan solusi yang efisien (Arabian Business, 2014).
Selain itu, kabar bahwa terdapat sebuah kemungkinan bahwa
Qatar mendukung gerakan muslim konservatif merupakan salah satu
ancaman bagi keberlangsungan bisnis penerbangan ini, karena memang
pada kenyataannya bisnis penerbangan Qatar Airways sangat erat
kaitannya dengan aktivitas pemerintahan, sehingga dapat dikatakan
bahwa penerbangan ini sendiri merupakan salah satu alat diplomasi
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
35
bagi Qatar. Karena itu sanksi yang diberlakukan kepada bisnis
penerbangan Qatar Airways merupakan sanksi yang secara tidak
langsung ditujukan kepada Qatar.
2.7. Qatar dan Isu Timur Tengah
Kawasan Timur Tengah selain terkenal dengan kekayaan alam
serta budaya masyarakatnya yang khas, juga terkenal dengan potensi
konflik antar negara di dalamnya. Konflik hampir terjadi setiap hari–
bahkan setiap jam–membuat situasi di sana selalu diliputi rasa
mencekam dan keadaan selalu tidak aman. Hal ini membuat kunjungan
wisatawan asing ke Timur Tengah berkurang drastis, terutama ke
daerah-daerah di mana konflik sedang berlangsung. Begitu pula dengan
warga lokal yang sulit untuk bepergian ke luar negeri menggunakan
pesawat terbang. Sebab, rudal-rudal atau bom-bom bisa saja
mengancam keselamatan penumpang. Karena bukan hal yang tidak
mungkin jika rudal tersebut mengenai badan pesawat. Bisa dikatakan
bahwa konflik yang terjadi sangat mempengaruhi industri maskapai
penerbangan negara-negara Timur Tengah.
Akan tetapi, walaupun Timur Tengah merupakan kawasan yang
sarat akan konflik, masih banyak wisatawan-wisatawan mancanegara
maupun lokal yang berkunjung ke daerah-daerah wisata di negaranegara Timur Tengah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kawasan Timur
Tengah memiliki pesona alam yang luar biasa indah, ditambah dengan
bangunan-bangunan bersejarah yang banyak terdapat di sana membuat
Timur Tengah menjadi tujuan wisata yang cukup populer. Bahkan salah
satu agen travel asal Australia, Webjet,
banyak menawarkan tiket
murah dengan tujuan wisata ke Timur Tengah, seperti Dubai dan Kairo
(Webjet, - ). Hal ini membuktikan bahwa Timur Tengah bisa dijadikan
destinasi tujuan wisata menarik dan cukup aman untuk dikunjungi.
36
Saat ini Qatar menjadi salah satu negara yang penting dalam
perkembangan sosial dan politik di Timur Tengah. Sejak Arab Spring,
banyak perang sipil yang terjadi di negara-negara Timur Tengah,
seperti yang saat ini terjadi di Libya dan Suriah. Baik Libya maupun
Suriah sedang mengalami masa-masa kritis di mana banyak terjadi
pemberontakan dalam negeri. Selain masalah Libya dan Suriah, Timur
Tengah juga sedang terlibat dengan masalah ISIS yang tidak kunjung
selesai.
Perang Sipil Suriah merupakan dampak dari Arab Spring yang
terjadi di Timur Tengah sejak tahun 2011. Pada saat itu, terjadi protes
terhadap Presiden Bashar Al-Assad, namun protes tersebut dibalas
dengan kekerasan dari pemerintah, sehingga hal ini menimbulkan
pemberontakan yang lebih besar terhadap pemerintah Suriah.
Konflik yang serupa pun terjadi di Libya, di mana Arab Spring
membawa dampak yang besar bagi pemberontakan terhadap Presiden
Muammar Khadafi. Muncul banyak kaum oposisi yang menentang
pemerintahan Khadafi yang sudah berjalan selama puluhan tahun.
Walaupun Khadafi telah terbunuh dan pemerintahan telah berganti
tetapi konflik di Libya masih saja terjadi hingga hingga sekarang.
Kasus di Timur Tengah diperparah dengan kemunculan ISI (Islamic
State of Iraq) yang saat ini berubah menjadi ISIS. Kemunculan ISIS
dan meluasnya pengaruh ISIS di Timur Tengah membuat resah
beberapa negara di dunia, termasuk Qatar.
Ketiga isu ini adalah isu yang terjadi di Timur Tengah. Qatar,
tidak memiliki isu politik yang mendesak karena tidak ada perang sipil
di Qatar. Namun, Qatar berperan penting dalam pembentukan
kesepakatan politik dan ekonomi dalam membantu negara-negara di
Timur Tengah. Baik dalam isu Suriah maupun Libya, Emir Qatar
Syeikh Tamim bin Hamad At-Thani ingin membantu baik oposisi dari
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
37
Suriah maupun Qatar demi tercapainya perdamaian di Timur Tengah
(Afifi, 2015). Tidak hanya di dua negara tersebut saja, Qatar menjalin
hubungan baik dengan negara-negara tetangganya, seperti halnya
dengan membantu penyelesaian krisis di Mesir dan Yaman.
Bantuan dan kerja sama oleh Qatar tersebut dapat tercapai karena
kekuatan ekonomi Qatar merupakan salah satu yang terkuat di Timur
Tengah. Qatar dapat memberikan bantuan secara politik, ekonomi, dan
militer kepada negara-negara yang memerlukan bantuan. Yang perlu
digarisbawahi adalah bahwa segala isu yang sedang terjadi di Timur
Tengah tidak menggoyahkan perekonomian di Qatar. Qatar masih kuat
dengan kekuatan ekonominya dan membantu negara lain, seperti
membantu memasok bahan makanan pada pemberontak Suriah dan
Libya.
Salah satu kekuatan ekonomi Qatar, tentu saja berasal dari Qatar
Airways yang merupakan salah satu maskapai terbaik dunia. Qatar
Airways selalu menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam perjalanan
yang menghubungkan Afrika, Eropa dan Asia. Belum lagi, kerja
samanya dengan Amerika Serikat membuat Qatar juga menjadi salah
satu pilihan bagi penerbangan dari dan ke Benua Amerika. Selain
maskapai Qatar Airways, Qatar pun menjadi salah satu negara favorit
untuk transit dari satu penerbangan ke penerbangan lain. Hal ini karena
Qatar Airways juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa
maskapai dunia lainnya dalam jasa pelayanan penerbangan dunia.
Banyaknya krisis di Timur Tengah, dan seberapa hebatnya isu
tersebut menimpa, hal itu tidak berpengaruh pada bisnis penerbangan
yang ada di Qatar. Meskipun beberapa langit di Timur Tengah sedang
tidak aman untuk diterbangi, Qatar Airways dapat menemukan
beberapa solusi rute yang lain agar bisnis ini tetap dapat berjalan.
Bisnis penerbangan di Qatar, yaitu Qatar Airways masih beroperasi
38
dengan baik dan justru menjadi penyokong perekonomian di Qatar dan
dapat membantu negara lain. Hal inilah salah satu alasan yang mengapa
kemudian penerbangan di Timur Tengah dapat bersaing secara global
dalam bisnis penerbangan dunia.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
BAB III
KETANGGUHAN MASKAPAI ETIHAD AIRWAYS
3.1. Profil Etihad Airways
Etihad Airways merupakan sebuah perusahaan penerbangan Uni
Emirates Arab (UEA) yang berbasis di Abu Dhabi. Perusahaan ini
didirikan melalui Royal Decrit Khalifah bin Zayid An Nahyan pada
November 2003 (Etihad, 2014). Meskipun terbilang baru, namun
keberadaan
Etihad
Airways
dalam
industri
jasa
penerbangan
internasional patut diperhitungkan karena kepesatan pertumbuhannya.
Pada 2011, laba pendapatan dari Etihad Airways mencapai
sekitar 14 juta US$ (Etihad, 2014). Kemudian berbagai torehan prestasi
yang dicapainya semakin menguatkan Etihad sebagai salah satu
perusahaan penerbangan kelas dunia. Beberapa di antaranya adalah
World's Leading New Airline
selama tiga tahun berturut-turut dari
tahun 2004 hingga 2006, World's Leading Airline pada tahun 2008,
2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (World Travel Awards, 2014).
Karena perusahaan ini merupakan perusahaan penerbangan
nasional milik pemerintah, tentu ada suatu relasi tertentu yang terjalin
antara Emirates dengan pemerintahnya. Namun sebelumnya, perlu
dipahami struktur dan bentuk negara Uni Emirat Arab (UEA). UEA
merupakan suatu bentuk federasi yang terdiri atas 7 emirat-emirat,
yakni: Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-Qaiwain, Ra's alKhaimah dan Fujairah. Emirat sendiri merupakan suatu wilayah politik
yang diperintah oleh sebuah dinasti Arab yang disebut emir (Arab
Emirates, 2015). Federasi UEA sendiri secara resmi terbentuk pada 2
Desember 1971.
39
40
Adapun dalam sistem pemerintahanya, federasi ini terdiri atas
(Arab Emirates, 2015):
1. The Federal Supreme Council, merupakan badan pembuat
kebijakan tertinggi dalam negara.
2. Presiden dan wakil presiden sebagai kepala negara
3. The Council of Ministres or Cabinet, merupakan badan
pemegang otoritas eksekutif dalam federasi.
4. The 40-member Federal National Council, memiliki peran baik
sebagai legislatif dan pengawasan atau supervisi.
5. The Federal Judiciary, merupakan badan penjamin konstitusi,
yang di bawahnya termasuk Supreme Courts dan the Courts of
First Instance.
Dalam sistem pemerintahannya, UEA memiliki seorang presiden
sebagai
kepala
negara
dan
perdana
menteri
sebagai
kepala
pemerintahan. Presiden yang tengah menjabat saat ini adalah Khalifah
bin Zayid An Nahyan, sedangkan kepala pemerintahannya adalah
Muhammad bin Rasyid Al Maktum (Arab Emirates, 2015).
Sebagaimana Etihad yang terbentuk sebagai sebuah produk
Royal Decrit, perusahaan ini merupakan perusahaan penerbangan
nasional UEA. Etihad memiliki dukungan penuh dari pemerintahnya
untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Kendati demikian, bukan
berarti bahwa Etihad tumbuh dalam suatu iklim proteksionis. Meskipun
UEA memiliki beberapa perusahaan penerbangan nasional lain - seperti
Etihad, namun pemerintah UEA mengembangkannya dalam iklim
persaingan yang memacu perusahaan-perusahaan tersebut untuk
menjadi yang terbaik di kelasnya.
Perusahaan yang berada di bawah pemerintah ini menawarkan
berbagai fasilitas yang memperkuat daya saing Etihad sendiri. Hal ini
bukan hanya berasal dari pemerintah pusat, namun juga dari subemirat.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
41
Salah satunya adalah The Abu Dhabi Employee Travel Programme
yang menyusun berbagai hadiah eksklusif setiap kali terbang dengan
menggunakan Etihad Airways (Etihad, 2013).
Manajemen perusahaan meyakini bahwa dalam era pasar gobal
ini, pasar merupakan akses vital untuk mencapai keberhasilan
perusahaan. Keberadaan Bandara Internasional Abu Dhabi, dukungan
pemerintah yang kaya pendapatan dari minyak, serta rendahnya pajak
seolah menjadi stimulus bagi pesatnya bisnis jasa penerbangan di
Timur Tengah, termasuk bagi Etihad sendiri. Saat perusahaanperusahaan penerbangan Eropa dan Amerika berkutat pada hal profit
dan minimalisasi biaya, perusahaan-perusahaan penerbangan di Timur
Tengah mendapatkan suntikan dukungan dari pemerintahnya sehingga
dapat mengembangkan penerbangan yang berkelas dunia. Diperkirakan,
pertumbuhan industri penerbangan sebesar 17 persen di Timur Tengah
(Rapoza, 2014).
Di Timur Tengah sendiri, industri jasa penerbangan memerankan
peranan
yang sama signifikannya terhadap perekonomian negara-
negara di kawasan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
industri penerbangan menyumbang sebesar 450.000 lapangan pekerjaan
dan menyumbang 16,1 milyar dollar terhadap GDP Timur Tengah
(OEF, 2005:29). Keberadaan bandara-bandara internasional, seperti
bandara Internasional yang salah satunya Doha merupakan aset
berharga bagi UEA untuk terus berperan strategis dalam pesatnya
industri jasa penerbangan internasional.
3.2. Sejarah Etihad Airways
Etihad Airways merupakan perusahaan penerbangan nasional
dari Uni Emirat Arab. Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, adalah
hub-nya. Etihad Airways berusaha mencerminkan hal terbaik dari
42
budaya perhotelan Arab, kenyamanan, kehangatan budaya Arab serta
meningkatkan prestise Abu Dhabi sebagai pusat perhotelan antara
Timur dan Barat (Etihad, 2014).
Tujuan Etihad Airways adalah untuk menjadi maskapai
penerbangan global. Etihad Airways menyambut semua orang yang
terbang bersamanya sebagai tamu terhormat, sebagaimana tercermin
dalam keramahan unik yang mereka tawarkan di kelas travel guest.
Dengan pendekatan baru yang lebih segar untuk layanan di udara dan di
darat, mereka berusaha untuk mengembalikan rasa bebas dalam
penerbangan. Selain menghadirkan pengalaman santai, Etihad juga
berusaha untuk menciptakan rasa aman selama perjalanan dengan
mempraktikkan standar global terbaik serta bersifat ramah lingkungan.
Etihad Airways sudah sembilan tahun memantapkan dirinya
sebagai maskapai yang memimpin dunia sebanyak tiga kali. Didirikan
oleh Royal Amiri pada bulan Juli 2003, Etihad Airways mulai
beroperasi secara komersial pada bulan November 2003 dan telah
menjadi maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat dalam
sejarah penerbangan komersial (Etihad Guest, 2012). Etihad Airways
dikelola oleh Dewan Direksi di bawah pimpinan Syeikh Hamid bin
Zayid An Nahyan dan dipimpin oleh James Hogan, yang ditunjuk
sebagai Chief Executive Officer pada tahun 2006 (Etihad, 2014). Etihad
Airways adalah transportasi udara internasional yang mengoperasikan
Holidays Etihad dan Etihad Crystal Cargo.
Pada bulan Februari 2012, armadanya terdiri dari 63 pesawat
jenis Airbus dan Boeing yang beroperasi lebih dari 1.000 penerbangan
per minggu, melayani jaringan internasional dari 84 tujuan di 52 negara
(Etihad, 2014).
Pada tanggal 19 Desember 2011, Etihad Airways mengumumkan
pembelian saham 29 persen di Airberlin, maskapai penerbangan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
43
terbesar kedua di Jerman. Kesepakatan itu membawa 239 jumlah tujuan
yang mereka layani, baik secara langsung maupun dengan maskapai
mitra. Selain itu, mereka memiliki 34 perjanjian code-share di tempat,
untuk membangun jaringan internasional (Etihad, 2011).
Seiring dengan perluasan bandara, Etihad Airways pindah ke
Kantor Pusat baru dekat ke bandara pada bulan Maret 2009. Fasilitas
yang dibangun ini merupakan bagian dari kompleks tiga bangunan yang
juga mencakup state-of-the-art Training Academy dan kompleks Etihad
Plaza dari kantor Etihad dan akomodasi perumahan untuk staf. Etihad
Airways mempekerjakan hampir 8.000 staf yang mewakili lebih dari
120 negara dari seluruh dunia. Mereka juga berkomitmen untuk
memberikan peluang bagi penduduk nasional UEA, dan melalui
Program
Emiratisation-nya,
menawarkan
berbagai
kesempatan
pelatihan bagi Emirati, termasuk skema percontohan kadet, program
pengembangan rekayasa teknis dan program manajemen pascasarjana
pembangunan (Etihad, 2014).
Pada bulan Maret 2009, Etihad Airways menandatangani
perjanjian dengan Masdar, multi-faceted inisiatif energi masa depan
Abu Dhabi, membangun berbagai kegiatan untuk mengurangi jejak
karbon melalui langkah-langkah hemat energi dan berkelanjutan.
Masdar akan mendukung pengembangan solusi pengelolaan karbon
untuk memastikan kepatuhan Etihad dengan Skema Perdagangan Emisi
Uni Eropa, yang mulai berlaku untuk penerbangan pada tahun 2012,
dan juga akan mendukung inisiatif pengurangan karbon sukarela Etihad.
Selain itu, Masdar akan bekerja sama dengan Etihad untuk
meningkatkan rencana pengelolaan sampah maskapai dan inisiatif
penghematan energi.
44
3.3. Perkembangan dan Penghasilan Etihad Airways per
Tahun
Sejak didirikan pada tahun 2003, Etihad telah menjelma menjadi
salah satu maskapai penerbangan paling bergengsi di dunia. Dari tahun
ke tahun, Etihad mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini,
Etihad memiliki kurang lebih 66 armada pesawat yang beroperasi lebih
dari 1000 penerbangan setiap minggunya, serta lebih dari 9000
karyawan dengan lebih dari 125 kebangsaan. Keenampuluh enam
armada pesawat ini siap melayani penumpang dan kargo lewat jaringan
internasional dengan tujuan kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa,
Asia, Australia dan Amerika Utara. Etihad Airways juga memiliki
saham sekitar 30 persen di Airberlin (maskapai penerbangan kedua
terbesar di Jerman dan keenam terbesar di Eropa) dan saham sekitar 40
persen di Air Seychelles yakni maskapai penerbangan milik Republik
Seychelle3 (Etihad Guest).
Walaupun masih berusia muda, prestasi Etihad tak bisa
dipandang sebelah mata. Dengan berbagai macam penghargaan yang
diterimanya, Etihad semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu
maskapai penerbangan terkemuka di dunia. Tiga tahun berturut,
tepatnya pada tahun 2009, 2010, dan 2011, Etihad Airways termasuk ke
dalam “World’s Leading Airline” pada World Travel Awards (Etihad
Guest). Semacam program penghargaan bergengsi bagi industri
perjalanan dan penerbangan dunia.
Sebagai maskapai penerbangan bergengsi dunia, Etihad memiliki
saham di berbagai maskapai penerbangan lainnya. Tak hanya memiliki
saham di maskapai Airberlin dan Air Seychelles saja, Etihad Airways
3
Sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia. Terletak di
sebelah timur Afrika dan sebelah timur laut Madagaskar.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
45
pun memiliki saham sekitar, 24 persen di Jet Airways (India), 49 persen
saham di Air Serbia (Serbia), dan juga beberapa persen saham di
maskapai Virgin Australia (Australia) dan Aer Lingus (Irlandia).
Dengan saham-saham yang dimiliki di berbagai maskapai penerbangan
lainnya membuat pemasukan yang cukup besar bagi Etihad Airways.
Terbukti, Etihad Airways memiliki catatan yang cukup mengesankan
dalam bisnis penerbangan dunia. Pada tahun 2013, Etihad memiliki
pemasukan sekitar US$ 6 milyar dengan laba bersih sebesar US$ 62
juta. Jumlah ini meningkat sekitar 48 persen dari tahun sebelumnya dan
pemasukan Etihad tercatat hampir selalu meningkat dari tahun ke tahun
(Minh, 2011).
Etihad melaporkan pendapatan yang mereka terima pada tahun
2010 yakni sebesar US$ 2,951 juta, meningkat sebesar 29,2 persen dari
tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 2,285 juta. Pada tahun yang
sama, yaitu tahun 2010, maskapai ini menambahkan hampir 800
karyawan, sehingga ada peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi lebih
dari 6.300 orang. Jumlah penumpang pun naik menjadi 7,1 juta
penumpang pada tahun 2010. Jumlah ini menyebabkan ada peningkatan
penumpang sebesar 13,1 persen dari tahun ke tahun. Tak hanya itu,
Etihad juga menambahkan jumlah armada pesawatnya sekitar 45-51
pesawat dan menambah rute penerbangan dengan tujuan ke Alexandria,
Baghdad, Kolombo, Erbil, Nagoya, Seoul dan Tokyo pada tahun 2010
(CAPA, 2011).
Lalu pada tahun 2012 Etihad Airways tercatat mendapat laba
bersih sebesar US$ 42 juta, jauh lebih besar dari tahun 2011 yang
tercatat sebesar US$ 14 juta. Pendapatan Etihad tahun 2012 tersebut
tumbuh sebesar 17 persen dari US$ 4,1 miliar menjadi US$ 4,8 miliar.
Sedangkan jumlah penumpang pada tahun tersebut meningkat tajam
46
hingga mencapai angka di atas 10 juta penumpang untuk pertama
kalinya sejak didirikan tahun 2003 silam (BBC, 2013)
Puncaknya pada tahun 2013, Etihad Airways mengumumkan
rekor hasil keuangan mereka untuk tahun 2013 pada Maret 2014
dengan laba bersih meningkat sebesar 48 persen menjadi US$ 62 juta,
dan pendapatan naik sebesar 27 persen menjadi US$ 6,1 milyar. Hasil
ini
menandai
tahun
ketiga
berturut-turut
mereka
mengalami
peningkatan laba bersih selama 10 tahun maskapai tersebut beroperasi.
Kemudian pada November 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya
yang kesepuluh, Etihad Airways mengumumkan niatnya untuk
menambahkan armada pesawat hingga 199 pesawat dan 294 mesin. Hal
tersebut menjadi jumlah terbesar sepanjang sejarah (Etihad Airways,
2014).
Tak hanya itu, di tahun yang sama (2013), jumlah keanggotaan
atau membership penumpang maskapai meningkat sebesar 21 persen
dari 1,9 juta anggota menjadi 2,3 juta anggota dengan rata-rata 1,100
anggota baru. Pada akhir tahun 2013, Etihad Airways mempekerjakan
13.535 karyawan, meningkat 27 persen dari tahun 2012 yang berjumlah
10.656 karyawan. Termasuk kelompok anak perusahaan baru, Airport
Services, yang mempekerjakan total 17.603 karyawan yang berasal dari
142 negara. Dari jumlah ini, maskapai inti mempekerjakan 1.468 warga
berkebangsaan UEA, meningkat 17 persen dari tahun 2012 (Etihad
Airways, 2014). Hal ini disebabkan banyaknya minat para lulusan
sekolah penerbangan dari seluruh dunia untuk bekerja di Etihad
Airways yang notabene merupakan salah satu maskapai penerbangan
terbaik di dunia.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
47
3.4. Keunggulan dan Kelemahan Etihad
Airways
Segala
sesuatu
pasti
akan
memiliki
keunggulan
dan
kelemahannya masing-masing. Masing-masing pihak juga tentu
mempunyai cara masing-masing untuk mengatasi kelemahannya dan
memanfaatkan keunggulannya. Namun, tidak hanya manusia saja yang
memiliki kelemahan dan keunggulan tersebut, setiap kelompok atau
suatu organisasi yang berisi kumpulan manusia juga dapat memiliki
keunggulan dan kelemahannya masing-masing, seperti perusahaan,
organisasi internasional, bahkan negara. Oleh karena itu, dalam subbab
ini, kita akan membahas keunggulan dan kelemahan dari maskapai
penerbangan terbaik dunia, Etihad Airways.
Secara keselurahan, seperti yang disadur dari banyak komentar
dalam situs penerbangan Skytrax, banyak yang merasa kecewa atas
pelayanan dari Etihad Airways. Rata-rata dari orang yang berkomentar,
mengeluhkan mengenai pelayanan dari awak pesawat dan repotnya
check-in di bandara. Meskipun banyak dari mereka yg merupakan
pelanggan tetap dan sudah menjadi anggota terbaik dari maskapai
tersebut, namun tidak ada perlakuan spesial yang didapatkan dari
pelanggan tetap tersebut. Pada akhirnya, baik pelanggan tetap dan
konsumen biasa, perlakuan yang diberikan dari awak pesawat sama saja,
tidak ada bedanya. Sehingga secara keseluruhan dari komentar tersebut
mengatakan bahwa jika maskapai ini tidak mengubah sikap dari para
awaknya maka mereka dapat segera mungkin gulung tikar.
3.5. Strategi Pemasaran
Penerbangan Etihad, merupakan salah satu penerbangan yang
dapat dikatakan cukup baru dalam karirnya bila dibandingkan dengan
perusahaan peenrbangan lainnya di Timur Tengah. Hal ini dikarenakan
48
Etihad Airways belum mencapai sepuluh dekade dari masa berdirinya.
Namun hal ini tidak menjadikan Etihad Airways kalah bersaing di
dalam pasar. Sebaliknya, Etihad Airways mampu menjadi salah satu
penerbangan paling menonjol dan telah menjadi salah satu penerbangan
terbaik dunia dalam waktu singkat. Kesuksesan dari bisnis penerbangan
Etihad ini menarik untuk dianalisis melalui strategi pemasaran yang
mereka miliki.
Maskapai
penerbangan
Etihad,
merupakan
maskapai
penerbangan milik Uni Emirat Arab yang berpusat di Abu Dhabi
(Turner, 2008). Etihad sendiri merupakan perusahaan penerbangan
yang cukup baru, seperti yang telah dibahas sebelumnya, dan pada
tahun 2008 telah mencapai status sebagai salah satu perusahaan
penerbangan terbaik dunia, dengan lingkup penerbangan mencapai
lebih dari 100 negara meliputi Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara,
Afrika dan Asia (Turner, 2008).
Sebagai
perusahaan
penerbangan
baru,
Etihad
memiliki
keuntungan karena tidak memiliki sejarah buruk seperti yang mungkin
dimiliki perusahaan penerbangan lainnya, dimana disini bisa dikatakan
bahwa sejarah penerbangan Etihad lebih bersih dibanding beberapa
maskapai penerbangan lain yang menjadi pesaingnya.
Ada beberapa hal menarik terkait dengan maskapai penerbangan
Etihad, diantaranya (Aydrose, 2012):
1. Pekerja dalam perusahaan penerbangan Etihad
Cara unik Etihad dalam merekrut dan melatih pekerjanya
menjadikan Etihad sebagai salah satu bisnis penerbangan yang
maju
di
Timur
Tengah.
Pekerja
Etihad
mendapatkan
penghargaan sebagai pekerja terbaik dalam bisnis penerbangan.
Etihad juga memberikan kesempatan bagi pekerjanya untuk
dapat berkunjung ke berbagai tempat di belahan dunia yang
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
49
membuat salah satu kepuasan tersendiri bagi orang yang dapat
bekerja di Etihad.
2. Produk dan pelayanan
Produk dan pelayanan yang disediakan oleh Etihad sangat
menentukan kesuksesan Etihad sebagai bisnis penerbangan,
dimana pelayanan yang diberikan menunjukkan pelayanan
kelas atas. Dari mulai makanan, Etihad menyajikan makanan
yang beragam bagi pelanggannya, seperti disediakannya
minuman hangat, banyaknya pilihan menu sajian utama, dan
pencuci mulut yang beragam jenisnya (Aydrose, 2012). Bahkan
sejak tahun 2010, telah disediakan menu sajian ala Jepang yang
komplit mulai dari peralatan makan hingga pencuci mulutnya
(Aydrose, 2012). Dari segi teknologi, Etihad juga telah
menyediakan fasilitas bagi pelanggannya seperti jasa email,
internet, Microsoft dan juga hiburan seperti film (Aydrose,
2012).
3. Hubungan Kerjasama
Pada tanggal 31 Desember 2010, Etihad telah memiliki
sejumlah perjanjian kerjasama dengan banyak perusahaan
internasional terutama di daerah Timur Jauh yaitu Tiongkok,
Korea, Jepang dan Thailand, sebanyak 28 perjanjian kerjasama.
4. Rute unik
Etihad menyediakan fasilitas yang tidak banyak disediakan
oleh
jasa
penerbangan
lainnya,
di
antaranya
Etihad
menyediakan jalur nonstop ke negara-negara di kawasan Asia
Timur seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea sebagai mitra
kerjasama mereka, mengingat tingkat permintaan pasar yang
tinggi ke wilayah tersebut, Etihad memberikan rute khusus dan
mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi.
50
3.6. Aspek Geoekonomi
Geoekonomi diartikan sebagai sebuah cara pandang mengenai
permasalahan ekonomi suatu bangsa ditinjau dari faktor geografi
sebuah negara. Dalam hal ini, Etihad pun memiliki cara pandangnya
mengenai geografi Uni Emirat Arab dan peluangnya dalam menunjang
perekonomian Uni Emirat Arab. Hal itu dapat dilihat pada rute
penerbangan yang dimiliki oleh Etihad Airways yang ditunjukkan oleh
gambar berikut:
Gambar 3.1. Peta Rute Etihad Airways
Sumber: www.etihad.com, 2015
Meskipun Uni Emirat Arab merupakan negara kecil di Jazirah
Arab, namun letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan
penerbangan dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Abu
Dhabi, merupakan salah satu kota favorit yang sering digunakan untuk
transit selain Singapura, Doha dan Frankfurt. Selain letak strategis
dalam bidang penerbangan, secara geoekonomi Uni Emirat Arab
terletak di dekat Teluk Persia dan Teluk Oman sehingga menjadi salah
satu pusat sekaligus penghubung perdagangan minyak yang terjadi di
Timur Tengah.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
51
Ada 2 hal yang harus digaris bawahi mengenai cara pandang
Etihad Airways dalam geoekonomi Uni Emirat Arab. Yang pertama
adalah bagaimana letak dan potensi geografis Uni Emirat Arab dapat
menunjang potensi perekonomian di Uni Emirat Arab. Yang kedua
adalah implementasi perekonomian tersebut pada kesejahteraan dan
kehidupan sosial di Uni Emirat Arab. Sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa letak Uni Emirat begitu strategis karena berada di dekat Teluk
Persia dan Teluk Oman.
Gambar 3.2. Letak Geografis Uni Emirat Arab
Sumber: www.government.ae, 2015
Letak yang sangat strategis ini mengakibatkan Uni Emirat Arab
menjadi pusat sekaligus pusat hubungan perdagangan di Timur Tengah.
Politik minyak dan politik air pun terjadi di kawasan ini, mengingat
Saudi Arabia dan Iran juga merupakan negara yang kaya akan minyak.
Meski wilayah Uni Emirat Arab berupa gurun dan padang pasir yang
kering kerontang, namun Uni Emirat Arab memiliki minyak yang
melimpah dengan produksi minyak mencapai 3 juta barel perhari pada
tahun 2013 (Government Arab Emirates, 2013). Hal ini pun menjadi
hal yang menguntungkan bagi Etihad Airways dalam perolehan bahan
bakar yang digunakan untuk pengoperasian maskapainya. Sebagai salah
52
satu produsen minyak terbesar di dunia (Government Arab Emirates,
2013), bisnis yang berjalan di Uni Emirat Arab pun semakin pesat
sehingga semakin banyak pengusaha yang masuk dan keluar dari Uni
Emirat Arab menggunakan Etihad Airways.
Potensi perekonomian yang besar ini membawa dampak yang
tinggi bagi kesejahteraan masyarakat Uni Emirat Arab. Hal ini dapat
dilihat dengan GDP negara yang mencapai US$ 383,80 milyar (Trading
Economics, 2015) dan GDP perkapitanya mencapai US$ 24.077
(Trading Economics, 2015). Hal ini sangat sejahtera jika dibandingkan
dengan
Indonesia
yang
memiliki
GDP
perkapitanya
hanya
US$ 1.810,31 (Photius, 2013). Kesejahteraan masyarakat Uni Emirat
Arab dinilai cukup merata dengan 54,2 persen GDP-nya berasal dari
industri minyak dan gas (Federal Research Division, 2007). Hal
tersebut
jelas
membuktikan
bahwa
Uni
Emirat
Arab
telah
menggunakan kondisi geografisnya dengan baik sebagai upaya
pembentukan perekonomian yang kokoh.
Etihad Airways sebagai sebuah perusahaan penerbangan juga
memanfaatkan letak dan potensi geografis Uni Emirat Arab, dengan
pemanfaatan
minyaknya,
kondisi
bisnis
dan
sosialnya,
serta
penggunaan SDM yang ada di Uni Emirat Arab. Hal ini tentu saja
menjadi salah satu sektor yang membantu mengurangi jumlah
pengangguran dan kemiskinan. Sehingga, ketika Etihad Airways
memiliki visi yang sejalan dengan pengembangan perekonomian Uni
Emirat Arab, hal ini dilihat sebagai sebuah hubungan yang saling
mendukung antara negara dan bisnis internasional yang sedang terjadi
saat ini.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
53
3.7. Etihad Airways dan Isu Timur Tengah
Di tengah gelombang demokrasi atau Arab Spring yang melanda
negara-negara di kawasan Timur Tengah, sebagian besar kondisi
kehidupan masyarakat tidak berjalan dengan efektif. Politik yang tidak
stabil menyebabkan tidak hanya sosial yang bergejolak tetapi juga
ekonomi yang mengalami krisis. Di tengah isu ini, industri penerbangan
di kawasan Timur Tengah mampu bertahan untuk tetap beroperasi dan
mengamankan perusahaan.
Etihad Airways sebagai perusahaan penerbangan yang beroperasi
di kawasan ini mengalami penurunan jumlah penumpang domestik
yang dimulai sejak berlangsungnya gejolak Arab spring. Karena
pengoperasiannya yang terpusat di kawasan Timur Tengah, jumlah
penumpang yang menuju kawasan berdekatan dengan tempat konflik
menjadi
turun
sehingga
menyebabkan
penurunan
efektivitas
penerbangan. (Al-Sayeh, 2014).
Walau demikian hal ini tidak mempengaruhi ekonomi Etihad
Airways secara umum, utamanya karena adanya perjalanan jarak jauh
yang tidak terganggu oleh isu Arab Spring. Bahkan dengan kondisi
Arab Spring, banyak konsumen yang mencoba menghindari dampak
Arab Spring dan pergi keluar kawasan, dampaknya jumlah penumpang
yang melakukan perjalanan jarak jauh meningkat, dan dengan harga
dimulai dari US$ 800 per kursi, dapat dipastikan terjadi keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan kerugian di rute domestik
(Flottau, 2013).
Etihad
Airways
terbukti
berhasil
menjadi
perusahaan
penerbangan dengan pertumbuhan yang paling pesat terlepas kondisi
politik di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ini tidak hanya didapati
dari
perkembangan
maskapai
Etihad
sendiri,
tetapi
dengan
menyebarkan perekonomian kepada aspek lainnya. Etihad semakin
54
memperluas pendapatan tahunannya dan sekaligus menambah rute
penerbangan (Etihad Airways, 2014).
Etihad Airways juga memiliki beberapa kerjasama dengan
negara-negara
di
sekitarnya
untuk
membangun
perusahaan
penerbangan yang kepemilikan sahamnya dimiliki bersama. Pada tahun
2013, terdapat 7 kerjasama yang dilakukan perusahaan milik Etihad,
Equity dan Codeshare Partners dengan Air Serbia, Air Seychelles,
Etihad Regional Switzerland, Air Berlin, Jet Airways, Virgin Australia
dan Aer Lingus.
Air Serbia sendiri merupakan kerjasama dengan pemerintah
Serbia dimana 49 persen saham perusahaan dipegang oleh Etihad dan
51 persen lainnya oleh pemerintah sebagai pemegang saham utama.
Dalam perjalanannya, Air Serbia telah membantu Etihad dalam
mengoperasikan penerbangan di kawasan Eropa dan juga mendapatkan
prioritas dalam lalu lintas penerbangan di bandara. Sebaliknya Serbia
juga mendapat keuntungan dalam mengembangkan penerbangan
mereka dengan bantuan Etihad. Pertama, dalam hal penyediaan jasa
perbaikan yang lebih baik dan yang kedua dalam kerjasama Etihad
dengan Airbus yang memungkinkan Air Serbia untuk mendapatkan
armada penerbangan yang lebih baik.
Secara umum, pendapatan yang didapati dari kerjasama equity
and codeshare partners ini mencapai 820 juta dolar AS, dan setara
dengan 21 persen dari pendapatan keseluruhan Etihad pada tahun 2013.
Hal ini tentunya menjadi suatu bentuk penjelasan atas perkembangan
Etihad yang tidak terpengaruh oleh isu domestik seperti Arab Spring.
(Etihad Airways, 2014).
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
BAB IV
KETANGGUHAN MASKAPAI EMIRATES
4.1. Profil Emirates
Dalam setiap bagian dari operasi Emirates, mereka berusaha
untuk melangkah lebih jauh. Budaya organisasi dan pola pikir adalah
dua hal yang membedakan mereka dari yang lain, serta visi yang jauh
ke depan untuk masa depan. Kekuatan pendorong yang sama juga
tercermin dalam kota Dubai. Dalam waktu kurang dari empat dekade,
Dubai telah berubah menjadi sebuah kota global yang dinamis dan
pusat komersial serta tempat wisata utama, karena mereka selalu
bertujuan untuk menjadi yang terbaik.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang di bidang sosial dan
kemajuan ekonomi, Dubai telah berkomitmen miliaran dolar untuk
mengembangkan infrastruktur di sektor industri. Investasi ini tidak
didorong oleh keinginan untuk menjadi yang terbesar, namun agar
dapat menjadi kelas dunia. Memenangkan tender untuk menjadi tuan
rumah World Expo pada tahun 2020 merupakan tambahan momentum.
Selama enam tahun ke depan, diperkirakan sekitar US$ 8,1 trilyun akan
dihabiskan
untuk
proyek-proyek
infrastruktur
demi
suksesnya
perhelatan acara tersebut. (Emirates, 2014).
Merencanakan
program
jangka
panjang
Emirates
dan
merencanakan arahan untuk profitabilitas yang berkelanjutan adalah hal
yang penting. Bagi Emirates, menjadi lebih maju ialah berusaha lebih
keras untuk unggul dalam apa yang mereka lakukan. Dalam hal ini
berarti investasi dalam produk, sumber daya manusia, infrastruktur, dan
teknologi yang digunakan. Tahun ini, fokus perhatian Emirates adalah
55
56
penguatan jejak dan kemampuan sekaligus menjaga fokus pada
penyampaian nilai terbaik kepada pelanggannya.
Jaringan global Emirates diperluas dengan dibukanya 142
destinasi untuk penumpang dan kargo, menawarkan koneksi untuk
perjalanan dan perdagangan, meng-upgrade layanan pesawat di udara
dan darat serta investasi dalam teknologi baru. Emirates juga
melakukan akuisisi strategis untuk melengkapi dan mengembangkan
bisnisnya, ground handling dan jasa katering di berbagai pasar,
investasi berbagai fasilitas baru di Inggris dan Dubai, dan kampanye
One Safety yang komprehensif di seluruh lini bisnisnya. Ada sekitar
7.600 staf baru yang berasal lebih dari 50 negara (Emirates, 2014).
Manusia dan bisnis di seluruh dunia ingin saling berhubungan,
secara maya maupun nyata. Mereka menuntut hal yang terbaik untuk
semua hal seperti barang, layanan, ide, dan teknologi. Hal ini mungkin
saja terjadi hanya dengan satu click. Sekitar 3,5 miliar orang Akan
online pada tahun 2017, mengakses internet untuk mencari informasi,
berkomunikasi dan melakukan transaksi. Kemudian, 3,9 miliar orang
diperkirakan akan melakukan perjalanan melalui udara, sebuah
peningkatan sebesar 31 persen dari 2012.
Dalam periode yang sama, kargo udara diperkirakan akan
tumbuh 17 persen. Peluang untuk Emirates sebagai konektor global
manusia dan tempat, dan penyedia layanan udara kelas dunia. Emirates
akan terus bekerja keras agar selalu berada di posisi terdepan dan
mampu mempertahankan kinerjanya. Track record investasi Emirates
menempatkan mereka dalam posisi yang kuat untuk meraih masa depan
dan semua kemungkinan serta tantangan. Emirates beruntung memiliki
rumah dan hub di Dubai. Kota dinamis itu menarik perdagangan global
dan pariwisata melalui kebijakan ekonomi yang progresif. Dubai ialah
sebuah
kota
yang
secara
geografis
memungkinkan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
maskapai
57
penerbangan untuk melayani 80 persen dari populasi dunia dalam satu
keberangkatan dengan jarak delapan jam.
Pertumbuhan Emirates terkait erat dengan Dubai. Pada 2013-14,
Emirates telah menerbangkan 44,5 juta penumpang dan 2,3 juta ton
kargo ke 142 kota tujuan di 80 negara. Terdapat 24 pesawat berbadan
lebar yang ditambahkan ke dalam armada Emirates dan peningkatan
total kapasitas sampai 15 persen available seat kilometers (ASKMs).
Terlebih lagi, permintaan untuk layanan Emirates stabil dengan laju
pertumbuhannya. Hal itu tercermin di high seat load factor sebesar 79,4
persen untuk tahun ini.
Pada tahun 2020 Emirates mengantisipasi akan membawa 70 juta
penumpang ke lebih dari 180 kota tujuan menggunakan armada ultramodern lebih dari 300 pesawat. Emirates Sky Cargo, merupakan kargo
terbesar di dunia angkutan udara internasional dengan kilometer
pendapatan ton (RTKMs), akan menangani lebih dari 15.000 ton kargo
per hari. Antara sekarang dan 2020 permintaan layanan transportasi
udara diperkirakan akan mengalami pertumbuhan seiring dengan era
perdagangan global dan permintaan konsumen (Emirates, 2014).
4.2. Sejarah Emirates
Pendirian maskapai Emirates mengalami proses yang cukup
panjang. Bermula pada tahun 1959 ketika Pemerintah Dubai
mendirikan Dnata 4 dengan hanya terdiri dari lima orang staf yang
bertujuan untuk menyediakan layanan ground handling di Bandara
Internasional Dubai yang baru saja dibangun. Kemudian pada tahun
1960, Perdana Menteri Uni Emirat Arab pada saat itu, Syeikh Rasyid
4
Dnata adalah salah satu penyedia layanan udara terbesar di dunia yang
menawarkan ground handling, cargo, perjalanan, dan layanan catering
penerbangan di lima benua (sumber: Dnata.com).
58
bin Said Al Maktum, membuka akses ke bandara dan menerapkan
kebijakan open skies yang cukup inovatif sehingga pada tahun 1978
Maurice Flanagan pindah ke Dubai untuk menjadi Direktur dan
Manajer Umum Dnata (The Emirates Group).
Pada tahun 1984, rencana untuk mendirikan maskapai
penerbangan di Dubai mulai dibahas oleh Syeikh Muhammad bin
Rasyid Al Maktum dan Maurice Flanagan. Ada dua pilihan nama untuk
maskapai penerbangan tersebut yang dicetuskan oleh Flanagan, yaitu
Dubai Airlines atau Emirates. Namun pada akhirnya Syeikh
Muhammad lebih memilih nama Emirates untuk nama maskapai
penerbangan tersebut. Lalu pada tahun 1985, Syeikh Muhammad
memperkenalkan Maurice Flanagan kepada pamannya, Syeikh Ahmad
bin Said Al Maktum, yang kemudian menjadi pemimpin Emirates
Airlines.
Keinginan yang besar untuk membuat maskapai penerbangan
membuat
Flanagan
berambisi
untuk
meluncurkan
maskapai
penerbangan Emirates dengan modal 10 juta dollar hanya dalam 5
bulan. Syeikh Ahmad dan Tim Clark5 bergabung dengan tim Flanagan
untuk segera dapat mewujudkan peluncuran Emirates. Atas kerja keras
mereka, maskapai penerbangan Pakistan International Airlines sepakat
untuk menyewakan dua pesawat mereka kepada Emirates Airlines
sebagai batu loncatan awal dalam bisnis penerbangan internasional.
Akhirnya, pada tanggal 25 Oktober 1985, Emirates melakukan
penerbangan internasional pertamanya dengan bermodalkan dua
pesawat sewaan ke India, tepatnya ke kota Karachi, New Delhi, dan
Bombay. Pada tahun yang sama Syeikh Muhammad menghadiahkan
5
Tim Clark kemudian menjadi Presiden Emirates Airlines (sumber:
Wikipedia).
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
59
dua buah pesawat Boeing 727-200s kepada Emirates (The Emirates
Group).
Tahun demi tahun, maskapai Emirates kian berkembang.
Destinasi penerbangan internasional yang pada awalnya hanya
beberapa kota di India semakin meluas. Tahun 1986 jaringan
penerbangan Emirates meluas ke Amman, Kolombo, Kairo dan Dhaka.
Tahun 1987 Emirates dapat terbang ke Bandara Gatwick di London,
serta Istambul (Turki), Frankfurt (Jerman), dan Mali (Maladewa).
Emirates menambahkan rute penerbangan ke Damaskus pada 1988,
serta rute penerbangan ke Singapura, Manila (Filipina) dan Bangkok
(Thailand) pada tahun 1989. Jaringan rute penerbangan Emirates
semakin bertambah menjadi total 12 tujuan pada tahun 1988 hanya
dalam kurun waktu 38 bulan (The Emirates Group).
Tahun demi tahun Emirates mencetak sejarah dalam dunia
maskapai penerbangan. Pada tahun 1992, Emirates menjadi maskapai
penerbangan pertama yang menginstal sistem video di seluruh kursi
pada semua kelas di semua armada pesawatnya. Tahun 1993, Emirates
menjadi maskapai penerbangan pertama yang memperkenalkan sistem
telekomunikasi pada Airbus di semua kelas. Tahun 1994, Emirates
menjadi maskapai penerbangan pertama yang melengkapi armada
Airbus dengan fasilitas fax di penerbangan (The Emirates Group). Tak
bisa dipungkiri Emirates memulai bisnis di dunia maskapai
penerbangan
dengan
sangat
baik,
sehingga
tak
heran
jika
perkembangan demi perkembangan yang dilakukan Emirates tiap
tahunnya
menjadikan
Emirates
penerbangan terbaik di dunia saat ini.
sebagai
salah
satu
maskapai
60
4.3. Perkembangan dan Penghasilan Emirates
Setiap perusahaan pasti memiliki ceritanya masing-masing, dari
awal mereka berdiri hingga ia berdiri tegak dan ketika ia harus tertidur
kembali dan mungkin untuk selamanya. Semua hal memiliki ceritanya
masing-masing, baik perusahaan yang terkenal atau yang telah
tenggelam di telan zaman sekalipun, semuanya memiliki sejarah.
Begitupun dengan maskapai penerbangan yang sangat terkenal ini,
Emirates. Cerita dari maskapai ini dimulai pada tahun 1985, keluarga
kerajaan Dubai memutuskan untuk membentuk sebuah maskapai kecil
dengan dua pesawat, Boeing 727 dan Airbus 300 B4 dari Dubai Royal
Air Wing sebagai pesawat pertama mereka.
Penerbangan pertama dibuka untuk rute Dubai menuju Karachi.
Dalam tahun yang sama, mereka menambah rute mereka menuju
Kolombo, Dhaka, Amman, dan Kairo. Mendapat lebih banyak
pelanggan dan uang, maskapai ini menambah jumlah armadanya dan
memperluas rutenya. Selama Perang Teluk, maskapai ini tetap terbang,
meskipun maskapai penerbangan lain tidak melakukannya dan akhirnya
mereka dapat mengambil banyak penumpang dari maskapai lain.
Di tahun 1998, Emirates membeli separuh dari saham maskapai
yang hampir bangkrut saat itu, Air Lanka, sebuah maskapai dari
pemerintah Srilanka dan masuk pada sebuah kontrak selama 10 tahun
untuk mengelola maskapai ini. Namun pada tahun 2008, perjanjian ini
berakhir, dikarenakan pemerintah Srilanka yang ingin merebut kembali
masakapai tersebut. Lalu pada tahun 2003 hingga 2005, Emirates
membeli lagi banyak armada baru, ada 103 armada baru yang mereka
beli dalam kurun waktu 2 tahun, seharga US$ 31,5 triliun (Air Review,
2011). Sekarang, maskapai ini telah memiliki lebih dari 280 armada,
dengan total harga kira-kira US$ 138 triliun per November 2014.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
61
Dengan naiknya armada dan tingkat pelayanan juga rute yang
diberikan, pendapatan dari maskapai ini juga secara otomatis terus
meningkat. Laporan keuangan yang dimuat barulah dimulai sejak tahun
2000 dan semenjak saat itu, statistik finansial dari Emirates terus
menanjak naik. Di tahun 2013 juga, maskapai ini merayakan 25 tahun
berturut-turut atas keuntungan mereka. Di tahun 2000-2001, total
pendepatan mereka sebanyak AED 6.417,4 miliar dan tahun 2001-2002
naik sebesar 13,4 persen menjadi AED 7.274,7 miliar. Lalu naik lagi
sebesar 32,1 persen menjadi AED 9.607,3 miliar, naik lagi di tahun
berikutnya sebesar 36,8 persen menjadi AED 13.266,3 miliar.
Kemudian terus naik hingga tahun 2012-2013 sebesar 23 persen dari
total pendapatan mereka di tahun 2011-2012. Semua laporan ini dapat
dilihat dalam laman resmi dari Emirates secara terperinci.
4.4. Keunggulan dan Kelemahan Emirates
Sebagai salah satu penerbangan favorit di dunia, terdapat
beberapa alasan mengapa Emirates melambung menjadi salah satu
penerbangan tersukses di dunia. Dapat kita lihat dalam pembahasan
sebelumnya bahwa penerbangan-penerbangan yang berada di Timur
Tengah seperti Qatar sangat dipengaruhi dan dibantu oleh negaranya,
dan hal ini juga berlaku dengan Emirates, yang sangat dibantu dan
didukung oleh pemerintah Dubai (Mbaskool, 2015).
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Dubai juga bukanlah
hal cuma-cuma, karena faktanya Emirates merupakan state-owned
airways, yang berarti Emirates merupakan perusahaan penerbangan
milik pemerintah Dubai, dan karenanya mendapat berbagai keuntungan
baik untuk penerbangan luar maupun dalam negeri (Butler & Keller,
2000).
62
Dukungan dari pemerintah Dubai ini didukung dengan fakta
bahwa sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya minyak
bumi, bahan bakar untuk pesawat Emirates dapat dikatakan sangat
terjamin dan tidak mengalami hambatan berarti. Selain itu, Emirates
memiliki pekerja yang sangat beragam, dengan memiliki lebih dari
50.000 pekerja yang berasal dari benua yang beragam (Mbaskool,
2015). Seluruh pekerja ini secara strategis memungkinkan Emirates
mendapatkan simpati dari konsumen internasional dengan memiliki
pekerja dari berbagai ras dan etnis, sehingga membuat jangkauan dari
konsumen internasional sangat baik, ditambah lagi dengan fakta bahwa
Emirates menjangkau 72 negara yang berasal dari 6 benua yang
berbeda (Mbaskool. 2015).
Dalam hal fasilitas penerbangan, Emirates menjadi salah satu
maskapai yang diunggulkan. Contohnya, dengan berperan sebagai
perusahaan penerbangan pertama yang memperkenalkan digital windscreen di dalam maskapainya, juga fasilitas lainnya yaitu memberikan
kesempatan kepada pengguna maskapai untuk dapat berkoneksi internet
melalui email. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan yang
dirasakan di dalam maskapai Emirates ini, diantaranya pada tahun 2001
ketika harga minyak bumi naik, Emirates mengalami kerugian besar
dan hampir tidak mampu menanggulangi pengeluaran avtur yang
digunakan sebagai bahan bakar utamanya (Doganis, 2001). Hal ini
menunjukkan ketergantungan Emirates kepada bahan bakar minyak
bumi yang sering kali mengalami ketidakstabilan.
Selain itu, sesungguhnya dibanding maskapai saingan lainnya,
Emirates kurang memiliki perkembangan teknologi yang benar-benar
signifikan. Emirates bukanlah satu-satunya maskapai penerbangan
Timur Tengah yang menjadi favorit pelancong di dunia, dan karenanya
banyaknya perkembangan merupakan salah satu kunci yang harus
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
63
diambil oleh Emirates sebagai langkah maju untuk mengungguli lawanlawannya.
Selain itu, sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah,
sesungguhnya ada hal yang tidak menguntungkan Emirates. Contohnya
saja, Emirates dapat kapan saja terpengaruh oleh kebijakan pemerintah.
Tantangan lainnya yang dihadapi oleh Emirates adalah fakta bahwa saat
ini kawasan Timur Tengah telah memiliki berbagai perusahaan
penerbangan internasional yang diminati oleh pengguna layanan
penerbangan, seperti Etihad misalnya, yang meskipun belum berumur
sepuluh dekade namun memiliki kemajuan yang pesat. Meskipun
demikian, saat ini Emirates dapat bersikap tenang karena masih
menjadi maskapai favorit bagi penerbangan internasional, meskipun
memiliki berbagai kekurangan dan juga adanya ancaman yang mungkin
terjadi.
4.5. Strategi Pemasaran
“Hello Tomorrow” adalah slogan yang saat ini sedang diusung
oleh Emirates, baik dari publikasinya melalui website maupun melalui
majalah dan posternya (Emirates, 2015). Sebagai slogan khususnya,
“Where will Tomorrow take you?” menjadi kalimat dalam strategi
pemasaran Emirates sehingga menjadi perusahaan penerbangan
terbesar di Timur Tengah (Clark, 2013).
64
Gambar 4.1. Poster-Poster Emirates Bertemakan Hello Tomorrow
Sumber: www.emirates.com, 2015
Jika kita melihat slogan dan publikasi sebagai bentuk terluar dari
sebuah strategi pemasaran, ada strategi pemasaran dalam perusahaan
Emirates yang akan diuraikan dalam subbab ini. Strategi ini dapat kita
lihat dari bentuk kemitraannya dengan perusahaan maskapai lain,
kegiatan sponsorship, CSR, dan metode iklan.
Yang pertama adalah kemitraan dengan perusahaan lain.
Emirates memiliki kerjasama bilateral dengan Qantas, sebuah
perusahaan maskapai milik Australia sehingga penerbangan yang
dioperasikan oleh Emirates merupakan kerja sama antara Emirates dan
Qantas, terutama untuk wilayah Asia (Emirates, 2015). Selain itu,
Emirates dan Qantas memiliki peta rute penerbangan yang berbeda
sehingga dapat melengkapi satu sama lain. Ketika seorang pembeli
menginginkan kota tujuan yang tidak terdapat di dalam peta Emirates,
hal itu dapat dilengkapi dengan tujuan yang ada pada rute penerbangan
Qantas. Kerja sama ini dapat menguntungkan Emirates karena Emirates
tidak tergabung dalam aliansi penerbangan One World ataupun Sky
Team. Dengan kerja sama ini, Emirates juga memperoleh keuntungan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
65
dengan konsumen yang membeli penerbangan Qantas, namun
dioperasikan oleh Emirates.
Kedua adalah kegiatan sponsorship yang dilakukan oleh
Emirates. Sudah 20 tahun, Emirates berkomitmen untuk mendukung
dan mensponsori kegiatan-kegiatan, baik di Uni Emirat Arab, maupun
di dunia. Pada tahun 1987, Emirates memberikan sponsorship-nya yang
pertama dalam perlombaan kapal. Tidak hanya dalam perlombaan kapal,
sponsorship pun meluas dalam bentuk kegiatan seperti sepak bola,
rugby, kejuaraan bola tenis, balap motor, balap kuda, golf, kasti, hingga
acara seni dan budaya. Dalam sepak bola saja, Emirates sudah
mensponsori program Asian Football Confederation (AFC), menjadi
sponsor utama bagi tim Arsenal FC, AC Milan, Paris Saint-Germain,
Hamburger SV, Real Madrid C.F., juga kegiatan seperti Olympiacos
FC, Arsenal Soccer Schools Dubai, The Emirates Cup, dan juga Zain
Saudi Professional League. Hal ini dilakukan karena melalui acaraacara yang memiliki jumlah penonton massal, Emirates dapat
mempromosikan perusahaannya dan juga sebagai tanda kepada dunia
bahwa Emirates merupakan perusahaan yang besar dan mendukung
banyak kegiatan positif. Hal ini akan meningkatkan branding dari
Emirates dan meningkatkan penjualan tiket penerbangan.
Ketiga yaitu CSR. Emirates memiliki The Emirates Airline
Foundation sebagai lembaganya yang berkomitmen terhadap masalah
sosial. The Emirates Airline Foundation ini berfokus pada anak-anak
yang membutuhkan dan kurang mampu. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup anak-anak di dunia, tidak peduli terhadap
geografi, suku bangsa, agama, ataupun batas-batas yang lainnya. CSR
ini adalah salah satu bentuk kepedulian Emirates yang juga dapat
meningkatkan penjualan dalam perusahaan. Hal ini karena untuk
beberapa orang, yakin bahwa dengan menggunakan Emirates, berarti
66
juga turut serta membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak di
dunia.
Yang terakhir adalah metode pengiklanan. Metode pengiklanan
yang menarik menjadi salah satu fakor peningkat penjualan. Contohnya
dengan bekerja sama dengan beberapa website untuk mengiklankan
Emirates. Selain itu, Emirates juga menyediakan penawaran-penawaran
khusus dalam usaha peningkatan penjualannya. Misalnya, penawaran
khusus untuk penerbangan ke Dubai, penawaran spesial untuk
penerbangan pertama, hingga penawaran spesial untuk pelajar. Dengan
melakukan berbagai strategi pemasaran di atas, Emirates tumbuh
berkembang dengan pesat sehingga menjadi maskapai nomor satu di
Timur Tengah.
4.6. Aspek Geoekonomi
Industri Penerbangan di kawasan Timur Tengah menjadi suatu
industri yang tidak terpengaruh oleh kondisi sosial dan politik yang
bergejolak. Dalam melihat potensi ekonomi di kawasan ini, negaranegara di kawasan ini memutuskan untuk membentuk apa yang
dinamakan Gulf Cooperative Council (Ladki, 2009). Tujuan utama dari
kerjasama ini adalah untuk mempertemukan bisnis setiap negara dan
mengembangkannya bersama. Diawali dengan kepemilikan minyak dan
gas alam yang melimpah, komite ini kemudian berkembang dan
memasukkan industri penerbangan dalam pembahasan mereka.
Hal ini didasarkan pada potensi penerbangan di Timur Tengah
yang begitu besar. Selain dengan dukungan ekonomi perminyakan,
posisi strategis yang dimiliki oleh kawasan ini juga menjadi pemicu
atas perkembangan kawasan dalam industri penerbangan. Dengan
berada di pertengahan antara rute Eropa dan Asia, kawasan Timur
Tengah menjadi hub atau pusat dari rute penerbangan Eropa dan Asia.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
67
Dengan memanfaatkan potensi ini, Emirates telah membangun
kerjasama dengan berbagai maskapai penerbangan lainnya baik itu
domestik maupun internasional untuk membangun kerjasama yang
mendorong terjadinya penambahan rute dan ekspansi jangkauan
operasional (Emirates Airlines, 2014). Kerjasama internasional yang
paling menguntungkan bagi Emirates adalah Dnata, suatu perusahaan di
bidang kebersihan yang ada di hampir semua benua di dunia. Dengan
kerjasama ini, Emirates dapat melibatkan perusahaannya dalam semua
lini usaha penerbangan. Perubahan kontur dari industri penerbangan
telah terlihat dari perkembangannya di abad ke 21 ini, dimana lebih
banyak maskapai penerbangan yang berasal dari Timur Tengah yang
menguasai pasar ekonomi penerbangan ini. (Dicken. 2011).
4.7. Emirates dan Isu Timur Tengah
Kawasan Timur Tengah menjadi sebuah kawasan yang terkenal
dengan karakter dinamika kawasan yang cukup kompleks. Berbagai isu
dan konflik pernah bahkan sedang terjadi di kawasan tersebut. Namun
hal tersebut tidak menutupi keunggulan industri penerbangan di
kawasan tersebut.
Sektor industri jasa penerbangan di Timur Tengah memegang
peranan yang cukup signifikan terhadap pendapatan negara-negara di
kawasan
tersebut.
Sebuah
penelitian
dari
Oxford
Economics
memperhitungkan bahwa sektor ini menyumbang sekitar US$ 116
miliar dari keseluruhan GDP (Steele, 2015). Sektor ini memegang
peranan amat penting, selain sebagai media yang mempermudah
mobilitas manusia, juga termasuk mobilitas barang. Menurut WTO,
wisatawan yang mengunjungi Timur Tengah terus meningkat dari
tahun 1995, yang semula berjumlah 14 juta pendatang, hingga
mencapai 35 juta pedatang (Majdalani & Ringbeck, 2008:2). Hal ini
68
dimungkinkan dengan berbagai keuntungan yang dimiliki oleh industri
penerbangan di Timur Tegah, seperti investasi serta kebijakankebijakan positif yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Kendati tidak semua negara di Timur Tengah memiliki industri
penerbangan yang baik, namun banyak raksasa penerbangan dunia
berada di sana. Salah satunya adalah Emirates. Sebagai salah satu
penerbangan kelas dunia, dengan 230 armada dan tujuan penerbangan
ke lebih dari 140 destinasi (Emirates, 2013).
Hal ini kemudian menjadikan Timur Tengah, terutama Uni Arab
Emirates sebagai negara percontohan kesuksesan bisnis penerbangan.
Fadi Majdalani dan Jurgen Ringbeck mengemukakan beberapa hal
yang menentukan kesuksesan sebuah industri penerbangan, yaitu
(Majdalani dan Ringbeck, 2008:3):
1. Kualitas operasional bandara
Kualitas operasional bandara akan menentukan keseimbangan
antara
kapasitas
daratan
dan
udara
untuk
mengurangi
penumpukkan atau kemacetan. Hal ini dikarenakan, bandara
yang ada biasanya dimanfaatkan pula sebagai tempat transit bagi
pesawat-pesawat dengan rute perjalanan yang jauh sehingga
kapasitas bandara akan amat menunjang bisnis penerbangan.
Selain itu, hal yang berhubungan dengan operasional bandara
adalah penundaaan-penundaan yang minimum sebagai suatu
bentuk penerapan dan proses teknologi yang lancar, serta yang
terakhir adalah bagaimana kontrak bisnis dijalankan.
2. Posisi lalu lintas strategis
Hal ini erat kaitannya dengan kondisi geografis suatu negara
serta ukuran sebuah negara.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
69
3. Lingkungan politik
Poin ini melukupi empat unsur, yakni deregulasi lalu lintas udara,
liberalisasi
hak-hak
penerbangan,
pembatasan
pelarangan
kepemilikan, serta stabilitas politik atau dukungan pemerintah.
70
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
BAB V
EMIRATES, ETIHAD AIRWAYS, DAN QATAR
AIRWAYS: RAKSASA PENERBANGAN GLOBAL
5.1. Aspek Geoekonomi Ketiga Maskapai
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya
mengenai geoekonomi kawasan Timur Tengah dan bagaimana
relevansinya dengan bisnis penerbangan di sana. Agaknya Timur
Tengah akan selalu menjadi sorotan dunia karena kekayaan sumber
daya alam, seperti minyak bumi dan gas yang melimpah ruah di
kawasan tersebut. Belum lagi dengan konflik-konflik antar negara
ataupun konflik internal yang terjadi di dalam beberapa negara kawasan
Timur Tengah menjadikan kawasan ini sebagai ‘objek’ dan celah bagi
negara-negara Barat untuk meraup keuntungan dari sumber daya alam
yang dimiliki Timur Tengah.
Meskipun banyak konflik yang terjadi, tak berarti seluruh negara
Timur Tengah mengalami masalah dan keterpurukan ekonomi politik
yang sama. Negara-negara seperti halnya Qatar dan Uni Emirat Arab
(UEA) merupakan contoh negara-negara Timur Tengah yang tak
terpengaruh oleh konflik dan isu Arab Spring yang melanda kawasan
ini. Negara-negara ini justru dapat dikatakan sebagai ikon negara Timur
Tengah yang modern dan maju, khususnya pada bisnis penerbangan
serta minyak dan gas alam. Namun demikian, meskipun kekayaan
minyak telah memberikan beberapa negara-negara regional pendapatan
per kapita setara dengan Barat, sebagian besar Timur Tengah tetap
dalam zona konflik (Singer & Wildavsky, 1993).
Bisnis penerbangan yang berada di kawasan Timur Tengah
memang sangat diuntungkan secara geografis, di mana kawasan ini
71
72
terletak diantara dua benua yaitu Eropa dan Asia. Penerbangan yang
ada di Timur Tengah merupakan jembatan penyeberangan bagi kedua
benua, dan memang terbukti sangat ramainya penumpang yang datang
dari kedua benua tersebut. Tak hanya menjadi destinasi utama
penerbangan dari berbagai wilayah di dunia, Timur Tengah sering
menjadi tempat transit penerbangan dari atau ke Asia dan Eropa. Tentu
hal ini menjadi pemasukan yang cukup signifikan bagi bisnis
penerbangan di negara-negara Timur Tengah, khususnya Qatar dan Uni
Emirat Arab.
Industri penerbangan di kawasan Timur Tengah menjadi suatu
industri yang tidak terpengaruh oleh kondisi sosial dan politik yang
bergejolak. Dalam melihat potensi ekonomi dikawasan ini, negaranegara di kawasan ini memutuskan untuk membentuk apa yang
dinamakan Gulf Cooperative Council (Ladki, 2009). Tujuan utama dari
kerjasama ini adalah untuk mempertemukan bisnis setiap negara dan
mengembangkannya bersama. Diawali dengan kepemilikan minyak dan
gas alam yang melimpah, komite ini kemudian berkembang dan
memasukkan industri penerbangan dalam pembahasan mereka.
Seperti yang telah disebutkan di atas, potensi penerbangan di
Timur Tengah cukup besar. Selain dengan dukungan ekonomi
perminyakan, posisi strategis yang dimiliki oleh kawasan ini juga
menjadi
pemicu
atas
perkembangan
kawasan
dalam
industri
penerbangan. Dengan berada di pertengahan antara rute Eropa dan Asia,
kawasan timur tengah menjadi hub atau pusat pertemuan antara Eropa
dan Asia.
Maskapai penerbangan yang paling unggul yang dimiliki Timur
Tengah adalah Qatar Airways (Qatar), Etihad Airways dan Emirates
Airlines milik Uni Emirat Arab. Ketiga maskapai ini merupakan salah
satu maskapai penerbangan terbaik di dunia yang sering mendapatkan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
73
penghargaan-penghargaan
bergengsi
dalam
industri
maskapai
penerbangan dunia. Ketiga maskapai ini juga hampir selalu masuk
dalam 10 besar perusahaan maskapai penerbangan terbaik di dunia
menurut Skytrax dalam situs websitenya www.worldairlineawards.com.
Kawasan Timur Tengah yang rawan konflik agaknya menjadi
hambatan tersendiri bagi ketiga maskapai ini dalam menjalankan bisnis
penerbangannya, karena seringkali mereka harus menghentikan seluruh
penerbangan ke daerah-daerah konflik, atau melakukan reroute
(pengalihan rute penerbangan) dari daerah-daerah rawan konflik. Hal
ini akan memakan waktu lebih lama dari biasanya, serta membutuhkan
bahan bakar lebih banyak yang berakibat pada kerugian yang harus di
derita oleh pihak maskapai penerbangan karena harus mengeluarkan
biaya ekstra.
Seperti halnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan
Emirates Airline yang menghentikan semua penerbangan ke Erbil di
Irak Utara pada Agustus 2013 seiring dengan gencarnya teror yang
dilakukan oleh kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang
memiliki senjata-senjata canggih, seperti ground-to-air missiles yang
mampu menargetkan penerbangan (El Gazzar, 2014). Senjata seperti ini
tentu saja tidak dapat membedakan pesawat militer dan pesawat
komersial pengangkut penumpang yang sedang terbang.
Namun disamping kawasan yang rawan konflik, posisi
geografis Timur Tengah yang sangat strategis menjadi keuntungan
tersendiri bagi perekonomian negara-negara Timur Tengah, khususnya
bisnis penerbangan. Misalnya geoekonomi Uni Emirat Arab dengan
maskapai penerbangan Etihad Airways dan Emirates Airlines-nya.
Meskipun Uni Emirat Arab merupakan negara yang kecil di Jazirah
Arab, namun letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan
penerbangan dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Abu
74
Dhabi, merupakan salah satu kota favorit yang sering digunakan untuk
transit selain Singapura, Doha dan Frankfurt. Selain letak strategis
dalam bidang penerbangan, secara geoekonomi Uni Emirat Arab
terletak di dekat Teluk Persia dan Teluk Oman sehingga menjadi salah
satu pusat sekaligus penghubung perdagangan minyak yang terjadi di
Timur Tengah.
Tak hanya itu, pemerintah Qatar pun melakukan berbagai cara
untuk menjadikan Doha sebagai tujuan utama bagi bisnis dan
pariwisata. Karenanya, pemerintah negara tersebut telah melakukan
pembangunan pada perhotelan, atraksi wisata dan telah berhasil
menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2006, juga berbagai
aktivitas lainnya yang menarik minat wisata bagi negara ini (Ladki,
2009). Dijadikannya Qatar sebagai tuan rumah bagi ajang bergengsi
Asian Games pada 2006 silam tentu saja menjadi keuntungan tersendiri
bagi maskapai penerbangan Qatar Airways.
Kawasan Timur Tengah yang rawan konflik memang menjadi
hambatan tersendiri bagi maskapai penerbangan di Timur Tengah,
namun letak geografis yang sangat strategis ditambah lagi dengan
sumber daya alam yang melimpah menjadikan Timur Tengah menjadi
destinasi utama dan lahan bisnis bagi para korporat dunia. Hal ini tentu
saja menjadi keuntungan tersendiri bagi maskapai penerbangan Timur
Tengah.
5.2. Keunggulan Maskapai Timur Tengah
Keunggulan dari maskapai Timur Tengah sendiri terlihat dari
kenyamanan dan fasilitas yang diberikan oleh maskapai itu sendiri.
Merujuk dari daftar 20 maskapai terbaik dunia versi Tabloid Nova,
maskapai-maskapai penerbangan yang ada di Timur Tengah memiliki
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
75
fasilitas dan kenyamanan yang sangat tinggi untuk penumpang.
Misalnya pada Qatar Airways, mereka mendapat nilai sempurna dalam
masalah tempat duduk dan hiburan dalam kabin, bahkan penumpang
kelas ekonomi mendapat banyak fasilitas yang dapat memuaskan
perjalanan mereka.
Dengan kondisi perekonomian dari Timur Tengah yang jauh dari
stabil, membuat banyak maskapai penerbangan yang dibuat oleh para
saudagar timur tengah dapat berjalan lancar, malah tidak jarang sangat
menguntungkan, sehingga fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan
penumpang dapat diperhatikan dan terus ditingkatkan. Maskapai Timur
Tengah lebih banyak unggul dalam bidang perekonomian mereka dan
kenyamanan di dalam pesawat mereka, sehingga banyak dari
penumpang pesawat yang lebih memilih maskapai penerbangan Timur
Tengah untuk perjalan jauh mereka.
5.3. Dukungan SDA dan SDM Timur Tengah
Negara-negara
yang
berada
di
kawasan
Timur
Tengah
merupakan negara yang diberkahi dengan SDA yang berlimpah. Sekitar
hampir setengah kekayaan sumber minyak bumi yang tersedia dan
digunakan di dunia berada di kawasan tersebut, tercatat sekitar 32
persen pada tahun 2002 minyak bumi berada di Timur Tengah (PBS,
2002). Bukan menjadi sebuah kejutan bahwa karena banyaknya sumber
daya minyak bumi, dan baru-baru ini pula, ditemukannya banyaknya
gas alam yang tersedia, maka kawasan ini menjadi kawasan primadona
bagi dunia, dan menjadi incaran baik dari segi politik maupun ekonomi.
Kekayaan SDA ini disadari dengan baik oleh pemegang
kekuasaan negara-negara tersebut, dan mereka juga menyadari betapa
pentingnya peran mereka dalam kelangsungan sumber daya terpenting
tersebut. Oleh karena itu, sejak tahun 1973, beberapa negara di Timur
76
Tengah—terutama negara dengan sumber daya minyak terbesar—
membuat sebuah strategi untuk lebih berperan aktif di dalam tatanan
sistem internasional. Dibentuklah sebuah organisasi bernama OPEC
yang secara signifikan mempengaruhi kebijakan-kebijakan oleh power
nations seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Strategi OPEC sendiri dimulai pada tahun 1973 dengan naiknya
harga minyak bumi dari US$ 3 per barrel pada tahun 1972 hingga
menjadi US$ 12 per barrel pada tahun 1974 (PBS, 2002). Hal ini
membuat Amerika Serikat terguncang, dan membuat Amerika terpaksa
menyesuaikan diri dengan meroketnya harga minyak bumi tersebut,
begitu juga dengan negara-negara lain yang mengekspor minyak
buminya dari Timur Tengah.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa semua negara di Timur
Tengah memiliki kekuatan dan juga kesenangan atas hadirnya kontrol
akan sumber daya minyak bumi itu sendiri. Secara garis besar, negaranegara di Timur Tengah terdiri dari beberapa negara dengan kriteria
tertentu, misalnya negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC)
yang memiliki sumber daya minyak bumi terbesar, dan mengimpor
hampir semua sumber daya manusia yang tersedia, seperti Bahrain,
Kuwait, Oman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, lalu negara
non anggota GCC, namun memiliki sumber daya lain yang juga cukup
besar, dan memiliki sumber daya manusia yang banyak, seperti Aljazair,
Irak, Liberia, dan Suriah, lalu negara dengan sumber daya alam yang
cukup, namun miskin diantaranya Mesir, Jordan, Maroko, dan Tunisia
(IMF, 2012).
Klasifikasi negara-negara di atas menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang cukup signifikan diantara negara-negara yang berada di
kawasan Timur Tengah. Meskipun mereka memiliki sumber daya alam
yang berlimpah namun banyak di antaranya tidak dapat memanfaatkan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
77
sumber daya tersebut dikarenakan tidak mampu atau kurangnya sumber
daya manusia atau labour yang memadai, yang memungkinkan
terjadinya kemiskinan di suatu negara tertentu di Timur Tengah.
Ironisnya, beberapa dan sebagian besar negara anggota GCC
yang merupakan negara dengan pemasukkan terbesar di Timur Tengah
sendiri sering kali enggan memakai sumber daya manusia yang ada di
negaranya. Mereka cenderung merekrut sumber daya asing dalam
rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan dan membuat hal ini
tentu saja berpengaruh besar kepada tingkat pengangguran di negara
tersebut. Dimana tercatat oleh World Bank bahwa pertumbuhan dan
prediksi pertumbuhan pekerja aktif yang berada di Timur Tengah tidak
memiliki perkembangan yang signifikan. Data menunjukan bahwa dari
104 juta pekerja pada tahun 2000, hanya berkembang menjadi 185 juta
pada tahun 2020. Ini menunjukkan bahwa dalam faktor sumber daya
manusia, kawasan ini telah gagal memberikan fasilitasi pekerjaan yang
cukup bagi masyarakatnya sendiri.
5.4. Komparasi dengan Maskapai Eropa
Jika seseorang akan menggunakan sebuah jasa penerbangan,
akan ada banyak hal yang menjadi pertimbangan. Hal inilah yang
mengakibatkan persaingan pada bisnis penerbangan internasional
semakin ketat. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
1.
Harga
2.
Pelayanan kabin
3.
Pelayanan di bandara dan tempat transit
4.
Kemudahan pemesanan
5.
Diskon dan bonus
Dari berbagai maskapai besar di dunia, ada 3 maskapai Timur
Tengah yang mendominasi bisnis penerbangan dunia, yaitu Qatar
78
Airways, Etihad Airways, dan Emirates. Bahkan, ketiga maskapai ini
telah menguasai bisnis penerbangan di Eropa (Aero, 2012).
Grafik 5.1. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah
di Eropa Barat
Sumber: Anna Aero, 2012
Grafik di atas menunjukkan tingginya penggunaan Emirates di
Eropa, Barat, terutama di Inggris. Tidak hanya di Eropa Barat, 3
maskapai besar Timur Tengah ini juga cukup mendominasi di Eropa
Timur dengan grafik berikut.
Grafik 5.2. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah
di Eropa Timur
Sumber: Anna Aero, 2012
Dari segi harga, maskapai Timur Tengah memiliki harga yang
terjangkau jika dibandingkan dengan maskapai Eropa. Hal ini karena
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
79
maskapai Timur Tengah sangat didukung oleh pemerintahnya. Ada
kepentingan power dan pengaruh dari negara-negara seperti Qatar dan
Uni Emirat Arab agar banyak orang yang dapat transit di negara mereka
sehingga subsidinya begitu tinggi. Harga yang terjangkau ini karena
maskapai-maskapai Timur Tengah seringkali mengadakan promo
pemesanan jauh-jauh hari yang mana harganya sangat berbeda jika
dibandingkan dengan maskapai-maskapai di Eropa. Selain itu, harga
seperti bagasi sangat menjadi pertimbangan. Contohnya, maskapai
penerbangan Timur Tengah hanya akan mengenakan tambahan biaya
untuk bagasi ketiga, namun maskapai di Eropa justru mengenakan
biaya tambahan untuk bagasi kedua. Selain itu, charge yang dikenakan
pada kelebihan bagasi lebih mahal pada maskapai penerbangan Eropa
jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan di Timur Tengah
(Airlines Wanderbat, 2015).
Dari segi pelayanan di kabin, maskapai Timur Tengah juga lebih
unggul. Jarak tempat duduk yang luas, pelayanan makanan halal,
pelayanan untuk bayi, serta pelayanan teknis masih lebih unggul
maskapai Timur Tengah. Sehingga banyak warga Eropa yang lebih
memilih maskapai Timur Tengah. Hal ini juga dikarenakan
penerbangan Timur Tengah memiliki tujuan kota yang sama banyaknya
dengan penerbangan di Eropa. Selain itu, jika mengambil sedikit
perbandingan, penerbangan seperti Emirates dan Lufthansa, Emirates
memiliki partner aliansi lebih banyak jika dibandingkan dengan
Lufthansa.
Dari segi pelayanan di bandara, maskapai Timur Tengah
memiliki pelayanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan
maskapai Eropa. Hal ini terjadi baik di bandara keberangkatan maupun
bandara transit. Kemudahan dan kenyamanan inilah yang kemudian
menjadi
pertimbangan
pelanggan.
Maskapai
Timur
Tengah
80
memperhatikan hal-hal kecil seperti pelayanan untuk bayi. Beberapa
maskapai Eropa pun menyediakannya, namun pelayanannya tetap
masih lebih mudah maskapai Timur Tengah.
Untuk kemudahan pemesanan, beberapa maskapai memiliki cara
yang berbeda-beda. Baik maskapai Timur Tengah maupun maskapai
Eropa memiliki cara pemesanan online dan offline yang berbeda. Cara
pembayarannya pun beragam mulai dari kartu debit, kartu kredit hingga
cash payment. Namun yang menjadikan maskapai Timur Tengah lebih
menarik adalah ketika maskapai Timur Tengah memberikan potongan
harga yang lebih besar untuk kondisi tertentu. Misalnya untuk pelajar
yang memiliki kartu ISIC atau kartu membership mereka. Penawaran
harga ini membuat maskapai Timur Tengah menjadi salah satu pilihan
bagi siapapun yang ingin terbang ke destinasi manapun.
5.5. Komparasi dengan Maskapai Amerika
Maskapai penerbangan di Timur Tengah atau Gulf Airlines
berkembang
dengan
pesat
dan
menarik
perhatian
maskapai
penerbangan Amerika, bahkan mengundang tindakan yang mencekam.
Hal ini berasal dari perkembangan keduanya yang berbeda dan justru
menjadi sumber kecemburuan yang menyebabkan tindakan ekstrim
(Freed, 2015). Untuk mengkaji tindakan maskapai penerbangan
Amerika ini dapat dilihat dari komparasi maskapai kedua regional.
Mengawali industri penerbangan lebih awal, maskapai yang
berasal dari Amerika berhasil menjadi penyedia jasa perjalanan udara
yang lebih stabil dalam regional Amerika Serikat dan Kanada,
ditambah dengan kondisi politik yang relatif stabil dan keuangan yang
juga tetap stabil, masakapai penerbangan di Amerika tidak terlalu
khawatir dengan perkembangan jasa penerbangannya. Akan tetapi, satu
hal yang luput dari visi maskapai penerbangan di Amerika dan
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
81
dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan Timur Tengah adalah
perkembangan penerbangan jarak jauh atau long haul flights (Centre
For Aviation, 2014).
Inilah yang mungkin dapat dianggap sebagai kelemahan dari
masakapai Amerika, kenyataan bahwa mereka sangat fokus terhadap
penerbangan domestik dan tidak mengambil resiko dalam penerbangan
jarak jauh membuat perkembangan mereka begitu kecil dalam skala.
Dampaknya kini, walaupun pasar domestik masih dipegang oleh
masakapai lokal, akan tetapi pemasukkan dari penerbangan jarak jauh
telah mayoritas diambil alih oleh maskapai Timur Tengah. Selain
karena kemudahan perjalanannya yang tidak memerlukan transit serta
perpindahan pesawat, juga dengan harganya yang murah. Adanya
persetujuan atas Open Skies Agreement yang membuka seluruh wilayah
udara bagi kompetisi maskapai penerbangan di seluruh dunia juga
menjadi suatu faktor yang mendorong terjadinya ketimpangan
perkembangan ini (Centre for Aviation, 2012).
Dalam suatu laporan mengenai ranking bisnis penerbangan
Internasional yang dikutip dalam The Wall Street Journal (McCartney,
2014), digambarkan bagaimana perkembangan jumlah penumpang
yang begitu timpang antara maskapai Amerika dengan maskapai Timur
Tengah. Maskapai seperti Etihad, Emirates dan Qatar secara umum
mendapat peningkatan rata-rata sebesar 35 persen, dimana Etihad
berada di urutan pertama dengan peningkatan jumlah penumpang
sebesar 43,4 persen jika dibandingkan dengan jumlah penumpang di
tahun sebelumnya. Posisi terendah di sepuluh teratas ditempati United
Airlines yang justru mengalami penurunan penumpang sejumlah 1,8
persen.
Data di atas menunjukkan adanya perkembangan yang positif
dari maskapai Timur Tengah dan perkembangan yang relatif rendah
82
dan bahkan negatif dari maskapai Amerika. Perkembangan ini banyak
dibantu dengan adanya penerbangan jarak jauh yang menarik lebih
banyak penumpang secara umum sehingga menyebabkan maskapai
Timur Tengah dapat mengalami kenaikan rata-rata sebesar 35 persen
berkat long-haul trips ini.
Jika mengkaji lebih lanjut dapat dilihat perbandingan jumlah
maskapai yang beroperasi secara penuh, dimana maskapai utama dari
Amerika Serikat berjumlah sekitar 18 maskapai dengan United Airlines,
Virgin America, American Ailrlines, dan Delta Airlines yang menjadi
pionir dari industri penerbangan Amerika. Sedangkan Maskapai Timur
Tengah yang beroperasi secara aktif saja sudah dipenuhi oleh Etihad,
Emirates, Qatar, Gulf Air, dan juga didorong oleh maskapai yang
bekerja sama dengan para maskapai Timur Tengah ini. Dampaknya
tidak hanya menjadi lebih dominan tetapi juga merambah kepada
berbagai elemen baik itu kelas atas dengan legacy carrier, maupun lowcost carriers untuk perjalanan kelas ekonomi (Centre for Aviation,
2012).
Kondisinya kini, maskapai penerbangan di Amerika telah
melaporkan kecurangan yang melanggar perjanjian internasional
penerbangan yang menyatakan bahwa semua maskapai penerbangan
tidak boleh menerima insentif ataupun subsidi dari pemerintah, dimana
menurut para pelapor dari persatuan maskapai penerbangan Amerika
ini, pihak maskapai Timur Tengah telah menerima sejumlah subsidi
dari pemerintah yang membuatnya tidak lagi bermain dengan adil
dalam persaingan industri penerbangan dunia (Moak, 2015).
5.6. Persaingan Bisnis Penerbangan di Dunia
Industri penerbangan menjanjikan keuntungan yang tinggi
dalam segi ekonomi. Tak heran karena penerbangan menjadi salah satu
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
83
sarana transportasi yang cukup diminati berkat kemudahan serta
efisiensi yang ditawarkannya. Jarak dan waktu dapat ditempuh secara
lebih singkat ketika melakukan perjalanan menggunakan pesawat.
Karenanya, sejak awal dipelopori adanya penerbangan sipil komersil,
industri ini tak pernah kesepian peminat.
Menurut data dari International Air Transportation Association
(IATA), dalam kurun waktu 4 dekade terakhir terdapat sebanyak 1.300
maskapai penerbangan baru (Cederholm, 2009). Tingginya kebutuhan
akan sarana transportasi yang cepat membuat para pelaku bisnis kian
giat berkompetisi menciptakan maskapai penerbangan baru. Hal
tersebut tentu memunculkan sebuah tantangan tersendiri bagi maskapaimaskapai penerbangan yang ada untuk mampu berkompetisi sehingga
mampu bertahan dalam dunia industri penerbangan internasional.
Atmosfer persaingan dengan sesama penyedia jasa penerbangan tentu
harus dihadapi dan tak terelakan lagi.
Industri
penerbangan
sipil
komersial
internasional
akan
menghadapi kompetisi yang agresif mengingat adanya ekspansi dari
low cost carrier (LCC) business model, pesatnya pertumbuhan
maskapai penerbangan di Timur Tengah, dan munculnya kerjasama
(joint ventures / JVs) untuk meningkatkan penerbangan internasional
(Hudson, 2014).
Low cost carrier (LCC) adalah sebuah model bisnis penerbangan
bertarif rendah. Model bisnis ini dioperasionalkan dengan cara
memotong beberapa fasilitas penerbangan yang biasa didapatkan di jasa
penerbangan reguler. Hal tersebut tentu dilakukan untuk memangkas
biaya sehingga dapat semaksimal mungkin menekan harga dan
menciptakan penerbangan bertarif rendah. Model bisnis ini pertama kali
dikembangkan pada tahun 1949 oleh sebuah perusahaan penerbangan
bernama Pacific Southwest Airline di Amerika Serikat (ICAO).
84
Gagasan tersebut kemudian menyebar ke Eropa, Asia, hingga ke
belahan
dunia
lainnya
yang
kemudian
juga
sama-sama
mengembangkan model LCC dalam industri penerbangannya. Beberapa
di antaranya adalah maskapai penerbangan seperti Ryanair, Virgin
Express, Air Asia, Citilink, Tiger Air, dan sebagainya.
Sumber
ketatnya
persaingan
dalam
industri
penerangan
internasional selanjutnya adalah pesatnya pertumbuhan maskapai
penerbangan di Timur Tengah. Pertumbuhan maskapai penerbangan
Timur Tengah akan menciptakan atmosfer kompetisi yang baru dalam
dunia industri penerbangan internasional. Maskapai-maskapai tersebut
dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama telah terbukti mampu
menyaingi keberadaan maskapai penerbangan dunia. Dengan fasilitas
mewah serta kenyamanan layanan penerbangan lainnya banyak
maskapai Timur Tengah yang telah mampu menjadi salah satu
maskapai terbaik dunia. Jasa penerbangan Timur Tengah memiliki
keuntungan tersendiri dalam hal kompetisi. Hal tersebut dikarenakan,
maskapai-maskapai penerbangan tersebut mampu memberikan harga
penerbangan yang murah berkat pendanaan yang baik dari pemerintah.
Faktor terakhir dalam ketatnya persaingan industri penerbangan
internasional adalah sistem joint ventures (JVs). JVs adalah sebuah
bentuk kerjasama beberapa pihak untuk mau menggabungkan
perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
JVs berlaku dalam industri penerbangan untuk meningkatkan
keuntungan yang lebih besar melalui bentuk kerja sama tersebut.
Beberapa perusahaan penerbangan yang melakukan JVs di antaranya
adalah Air China dan Air Canada. Kedua perusahaan tersebut
bekerjasama dalam bidang penjualan, pemasaran serta operasional
bandara untuk seluruh penebangan yang menghubungkan TiongkokKanada (Runway, 2014). Selain itu, terdapat pula kesepakatan JVs
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
85
antara perusahaan asal Eropa, Aerei de Transporto Regionale (ATR)
dengan perusahaan Lion Air (Republika, 2014). Dengan adanya jalinan
kerjasama tersebut, perusahaan-perusahaan berusaha untuk bersaing
bersama dalam industri penerbangan internasional sehingga dapat
menciptakan penerbangan dengan banyak pelanggan dari seluruh dunia.
Hal-hal di atas adalah uraian dari beberapa faktor yang diprediksi
akan menjadi tantangan tersendiri dalam dunia kompetisi maskapai
penerbangan internasional. Dalam sistem perekonomian liberal yang
berbasis pasar, tentu akan menjadi suatu tantangan bagi perusahaanperusahaan yang ada untuk mampu menciptakan penerbangan yang
mudah, aman dan murah sehingga akan menarik banyak konsumen.
Karena pada dasarnya, persaingan yang ada dalam suatu industri pasti
akan berujung pada perhitungan untung yang ingin diraih dan kerugian
yang sebisa mungkin ingin dihindari.
5.7. Keadaan Penerbangan Timur Tengah di
Pusaran Konflik Timur Tengah
Dengan maraknya konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah,
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Abdul
Djamil mengatakan bahwa rute penerbangan haji tidak akan melintas di
wilayah udara Yaman yang pada saat ini sedang dilanda konflik antara
pemberontak Syiah Houthi dan Koalisi Negara Timur Tengah pimpinan
Kerajaan Saudi Arabia (Runway Aviation, 2015). Sebelum pecahnya
konflik militer tersebut, penerbangan haji biasanya melintas di wilayah
udara Yaman setelah sebelumnya terbang melalui Samudera Hindia
menuju Arab Saudi. Karena potensi ancaman keamanan jika melewati
wilayah udara Yaman, saat ini rute berubah dari Samudera Hindia
kemudian melintas di wilayah Udara Oman yang terletak sebelah Timur
Yaman. Adanya Notam atau notice for airman, yaitu peringatan kepada
86
awak udara agar tidak melintasi kawasan udara dalam hal ini Yaman.
Selama ini rutenya dengan menyeberangi lautan Hindia, lurus ke arah
Yaman, belok kanan menyusuri Laut Merah sampai ke Jeddah.
Kemudian karena adanya Notam, maka pesawat berbelok di Oman
(Runway Aviation, 2015). Namun perubahan jalur ini juga akan
berimbas pada meningkatnya biaya bahan bakar pesawat karena waktu
tempuh menjadi 25 menit lebih lama.
Kemudian terdapat persaingan ketat antara maskapai Timur
Tengah
dengan
Amerika.
Sejak
tahun
2006
silam, Nicole
Kidman ditunjuk sebagai brand ambassador untuk UNIFEM (United
Nations Development Fund for Women) yang sekarang bernama UN
Women Goodwill. Menyandang statusnya, bintang film Bewitched itu
bertugas untuk memperjuangkan hak asasi kaum wanita di seluruh
dunia. Sayangnya posisi Nicole sebagai pejuang hak asasi perempuan
itu saat ini tengah dipertanyakan, bahkan memancing kontroversi besar.
Alasannya, wanita berusia 47 tahun itu baru saja muncul sebagai
bintang iklan dari salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia,
Etihad Airways.
Bergabungnya Nicole sebagai salah satu bagian dari Etihad
Airways itu rupanya tak disenangi oleh beberapa pihak, terutama
asosiasi para awak pesawat, APFA (Association of Professional Flight
Attendants). Presiden dari APFA, Laura Glading, bahkan baru saja
mengirimkan sebuah surat terbuka yang isinya kecaman dan ancaman
supaya sang pemenang Oscar itu mengundurkan diri dari pekerjaan
barunya itu.
Nicole sendiri belum memberikan respon terkait surat Laura.
Malahan pihak Etihad yang buka suara menjawab tulisan dari sang
presiden APFA itu. Tentu saja Etihad mencoba untuk memberikan
klarifikasi setelah nama mereka dicemarkan secara terbuka. Seperti
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
87
dilansir situs Huffington Post, salah satu perwakilan Etihad
menyebutkan jika faktanya mereka sangat menghargai para pekerja
wanita di perusahaannya. Mereka juga menyebut jika wanita yang
hamil boleh kembali bekerja, tak seperti yang disebutkan tulisan surat
Laura di atas. Hanya saja, masalah ini terjadi bertepatan dengan
persaingan West dan Gulf. Saat ini Amerika dan Timur Tengah
memiliki 3 maskapai penerbangan terbesar di dunia. Amerika dengan
Delta, American, dan United. Sedangkan Timur Tengah memiliki
Etihad, Emirates, dan Qatar Airways.
Hal ini bisa jadi isu ini terjadi demi memenangkan persaingan
ekonomi melalui perebutan pasar penerbangan internasional antara
Amerika dan negara-negara Arab yang tertutup rapat di balik isu
mengenai hak-hak wanita. Kasus seperti ini bukanlah pertama kali
terjadi. Sebelumnya, Scarlett Johansson juga sempat terjerat kasus
serupa, di mana ia muncul sebagai model iklan untuk Sodastream,
sebuah perusahaan asal Israel. Mengetahui dirinya dikecam publik, ia
buru-buru mengundurkan diri dari perannya sebelum semua hal jadi
semakin runyam (KL, 2015).
88
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
BAB VI
MASKAPAI PENERBANGAN TIMUR TENGAH
DALAM BEBERAPA KASUS KONTEMPORER
6.1. Kasus Imigran Gelap
Kasus imigran gelap melalui jalur udara alias menggunakan
pesawat terbang dapat dikatakan jarang sekali terjadi. Hal ini
disebabkan sistem keamanan di bandara jauh lebih baik. Banyak sekali
persyaratan dan berbagai macam pemeriksaan bagi calon penumpang.
Contohnya
Bandara
Ben
Gurion
di
Tel
Aviv
Israel,
yang
mengaplikasikan sistem keamanan berlapis sehingga menjadikannya
sebagai bandar udara teraman di dunia.
Bagaimana tidak, calon penumpang akan melewati serangkaian
pemeriksaan berlapis dari mulai wawancara yang dilakukan berkali-kali
baik di tempat asal penumpang maupun ketika di tempat tujuan oleh
para petugas Israel yang ditempatkan di beberapa bandara di dunia.
Selain itu, barang bawaan calon penumpang pun diperiksa beberapa
kali. Bahkan tiga kilometer dari pintu masuk area bandara, seluruh
kendaraan dan penumpangnya pun turut diperiksa secara ketat. Plat
nomor kendaraan pun akan dicocokkan dengan daftar kendaraan curian
yang terbaru melalui berbagai perangkat elektronik. Pun juga dengan
foto dan kartu identitas yang diperiksa melalui perangkat elektronik
yang terhubung ke jaringan keamanan Israel. Semua sistem keamanan
ini dilakukan demi mencegah berbagai ancaman yang dibawa oleh para
penumpang dan untuk mencegah penumpang illegal (Runway, 2013)
Tak hanya bandara Ben Gurion saja yang memiliki sistem
keamanan terbaik, Bandar Udara Internasional Doha (New Doha
International Airport) pun menerapkan sistem keamanan yang sangat
89
90
baik. Bandara ini yang pertama kali mengaplikasikan sistem e-gate
dalam mempercepat proses imigrasi. Sistem ini menggunakan teknologi
biometrik untuk mengidentifikasi setiap pemegang e-gate. Hanya
warga negara Qatar dan warga negara tertentu saja yang telah
memenuhi syarat yang bisa mendapatkan kartu e-gate (Aviasi, 2013)
Dengan sistem keamanan seperti itu maka kecil kemungkinan
adanya imigran gelap yang diselundupkan menggunakan pesawat
terbang. Lain halnya dengan sistem keamanan yang ada di pelabuhanpelabuhan. Pemeriksaan terhadap penumpang tidak seketat yang
dilakukan di bandara. Karena rata-rata bandara biasanya memiliki
sistem keamanan yang jauh lebih canggih dalam memeriksa
penumpang dan barang bawaan penumpangnya. Khususnya bagi
kedatangan luar negeri di mana para penumpang akan diperiksa
kelengkapan identitasnya, seperti passport ataupun visa. Jadi tidak
mungkin para imigran-imigran dapat masuk ke negara yang akan
dikunjungi dengan tanpa identitas apapun.
Kasus imigran gelap di Timur Tengah banyak terjadi dan kasus
imigran gelap ini sering terjadi di Libya dan penyelundupan ini
dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan kapal nelayan atau
kapal sang penyelundup. Para imigran ini pindah dari Libya karena
ingin mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Namun,
kenyataannya para imigran gelap ini pada akhirnya menjadi korban dari
people smuggling. Sebelum 2011, kebanyakan migran datang dari
negara sub-Sahara Afrika seperti Nigeria, Sudan, Somalia, Eritrea,
Ghana, Kamerun dan Gabon. Sebelum mereka menyebrang ke negara
Eropa, biasanya tujuannya Italia, mereka bekerja dahulu di Libya
selama beberapa bulan untuk membiayai perjalanan mereka. Setelah
kejatuhan Kadhafi dan pecahnya konflik di sepanjang Timur Tengah,
Libya menjadi negara transit bagi mereka yang melarikan diri dari
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
91
konflik. Sehingga menurut Eropa, akar dari kasus imigran gelap ini
tidak hanya karena kemiskinan dan kurangnya kesempatan saja, namun
kenaikan adanya konflik disana juga menjadi akar masalah (AFP, 2015).
Para penyelundup juga berasal dari pasukan militer yang berjaga disana.
Para penyelundup bekerja sama dengan pasukan militer dan polisi
termasuk
kelompok
ekstrimis
seperti
Ansharus
Syariah
agar
penyelundupan dapat berjalan dengan baik. Bagi mereka, para imigran
gelap ini merupakan komoditi mereka sehingga apabila tidak
diperlakukan seperti manusia, tidak akan menjadi masalah (Kingsley,
2015).
Kasus imigran gelap yang terjadi di Libya ini memang sudah
menjadi masalah yang sulit untuk diatasi dan menjadi masalah yang
sudah lama terjadi. Penyelundupan melalui jalur laut ini memang sudah
banyak terjadi, lalu bagaimana dengan kasus serupa namun melalui
jalur udara? Apabila memakai pesawat, kasus ini tidak akan terjadi,
karena saat sebelum dan setelah sampai tujuan, akan ada pemeriksaan
passport dan visa di bandara, sehingga pendatang juga yang pergi
tercatat dengan baik tanpa adanya identitas palsu yang dapat lewat.
Apabila terjadi suatu kesalahan dalam imigrasi maka biasanya
kesalahan tersebut merupakan human error, dimana adanya kesalahan
nama atau salah belok saat ingin keluar dari bandara tujuan. Sehingga
pengawasan dan keamanan di bandara memang jauh lebih baik
dibandingkan dengan pelabuhan dan membuat pendatang dapat
terkendali dan tercatat dengan baik identitasnya.
6.2. Kasus Ebola
Ebola merupakan sebuah penyakit yang pertama kali ditemukan
pada tahun 1976 di Afrika Tengah. Namun, kemudian belakangan ini
justru berdampak sangat besar kepada negara-negara yang berlokasi di
92
bagian Barat Afrika (WHO, 2014). Nama Ebola sendiri diambil dari
sebuah sungai yang ada di hutan di Afrika Tengah yang bernama Ebola.
Virus ini merambah sebagian besar kawasan Afrika karena kurangnya
fasilitas kebersihan dan kesehatan yang ada di kawasan tersebut.
Terlebih lagi, kurangnya pengetahuan mendasar mengenai cara hidup
sehat dan penanggulangan serta pengobatan penyakit ini masih sangat
rendah, bahkan sebagian besar penduduk menolak untuk diobati, dan
hanya menunggu kesembuhan dengan beristirahat di kediamannya
sendiri.
Kasus yang merebak di Afrika Barat pada awal tahun 2014
memang memberikan ketakutan tidak hanya bagi warga Afrika, namun
juga dunia, terutama negara yang berdekatan secara geografis, salah
satunya kawasan Timur Tengah. Dalam laporan berita baru-baru ini,
terdapat beberapa laporan mengenai adanya korban Ebola di kawasan
Timur Tengah seperti di kawasan Saudi Arabia dan Mosul Irak
(Thornhill and Duell, 2014). Fakta ini telah memicu begitu banyak
ketakutan dalam masyarakat dan juga diberlakukannya beberapa
tindakan untuk mencegah penyebaran yang lebih buruk.
Maskapai penerbangan sendiri menyadari bahwa penerbangan
merupakan salah satu faktor yang mempu mendorong penyebaran
penyakit, terutama yang menular seperti Ebola dan HIV/AIDS.
Karenanya, maskapai penerbangan telah memberlakukan beberapa
bentuk tindakan yang diupayakan untuk mejaga keamanan regional dari
kemungkinan wabah Ebola. Salah satu tindakan tersebut adalah dengan
memberlakukkan larangan penerbangan menuju kawasan yang terkena
wabah Ebola, hal ini dilakukan oleh banyak maskapai dari Timur
Tengah terutama maskapai kelas atas, hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi wabah yang menular pada penerbangan lainnya.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
93
Salah satu kasus dimana maskapai penerbangan menghentikan
penerbangannya menuju kawasan yang terjangkit ebola adalah Emirates.
Penerbangan menuju kawasan Conakry, Guinea telah dihentikan
dengan alasan keamanan. Hal ini dilakukan setelah menganalisis saran
dari WHO dan CDC6, walaupun tidak dilarang secara langsung, namun
setiap maskapai penerbangan memiliki hak untuk menentukan
keputusan untuk tetap terbang ke kawasan tersebut atau tidak. Selain itu,
juga dilakukan beberapa kegiatan pencegahan dan pengamanan pada
tahun 2014 bagi beberapa penerbangan, diantaranya Emirates. Terdapat
beberapa syarat khusus yang harus dilakukan oleh penumpang yang
datang dari kawasan Afrika, diantaranya adalah dengan diadakannya
Primary Screening Procedure yang merupakan syarat utama bagi
penumpang.
Beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut, pertama,
dengan mengadakan tes temperatur atau suhu badan bagi tiap
penumpang,
lalu
memberikan
sebuah
kuisioner
bagi
seluruh
penumpang yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan dan
tempat yang dikunjungi. Selain itu dilakukan juga cek paspor untuk
melihat negara atau tempat-tempat sebelumnya yang dikunjungi oleh
penumpang. Jika ada suatu tempat yang dirasa berbahaya atau
berpotensi memiliki banyak penderita Ebola, hal ini akan menjadi suatu
pertimbangan bagi maskapai tersebut. Selanjutnya, jika perlu kadang
Emirates meminta sebuah sertifikat kesehatan sebelum berangkat.
Semua prosedur yang telah disebutkan sebelumnya berlaku
dengan sangat ketat hingga pada bulan Oktober 2014, dimana pada saat
itu virus Ebola telah dinyatakan telah reda bahkan beberapa negara di
6
Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengawasan dan
Pencegahan Penyakit.
94
Afrika telah dinyatakan bersih dari virus ini. Kondisi yang lebih baik
ini mendorong maskapai untuk kembali membuka penerbangan ke
kawasan yang tadinya terjangkit. Walau demikian, prosedur keamanan
dan keselamatan masih dilakukan guna mencegah kemungkinan adanya
penyebaran yang lain.
Walaupun wabah Ebola telah meredup, bukan berarti tidak ada
penyakit lain yang mengundang perhatian. Baru-baru ini, telah dimulai
suatu penyebaran penyakit baru yang telah berevolusi yaitu campak.
Campak yang tadinya tidak terlalu berbahaya kini telah mulai mewabah
kembali dan dinilai cukup membahayakan. Perkembangan penyakit
yang begitu cepat ini menjadi kekhawatiran dari maskapai yang merasa
khawatir akan bahaya dari penyakit tersebut. Karenanya kondisi ini
dikhawatirkan akan menganggu perjalanan dan penerbangan di masa
depan.
6.3. Kasus Arab Spring
Fenomena Arab Spring menjadi titik balik kekuatan people
movement di Arab yang mulai berlangsung pada tahun 2010 lalu.
Fenomena ini merupakan ekspresi dari penganut postmodern yang
dilakukan melalui instrumen demonstrasi besar-besaran. Gerakan ini
bertujuan untuk menjatuhkan rezim yang ada, dimana masyarakat
pendemo adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki latar belakang
yang berbeda, namun sama-sama mendukung ditegakkannya nilai-nilai
humanisme universal serta keinginan untuk berkehidupan yang lebih
baik terutama dalam bidang hak asasi manusia.
Fenomena Arab Spring ini dilihat sebagai hal yang wajar, karena
kekerasan bukanlah hal yang salah untuk mencapai tujuan menurut
kaum postmodernist. Pandangan awal tentang kekerasan yang buruk ini
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
95
kemudian dianggap wajar karena didorong oleh sinisme, jarak antara
realitas sosial yang ada berbeda jauh dengan pandangan awal yang ada.
Postmodern yang menolak metanaratif ini sampai sekarang
masih menekankan pada norma-norma humanitarian. Yang pada
akhirnya bertujuan untuk membentuk orientalisme Arab, yaitu unsur
asli Arab yang ditegakkan dan bebas dari nilai-nilai asing terutama dari
Eropa dan Amerika Serikat. Dengan local specification ini diharapkan
Arab berkembang menjadi Arab yang menjunjung humanitarian
universal namun tetap menjadi bangsa Arab yang humanis.
Latar belakang Negara-negara Arab tidak bisa dipisahkan dari
nilai-nilai Islam dan politiknya. Ada dua pembagian, politik islam yang
sudah diterapkan dan postmodern Islam di Arab. Postmodern Islam ini
melahirkan protes dan gerakan politk terhadap politik Islam yang sudah
ada namun dianggap terlalu sentral dan tidak adil oleh kaum
postmodern. Kaum postmodern menginginkan Islam baru yang lebih
moderat, mainstream dan Islam yang demokratis.
Secara historis, masyarakat Arab telah banyak mengalami
berubah. Yang dahulu hidup secara komunal dengan populasi yang
sedikit dan konfliktual seiring perkembangan waktu masyarakat Arab
mulai banyak mengenal pentingnya bekerjasama dan bermobilisasi
sehingga merubah pola kehidupan masyarakat, dan menurut kaum
postmodern, masyarakat Arab beralih dari masyarakat yang antirevolusi menjadi kaum revolusioner yang terbukti dengan fenomena
Arab Spring ini (Rummel, 2011).
Transformasi politik modern menuju postmodern ini biasanya
menimbulkan clash, dari nilai-nilai awal nilai-nilai modern seperti
liberal hingga marxist dianggap berlebihan karena mengabaikan
penindasan pada level individu. Maka dari itu nilai-nilai modern
ditantang oleh pihak yang ingin mengajukan hak individual secara
96
murni. Di sinilah peran postmodern digunakan, yaitu untuk memberi
perhatian pada perubahan isu baru, dan sementara itu konsep lama
hanya mampu untuk sekedar berteori saja, postmodern mampu
membuka fenomena baru yang tidak bisa dijelaskan oleh nilai-nilai
modern yang lama untuk menjunjung politik kebebasan, kesetaraan dan
keadilan.
Postmodern dianggap mampu mengurangi eksklusifitas dan
pengkelasan dalam hal politik dan ekonomi. Postmodern ini memiliki
pandangan bahwa nilai-nilai yang dianut harus fleksibel dan nilai yang
semula ada think globally act locally tidaklah cocok dengan
perkembangan yang ada, yang benar seharusnya adalah act globally
think locally, karena permasalahan dunia yang ada bukan sekedar isu
lokal namun isu-isu global.
Perkembangan politik postmodern sendiri dimulai dari tahun
1960an yang bermula di Amerika Serikat dan Perancis. Dimana
modernitas politik yang sudah ada menekankan kepada politik yang
kolektif, hal ini ditujukan pada saat Perang Dingin hingga dibentuknya
NATO. Sedangkan postmodern menganggap bahwa struggle dalam
berpolitik itu tidak bisa dilakukan secara kolektif, namun harus
dititikberatkan pada individu. Politik modern yang menjunjung
collective struggle, solidarity dan alliance ini dinilai sebagai gerakan
makro yang kemudian digeser dan ditentang oleh kaum postmodern
dengan gerakan mikro melalui individual struggle (Demokratisasi,
2011).
Fenomena
Arab
Spring
dapat
dijelaskan
sebagai
suatu
serangkaian peristiwa demokratisasi yang terjadi di negara-negara Arab,
yang dimulai dari adanya peristiwa demokratisasi atas ketidakpuasan
rakyat terhadap pemerintah di Tunisia atau yang pernah dikenal dengan
istilah the Tunisia effect atau the Tunisian ‘domino’ effect. Seperti
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
97
namanya, maka peristiwa ketidakpuasan atas pemerintahan yang sering
disebut sebagai diktator terjadi di negara-negara lainnya setelah Tunisia.
Pada akhir 2010 hingga tahun 2012, kita tahu bahwa Timur
Tengah sedang bergejolak dengan merebaknya gelombang protes dan
kemarahan para warganya terhadap pemerintah mereka. Hal ini sering
kita sebut sebagai ‘Arab Spring’ yang sering diartikan sebagai transisi
dari winter ke summer. Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah ini
memiliki efek domino dari satu negara ke negara lainnya.
Gelombangnya begitu besar yang melibatkan jutaan orang. Bahkan
ribuan orang meninggal, menjadi korban dari kekerasan di Arab Spring
ini (Rettig, 2011).
Arab Spring ini berawal dari revolusi yang terjadi di Tunisia dan
mengakibatkan efek domino ke negara lainnya. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan
demokrasi,
pemilihan
umum
yang
bebas,
memperjuangkan hak asasi manusia, dan perubahan rezim yang ada di
setiap negara. Selama ini, Timur Tengah memiliki rezim yang dianggap
otoriter dan tidak demokratis sehingga rakyat merasakan ketidakadilan
yang diakibatkan oleh pemerintah. Yang paling penting untuk digaris
bawahi adalah metode yang digunakan dalam Arab Spring ini yang
menimbulkan banyak korban jiwa. Pemberontakan dan kekacauan
terjadi di berbagai daerah. Hal inilah yang mengakibatkan situasi di
Timur Tengah tidak stabil.
Ketidak stabilan di Timur Tengah ini tentu saja berdampak pada
bisnis penerbangan di Timur Tengah. Pada tanggal 17 Juni 2012,
International
Air
Transport
Association
(IATA)
mengadakan
pertemuan di Beijing, Tiongkok untuk membahas dampak dari Arab
Spring dalam dunia penerbangan internasional (Abou & Ghazaleh,
2012).
98
Dalam pertemuan ini, diperkirakan pada tahun 2011, bisnis
penerbangan Timur Tengah mengalami kerugian sebesar US$ 10
milyar dikarenakan oleh gejolak Arab Spring yang terjadi di Timur
Tengah. (Abou & Ghazaleh, 2012). Diiringi dengan kenaikan harga
minyak pada tahun 2012, diperkirakan kerugian bisnis penerbangan
akan berkurang sepanjang tahun 2012 bahkan akan meningkatkan profit
perusahaan maskapai penerbangan.
Hal ini membuktikan bahwa meskipun kerugian terjadi di Timur
Tengah, namun hal ini tidak memperlemah kedudukan maskapaimaskapai penerbangan di Timur Tengah. Maskapai Timur Tengah
mendapatkan dukungan dari pemerintah sehingga perekonomian di
dalam perusahaannya tetap stabil. Kerugian yang terjadi pada tahun
2011 diakibatkan oleh berkurangnya jumlah penerbangan dari dan ke
negara-negara di Timur Tengah. Selain itu, hal ini diakibatkan oleh
berkurangnya jumlah bisnis pariwisata di Timur Tengah. Jumlah turis
berkurang karena ketidakstabilan Timur Tengah (Popova & Brihi,
2011).
Yang perlu digaris bawahi adalah meskipun gejolak Arab Spring
di Timur Tengah berlangsung, hal itu tidak menjadi masalah yang
serius terhadap penerbangan sekelas Emirates, Etihad ataupun Qatar
Airways. Mereka masih melayani penerbangan ke berbagai tujuan
dengan harga dan kualitas pelayanan yang sama dengan hari biasa.
Kekuatan dari 3 maskapai Timur Tengah ini berarti bahwa maskapai ini
sanggup dan kuat dalam persaingan bisnis penerbangan di Timur
Tengah. Dalam segala bentuk dan kondisi, ketiga maskapai ini masih
dapat beroperasi secara profesional dalam skala penerbangan yang
normal.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
99
6.4. Penutup
Pada dasarnya, beberapa konflik serta problematika yang terjadi
di kawasan Timur Tengah memang memiliki pengaruh terhadap
mobilisasi masa dari dan menuju ke kawasan tersebut. Berbagai
fenomena semisal imigran gelap, penyebaran virus Ebola, hingga Arab
Spring yang pernah dan sedang terjadi di Timur Tengah menjadi
tantangan dan peluang tersendiri bagi kawasan tersebut untuk tetap
menjadi primadona destinasi perjalanan dari para pelancong.
Ketidakstabilan kawasan memang sempat menghambat jalur
penerbangan di Timur Tengah. Misalnya konflik Yaman yang masih
berlangsung sempat mengubah jalur penerbangan bagi para jemaah haji
yang akan berkunjung ke Makkah. Hal tersebut dikarenakan faktor
keamanan yang mungkin akan terganggu jika tetap melalui jalur
penerbangan reguler.
Kendati demikian, problematika kawasan yang ada tidak menjadi
suatu hambatan yang berarti bagi raksasa penerbangan Timur Tengah,
seperti Qatar, Etihad dan Emirates. Kerugian atau masalah yang muncul
sebagai akibat dari konflik kawasan belum menimbulkan hambatan
yang berarti bagi maskapai-maskapai tersebut. Keuntungan geografis
serta dukungan penuh dari pemerintah negara yang kaya raya amat
sangat mendukung eksistensi dan stabilitas perusahaan-perusahaan
tersebut.
100
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al-Sayeh, Karim. (2014). The Rise of the Emerging Middle East
Carrier: Outlook and Implications for the Global Airline
Industry. Massachusetts: MIT Press.
Dicken, Peter. (2011) The Global Shift: Mapping the Changing
Contours of the World Economy 6th ed. New York: The Guilford
Press.
Lester Thurow. (1993) Head to Head: The Coming Economic Battle
among Japan, Europe, and America. New York: William
Morrow.
Luttwak, Edward. (1993) The Endangered American Dream. New
York: Simon and Schuster.
Russet, Bruce M. (1993) Grasping the Democratic Peace. Princeton,
N.J.: Princeton Univ. Press.
Seddon, David. (2004) A Political and Economic Dictionary of the
Middle East. London: Europa Publications.
Singer, Max and Aaron Wildavsky. (1993) The Real World Order
Chatham, N.J.: Chatham House.
Jurnal
Huntington, Samuel. (1996) “The Clash of Civilizations?” Foreign
Affairs, Summer 1993. New York: Simon and Schuster. pp. 22–
49.
Kakkad, Jeegar, Ricordeau, Maxime, Leslie, Riegle, dkk. (2014)
Aviation Benefits Beyond Borders.
[PDF] Tersedia di:
<http://www.atag.org/>. [Dikases pada: 25 Maret 2015]. Jenewa:
Air Transportation Action Group (ATAG).
Kissinger, Henry. (1994) Diplomacy and “The New World Order:
Back to the Future.” The Economist, 8 January 1994. New York:
Simon and Schuster. pp. 21–3.
Mead, Walter Russell. (1992) “On the Road to Ruin,” Harper’s, March
1990. Jeffrey Garten, A Cold Peace. New York: Times Books.
Pp. 59–64.
Oxford Economics Forecasting. (2005) The Economic and Social
Benefit of Air Transportation. Jenewa: Air Transportation Action
Group. [PDF]. Tersedia di: <http://www.atag.org/>. [Dikases
pada: 25 Maret 2015].
Özalp, Osman Nuri. ‘Where is the Middle East? The Definition and
Classification Problem of the Middle East as a Regional
101
102
Subsystem in International Relations’ Turkish Journal of Politics
Vol.2 No.2 Winter 2011.
World Bank. (2013) Gross Domestic Product 2013. [PDF] Tersedia di:
<http://databank.worldbank.org/data/download/GDP.pdf>.
[Dikase pada 29 Maret 2015].
Situs Web
Abou, Dalal & Ghazaleh (2012). ‘More Losses in Airline Sector
Expected Due to Arab Spring’. [WWW] Al-Monitor. Tersedia di:
<http://www.al-monitor.com/pulse/business/2012/06/us-10billion-losses-in-tourism.html#> [Diakses pada 11 Mei 2015].
Admin (____) 'Air Transport Policy and Regulation'. [WWW]
International Civil Aviation Organization. Tersedia di:
<http://www.icao.int/sustainability/Pages/Low-CostCarriers.aspx> [Dikases pada 12 Mei 2015].
--------.
(2011)
‘Demokratisasi’.
[WWW]
Tersedia
di:
<http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/demokratisasi-4/>
[Diakses pada 12 Mei 2015].
--------. (2015) 'Dikecam, Nocole Kidman Terjebak Konflik AmerikaTimur Tengah?'. [WWW] Kapanlagi.com. 9 April. Tersedia di:
<http://www.kapanlagi.com/showbiz/hollywood/panen-kecamannicole-kidman-diminta-mundur-sebagai-ad61fc.html> [Diakses
pada 11 Mei 2015].
--------. (2015) 'Konflik Yaman, Jalur Penerbangan Haji Berubah'.
[WWW] Runaway: Aviation News. 11 Mei. Tersedia di:
<http://www.runway-aviation.com/konflik-yaman-jalurpenerbangan-haji-berubah/> [Diakses pada 11 Mei 2015].
Aero, Anna. (2012). ‘The Middle East Big 3 in Europe: Soon to Cover
All Markets; Emirates Dominates, But Not Everywhere’.
[WWW] Tersedia di: <http://www.anna.aero/2012/08/30/themiddle-east-big-3-in-europe-soon-to-cover-all-markets/>
[Diakses pada 12 Mei 2015].
Afifi, Hana. (2015) ‘Qatari Emir rejects Military Solution in Libya’.
[WWW]
Ahram
Online.
Tersedia
di:
<http://english.ahram.org.eg/NewsContent/1/64/126323/Egypt/P
olitics-/Qatari-emir-rejects-military-solution-in-Libya-.aspx>.
[Diakses pada 25 Maret 2015].
AFP. (2015) ‘Post-revolt Libya: A Hub for People Smuggling’.
[WWW]
Your
Middle
East.
Tersedia
di:
<http://www.yourmiddleeast.com/news/postrevolt-libya-a-hubfor-people-smuggling_31623> [Diakses pada 12 Mei 2015].
Aliya, Angga. (2014) ‘Keunggulan Pesawat Terbaru Airbus Senilai Rp
2,9
Triliun’.
[WWW]
DetikFinance.
Tersedia
di:
<http://finance.detik.com/read/2014/12/23/172515/2785836/4/ke
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
103
unggulan-pesawat-terbaru-airbus-senilai-rp-29-triliun>. [Diakses
pada 28 Maret 2015].
Angelina, Yetta. (2014) ‘Mengenal 20 Maskapai Penerbangan Terbaik
di
Dunia’. [WWW] Tabloid Nova. Tersedia di:
<http://www.tabloidnova.com/Nova/Tips/Mengenal-20Maskapai-Penerbangan-Terbaik-di-Dunia-1> [Diakses pada 26
Maret 2015].
AVIASI. (2013) ‘Airport pun Dirancang Khusus’. [WWW] Tersedia
di :
<http://tabloidaviasi.com/liputan-utama/airport-pundirancang-khusus/> [Diakses pada 12 Mei 2015].
Aydroes, Arshed. (2012) ‘Research Study Based on Etihad Airway’s
Product Offerings, Key Success Factors, Critical Issues, Mission
and Strategy’. [WWW] University of Wollongong. Tersedia di:
<http://www.slideshare.net/ArshedAydrose/etihad-airwaysproduct-offerings-key-success-factors-critical-issues-missionand-strategy> [Diakses pada 20 April 2015].
CAPA (2011) ‘Etihad Airways focus in break-even for 2011, profit in
2012’. [WWW] Centre for Aviation. tersedia di:
<http://centreforaviation.com/analysis/etihad-airways-breakeven-the-focus-for-2011-profit-in-2012-43976> [Diakses pada
19 April 2015].
Centre For Aviation. (2014). ‘Aviation Analysis: Airline invasion of the
US: Gulf airlines extend into the west, Chinese airlines grow in
the east’. [WWW] Tersedia di: <http://centreforaviation.com/
analysis/airline-invasion-of-the-us-gulf-airlines-extend-into-thewest-chinese-airlines-grow-in-the-east-178749> [Diakses pada
12 Mei 2015].
Consummer Affairs. (2015) ‘Consumer Complaints & Reviews of
Qatar
Airways’.
[WWW]
Tersedia
di:
<http://www.consumeraffairs.com/travel/qatar.html>. [Diakses
pada 28 Maret 2015].
Cynthia. (2014) ‘Ebola: The risk to the Middle East’. [WWW] Tersedia
di:
<http://www.meinsurancereview.com/Magazine/Read
MagazineArticle?aid=35483> [Diakses pada 12 Mei 2015].
Deil, Siska Amelie. (2014) ‘Qatar Airways Tawarkan Anggur Terbaik
di Kelas Bisnis’. [WWW] Liputan 6. Tersedia di:
<http://m.liputan6.com/bisnis/read/2154882/qatar-airwaystawarkan-anggur-terbaik-di-kelas-bisnis?p=3>. [Diakses pada 28
Maret2015].
Dnata ( __ ) ‘About Dnata’. [WWW] Dnata. Tersedia di:
<http://www.dnata.com/english/about-dnata/overview/> [Diakses
pada 19 April 2015].
El Gazzar, Shereen. (2014) ‘Arabian Gulf airlines pay the price of
flying conflict zones’. [WWW] The National. August 23, 2014.
104
Tersedia
di:
<http://www.thenational.ae/business/aviation/arabian-gulfairlines-pay-the-price-of-flying-around-conflict-zones> [Diakses
pada 25 Maret 2015].
Emirates Airlines. (2013-2014) ‘Annual Report’. [WWW] Tersedia di:
<http://content.emirates.com/downloads/
ek/pdfs/report/annual_report_2014.pdf> [Diakses pada 20 April
2015].
Etihad Airways (2014) ‘Etihad Airways post third consecutive year of
the net profit, up 48 per cent to US$ 62 Million’. [WWW] Etihad
Airways. Tersedia di: <http://www.etihad.com/en-th/aboutus/news/archive/2014/etihad-airways-posts-third-consecutiveyear-of-the-net-profit-up-48-per-cent-to-usd-62-million/>
[Diakses pada 19 April 2015].
Etihad Guest ( __ ) ‘Our Story: Review’. [WWW] Etihad Airways.
Tersedia
di:
<http://www.etihadguest.com/en/global/aboutus/our-story/> [Diakses pada 19 April 2015].
Flottau, Jens. 2013. ‘Resuming Business As Usual Difficult For Arab
Airlines’.
[WWW]
Aviation
Week.
Tersedia
di:
<http://aviationweek.com/awin/resuming
-business-usualdifficult-arab-airlines> [Diakses pada 20 April 2015].
Fly Emirates (2015) ‘Complete Annual Report’. [WWW] The Emirates
Group.
Tersedia
di:
<http://www.theemiratesgroup.com/english/factsfigures/archive/2012-2013.aspx> [Diakses pada 26 Maret 2015]
--------------. (2015) ‘The Emirates Story’. [WWW] Emirates Airways.
Tersedia
di:
<http://www.emirates.com/english/about/the_emirates_story.asp
x>. [Diakses pada 26 Maret 2015].
Freed, Jamie. (2015) ‘US airlines seek to slow growth of Gulf rivals
Emirates, Etihad and Qatar’. [WWW] The Sydney Morning
Herald.
Tersedia
di:
<http://www.smh.com.au/business/aviation/us-airlines-seek-toslow-growth-of-gulf-rivals-emirates-etihad-and-qatar-2015030613x2ee.html> [Diakses pada 12 Mei 2015]
Global Connection. 2002. ‘What role have natural resouces played in
the politics and economy of the Middle East?’. [WWW] Tersedia
di:
<http://www.pbs.org/wgbh/global
connections/mideast/questions/resource/> [Diakses pada 12 Mei
2015].
H. T. Reynolds (1996) ‘Pluralism’. [WWW] Tersedia di:
<http://www.socialstudieshelp.com/APGOV_pluralism.htm>.
[Diakses pada 24 Maret 2015].
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
105
Habib, Osama. (2015) ‘MEA records solid results despite political and
security challenges’. [WWW] The Daily Star Lebanon. Feb 06,
2015.
Tersedia
di:
<http://www.dailystar.com.lb/Business/Local/2015/Feb06/286595-mea-records-solid-results-despite-political-andsecurity-challenges.ashx>. [Diakses pada 25 Maret 2015].
Http://www.emirates.com/english/destinations_offers/special_offers/in
dex.aspx> [Diakses pada 20 April 2015].
Http://www.emirates.com/english/plan_book/qantaspartnership/index.aspx> [Diakses pada 20 April 2015].
Http://www.emirates.com/english/about/emirates.aspx [Diakses pada
20 April 2015].
Hudson, Katura. (2014) 'Airline Industry to Face Rapidly Expanding
Competition, According to PwC US'. [WWW] pwc. 3 Juni.
Tersedia
di:
http://www.pwc.com/us/en/pressreleases/2014/2014-tailwinds-trends-press-release.jhtml>.
[Diakses pada 12 Mei 2015].
Jessica (2011). ‘Death Toll of ‘Arab Spring’. [WWW] U.S. News.
Tersedia di: <http://www.usnews.com/news/slideshows/deathtoll-of-arab-spring> [Diakses pada 11 Mei 2015].
McCartney, Scott. (2014) ‘Emirates, Etihad and Qatar Make Their
Move on the U.S’. [WWW] The Wall Street Journal. Tersedia di:
<http://www.wsj.com/articles/emirates-etihad-and-qatar-maketheir-move-on-the-u-s-1415226589> [Diakses pada 12 Mei
2015].
Minh, Khai ( __ ) ‘Etihad Airways and sustainable development
strategy’. [WWW] Aviation Logistics. Tersedia di:
<http://www.als.com.vn/137/207/Press-/etihad-airwaysand-sustainable-development-strategy.aspx> [Diakses pada
19 April 2015].
Moak, Lee. (2015) ‘Open Skies: Everyone must play by the rules’.
[WWW] The Hill Press. Tersedia di: <http://thehill.com/blogs/
congress-blog/economy-budget/241497-open-skies-everyonemust-play-by-the-rules> [Diakses pada 11 Mei 2015].
NN. (2015) 'Eurocentric'. [WWW] Oxford
Dictionaries.
Tersedia
di:
<http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/Eur
ocentric> [Diakses pada 17 Mei 2015].
-------. (2011) ‘Emirates Airlines History’. [WWW] AirReview.com.
Tersedia di: <http://www.airreview.com/Emirates/History.htm>
[Diakses pada 26 Maret 2015].
-------. (-) ‘Brandguidline’. [WWW] Mbaskool.com Tersedia di:
<http://www.mbaskool.com/brandguide/airlines/534-
106
emirates.html>. [Diakses pada 20 April 2015].
-------. (2013) 'Etihad's Portal for Abu Dhabi Government'. [WWW]
Etihad
Airways.
Tersedia
di:
<https://www.etihadairways.com/sites/etihad/myetihad/en/Pages/
faqs.aspx> [Diakses pada 22 April 2015].
-------. (2015) 'Etihad Airways'. [WWW] World Travel Awards.
Tersedia di: <http://www.worldtravelawards.com/profile-626etihad-airways> [Diakses pada 20 April 2015].
-------. (2015) 'International and Government Affairs'. [WWW]
Emirates.
Tersedia
di:
<http://www.emirates.com/english/about/int-and-govaffairs/international-and-government-affairs-new.aspx> [Diakses
pada 20 April 2015].
-------. (2015) 'The National Airline of the Unitade Arab Emirates'.
[WWW]
Etihad
Airways.
Tersedia
di:
<http://www.etihad.com/en-us/about-us/corporate-profile/>
[Diakses pada 20 April 2015].
-------. (2015) 'UAE Government'. [WWW] government.ae. 16 April.
Tersedia di: <http://www.government.ae/en/web/guest/politics>
[Dikases pada 20 April 2015].
-------. (2013) ‘Etihad Airways sees profits triple’. [WWW] BBC News.
Tersedia di: <http://www.bbc.com/news/business-21319270>
[Diakses pada 19 April 2015].
Nugroho, Widodo. (2012) ‘Perbandingan Kenyamanan Naik Kelas
Ekonomi Emirates, Qatar Airways, dan Etihad’. [WWW]
Tersedia
di :
<http://tulisan-ringan.com/tips/perbandingankenyamanan-naik-kelas-ekonomi-emirates-qatar-airways-danetihad/>. [Diakses pada 28 Maret 2015].
Patrick Kingsley (2015) ‘Libya’s People Smugglers: Inside the Trade
That Sells Refugees Hopes of A Better Life’. [WWW] The
Guardian.
24
April.
Tersedia
di:
<http://www.theguardian.com/world/2015/apr/24/libyas-peoplesmugglers-how-will-they-catch-us-theyll-soon-move-on> [pada
12 Mei 2015]
Popova, Nadejda & Brihi, Joumana (2011). ‘New Report: Impact of the
Arab Spring on Travel and Tourism in the Middle East”’.
[WWW]
Euromonitor
International.
Tersedia
di:
<http://blog.euromonitor.com/2011/09/new-report-impact-of-thearab-spring-on-travel-and-tourism-in-the-middle-eastarticle-26sep-2011.html> [Diakses pada 11 Mei 2015].
Qatar Airways Corporate Communications Group. (2015) ‘The Qatar
Airways Story: Charting The Rise Of One Of The Fastest
Growing Airlines In The World’. [WWW] Skytrax Airline
Global
Industry
Audit.
Feburary.
Tersedia
di:
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
107
<http://www.qatarairways.com/iwov-resources/temp-docs/presskit/The%20Story%20of%20Qatar%20Airways%20%20English.pdf>. [Diakses pada 29 Maret 2015].
Qatar Airways. (2015) ‘The Qatar Airways Story’. [PDF]. Febrari 2015.
Tersedia di: <www.qatarairways.com>. [Diakses pada 24 Maret
2015].
Quintyn, Mark. (2012) Natural Rdesources, Volatility, and Inclusive
Growth: Perspectives from the Middle East and North Africa.
IMF Working Paper WP/12/111.
Rapoza, Kenneth. (2014) 'Why UAE and Qatara Have the 'World's Best
Airlines'. [WWW] Forbes. 1 Januari. Tersedia di:
<http://www.forbes.com/sites/kenrapoza/2014/04/01/why-uaeand-qatar-have-the-worlds-best-airlines/> [Dikases pada 20 April
2015].
Reuters. (2014) 'Air China dan Air Canada Sepakati Joint Venture'.
[WWW] Runaway: Aviation News. 10 November. Tersedia di:
<http://www.runway-aviation.com/air-china-dan-air-canadajalin-kerjasama-joint-venture/> [Diakses pada12 Mei 2015].
R.J. Rummel. (2011) ‘Democratization’. [WWW] Tersedia di:
<http://www.hawaii.edu/powerkills/DEMOC.HTM>
[Diakses
pada 12 Mei 2015].
Runway Aviation News. (2013) ‘Pengamanan Super Ketat Bandar
Udara Ben Gurion’. [WWW] Tersedia di: <http://www.runwayaviation.com/pengamanan-super-ketat-bandar-udara-bengurion/> [Diakses pada 12 Mei 2015].
---------. (2013) ‘Qatar Airways Resmi Bergabung dalam One World
Alliance’.
[WWW].
20
Oktober.
Tersedia
di:
<http://www.runway-aviation.com/qatar-airways-resmibergabung-dalam-one-world-alliance/>. [Diakses pada 28 Maret
2015].
Skyscanner. (2014) ‘Qatar Airways’. [WWW]. 17 Februari. Tersedia
di:
<http://www.skyscanner.co.id/maskapai/maskapai-qatarairways-qr.html>. [Diakses pada 28 Maret 2015].
Skytrax. (2014) 'The World's Best Airlines announced at 2014 World
Airline Awards'.[WWW] World Airline Awards. Tersedia di:
<http://www.worldairlineawards.com/> [Diakses pada 20 April
2015].
----------. (2015). ‘Etihad Airways Passenger Reviews and Etihad
Airways Customer Trip Reports’. [WWW] Tersedia di:
<http://www.airlinequality.com/Forum/etihad.htm>
[Diakses
pada 26 Maret 2015].
---------. (2015). The World Airline Awards. [WWW] Tersedia di:
<http://www.skytrax.com>. [Dikases pada 25 Maret 2015].
108
Staff History.com. (2009). Wright Brothers. [WWW] Tersedia di:
<http://www.history.com/topics/inventions/wright-brothers>
.
[Diakses pada 25 Maret 2015].
Steele, Paul. (2015) 'Forecasting the Future of the Middle East's
Aviation Industry'. [WWW] Gulf Business. 10 Januari. Tersedia
di: <http://gulfbusiness.com/2015/01/forecasting-future-middleeasts-aviation-industry/#.VTbUylK22ZE> [Diakses pada 21
April 2015].
Team Sports Marketing (2015) ‘What is sports marketing?’. [WWW]
Tersedia
di:
<http://teamsportsmarketing.com/the-text/thefan/why>. [Diakses pada 25 Maret 2015].
Tegu. (2014) 'Mauro Moretti: Joint Venture Perlihatkan Kekuatan
Industri Penerbangan Eropa'. [WWW] rmol.co. 28 November.
Tersedia di: <http://m.rmol.co/news.php?id=181545> [Diakses
pada 12 Mei 2015].
The Emirates Group ( __ ) ‘Our History: The milestones in Emirates’
incredible journey’. [WWW] The Emirates Group. tersedia di:
<http://www.theemiratesgroup.com/english/our-company/ourhistory.aspx> [Diakses pada 19 April 2015].
Thornhill Ted dan Mark Duell. (2014) ‘Deadly Ebola’. [WWW]
Tersedia di: <http://www.dailymail.co.uk/news/article-2717924/
Deadly-Ebola-feared-reached-Middle-East-man-tested-diseasedies-Saudi-Arabia.html> [Diakses pada 12 Mei 2015].
Trejos, Nancy. (2014) 'Report: Global Airline Industry to Face More
Competition'. [WWW] Usatoday. 5 Juni. Tersedia di:
<http://www.usatoday.com/story/todayinthesky/2014/06/05/glob
al-airline-industry-competition-low-cost-carrier-middleeast/10028127/> [Diakses pada 12 Mei 2015].
Turner, Clark. (2008) ‘How Etihad's marketing set new global airline
standards’.
[WWW]
Tersedia
di:
<http://www.utalkmarketing.com/pages/article.aspx?articleid=11
214&title=how_etihad%27s_marketing_set_new_global_airline_
standards> [Diakses pada 20 April 2015].
UAE National Media Council. _____ 'Government'.[WWW]
UAEinteract.
Tersedia
di:
<http://www.uaeinteract.com/government/> [Diakses pada 20
April 2015].
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2009.
Tersedia
di:
http://www.hubud.dephub.go.id/> [Diakses pada 12 Mei 2015].
University of Southern California (2015) ‘IR Paradigms, Approaches
and
Theories’.
[WWW]
Tersedia
di:
<http://libguides.usc.edu/c.php?g=234935&p=1559230>.
[Diakses pada 24 Maret 2015].
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
109
Vespermann, Jan. (2008) ‘Aviation Growth in the Middle East –
Impacts on Incumbent Players and Potential Strategic Reactions’.
[WWW] Journal of Transport Geography, 16 (6). Tersedia di:
<http://www.sciencedirect.com>. [Diakses pada 25 Maret 2015]
Wahyono, Budi. (2013) ‘Strategi Pemasaran, mengutip dari Kotler’.
[WWW]
Tersedia
di:
<http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/strategipemasaran.html>. [Diakses pada 25 Maret 2015]
Wanderbat. (2015) ‘Air France vs British Airways vs Lufthansa vs
Emirates vs Qaatar Airways vs Etihad Airways vs Air Berlin’.
[WWW] Tersedia di: <http://airlines.wanderbat.com/compare/49-17-28-128-143-150/Air-France-vs-British-Airways-vsLufthansa-vs-Emirates-vs-Qatar-Airways-vs-Etihad-Airways-vsAir-Berlin> [Diakses pada 11 Mei 2015].
Webjet. (2013) ‘Cheap Flight to Middle East’, [WWW] Webjet.com.
Tersedia di: <http://www.webjet.com/flights/cheap-flights-tomiddle-east-budget-middle-east-airfare-tickets/>. [Diakses pada
25 Maret 2015].
WHO. (2015) ‘Ebola Virus Disease: Fact .heet’. [WWW] Tersedia di:
<http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en/>
[Diakses pada 12 Mei 2015].
Wikipedia ( __ ) ‘Seychelles’. [WWW] Wikipedia. Tersedia di:
<http://id.wikipedia.org/wiki/Seychelles> [Diakses pada 19 April
2015].
--------. (2014) ‘Keamiran’. Wikipedia. [WWW] 12 Juli. Tersedia di:
http://id.wikipedia.org/wiki/Keamiran [Diakses pada 21 April
2015].
--------. ( __ ) ‘Tim Clark’. [WWW] Wikipedia. Tersedia di:
<http://en.wikipedia.org/wiki/Tim_Clark> [Diakses pada 19
April 2015].
Youssef, Abdel Rahman. ‘Emir of Qatar: Politics, Economy, Soft
Power in American Relations’. [WWW] Daily news Egypt.
Tersedia di: <http://www.dailynewsegypt.com/2015/03/08/emirof-qatar-politics-economy-soft-power-in-american-relations/>.
[Diakses pada 25 Maret 2015].
Dokumen
Butler, G.F., Keller, M.R. (2000). Handbook of Airline Operations.
Aviation Week. [PDF].
Etihad Airways. (2013) ‘Annual Report: Building the Future’. [PDF]
Etihad
Airways.
Tersedia
di:
<http://resources.etihadairways.com/etihadairways/images/E_Bo
ok/HTML/Annual_Report_2013_English/assets/common/downlo
110
ads/Annual%20Report%202013%20English.pdf>. [Diakses pada
20 April 2015].
Federal Research Division (2007) ‘Country profile: United Arab
Emirates (UAE)’. [PDF] Library of Congress. Tersedia di:
<http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/UAE.pdf> [Diakses pada
20 April 2015].
Http://content.emirates.com/downloads/ek/pdfs/report/annual_report_2
014.pdf> [Diakses pada19 April 2015].
Majdalani, Fadi, & Ringbeck, Jurgen. (2008) 'Mastering the Challenges
of The Middle East Aviation System'. [PDF] Tersedia di:
<www.strategyand.pwc.com> [Diakses pada 21 April 2015].
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
111
TENTANG PENULIS
Rage Taufika. Lahir di Jepara, 16 November 1994.
Dalam Studi Hubungan Internasional, tertarik
mendalami tentang Kebijakan Luar Negeri dan
Keamanan Internasional. Motivasi dalam menulis buku
ini terkait dengan kesadaran bahwa kebijakan luar
negeri sebuah negara dipengaruhi perekonomian dari
berbagai aktor penting seperti perusahaan maskapai
penerbangan. Spesifik di kawasan Timur Tengah, narasi tentang
maskapai penerbangan menarik untuk ditelaah karena meskipun Timur
Tengah diidentifikasi dengan kawasan yang rawan konflik, namun
ternyata memiliki maskapai-maskapai penerbangan terbaik di dunia.
Raden Fadhli Adilah Haidi. Lahir di Bandung, 30
Agustus 1994. Tertarik mendalami Hubungan antar
negara dan Keamanan Pertahanan. Motivasi menulis
buku ini terkait dengan keinginan untuk menelaah
hubungan bilateral antar negara yang unik (antara
MNC dan government), yang tertuang dalam telaahan
tentang maskapai-maskapai penerbangan di Timur
Tengah.
Endah Puji Pangestika. Lahir di Bandung, 24
September 1994. Tertarik mengkaji tentang
Diplomasi dan Keamanan Internasional dalam Studi
Hubungan Internasional. Motivasi menulis buku ini
terkait dengan rasa penasaran tentang mengkaji
bagaimana strategi dan keunggulan maskapaimaskapai Timur Tengah yang notabene merupakan
kawasan rawan konflik.
Bella Fairuz Rianda. Lahir di Bandar Lampung, 3
Juli 1994. Dalam studi Hubungan Internasional
tertarik mendalami International development dan
Kawasan Asia Pasifik. Motivasi menulis buku ini
karena buku ini dapat memberikan informasi terkait
perkembangan dan kondisi maskapai penerbangan di
kawasan Timur Tengah yang membuat saya lebih
memahami
suatu
fenomena
international
development.
112
Auliannisa Hermawan. Lahir di Jakarta, 20 Januari
1994. Tertarik dalam bidang Keamanan Internasional
dalam Studi Hubungan Internasional. Motivasi
menulis buku ini karena saya tertarik dengan isu-isu
yang berkembang di Timur Tengah, terlebih
perkembangan penerbangannya.
Siti Patimah. Lahir di Kuningan, 17 September 1994.
Dalam Studi Hubungan Internasional tertarik mengkaji
tentang Ekonomi Politik. Motivasi menulis buku ini
terkait dengan keinginan untuk memahami signifikansi
sebuah komoditas transportasi dalam mengokohkan
perekonomian suatu negara atau kawasan, khususnya
di kawasan Timur Tengah.
Muhammad Galih Wicaksono. Lahir di Newcastle
Upon Tyne, 14 Agustus 1994. Dalam Studi Hubungan
Internasional, tertarik mengkaji tentang energy
security, international syste, dan justice inequality.
Motivasi menulis buku ini terkait dengan keinginan
untuk memetakan korelasi negara dengan MNC,
khususnya maskapai penerbangan, serta strategi yang
digunakan dalam perkembangannya.
Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global
1