Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global

2016, Unpad Press

Pasca perang dingin, persaingan ekonomi antar negara semakin meningkat, termasuk dalam bisnis penerbangan. Dari begitu banyaknya maskapai yang ada di dunia, maskapai-maskapai Timur Tengah menduduki peringkat dunia sebagai maskapai terbaik. Timur Tengah, sebagai Kawasan yang menghubungkan Asia, Afrika dan Eropa memiliki letak yang strategis dan kekuatan geoekonomi yang kuat. Meskipun tantangan begitu kuat datang dari dalam Timur Tengah maupun dari benua lain, penerbangan sekelas Qatar Airways, Emirates dan Etihad masih bertahan menduduki peringkat maskapai dunia. Dengan cara dan strateginya sendiri, ketiga maskapai ini berhasil meletakkan negaranya dalam peta perekonomian global.

i KETANGGUHAN MASKAPAI TIMUR TENGAH DALAM PERSAINGAN GLOBAL RAGE TAUFIKA R. FADHLI A. HAIDI ENDAH PUJI PANGESTIKA BELLA FAIRUZ RIANDA AULIANNISA HERMAWAN SITI PATIMAH M. GALIH WICAKSONO 2016 i ISBN: 978-602-6242-28-0 Judul: KETANGGUHAN MASKAPAI TIMUR TENGAH DALAM PERSAINGAN GLOBAL Penulis: Rage Taufika R. Fadhli A. Haidi Endah Puji Pangestika Bella Fairus Rianda Auliannisa Hermawan Siti Patimah M. Galih Wicaksono Editor: Deasy Silvya Sari Penyunting Naskah: Akim Setting & Layout: Rage Taufika Diterbitkan oleh: UNPAD PRESS Gedung Rektorat Unpad, Lantai IV Jln. Ir. Soekarno Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363 Telp: (022) 84288812 Faks: (022) 84288896 e-mail : press@unpad.ac.id : pressunpad@yahoo.co.id Web : http://press.unpad.ac.id 1Jil, 110 hlm, Cetakan pertama i Untuk Wright bersaudara yang telah menemukan pesawat terbang, Dan untuk kalian penerus bangsa yang akan membangun masa depan. i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan kami kesempatan menerbitkan sebuah buku ilmiah populer semasa waktu kami kuliah. Ini adalah buku pertama kami yang ditujukan kepada semua pembaca yang menginginkan pengetahuan baru seputar perekonomian dari sektor jasa penerbangan di Timur Tengah. Sektor jasa menjadi salah satu indikator penunjang perekonomian yang biasanya banyak dikembangkan oleh negara-negara maju. Dalam buku ini, kami mengaji bagaimana sektor jasa penerbangan berkembang dan mengglobal dari yang semula hanya di tingkat regional menjadi level global. Ya, industri jasa penerbangan di kawasan Timur Tengah memang patut mendapat sorotan. Pasalnya, pemerintah di negara-negara tersebut dengan segala kapasitasnya mampu menjadi rahim bagi lahirnya industri jasa penerbangan kelas dunia yang baru. Pesatnya industri jasa penerbangan di kawasan Timur Tengah terlihat dari berbagai komparasi dengan maskapai lain serta analisis atas bagaimana maskapai-maskapai tersebut mampu bertahan di kawasan yang rawan konflik tersebut. Akhirnya, kami menyadari banyaknya kekurangan yang ada pada buku pertama kami, sehingga kritik dan saran akan selalu kami harapkan dari semua pembaca demi perbaikan di masa depan. Selamat membaca! Bandung, Juni 2016 Penulis i ii Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ........................................ v I. II. III. BAB I TIMUR TENGAH DAN PENERBANGAN GLOBAL .......................................................................... 1.1. Timur Tengah ............................................................. 1.2. Definisi Penerbangan ................................................. 1.3. Penerbangan sebagai Penyokong Ekonomi Negara ... 1.4. Geoekonomi Timur Tengah ....................................... 1.5. Kondisi Penerbangan Timur Tengah dalam Situasi Konflik ............ .......................................................... 1.6. Pluralisme .................................................................. 1.7. Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia ...................... 12 14 17 BAB II KEGAGAHAN MASKAPAI QATAR AIRWAYS DI TIMUR TENGAH ................................ 2.1. Profil Qatar Airways ................................................... 2.2. Sejarah Qatar Airways ................................................ 2.3. Perkembangan dan Penghasilan Qatar Airways .......... 2.3.1. Global Network dan Perluasan ........................ 2.3.2. Armada Muda ................................................. 2.3.3. Prestasi Dunia ................................................. 2.4. Keunggulan dan Kelemahan Qatar Airways ............. 2.5. Strategi Pemasaran ..................................................... 2.6. Aspek Geoekonomi ................................................. 2.7. Qatar Airways dan Isu Timur Tengah ....................... 21 21 22 24 25 27 27 28 31 33 35 BAB III KETANGGUHAN MASKAPAI ETIHAD AIRWAYS ...................................................................... 3.1. Profil Etihad Airways ................................................. 3.2. Sejarah Etihad Airways .............................................. 3.3. Perkembangan dan Penghasilan Etihad Airways ........ 3.4. Keunggulan dan Kelemahan Etihad Airways .............. 3.5. Strategi Pemasaran ..................................................... 3.6. Aspek Geoekonomi ................................................. 3.7. Etihad Airways dan Isu Timur Tengah ....................... 39 39 41 44 47 47 50 53 iii 1 1 4 6 8 iv IV. BAB IV KETANGGUHAN MASKAPAI EMIRATES. 4.1. Profil Emirates ........................................................... 4.2. Sejarah Emirates ......................................................... 4.3. Perkembangan dan Penghasilan Emirates .................. 4.4. Keunggulan dan Kelemahan Emirates ....................... 4.5. Strategi Pemasaran ...................................................... 4.6. Aspek Geoekonomi ................................................. 4.7. Emirates dan Isu Timur Tengah .................................. 55 55 58 60 61 63 66 67 V. BAB V EMIRATES, ETIHAD AIRWAYS, DAN QATAR AIRWAYS: RAKSASA PENERBANGAN GLOBAL .......................................................................... 5.1. Aspek Geoekonomi Ketiga Maskapai ........................ 5.2. Keunggulan Maskapai Timur Tengah ........................ 5.3. Dukungan SDA dan SDM Timur Tengah .................. 5.4. Komparasi dengan Maskapai Eropa ........................... 5.5. Komparasi dengan Maskapai Amerika ...................... 5.6. Persaingan Bisnis Penerbangan di Dunia .................. 5.7. Keadaan Penerbangan Timur Tengah di Pusaran Konflik Timur Tengah ............................................... 71 71 74 75 77 80 82 VI. 85 BAB VI MASKAPAI PENERBANGAN TIMUR TENGAH DALAM BEBERAPA KASUS KONTEMPORER ............................................................ 6.1. Kasus Imigran Gelap ................................................... 6.2. Kasus Ebola ................................................................ 6.3. Kasus Arab Spring ..................................................... 6.4. Penutup ...................................................................... 89 89 91 94 99 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. TENTANG PENULIS ................................................................ 101 111 Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global v DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK Gambar 1.1. Peta Kawasan Timur Tengah ................................... 1 Gambar 3.1. Peta Rute Etihad Airways ....................................... 55 Gambar 3.2. Letak Geografis Uni Emirat Arab ........................... 56 Gambar 4.1. Poster-Poster Emirates Bertemakan Hello Tomorrow ...................................................... 73 Grafik 5.1. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah di Eropa Barat .......................................................... 88 Grafik 5.2. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah di Eropa Timur ........................................................ 89 1.1. Timur Tengah BAB 1 Timur Tengah merupakan kawasan yang terletak di antara benua TIMUR TENGAH DAN PENERBANGAN GLOBAL Asia, Afrika dan Eropa. Wilayahnya meliputi 6 negara dan 1 wilayah yang sedang diperebutkan di Afrika Utara (Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, dan Sahara Barat); 8 negara di Asia Barat (Yordania, Israel, Palestina, Lebanon, Suriah, Turki, Irak, dan Iran); 7 negara di Jazirah Arab (Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain, dan Yaman); serta 6 negara di Asia Tengah (Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Afghanistan) (Seddon, 2004). Gambar 1.1 Peta Kawasan Timur Tengah Sumber: maps.google.com, 2015 Tidak ada batasan wilayah Timur Tengah yang jelas, mengingat istilah Timur Tengah tidak merujuk pada keseluruhan benua, melainkan 1 2 kawasan yang terdiri dari beberapa negara. Hal ini oleh Bassam Tibi, Kawasan Timur Tengah disebut sebagai sistem subregional (Özalp, 2011). Istilah Timur Tengah sendiri berasal dari pemikiran Barat, karena istilah Timur merupakan istilah yang didefinisikan sebagai lawan dari Barat. Penyebutan istilah ini dianggap sebagai sebutan yang Eurocentric.1 Lalu di manakah Timur? Jika Barat adalah Eropa, kaum Eropa mendefinisikan Timur sebagai wilayah Asia, di mana Tiongkok dan Jepang disebut sebagai Timur Jauh. Oleh karena itu, kaum Barat menyebut daerah di antara dirinya dan Timur Jauh sebagai Timur Dekat atau Timur Tengah. Seorang sejarawan Islam, Tamim Anshary, mengusulkan istilah baru untuk nama Timur Tengah yaitu Dunia Tengah. Istilah Dunia Tengah dianggap sebagai istilah yang mampu melepaskan diri dari perangkap geografis yang membingungkan dan penuh dengan kepentingan Barat. Dunia Tengah mengacu kepada lokasi dunia yang berada di tengah-tengah dua peradaban besar yaitu peradaban Romawi dan Tiongkok. Sebagai sebuah usulan nama, istilah Dunia Tengah belum begitu populer di masyarakat. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini masih tetap menggunakan istilah Timur Tengah sebagai istilah yang lebih dikenal dan populer di masyarakat luas. Istilah Timur Tengah sendiri tidak hanya merupakan penyebutan dari Barat saja, namun juga merupakan sebuah kawasan yang terbentuk dari sosial dan budaya yang dapat terlihat dari sejarah kawasan tersebut. Hal ini cukup menjelaskan mengapa kemudian banyak negara di Afrika Utara maupun di Asia Tengah menjadi bagian dari kawasan Timur 1 Eurocentric adalah sifat yang fokus pada Eropa sebagai pusat dunia, dengan segala budayanya yang dianggap sebagai yang paling unggul sehingga dijadikan rujukan untuk memandang dunia lebih luas. (Oxford Dictionaries, 2015). Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 3 Tengah. Sejarah mengungkap kekuasaan kekhalifahan Turki Ustmani yang sangat luas, meliputi negara-negara di sekitar laut tengah, jazirah Arab, hingga ke Asia. Sehingga, sosial dan budaya yang berkembang di wilayah ini serupa, yaitu budaya Arab dengan pengaruh dari Agama Islam yang cukup tinggi. Negara-negara di Timur Tengah hampir seluruhnya pernah mengalami kolonialisme oleh Barat. Salah satu penyebab mengapa penjajahan terjadi cukup lama di Timur Tengah adalah faktor kekayaan sumber daya yang ada di Timur Tengah. Meskipun banyak wilayah Timur Tengah yang berupa gurun pasir, namun semenjak minyak ditemukan di Timur Tengah, politik minyak pun mulai terjadi di sana. Tidak hanya minyak, banyak sumber daya alam yang terkandung di Timur Tengah dan menjadi komoditas ekspor tersendiri bagi negaranya. Keragaman Sumber Daya Alam (SDA) dan perbedaan jumlah minyak di negara-negara Timur Tengah mengakibatkan konflik yang terjadi di Timur Tengah modern begitu beragam. Tidak hanya konflik, kekayaan negara-negara di Timur Tengah pun berbeda. Contohnya Gross Domestic Product (GDP) Turki pada tahun 2013 yang mencapai US$ 822,135 juta, sangat timpang dengan Palestina yang hanya mencapai US$ 11,262 juta (World Bank, 2013). Perbedaan GDP ini, tidak hanya berasal dari SDA yang dihasilkan oleh suatu negara. Ada juga sektor jasa yang memiliki cukup pengaruh dalam perekonomian suatu negara. Salah satunya adalah jasa penerbangan. Adapun jasa penerbangan cukup besar dan menjadi salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara. Hal ini dikarenakan karena letak strategis Timur Tengah untuk jasa penerbangan. 4 1.2. Definisi Penerbangan Kegiatan penerbangan tidak hanya berarti adanya obyek yang berada pada udara saja, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 Bab 1 UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Kementrian Perhubungan RI, 2009): Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Dari definisi ini dapat diartikan bahwa penerbangan merupakan sistem yang terdiri atas beberapa entitas yang saling berkaitan satu sama lain dan menciptakan proses ataupun kegiatan yang disebut sebagai penerbangan. Dalam konteks internasional, terdapat organisasi yang bertugas mengatur dan membuat kebijakan mengenai penerbangan internasional, organisasi tersebut adalah International Civil Aviation Organization atau biasa disingkat ICAO. ICAO sendiri berada dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai suatu badan khusus yang mengatur tata operasi penerbangan internasional. Dalam fungsinya mengatur penerbangan internasional, ICAO membagi penerbangan ke beberapa kawasan, salah satunya adalah Timur Tengah. Penerbangan di Timur Tengah telah menjadi salah satu penunjang ekonomi di kawasan Timur Tengah. Hal ini bermula ketika masa penjajahan Inggris dan Perancis di kawasan Timur Tengah. Karena adanya keterbatasan jarak perjalanan udara di masa lalu maka diperlukan suatu tempat peristirahatan atau yang kini disebut sebagai transit bagi penerbangan jarak jauh (Al-Sayeh, 2014). Hal ini mendorong kolonialisme untuk membangun landasan udara di beberapa wilayah di kawasan Timur Tengah. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 5 Setelah usainya masa kolonialisme di Timur Tengah yang beralih pada semasa perang dunia pertama, ditandai dengan terbentuknya negara-negara baru di kawasan ini, landasan udara yang sudah tidak digunakan dikembangkan untuk menjadi landasan udara komersil dengan mengikuti jejak bisnis penerbangan di Amerika. Peran Timur Tengah yang tidak kalah penting adalah sebagai penghubung penerbangan dari Asia ke Eropa yang banyak meningkat di masa itu. Beberapa penerbangan dengan peran besar dalam kegiatan penerbangan di Timur Tengah diantaranya adalah Emirates, Qatar Airways, Etihad Airways dan Turkish Airlines. Awal mula penerbangan ini berlangsung pada dekade 1940an dimana Gulf Air yang dulu merangkul beberapa penerbangan lainnya kemudian menjadi pelopor dari penerbangan di Timur Tengah. Usaha untuk mengembangkan industri penerbangan di kawasan Timur Tengah adalah dengan dibuatnya low cost carriers (LCC) atau penerbangan tarif rendah. Upaya ini berhasil mendorong penumpang domestik di kawasan ini untuk menggunakan pesawat udara daripada menggunakan transportasi darat maupun laut (Al-Sayeh, 2014). Terdapat tiga tipe segmentasi pasar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri penerbangan di Timur Tengah (Vesperman et al, 2008). Pasar pertama adalah sebagai penyedia jasa rute penerbangan domestik maupun dalam kawasan timur tengah. Hal ini terlihat pada banyaknya penerbangan tarif rendah yang melayani rute domestik baik dalam negara maupun antar negara. Pasar kedua adalah sebagai penyedia rute penerbangan antar kawasan. Hal tersebut memanfaatkan lokasi strategis kawasan Timur Tengah yang berada di antara kawasan Eropa dan Asia sebagai alternatif bagi masyarakat untuk dapat pergi ke dua kawasan tersebut. Pasar terakhir adalah penyediaan jasa transit bagi penerbangan long haul atau jarak jauh, jasa ini diberikan pada penerbangan yang 6 berasal dari Eropa dan menuju Asia maupun sebaliknya. Ketiga bentuk penerbangan inilah yang kemudian berlangsung dalam kawasan Timur Tengah dan menjadi salah satu industri yang paling berkembang di kawasan ini. 1.3. Penerbangan sebagai Penyokong Ekonomi Negara Sejarah penerbangan komersial pertama dimulai pada 1 Januari 1914 saat Abram C. Pheil menjadi orang pertama yang menerapkan tarif bagi penumpang pesawat (Kakkad etc, 2014:2). Pada masa itu, industri penerbangan sipil komersial belumlah ada, namun telah ada jutaan orang yang ingin mendapatkan kemudahan berpergian dengan menggunakan jasa penerbangan. Kemudian, indikasi signifikannya transportasi udara mulai muncul sejak Presiden Amerika Serikat (AS), Franklin D. Roosevelt, menandatangani Konvensi Chicago tentang Penerbangan Sipil Internasional (Chicago Convention on International Civil Aviation 1944). Pertumbuhan jumlah masyarakat kelas menengah ke atas yang cukup tinggi menjadikan jasa penerbangan semakin diminati. Hal ini menyebabkan pesatnya pertumbuhan berbagai perusahaan jasa penerbangan baru. Sehingga, industri jasa penerbangan kemudian turut berkontribusi terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi, tak hanya di suatu negara namun juga global. Hasil penelitian Oxford Economy Forecasting (OEF) di lebih dari 50 negara, menyebutkan bahwa ada sebanyak 8,6 juta penumpang setiap hari, 99.700 jadwal penerbangan, yang kemudian berkontribusi menciptakan sebanyak 58 juta lowongan kerja, dan 3,4 persen GDP global (Kakkad etc, 2014:4). Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 7 Dalam hasil penelitiannya, disebutkan bahwa bisnis penerbangan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara garis besar, dibedakan dalam tiga 3 kategori, yaitu (OEF, 2005:7): 1. Dampak langsung / direct Dampak langsung dari indutri jasa penerbangan terhadap perekonomian suatu negara amat mudah diamati. Adanya perusahaan-perusahaan dan dinas penerbangan, bandara dan pelayanan, serta navigasi udara menjadi bukti dari dampak langsung tersebut. Dalam hal lapangan pekerjaan, hasil penelitian OEF menyebutkan bahwa industri jasa penerbangan menciptakan sebanyak 5 juta lapangan pekerjaan dalam kategori ini. 2. Dampak tidak langsung / indirect Selain dampak langsung, ada pula dampak-dampak tidak langsung yang tercipta sebagai konsekuensi adanya industri jasa penerbangan. Dampak tidak langsung ini meliputi sektor industri yang menjadi penyokong berjalannya industri transportasi penerbangan. Misalnya saja, penyediaan bahan bakar, makanan serta konstruksi. Selain itu, industri ini mendorong juga tumbuhnya sektor jasa penyokong industri ini seperti manufaktur, call centers, akuntan, software komputer, dan lainnya. 3. Dampak lainnya / Catalyst Dampak lain yang muncul dari industri penerbangan disebut juga dengan istilah katalis. Dalam hal ini, industri penerbangan menjadi katalisator majunya sektor ekonomi yang lain, misalnya perdagangan, pariwisata, investasi, ketersediaan buruh, produktivitas / efisiensi pasar, dan lainnya. Dengan adanya industri penerbangan, terjadi kemudahan akses pasar global 8 sebanyak 35 persen barang diangkut melalui udara dan 52 persen turis berpergian dengan menggunakan transportasi udara (Kakkad etc, 2014:4). Di Timur Tengah, industri jasa penerbangan memerankan peranan yang sama signifikannya terhadap perekonomian negara- negara di kawasan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa industri jasa penerbangan menyumbang sebesar 450.000 lapangan pekerjaan dan menyumbang US$ 16.1 milyar terhadap GDP Timur Tengah. Sedangkan dalam katalisnya, industri penerbangan menyumbang sebesar 1 juta lapangan pekerjaan dan US$ 122 miliar terhadap GDP negara-negara di Timur Tengah (OEF, 2005:29). Dari data tersebut, terlihat bahwa industri penerbangan memegang peranan yang amat penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Pasalnya, keberadaan jasa transportasi udara amat memudahkan aktivitas perekonomian manusia, baik dalam perdagangan, pariwisata, atau lainnya karena efisiensi yang ditawarkannya. Diprediksikan bahwa pada tahun 2032 akan ada sebanyak lebih dari 65 miliar penumpang dan jasa penerbangan akan menyumbang sebanyak 6,5 milyar lowongan pekerjaan (Kakkad etc, 2014:6). 1.4. Geoekonomi Timur Tengah Terdapat enam hal yang terlintas dalam pikiran yaitu tiga blok geoekonomi, perimbangan kekuatan, benturan antarperadaban, zona perdamaian dan konflik, Amerika Serikat sebagai hegemon unipolar, dan kembalinya kompetisi bipolar. Persaingan ekonomi antara tiga blok telah menjadi pusat pemikiran geoekonomi saat ini. Mereka mengasumsikan bahwa fokus yang muncul dalam hubungan internasional adalah Jepang yang memimpin wilayah Pasifik termasuk Tiongkok, Korea, Indonesia, Thailand, dan kekuatan Asia Timur Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 9 lainnya; Amerika memimpin blok bagian barat yang berpusat pada North America Free Trade Area (NAFTA) tetapi berpotensi meliputi sebagian besar Amerika Latin dan blok Eropa yang berpusat pada Jerman, diasumsikan termasuk Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya dan mungkin juga Afrika Utara. Status Afrika dan Asia dalam pandangan ini adalah ambigu dan terkesan marjinal; Timur Tengah menjadi kartu As sebagai sebuah kawasan yang sangat berharga dalam geoekonomi (Mead, 1990: 59-64). Model tiga blok juga menggabungkan tesis end of history, hasil dari berakhirnya konflik ideologi kekuatan besar yang mendominasi panggung global setelah tahun 1930-an memprediksi bahwa konflik tersebut tidak akan terulang kembali, tetapi akan digantikan oleh persaingan ekonomi yang lebih besar. Terkait dengan ini, perdamaian yang demokratis, yang menegaskan bahwa negara-negara demokrasi modern dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi tidak akan berperang satu sama lain. (Russet, 1993). Sebaliknya, dalam pandangan ini, terdapat dalam konsep security community-nya Karl Deutsch (Deutsch, 1957). Prospek multipolaritas baru, atau keseimbangan kekuasaan, mengingatkan Eropa pada abad kedelapan belas dan kesembilan belas seperti yang telah dikemukakan oleh Henry Kissinger, The Economist, dan lainnya (Kissinger, 1994: 21). Dalam berbagai manifestasinya, hal tersebut menandakan sistem internasional yang memiliki lima atau enam kutub yang kurang lebih sama yaitu Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Tiongkok, Rusia, dan mungkin India. Lebih lanjut menandakan kematian komunisme di Tiongkok setelah tidak adanya kompetisi berdasarkan faktor-faktor ideologis dalam aliansi atau persaingan menyiratkan adanya pergeseran aliansi. Aliansi antara Amerika Serikat dan Eropa vs aliansi negara-negara lainnya, mungkin juga terbentuk aliansi antara Amerika Serikat dan Tiongkok vs aliansi Rusia ditambah 10 Eropa dan India. Tidak adanya jaminan bahwa Amerika Serikat akan selalu bisa mempertahankan dominasi militernya seperti yang terjadi pada abad-abad sebelumnya dalam menghadapi asimetris sistem internasional. Dalam konsepsi ini, Timur Tengah menjadi satu kutub dalam sistem yang agak rumit, dengan garis-garis patahan yang berjalan antara mereka dengan Eropa, Rusia, dan India. Rendahnya kekuatan militer yang dimiliki oleh negara-negara Timur Tengah yang mayoritas Islam agak tertolong dengan besarnya kepemilikian sumber daya alam berupa cadangan minyak dan gas. Negara-negara lain seperti Tiongkok, India, Jepang, Eropa, dan Amerika, semuanya diproyeksikan akan tetap tergantung pada gas dan minyak dari Timur Tengah. Model Clash of Civilizations yang dirumuskan oleh Samuel Huntington telah menarik perhatian penstudi Hubungan Internasional, terutama yang berhubungan dengan Timur Tengah (Huntington, 1996). Model geopolitik tradisional maupun Americantile dan geoekonomi pada dasarnya sangat berguna dalam menganalisis masa depan dunia. Ada banyak potensi terjadinya konflik di dunia, bahkan mungkin perlombaan senjata dan perang antar negara demokrasi sekalipun seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa yang selama ini dianggap kebal dari persaingan militer. Namun demikian, menurut Singer dan Wildavsky, meskipun kekayaan minyak telah memberikan beberapa negara-negara regional pendapatan per kapita menjadi setara dengan Barat, sebagian besar Timur Tengah tetap masih berada dalam zona konflik. (Singer & Wildavsky, 1993). Hal ini secara luas ditandai dengan tidak adanya demokrasi, ketidakstabilan internal, kekerasan endemik, peristiwa sehari-hari di Aljazair, Mesir, Turki, Kurdistan, Kashmir, Sudan Selatan, Afghanistan, Yaman, dan yang lainnya menawarkan sedikit dorongan bahwa daerah ini berada pada end of Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 11 history atau akhir perang dan persaingan keamanan. Hal ini berarti bahwa peran geopolitik masih hidup dengan subur di Timur Tengah. Sebagai ilustrasi lebih lanjut, beberapa wilayah Timur Tengah mengalami perkembangan pesat dalam hal infrastruktur yaitu jalan, pelabuhan, jaringan pipa, dan industri yaitu petrokimia, jaringan komunikasi modern, dan jaringan listrik. Tetapi, perkembangan ini juga kemudian menjadi hancur akibat serangan senjata modern seperti yang dilakukan Amerika Serikat terhadap infrastruktur Irak pada waktu terjadinya serangan udara desert storm. Kekayaan biota laut di wilayah Teluk Persia juga menjadi terancam karena dimungkinkan menjadi target dalam perang teluk di masa depan. Hal ini menunjukan bahwa benturan peradaban sebagaimana yang dikemukakan oleh Huntington menjadi suatu keniscayaan. Dia menunjukkan bahwa telah terjadi konflik antara peradaban Barat dan Islam selama hampir 1.300 tahun. Huntington, seperti banyak analis kontemporer lainnya melihat bahwa Barat dan Islam berpotensi untuk berbenturan satu sama lain dalam konflik yang akan menentukan tatanan dunia. Tentu saja tidak semua orang setuju dengan pendapatnya Huntington tersebut. Meskipun demikian, benturan peradaban ternyata dapat diprediksi. Selama Amerika Serikat masih berpegang kepada norma multilateralism atau keamanan kolektif untuk ikut campur tangan di Timur Tengah, maka hal itu berarti bahwa akan ada pembatasan terhadap penggunaan kekuasaan AS di kawasan ini. Mungkin AS akan mendapat tekanan diplomatik berat dari Eropa, Rusia, dan Tiongkok terhadap beberapa tindakannya di Timur Tengah. Selain itu, adanya anggapan bahwa militer Amerika dianggap kurang mampu beroperasi dalam skala besar dibandingkan dengan peristiwa satu dekade yang lalu, meskipun dengan adanya perkembangan teknologi terbaru. Akhirnya, faktor lokasi dan geografi sekarang membuat model yang tidak relevan 12 dalam kompetisi hegemonik antara Tiongkok dan Amerika Serikat di Timur Tengah. Keberadaan pipa-pipa minyak Tiongkok yang terhubung dengan cadangan energi di Asia Tengah, penempatan pangkalan Tiongkok di beberapa pulau lepas pantai Burma dan Laut Tiongkok Selatan menjadi indikator terjadinya persaingan hegemonik baru yang didasarkan pada aspek geografis (Herzog, 1973). Ketika aliansi Rusia dan Tiongkok bersatu, maka keberadaan Barat menjadi terancaman terutama terkait dengan akses maritim diwilayah Pasifik Barat. Selain itu, aliansi ini juga akan memberikan tekanan pada posisi Barat di Timur Tengah dan menyebabkan cadangan minyak India akan menjadi penentu dalam dunia internasional. 1.5. Kondisi Penerbangan Timur Tengah dalam Situasi Konflik Konflik bukanlah suatu hal baru di negara-negara kawasan Timur Tengah. Bahkan bisa dikatakan jika konflik merupakan ‘makanan sehari-hari’ masyarakat negara-negara di Timur Tengah. Konflik yang terjadi membuat berbagai aktivitas masyarakat menjadi terhambat karena tak jarang serangan bom yang dilancarkan oleh tentara maupun oleh kelompok pemberontak mengenai fasilitas-fasilitas umum dan gedung-gedung sekolah. Lalu, bagaimana kondisi industri maskapai penerbangan negaranegara Timur Tengah di tengah konflik yang sedang berkecamuk? Mayoritas maskapai penerbangan biasanya menghentikan semua penerbangan ke daerah-daerah konflik, atau melakukan reroute (pengalihan rute penerbangan) dari daerah-daerah rawan konflik. Namun, hal ini akan memakan waktu lebih lama dari biasanya dan membutuhkan bahan bakar lebih banyak sehingga berakibat pada Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 13 kerugian yang harus diderita oleh pihak maskapai penerbangan karena harus mengeluarkan biaya ekstra. Seperti halnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Emirates Airline yang menghentikan semua penerbangan ke Erbil di Irak Utara pada Agustus 2013 seiring dengan gencarnya teror yang dilakukan oleh kelompok ISIS (Islamic State of Iraq Syria) yang memiliki senjata-senjata canggih, seperti ground-to-air missiles yang mampu menargetkan penerbangan (El Gazzar, 2014). Senjata seperti ini tentu saja tidak dapat membedakan antara pesawat militer dan pesawat komersial pengangkut penumpang yang sedang terbang. Selain itu, salah satu maskapai penerbangan di negara Lebanon, Middle East Airlines (MEA), justru berhasil mempertahankan keuntungan yang cukup baik pada tahun 2014 –lebih baik dari tahun sebelumnya– meskipun dengan kondisi negara yang cukup sulit dan di tengah ketegangan regional (Habib, 2015). Presiden MEA, Muhammad Haut, dalam sebuah wawancara ekslusif dengan The Daily Star mengatakan: Tantangan yang dihadapi MEA pada tahun 2014 adalah sama dengan tahun 2013, (yaitu mencoba) untuk mempertahankan operasi dan mencapai keuntungan di tengah kondisi keamanan dan politik yang sulit, serta peringatan dari bangsa-bangsa Arab untuk tidak melakukan perjalanan ke Beirut. Haut juga mengatakan bahwa pada triwulan pertama tahun 2014, MEA harus menghadapi penurunan jumlah penumpang di bandara sekitar 8 persen. Namun hal ini berhasil diatasi dengan memulihkan kerugian pada kuartal kedua, sebab lebih banyak penumpang yang mulai berdatangan ke Lebanon. Selain dari maskapai penerbangan utama, MEA memiliki tiga anak perusahaan lainnya, Middle East Airlines Ground Handling, Middle East Airports Services, dan Mideast Aircraft Services Company. Saat ini tercatat bahwa jumlah karyawan 14 MEA mendekati angka 2000 karyawan, dan jika ditambahkan dengan anak perusahaan tersebut maka jumlah karyawan MEA group adalah lebih dari 5000 karyawan. Tidak hanya MEA saja maskapai penerbangan yang memiliki catatan baik dalam hal penerbangan, maskapai Timur Tengah lainnya seperti Qatar Airways (Qatar), Etihad Airlines (United Arab Emirates), Emirates (United Arab Emirates) pun demikian. Memang, keempat maskapai tersebut berada di wilayah yang jarang konflik. Walaupun begitu, posisinya yang berada di kawasan rawan konflik tidak serta merta menurunkan pendapatan perusahaan. 1.6. Pluralisme Dari sisi nomenklatur, pluralisme tergabung dalam dua suku kata: plural, yang berarti jamak atau beragam, dan isme, yang berarti paham atau ajaran. Secara sederhana, dapat mengatakan bahwa pluralisme berarti suatu paham yang mengakui perbedaan dan bertujuan dalam menyatukan perbedaan, dimana perbedaan disini dapat berarti macam-macam, dapat berarti berbeda ras, agama, pemikiran politik, atau landasan filosofi. Dalam aplikasinya pada Studi Hubungan Internasional, pluralisme merupakan pandangan yang melihat bahwa banyak kelompok, namun bukan orang-orangnya secara keseluruhan, mengatur suatu negara. Ada beberapa pihak yang terlibat seperti serikat pekerja, asosiasi perdagangan dan profesional, pecinta lingkungan, aktivis hak asasi, pengusaha, dan koalisi formal dan informal akademisi yang terlibat dalam pembuatan hukum dan kebijakan suatu negara. akan tetapi pihak yang benar-benar terlibat secara langsung dan bertindak sebagai partisipan hanyalah sedikit saja selebihnya adalah masyarakat luas yang bertindak sebagai pengamat (H. T. Reynolds, 1996). Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 15 Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut pluralisme, hubungan internasional dan hubungan dalam negeri itu tidak terbatas hanya pada aktor negara saja, namun juga ada aktor-aktor lain seperti organisasi atau bahkan individu yang dapat mengubah sistem internasional yang ada, juga dapat mengubah kebijakan dari suatu negara dengan pengaruh yang dimiliki oleh aktor tersebut. Pendekatan ini diprakarsai oleh Robert A. Dahl dalam bukunya Who Governs? dan dapat dikatakan bila pendekatan ini juga berakar dari pemikiran liberalisme, hal ini dapat dilihat dari karya John Locke, Two Treaties of Government, pemikiran ini juga dibentuk sebagai pandangan anti-realisme yang menjadi pusat perhatian dari negara di dunia politik. Pendekatan ini juga tidak begitu saja muncul dari lamunan para pemikir terdahulu, ia terbentuk dengan memiliki asumsi dasarnya sendiri. Menurut Viotti dan Kauppi, asumsi dasar dari pluralisme, yaitu (University of South California, 2015): 1. Aktor non-negara adalah faktor utama dalam politik dunia Misalnya seperti Multinational Coorporation (MNC). MNC merupakan perusahaan multinasional dimana tingkat pendapatannya rata-rata dapat melebihi suatu negara. Dengan power yang ia miliki, tentu saja power secara ekonomi, MNC dapat memasukan kepentingannya pada negara saat negara membuat suatu kebijakan. Dengan kekuatan finansial yang dimilikinya pada masa lalu ada negara yang “diperintah” oleh MNC yang dikenal dengan istilah Banana Republic; 2. Negara bukan satu-satunya aktor; 3. Sifat negara tidak selalu rasional; dan 4. Isu-isu low politics, seperti ekonomi, sosial dan lingkungan, lebih penting dari isu high politics. 16 Dari asumsi-asumsi dasar pluralisme tersebut, dapat dikatakan bahwa pluralisme memandang dunia sebagai hasil dari interaksi semua aktor yang ada didalamnya. Dari interaksi semua aktor tersebut, tidak menutup kemungkinan akan adanya persaingan diantara para entitas aktor tersebut, sehingga, dapat menimbulkan terjadiya chaos dan ketidakaturan apabila negara tidak ikut campur dalam menengahi konflik kepentingan tersebut. Bila sekarang kita melihat pada isu yang akan kita bahas, pluralisme dapat menjadi pisau bedah yang cocok karena kita akan membahas mengenai ekonomi, MNC yang bergerak dibidang transportasi khususnya penerbangan, dan hubungannya dengan negara-negara dalam sistem internasional. Sebagaimana kita ketahui bahwa maskapai penerbangan merupakan perusahaan penting yang dapat membantu perekonomian negara. Bukan hanya karena mereka memiliki pendapatan yang tinggi, yang otomatis akan menghasilkan pajak yang tinggi pula, namun juga karena mereka dapat membawa para turis atau pekerja datang ke negara-negara yang maskapai tersebut miliki izinnya. Dengan datangnya turis, akan menambah pendapatan negara dari visa, toko oleh-oleh dan dapat menaikkan pendapatan dari pengrajin lokal yang nantinya akan ditarik pajak dari hasil penjualan pengrajin tersebut. Lalu dengan datangnya pekerja, mereka dapat menambah produksi dari komoditas mereka, baik komoditas alam, tekstil maupun otomotif. Belum lagi bila pekerja tersebut dapat dibayar dengan murah, negara dapat untung berkali-kali lipat dengan adanya maskapai penerbangan yang membawa mereka. Ditinjau dari pendekatan ini, kerjasama antara negara dan maskapai merupakan bentuk simbiosis mutualisme, dimana maskapai mendapat rute lebih banyak, bila negara yang menjadi nasionalitasnya aktif dalam perjanjian bilateral, sehingga dapat lebih sering Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 17 mengantarkan penumpang, dan negara dapat untung dari orang-orang yang dibawa oleh maskapai tersebut. Meskipun sepertinya sama-sama untung, namun negara tetap lebih untung daripada maskapai penerbangan. Suatu penerbangan harus memiliki nasionalitas bila ingin dapat beroperasi, seperti yang telah diatur dalam hukum penerbangan internasional, namun nasionalitas ini tidak bisa sembarangan mendapatkannya. Setiap negara memiliki ketentuannya masing-masing dalam memberikan nasionalitas kepada suatu maskapai penerbangan. Misalnya di Indonesia, dengan mengacu pada pasal 108 (3) UU Penerbangan menyatakan bahwa kepemilikan saham nasional harus tetap lebih besar dari pemegang modal asing (single majority) dan diatur pula dalam ketentuan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 dimana kepemilikan modal atau saham tersebut persentasenya minimal 51 persen untuk kepemilikan saham nasional, maka maskapai penerbangan yang ingin mendapatkan nasionalitas Indonesia harus menuruti semua peraturan tersebut. Lebih lanjut, peraturan pendirian maskapai penerbangan diatur dalam UU RI No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Bagian Kedua tentang Perizinan Angkutan Udara. Dengan begitu, maskapai yang ingin mendapatkan nasionalitas tersebut, terutama untuk maskapai dengan rute internasional, akan bekerjasama dengan maskapaimaskapai yang sebelumnya sudah ada untuk membeli sahamnya. Maskapai yang diajak bekerja sama biasanya maskapai yang hanya melayani rute domestik. Melihat dari penjabaran tadi, meskipun terlihat saling menguntungkan antara negara dan maskapai penerbangan, namun tetap harus ada yang memegang kendali dan power atas kerjasama antara negara dan MNC tersebut. 18 1.7. Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia Sudah merupakan sebuah cita-cita manusia zaman dahulu untuk dapat melakukan transportasi penerbangan, yang pada akhirnya dapat di capai pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara, ketika mereka berhasil menemukan apa yang mereka sebut sebagai “penerbangan terkontrol”. (History, 2009). Sejak itu, manusia semakin menekuni dunia bisnis penerbangan, dan semakin banyak orang tertarik untuk dapat terbang dengan pesawat yang sudah semakin canggih. Kemajuan teknologi semakin membantu berkembangnya usaha penerbangan dunia, ditambah lagi dengan dukungan dari masyarakat internasional dengan dibuatnya hukum mengenai tata cara penerbangan, sehingga masyarakat dunia pun semakin gencar untuk dapat melakukan penerbangan, yang kemudian juga dimanfaatkan oleh dunia bisnis. Bisnis penerbangan sendiri sudah ada berbagai macam jenisnya, mulai dari jenis yang merakyat untuk membuat semua manusia dapat melakukan penerbangan sampai kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu itu sendiri. Perusahaan penerbangan yang mampu menunjukkan dan meningkatkan kredibilitasnya maka biasanya akan memiliki penumpang yang bertambah, khususnya dengan meningkatnya kejadian kecelakaan pesawat di perusahaan penerbangan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa penumpang yang menggunakan pesawat banyak yang menaruh perhatian kepada keselamatan dan kenyamanan perjalanan yang ia tempuh, terutama jika perjalanan yang dilakukan memakan waktu dan membuat si pengguna harus berlamalama tinggal di pesawat tersebut. Hal ini mengundang para pemilik bisnis perjalanan pesawat untuk meningkatkan kenyamanan yang dapat dimiliki penumpang. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global fasilitas dan 19 Tingkat kenyamanan dan fasilitas ini, seperti hal lainnya di dunia, telah mendapat perhatian sehingga dibuatlah juara-juara dalam bisnis penerbangan internasional. Terdapat juga sebuah tingkatan yang dibuat oleh beberapa pihak, yang hasilnya sendiri didapat oleh komentar dan kesan para penumpang yang telah melakukan penerbangan, yang disebutkan dalam World Airline Awards oleh Skytrax sejak tahun 1999. (Skytrax, 2015). Terdapat sepuluh jenis penerbangan yang disebutkan dalam laman utama World Airline Awards untuk penghargaan penerbangan pada tahun 2014, diantaranya adalah Cathay Pacific Airways, Qatar Airways, Singapore Airlines, Emirates, Turkish Airlines, ANA All Nippon Airways, Garuda Indonesia, Asiana Airlines , Etihad Airways, dan Lufthansa. (Skytrax, 2015) Perusahaan penerbangan di atas terpilih setelah menjalani beberapa audit yang dilakukan oleh Skytrax sendiri sebagai media terpercaya2. Jika diteliti mengenai penghargaan di atas, bisa dilihat bahwa beberapa penerbangan yang menjuarainya adalah perusahaan- perusahaan penerbangan yang berasal dari kawasan Timur Tengah, tiga diantaranya yaitu Qatar Airways, Emirates, dan Etihad Airways. Hal ini menunjukkan sesuatu hal yang menarik, yaitu fakta bahwa ketiga penerbangan ini terpilih menjadi tiga penerbangan terbaik di dunia, meskipun datang dari kawasan yang dapat dikatakan, memiliki banyak konflik. Menurut sumber yang sama, dikatakan bahwa Qatar Airways telah menduduki peringkat yang sama selama empat kali berturut-turut, di mana penghargaan ini diberikan kepada Qatar karena kursi penumpang kelas Bisnis mereka dianggap merupakan kursi terbaik Skytrax adalah sebuah perusahaan konsultan asal Britania Raya yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan (sumber: Wikipedia). 2 20 dalam dunia penerbangan kelas bisnis. Hal ini meliputi kejuaraan dalam hal tempat duduk penumpang, tempat menunggu bagi penumpang, catering atau makanan dalam kabin bagi penumpang, dan tingkat kenyamanan saat penerbangan (Skytrax, 2015). Untuk Emirates sendiri, mendapatkan gelar juara dalam hal kenyamanan dan juga hiburan yang didapat oleh penumpang selagi melakukan penerbangan bersama Emirates. Fasilitas yang dimiliki untuk hiburan dalam pesawat-pesawat yang disediakan oleh maskapai penerbangan ini memang melebihi maskapai penerbangan yang lainnya. Sedangkan untuk Etihad, dapat dikatakan merupakan sebuah maskapai yang cukup baru dibanding dengan maskapai lainnya, seperti Emirates contohnya, yang telah berdiri selama kurang lebih sepuluh tahun lamanya (Skytrax, 2015). Namun prestasi yang telah diraih memang sangat cepat, bahkan merupakan salah satu yang sangat pesat di antara maskapai penerbangan lainnya di dunia. Meskipun belum menjuarai bidang manapun dari kriteria penilaian yang dibuat oleh Skytrax, namun secara umum maskapai penerbangan Etihad sendiri telah berhasil mendapat perhatian dari para penumpang yang telah mencoba melakukan perjalanan bersama Etihad. Ketiga penerbangan tersebut pada akhirnya akan dibahas lebih lanjut mengenai fakta-fakta menarik, serta ulasan yang lebih mendalam mengenai alasan mengapa tiga penerbangan ini memang layak menjadi penerbangan terbaik yang akan diulas dengan bumbu-bumbu Timur Tengah. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global BAB II KEGAGAHAN MASKAPAI QATAR AIRWAYS DI TIMUR TENGAH 2.1. Profil Qatar Airways Sebagai Penerbangan resmi dari negara Qatar, Qatar Airways menjadi salah satu perusahaan penerbangan yang paling sukses di kawasan Timur Tengah. Walaupun sebagai perusahaan yang belum lama terbentuk, pada tahun 1994, Qatar Airways dapat mengimbangi pencapaian maskapai penerbangan lainnya di Timur Tengah seperti Etihad Airways maupun Emirates (Qatar Airways Corporate Communications, 2015). Berkembangnya Qatar Airways tidak terlepas dari dukungan pemerintah Qatar yang bercita-cita untuk membuat Qatar Airways bukan hanya sebagai perusahaan yang beroperasi secara domestik tetapi juga sebagai perusahaan yang beroperasi secara internasional dengan standar tinggi. Keinginan dari Emir Syeikh Hamad bin Khalifah At Thani pada tahun 1997 menjadi titik balik bagi perusahaan penerbangan ini. Dengan dukungan dana dan bantuan operasional yang diberikan oleh pemerintah melalui Qatar Investment Authority, Qatar Airways dapat mengembangkan perusahaannya baik personel dan armada penerbangannya juga rute penerbangan yang lebih luas. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Qatar dalam memastikan perkembangan Qatar Airways menjadi Perusahaan Internasional. Kini, Qatar Airways telah menjadi salah satu perusahaan ternama di industri penerbangan dunia dengan 140 21 22 rute penerbangan dan memiliki lebih dari 100 armada pesawat udara yang digunakan dalam melayani penerbangan ke berbagai negara. 2.2. Qatar Airways dalam Sejarah Qatar Airways merupakan salah satu maskapai penerbangan asal Timur Tengah yang terbilang sukses pencapaiannya di dunia bisnis penerbangan internasional. Bagaimana tidak, perusahaan penerbangan yang berpusat di Doha ini menduduki peringkat kedua sebagai maskapai penerbangan terbaik di dunia pada tahun 2014 (World Airline Awards, 2014). Capaian prestasi tersebut tentu dicapai bukan dengan proses yang mudah. Karenanya, untuk memahami bagaimana Qatar Airways mampu merajai industri penerbangan internasional perlu dipahami dari sejarah pendiriannya. Qatar Airways didirikan pada tahun 1994 dengan pelayanan rute regional. Pada mulanya, perusahaan ini adalah perusahaan nasional milik Kerajaan Qatar. Namun kemudian pada tahun 1997, terjadi launching ulang Qatar Airways atas perintah dari Emir Syeikh Hamad bin Khalifah At Thani (Qatar Airways, 2015). Emir memiliki visi untuk membentuk Qatar Airways sebagai maskapai penerbangan internasional dengan standar pelayanan tinggi dan unggul. Salah seorang sosok yang pernah memberikan kejayaan pada Qatar Airways sejak masa awal pendiriannya hingga saat ini antara lain adalah Mr. Akbar Al Bakir yang memegang perusahaan tersebut pada tahun 1996 (Qatar Airways, 2015). Mr. Al Bakir berhasil membawa Qatar Airways menjadi perusahaan penerbangan berkelas dunia dan berhasil meraih berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan bergengsi tersebut di antaranya adalah Airline of the Year dari Skytrax World Awards pada tahun 2011 dan 2012, Best Business Class (World Airline Awards, 2013), World’s Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 23 Best Business Class Lounge (World Airline Awards, 2013), Best Airline Staff Service in Middle East (World Airline Awards, 2013), World’s Best First Class Lounge (World Airline Awards, 2011), Best Airline – Middle East (World Airline Awards, 2011), dan Best Economy Class (Skytrax Awards, 2010 dan 2009). Deretan prestasi tersebut merupakan suatu aktualisasi bahwa Qatar Airways memanglah suatu perusahaan penerbangan kelas dunia yang patut diperhitungkan. Kemudian, untuk menjalin relasi dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya, Qatar Airways bergabung dengan One World Alliance pada 29 Oktober 2013 (Runaway-Aviation, 2013). One World Alliance merupakan salah satu aliansi penerbangan yang memiliki peran signifikan dalam dunia industri penerbangan internasional. Dalam operasionalnya, perusahaan ini menggunakan Airbus A320 Neos serta Boeing 777. Qatar Airways telah tercatat di dalam sejarah sebagai maskapai penerbangan komersial dunia yang pertama yang menggunakan gas sintetis dan bukan bensin cair yang berasal dari gas alami (Skyscanner, 2015). Qatar Airways memiliki sekitar 146 destinasi penerbangan yang melingkupi berbagai kawasan, Eropa, Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika (Qatar Aiqways, 2015). Tercatat dari yang semula hanya memiliki 4 pesawat terbang pada masa awal pendiriannya, Qatar Airways terus berkembang dari tahun ke tahun dengan terus menambah jumlah armada pesawat terbangnya. Hingga hari ini, untuk melayani destinasi tersebut, Qatar Airways memiliki sebanyak 146 pesawat terbang. Qatar Qirways menargetkan tahun ini akan memiliki sebanyak 170 pesawat dan memperluas destinasi penerbangan hingga 170 destinasi penerbangan ke berbagai negara di dunia (Qatar Aiqways, 2015). 24 2.3. Perkembangan dan Penghasilan Qatar Airways Qatar Airways adalah maskapai penerbangan nasional Negara Qatar dan memiliki salah satu cerita sukses dalam industri penerbangan. Mereka mulai beroperasi pada tahun 1994 ketika maskapainya masih maskapai regional kecil yang melayani beberapa rute. Maskapai ini kembali diluncurkan pada tahun 1997 di bawah mandat Emir, Yang Mulia Emir Syeikh Hamad bin Khalifah At Thani, yang memiliki visi untuk mengubah Qatar Airways menjadi maskapai penerbangan internasional terkemuka dengan standar layanan tertinggi dan unggul. Qatar Airways sejak itu menjadi salah satu operator yang paling cepat berkembang di dunia dengan ekspansi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan rata-rata pertumbuhan dua digit dari tahun ke tahun. Maskapai ini telah dikembangkan di bawah kepemimpinan dinamis Group Chief Executive, Yang Mulia Mr. Akbar Al Bakir, beliau ditunjuk pada tahun 1996 dan telah berperan dalam mengubah Qatar Airways menjadi maskapai pemenang penghargaan terbaik di dunia. Di bawah pengelolaan Mr Al Bakir, Qatar Airways telah matang menjadi kekuatan utama dalam penerbangan regional dan global, mendapatkan banyak pelanggan di seluruh dunia untuk standar layanan yang sangat baik. Pada bulan April 2011, Qatar Airways memiliki 100 destinasi di peta rute global. Dua bulan kemudian, maskapai ini mencapai prestasi yang luar biasa, hanya 14 tahun setelah peluncuran ulangnya, yang bernama Airline of the Year 2011 di acara tahunan Skytrax World Airline Awards dengan lebih dari 18 juta wisatawan di seluruh dunia yang memberikan suara mereka. Pada bulan Juli 2012, Qatar Airways sekali lagi bernama Airline of the Year 2012, memegang gelar untuk dua tahun berturut-turut. Pada bulan Oktober 2011, Qatar Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 25 Airways mendapat pencapaian lain dengan mengambil pengiriman pesawat ke-100. Selama Dubai Air Show pada bulan November 2011, Qatar Airways menempatkan pesanan untuk 90 pesawat, terdiri dari 80 Airbus A320 Neos baru, tambahan delapan jumbo A380 Super dan dua Boeing 777 kargo. Selama 2013 Dubai Air Show, Qatar Airways memesan lebih dari 60 pesawat baru, terdiri dari Boeing dan Airbus A330 777X kargo. Pada 2014 Farnborough Air Show, Qatar Airways juga memesan 100 pesawat Boeing 777X, dan menerima pesawat pesanan lebih dari 340 pesawat dengan nilai US$ 70 miliar. Qatar Airways juga telah bergabung dalam one world, pada 30 Oktober 2013, dengan implementasi ke dalam aliansi global dalam waktu satu tahun semenjak Oktober 2012 sejak mereka diumumkan bergabung (Qatar Airways, 2015). 2.3.1. Global Network dan Perluasan Dari hub Qatar Airways di Doha, maskapai ini telah mengembangkan jaringan global dengan 146 tujuan, meliputi Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan, Asia Pasifik, Amerika Utara dan Amerika Selatan dengan kapasitas armada modern lebih dari 140 penumpang dan pesawat kargo. Selama tahun 2010, Qatar Airways meluncurkan penerbangan ke-10 destinasi baru termasuk Bangalore, Tokyo, Ankara, Copenhagen, Barcelona, Sao Paulo, Buenos Aires, Phuket, Hanoi dan Nice. Pada tahun 2011, tahun yang bersejarah lain untuk Qatar Airways melihat peluncuran penerbangan ke 15 destinasi dengan ekspansi fokus pada Eropa yaitu Bucharest, Budapest, Brussels, Stuttgart, Venice, Oslo dan Sofia. Rute baru lainnya termasuk kota Aleppo di Suriah, Shiraz (Iran), Madinah (Arab Saudi), Kalkuta, Benghazi (Libya), Entebbe (Uganda), Chongqing (Tiongkok) dan 26 masuk ke Kanada dengan penerbangan tiga kali seminggu ke Montreal. Untuk 2012, Qatar Airways memperluas operasi dengan tujuan Baku (Azerbaijan), Tbilisi (Georgia), Zagreb (Kroasia), Perth (Australia), Kigali (Rwanda), Kilimanjaro (Tanzania), Yangon (Myanmar), Baghdad (Irak) , Erbil (Irak), Maputo (Mozambik), Belgrade (Serbia) dan Warsawa (Polandia). Pada tahun 2013, Qatar Airways telah memperluas jejak global untuk melayani Gassim (Saudi Arabia), Najaf (Irak), Phnom Penh (Kamboja), Chicago, gateway keempat di Amerika Serikat; Salalah (Oman), Chengdu (Tiongkok), Basra (Irak), Sulaymaniyah (Irak), Clark International (Filipina), Thaif (Arab Saudi), Addis Ababa (Ethiopia) dan Hangzhou (Tiongkok). Pada tahun 2014, maskapai meluncurkan penerbangan ke Sharjah dan Dubai World Central di UAE, Philadelphia (AS), Edinburgh (Skotlandia), Istambul Sabiha (Turki) Bandara, Larnaca (Siprus), Al Hofuf (Arab Saudi), Miami (USA ), Dallas/ Fort Worth (USA), Djibouti dan Asmara di Afrika. Qatar Airways juga telah mengumumkan ekspansi dengan peningkatan frekuensi dan kapasitas untuk banyak rute yang ada (Qatar Airways, 2015). 2.3.2. Armada Muda Dari hanya empat pesawat pada tahun 1997, maskapai ini tumbuh ke ukuran armada dengan 28 pesawat pada akhir tahun 2003, kemudian menjadi 50 pesawat pada Oktober 2006. Pada tahun 2015, jumlah armada meningkat menjadi lebih dari 170 pesawat yang meliputi jaringan global yang juga mengalami peningkatan menjadi lebih dari 170 tujuan. Qatar Airways merupakan salah satu armada termuda dalam industri penerbangan dengan usia rata-rata pesawat di bawah empat tahun. Pesawat yang dimiliki oleh Qatar Airways meliputi Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 27 beberapa jenis Airbus dan Boeing yang beragam seperti Boeing jarak jauh 777 penumpang dan pesawat kargo, Boeing 787, Airbus A340, A330, A350, A380, A300F kargo, A321, A320, dan A319. Yang terakhir adalah pesawat jenis A319 versi jet korporat. Dengan pengiriman pesawat A350 XWB pada bulan Desember 2014, Qatar Airways menjadi maskapai pertama di dunia yang beroperasi dengan menggunakan semua jenis pesawat modern Airbus, yang terdiri dari A320, A330, A340, A350, dan A380. Qatar Airways adalah salah satu pelanggan peluncuran twin-deck Airbus A380-800 super jumbo yaitu pesawat terbesar di dunia yang mampu membawa 555 penumpang dalam konfigurasi mewah. Qatar Airways telah memesan 13 buah pesawat A380. Pengiriman perdana pesawat telah dikirim pada tahun 2014. Pada bulan Desember 2014, Qatar Airways menjadi pelanggan setia pada saat peluncuran global pesawat Airbus A350 XWB dengan rute layanan komersial pertama di Frankfurt pada 15 Januari 2015. Perusahaan ini juga mengoperasikan jet perusahaan, termasuk Bombardier Challenger 605s, 5000S Bombardier global dan Global Express XRS, yang diluncurkan pada tahun 2009 untuk digunakan para petinggi anak perusahaan Qatar. Qatar Airways saat ini memiliki lebih dari 340 pesawat baru senilai US$ 70.000.000.000 yang menunggu dikirimkan selama beberapa tahun berikutnya. Ini termasuk pesanan untuk Airbus generasi baru A350, A320 Neos, A380, A330 Freighters, Boeing 777, Boeing 777Xs dan Boeing 787 (Qatar Airways, 2015). 2.3.3. Prestasi Dunia Qatar Airways merasa bangga karena telah diberi gelar Airline of the Year 2011 dan 2012 di acara tahunan Skytrax World Airline Awards. Lebih dari 18 juta wisatawan di seluruh dunia memberikan suara mereka dalam survei yang dilakukan oleh lembaga pemantau 28 industri penerbangan global terkemuka. Setelah setahun sebelumnya berada di posisi ketiga sebagai maskapai terbaik di dunia oleh Skytrax pada tahun 2010. Pengumuman pada tahun 2011 membuahkan hasil bahwa peringkat Qatar Airways sebagai Airline of the Year adalah puncak dari dedikasi dan kerja kerja keras maskapai di bawah kepemimpinan group chief executive officer Akbar Al Bakir. Kemampuan Qatar Airways dalam mempertahankan penghargaannya pada tahun 2012 merupakan kemenangan yang luar biasa. Mendapat peringkat lima besar untuk keunggulan layanan oleh Skytrax, lembaga pemantau independen industri penerbangan global mengkonfirmasi Qatar Airways sebagai maskapai terbaik di Timur Tengah untuk tahun kedelapan. Pada tahun 2014, Qatar Airways juga memenangkan kelas bisnis terbaik dunia untuk dua tahun berturut-turut dan terbaik dunia kelas bisnis airline lounge untuk dua tahun berturutturut (Qatar Airways, 2014). 2.4. Keunggulan dan Kelemahan Qatar Airways Sejak beroperasi pada 1994 silam, Qatar Airways mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tercatat sebagai salah satu dari lima maskapai penerbangan yang mendapatkan penghargaan dari Skytrax sebagai maskapai bintang lima (Ahira, 2012). Tak tanggung-tanggung, Qatar Airways pun hampir selalu masuk ke dalam 10 besar perusahaan maskapai penerbangan terbaik di dunia menurut Skytrax dalam situs websitenya www.worldairlineawards.com. Sebagai salah satu maskapai terbaik di dunia, tentunya banyak sekali keunggulan-keunggulan yang dimiliki Qatar Airways yang mampu memanjakan para penumpangnya. Banyak komentar positif dari para penumpang tentang pengalamannya menaiki Qatar Airways. Salah seorang diantaranya Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 29 adalah Widodo Nugroho, seorang founder dan owner Jogja Geowisata yang sudah seringkali melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Melalui laman tulisannya www.tulisan-ringan.com, ia mengungkapkan tentang keunggulan yang dimiliki Qatar Airways, seperti: layanan dan informasi dari laman resmi dapat dengan mudah diakses serta memberikan informasi yang terbaru dan lengkap mengenai segala hal yang berkenaan dengan hal-hal operasional penerbangan (Widodo, 2012). Keunggulan lainnya yang dimiliki Qatar Airways adalah dalam segi kuliner di kelas bisnisnya. Kelas bisnis Qatar Airways merupakan satu-satunya yang menawarkan Rosé Champagne dan Billecart-Salmon, juga dilengkapi dengan bar berkelas yang menawarkan anggur pilihan terbaik yang super mahal. Tak hanya soal makanan dan minuman, layanan wifi pun disediakan bagi para penumpang yang ingin berselancar di dunia maya meski dalam pesawat. Namun, layanan ini tidak diberikan secara cuma-cuma alias harus bayar. Disamping itu, penumpang pun dapat menikmati film-film serta lagu-lagu terbaru melalui monitor layar sentuh yang disediakan di setiap kursi penumpang dengan teknologi canggih. Adapun cinderamata yang didapatkan penumpang adalah tas Giorgio Armani yang berisi penutup telinga, masker tidur, dan lotion cukur bagi penumpang pria. Sementara bagi penumpang wanita berisi body lotion, parfum, kaus kaki tidur, penutup telinga, lip balm, dan masker tidur (Siska, 2014). Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi para penumpangnya, pada 2014 lalu pihak perusahaan membeli pesawat Airbus baru dengan tipe A350 XWB yang disinyalir memiliki banyak sekali keunggulan. Dengan badan pesawat yang lebih lebar, Airbus A350 XWB ini memiliki teknologi mutakhir terkini yang menyediakan wifi berkecepatan tinggi, lampu LED dan pendingin udara teknologi 30 terbaru, monitor dengan layar lebih besar dan beresolusi tinggi, serta kursi yang lebih lebar dan lebih nyaman, serta berbagai keunggulankeunggulan lainnya. Tak heran, dengan segudang keunggulan yang dimiliki pesawat Airbus ini, Qatar Airways rela mengeluarkan biaya sekitar Rp 2,9 triliun untuk memboyong pesawat ini. Sebuah kebanggaan bagi Qatar Airways sebagai konsumen pertama yang membeli pesawat Airbus tipe A350 XWB (Angga, 2014). Tetapi, tidak semua hal dapat berlangsung baik. Walaupun seringkali dinobatkan sebagai maskapai penerbangan terbaik dan hampir selalu berada dalam posisi 5 besar maskapai terbaik di dunia, pada kenyataannya banyak pula kekurangan-kekurangan yang dimiliki Qatar Airways. Dalam situs www.consumenaffairs.com yang berisi tentang komentar-komentar para penumpang mengenai maskapai penerbangan yang mereka gunakan, ada banyak penumpang yang komplain terhadap kinerja awak serta staf Qatar Airways. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan tentang customer service yang dianggap sangat lamban dalam memberikan solusi bagi para penumpang yang sedang mengalami masalah. Permasalahan yang sering terjadi adalah masalah penerbangan yang delay sehingga penumpang harus menunggu hingga berjam-jam untuk dapat menaiki penerbangan berikutnya. Dalam waktu menunggu tersebut, pihak perusahaan kurang tanggap dalam memberikan tempat tinggal sementara bagi para penumpang yang menunggu waktu penerbangan berikutnya. Bahkan salah satu penumpang, Candaş asal Turki, sangat kecewa terhadap kinerja customer service Qatar Airways yang sangat merugikannya dan mengacaukan rencana liburannya. Penerbangan pertamanya dari Doha ke Bangkok harus ditunda selama 2 jam. Namun, setelah kantor pusat menjadwalkan ulang penerbangannya ke jadwal penerbangan berikutnya dan harus menunggu sekitar 9 jam, Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 31 penerbangan mereka harus ditunda lagi selama 4 jam. Salah satu penumpang lainnya juga mendapat perlakuan kurang mengenakan dari petugas customer service. Karena ketika ia sedang menelepon untuk melaporkan permasalahan yang sedang dialami, petugas customer service itu memotong percakapan dengan menutup telepon sebanyak tiga kali (Consumer Affairs, 2015). Tidak bisa dipungkiri bahwa kesalahan-kesalahan pasti dapat terjadi dan tidak dapat terhindarkan. Meski begitu, pelayanan yang diberikan oleh para awak dan petugas Qatar Airways dalam melayani penumpang patut diacungi jempol. Karena jika bukan karena kinerja mereka yang baik, bukan hal yang mungkin bagi Qatar Airways untuk dapat dinobatkan sebagai salah satu maskapai terbaik di dunia. 2.5. Strategi Pemasaran Banyaknya maskapai penerbangan yang mulai bermunculan dewasa ini mendesak para maskapai penerbangan lain untuk pintarpintar mencari cara untuk menarik minat dari para calon penumpang agar mau menggunakan jasa maskapainya. Banyak dari mereka yang akhirnya memperbarui atau mulai mencari strategi-strategi pemasaran yang dapat tepat guna untuk tercapainya tujuan-tujuan yang telah mereka tetapkan, dan tujuan dari pencarian strategi pemasaran ini tidak lain adalah untuk menarik minat dari para calon penumpang tadi agar mereka mau menaiki maskapainya dan maskapai tersebut dapat bernafas lebih lama. Adapun arti dari strategi pemasaran menurut Kotler (Kotler, 2000: 108) adalah: Marketing Strategy is the basic approach that the business units use to achieve its objective and consist of proceed decisions of target market, marketing positioning, marketing mix, and marketing expenditure levels. 32 Untuk strategi pemasaran dari Qatar Airways sendiri, mereka lebih sering memberikan sponsor pada acara-acara besar terutama pada acara olahraga. Sponsor dapat membantu mereka dalam memperluas promosi merk mereka. Sponsor melalui acara olahraga juga telah menjadi trend bagi banyak maskapai penerbangan di dunia. Selain itu, menjadi sponsor dalam acara olahraga juga menjadi sebuah strategi pemasaran tersendiri yang disebut dengan sport marketing. Sport marketing sendiri adalah: Building a highly identified, passionate fan base such that fans, sponsors, media and government pay to promote and support the organization for the benefits of social exchange and personal, group and community identity within a cooperative competitive environment,” (Team Sports Marketing: 2015). Sponsorship dari maskapai ini dapat dilihat di seragam klub sepakbola ternama Liga Spanyol, FC Barcelona. Tidak hanya itu, maskapai ini juga mensponsori banyak turnamen olahraga kenamaan seperti tenis, rally sepeda, lari marathon, dan masih banyak lagi. Strategi pemasaran mereka juga tidak berhenti sampai disitu saja, mereka juga memberikan strategi yang lain berupa promo-promo tiket murah untuk berbagai rute perjalanan. Promo tersebut akan muncul biasanya ketika minggu-minggu liburan, seperti saat Natal, tahun baru, atau Hari Raya Idul Fitri. Bagi yang telah menjadi pelanggan setia dari Qatar Airways juga mereka mendapatkan keuntungan yang lebih dari konsumen biasa. Misalnya, seperti keuntungan dengan kemudahan check-in, bagasi kita juga diperhatikan, diskon-diskon sepesial yang tidak dapat didapatkan oleh konsumen biasa, dan masih banyak lagi. Dengan menjadi pelanggan setia juga, konsumen dapat menukarkan perjalanannya dari beberapa mil, gratis beberapa mil. Maksudnya, jika kita membeli perjalanan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 33 sejauh 1000 mil, maka akan gratis 100 mil, dan keuntungan gratis ini dapat diakumulasikan, sehingga dapat menarik banyak pelanggan. Namun pada akhirnya, bagaimanapun pintarnya strategi pemasaran suatu maskapai penerbangan tetapi jika pelayananya kurang memuaskan maka maskapai tersebut tetap saja tidak akan dilirik oleh pelanggan. Jadi, pelayanan dan strategi yang inovatif haruslah berjalan seimbang untuk para maskapai agar dapat berjalan lancar. 2.6. Aspek Geoekonomi Penerbangan yang berada di kawasan Timur Tengah memang sangat diuntungkan secara geografis, dimana daerah ini terletak diantara dua benua yaitu Eropa dan Asia. Penerbangan yang ada di Timur Tengah merupakan jembatan penyebrangan bagi kedua Asia, dan memang terbukti dengan ramainya penumpang yang datang dari kedua benua tersebut. Harus diakui ternyata tesis geoekonomi benar-benar berlaku dalam persaingan antar berbagai kekuatan utama dunia di Timur Tengah. Potensi Timur Tengah sebagai wilayah yang sangat strategis, diketahui dan disadari oleh Negara-negara di Timur Tengah. Sehingga, pada tahun 1981 enam negara di Timur Tengah memutuskan untuk membangun sebuah kerjasama yang beranggotakan Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar dan Kuwait yang bernama Gulf Cooperative Council. Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan tindakan pembangunan di kawasan tersebut yang awalnya berfokus kepada bisnis minyak bumi, lalu berkembang ke sumber ekonomi lainnya seperti bisnis penerbangan (Ladki, 2009). Di Qatar sendiri, Qatar Airways sebagai salah satu penerbangan paling dinamis di kawasan Timur Tengah, penerbangan ini sangat memanfaatkan dukungan dari pemerintahnya dimana terdapat berbagai 34 perencanaan anggaran pemerintah untuk bisnis penerbangan di Qatar. Pada tahun 2015 telah dianggarkan pembiayaan sebanyak US$ 5,5 juta. Dengan demikian, luas Doha International Airport akan seluas sekitar satu pertiga luas kota (New Doha Airport Project, 2007). Rencana pembangunan Bandar udara di Qatar bukanlah satusatunya usaha yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Qatar sendiri berencana membuat Doha menjadi tujuan utama bagi bisnis dan pariwisata. Karenanya, pemerintah negara tersebut telah melakukan pembangunan pada perhotelan, atraksi wisata dan telah berhasil menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2006, juga berbagai aktivitas lainnya yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke negara ini (Ladki, 2009). Namun kemajuan yang sangat pesat dan juga usaha dari pemerintah ini dirasa masih kurang dan masih sangat dapat membahayakan Qatar dan negara-negara lain yang berada di kawasan tersebut. Pasalnya, Qatar Airways dilansir melakukan penerbangan yang cukup dapat dikatakan terlalu banyak, yang mengakibatkan berbagai spekulasi bahwa mungkin saja Qatar suatu hari akan tidak mampu menampung seluruh penumpang, dan karena itu terdapat beberapa tindakan yang telah direncanakan oleh beberapa negara, contohnya Arab Saudi yang telah mencanangkan ancaman untuk menolak penerbangan dari Qatar jika hal ini tidak cepat ditanggapi pemerintah dengan solusi yang efisien (Arabian Business, 2014). Selain itu, kabar bahwa terdapat sebuah kemungkinan bahwa Qatar mendukung gerakan muslim konservatif merupakan salah satu ancaman bagi keberlangsungan bisnis penerbangan ini, karena memang pada kenyataannya bisnis penerbangan Qatar Airways sangat erat kaitannya dengan aktivitas pemerintahan, sehingga dapat dikatakan bahwa penerbangan ini sendiri merupakan salah satu alat diplomasi Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 35 bagi Qatar. Karena itu sanksi yang diberlakukan kepada bisnis penerbangan Qatar Airways merupakan sanksi yang secara tidak langsung ditujukan kepada Qatar. 2.7. Qatar dan Isu Timur Tengah Kawasan Timur Tengah selain terkenal dengan kekayaan alam serta budaya masyarakatnya yang khas, juga terkenal dengan potensi konflik antar negara di dalamnya. Konflik hampir terjadi setiap hari– bahkan setiap jam–membuat situasi di sana selalu diliputi rasa mencekam dan keadaan selalu tidak aman. Hal ini membuat kunjungan wisatawan asing ke Timur Tengah berkurang drastis, terutama ke daerah-daerah di mana konflik sedang berlangsung. Begitu pula dengan warga lokal yang sulit untuk bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat terbang. Sebab, rudal-rudal atau bom-bom bisa saja mengancam keselamatan penumpang. Karena bukan hal yang tidak mungkin jika rudal tersebut mengenai badan pesawat. Bisa dikatakan bahwa konflik yang terjadi sangat mempengaruhi industri maskapai penerbangan negara-negara Timur Tengah. Akan tetapi, walaupun Timur Tengah merupakan kawasan yang sarat akan konflik, masih banyak wisatawan-wisatawan mancanegara maupun lokal yang berkunjung ke daerah-daerah wisata di negaranegara Timur Tengah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kawasan Timur Tengah memiliki pesona alam yang luar biasa indah, ditambah dengan bangunan-bangunan bersejarah yang banyak terdapat di sana membuat Timur Tengah menjadi tujuan wisata yang cukup populer. Bahkan salah satu agen travel asal Australia, Webjet, banyak menawarkan tiket murah dengan tujuan wisata ke Timur Tengah, seperti Dubai dan Kairo (Webjet, - ). Hal ini membuktikan bahwa Timur Tengah bisa dijadikan destinasi tujuan wisata menarik dan cukup aman untuk dikunjungi. 36 Saat ini Qatar menjadi salah satu negara yang penting dalam perkembangan sosial dan politik di Timur Tengah. Sejak Arab Spring, banyak perang sipil yang terjadi di negara-negara Timur Tengah, seperti yang saat ini terjadi di Libya dan Suriah. Baik Libya maupun Suriah sedang mengalami masa-masa kritis di mana banyak terjadi pemberontakan dalam negeri. Selain masalah Libya dan Suriah, Timur Tengah juga sedang terlibat dengan masalah ISIS yang tidak kunjung selesai. Perang Sipil Suriah merupakan dampak dari Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah sejak tahun 2011. Pada saat itu, terjadi protes terhadap Presiden Bashar Al-Assad, namun protes tersebut dibalas dengan kekerasan dari pemerintah, sehingga hal ini menimbulkan pemberontakan yang lebih besar terhadap pemerintah Suriah. Konflik yang serupa pun terjadi di Libya, di mana Arab Spring membawa dampak yang besar bagi pemberontakan terhadap Presiden Muammar Khadafi. Muncul banyak kaum oposisi yang menentang pemerintahan Khadafi yang sudah berjalan selama puluhan tahun. Walaupun Khadafi telah terbunuh dan pemerintahan telah berganti tetapi konflik di Libya masih saja terjadi hingga hingga sekarang. Kasus di Timur Tengah diperparah dengan kemunculan ISI (Islamic State of Iraq) yang saat ini berubah menjadi ISIS. Kemunculan ISIS dan meluasnya pengaruh ISIS di Timur Tengah membuat resah beberapa negara di dunia, termasuk Qatar. Ketiga isu ini adalah isu yang terjadi di Timur Tengah. Qatar, tidak memiliki isu politik yang mendesak karena tidak ada perang sipil di Qatar. Namun, Qatar berperan penting dalam pembentukan kesepakatan politik dan ekonomi dalam membantu negara-negara di Timur Tengah. Baik dalam isu Suriah maupun Libya, Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad At-Thani ingin membantu baik oposisi dari Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 37 Suriah maupun Qatar demi tercapainya perdamaian di Timur Tengah (Afifi, 2015). Tidak hanya di dua negara tersebut saja, Qatar menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangganya, seperti halnya dengan membantu penyelesaian krisis di Mesir dan Yaman. Bantuan dan kerja sama oleh Qatar tersebut dapat tercapai karena kekuatan ekonomi Qatar merupakan salah satu yang terkuat di Timur Tengah. Qatar dapat memberikan bantuan secara politik, ekonomi, dan militer kepada negara-negara yang memerlukan bantuan. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa segala isu yang sedang terjadi di Timur Tengah tidak menggoyahkan perekonomian di Qatar. Qatar masih kuat dengan kekuatan ekonominya dan membantu negara lain, seperti membantu memasok bahan makanan pada pemberontak Suriah dan Libya. Salah satu kekuatan ekonomi Qatar, tentu saja berasal dari Qatar Airways yang merupakan salah satu maskapai terbaik dunia. Qatar Airways selalu menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam perjalanan yang menghubungkan Afrika, Eropa dan Asia. Belum lagi, kerja samanya dengan Amerika Serikat membuat Qatar juga menjadi salah satu pilihan bagi penerbangan dari dan ke Benua Amerika. Selain maskapai Qatar Airways, Qatar pun menjadi salah satu negara favorit untuk transit dari satu penerbangan ke penerbangan lain. Hal ini karena Qatar Airways juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa maskapai dunia lainnya dalam jasa pelayanan penerbangan dunia. Banyaknya krisis di Timur Tengah, dan seberapa hebatnya isu tersebut menimpa, hal itu tidak berpengaruh pada bisnis penerbangan yang ada di Qatar. Meskipun beberapa langit di Timur Tengah sedang tidak aman untuk diterbangi, Qatar Airways dapat menemukan beberapa solusi rute yang lain agar bisnis ini tetap dapat berjalan. Bisnis penerbangan di Qatar, yaitu Qatar Airways masih beroperasi 38 dengan baik dan justru menjadi penyokong perekonomian di Qatar dan dapat membantu negara lain. Hal inilah salah satu alasan yang mengapa kemudian penerbangan di Timur Tengah dapat bersaing secara global dalam bisnis penerbangan dunia. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global BAB III KETANGGUHAN MASKAPAI ETIHAD AIRWAYS 3.1. Profil Etihad Airways Etihad Airways merupakan sebuah perusahaan penerbangan Uni Emirates Arab (UEA) yang berbasis di Abu Dhabi. Perusahaan ini didirikan melalui Royal Decrit Khalifah bin Zayid An Nahyan pada November 2003 (Etihad, 2014). Meskipun terbilang baru, namun keberadaan Etihad Airways dalam industri jasa penerbangan internasional patut diperhitungkan karena kepesatan pertumbuhannya. Pada 2011, laba pendapatan dari Etihad Airways mencapai sekitar 14 juta US$ (Etihad, 2014). Kemudian berbagai torehan prestasi yang dicapainya semakin menguatkan Etihad sebagai salah satu perusahaan penerbangan kelas dunia. Beberapa di antaranya adalah World's Leading New Airline selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2004 hingga 2006, World's Leading Airline pada tahun 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (World Travel Awards, 2014). Karena perusahaan ini merupakan perusahaan penerbangan nasional milik pemerintah, tentu ada suatu relasi tertentu yang terjalin antara Emirates dengan pemerintahnya. Namun sebelumnya, perlu dipahami struktur dan bentuk negara Uni Emirat Arab (UEA). UEA merupakan suatu bentuk federasi yang terdiri atas 7 emirat-emirat, yakni: Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-Qaiwain, Ra's alKhaimah dan Fujairah. Emirat sendiri merupakan suatu wilayah politik yang diperintah oleh sebuah dinasti Arab yang disebut emir (Arab Emirates, 2015). Federasi UEA sendiri secara resmi terbentuk pada 2 Desember 1971. 39 40 Adapun dalam sistem pemerintahanya, federasi ini terdiri atas (Arab Emirates, 2015): 1. The Federal Supreme Council, merupakan badan pembuat kebijakan tertinggi dalam negara. 2. Presiden dan wakil presiden sebagai kepala negara 3. The Council of Ministres or Cabinet, merupakan badan pemegang otoritas eksekutif dalam federasi. 4. The 40-member Federal National Council, memiliki peran baik sebagai legislatif dan pengawasan atau supervisi. 5. The Federal Judiciary, merupakan badan penjamin konstitusi, yang di bawahnya termasuk Supreme Courts dan the Courts of First Instance. Dalam sistem pemerintahannya, UEA memiliki seorang presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Presiden yang tengah menjabat saat ini adalah Khalifah bin Zayid An Nahyan, sedangkan kepala pemerintahannya adalah Muhammad bin Rasyid Al Maktum (Arab Emirates, 2015). Sebagaimana Etihad yang terbentuk sebagai sebuah produk Royal Decrit, perusahaan ini merupakan perusahaan penerbangan nasional UEA. Etihad memiliki dukungan penuh dari pemerintahnya untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Kendati demikian, bukan berarti bahwa Etihad tumbuh dalam suatu iklim proteksionis. Meskipun UEA memiliki beberapa perusahaan penerbangan nasional lain - seperti Etihad, namun pemerintah UEA mengembangkannya dalam iklim persaingan yang memacu perusahaan-perusahaan tersebut untuk menjadi yang terbaik di kelasnya. Perusahaan yang berada di bawah pemerintah ini menawarkan berbagai fasilitas yang memperkuat daya saing Etihad sendiri. Hal ini bukan hanya berasal dari pemerintah pusat, namun juga dari subemirat. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 41 Salah satunya adalah The Abu Dhabi Employee Travel Programme yang menyusun berbagai hadiah eksklusif setiap kali terbang dengan menggunakan Etihad Airways (Etihad, 2013). Manajemen perusahaan meyakini bahwa dalam era pasar gobal ini, pasar merupakan akses vital untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Keberadaan Bandara Internasional Abu Dhabi, dukungan pemerintah yang kaya pendapatan dari minyak, serta rendahnya pajak seolah menjadi stimulus bagi pesatnya bisnis jasa penerbangan di Timur Tengah, termasuk bagi Etihad sendiri. Saat perusahaanperusahaan penerbangan Eropa dan Amerika berkutat pada hal profit dan minimalisasi biaya, perusahaan-perusahaan penerbangan di Timur Tengah mendapatkan suntikan dukungan dari pemerintahnya sehingga dapat mengembangkan penerbangan yang berkelas dunia. Diperkirakan, pertumbuhan industri penerbangan sebesar 17 persen di Timur Tengah (Rapoza, 2014). Di Timur Tengah sendiri, industri jasa penerbangan memerankan peranan yang sama signifikannya terhadap perekonomian negara- negara di kawasan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa industri penerbangan menyumbang sebesar 450.000 lapangan pekerjaan dan menyumbang 16,1 milyar dollar terhadap GDP Timur Tengah (OEF, 2005:29). Keberadaan bandara-bandara internasional, seperti bandara Internasional yang salah satunya Doha merupakan aset berharga bagi UEA untuk terus berperan strategis dalam pesatnya industri jasa penerbangan internasional. 3.2. Sejarah Etihad Airways Etihad Airways merupakan perusahaan penerbangan nasional dari Uni Emirat Arab. Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, adalah hub-nya. Etihad Airways berusaha mencerminkan hal terbaik dari 42 budaya perhotelan Arab, kenyamanan, kehangatan budaya Arab serta meningkatkan prestise Abu Dhabi sebagai pusat perhotelan antara Timur dan Barat (Etihad, 2014). Tujuan Etihad Airways adalah untuk menjadi maskapai penerbangan global. Etihad Airways menyambut semua orang yang terbang bersamanya sebagai tamu terhormat, sebagaimana tercermin dalam keramahan unik yang mereka tawarkan di kelas travel guest. Dengan pendekatan baru yang lebih segar untuk layanan di udara dan di darat, mereka berusaha untuk mengembalikan rasa bebas dalam penerbangan. Selain menghadirkan pengalaman santai, Etihad juga berusaha untuk menciptakan rasa aman selama perjalanan dengan mempraktikkan standar global terbaik serta bersifat ramah lingkungan. Etihad Airways sudah sembilan tahun memantapkan dirinya sebagai maskapai yang memimpin dunia sebanyak tiga kali. Didirikan oleh Royal Amiri pada bulan Juli 2003, Etihad Airways mulai beroperasi secara komersial pada bulan November 2003 dan telah menjadi maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah penerbangan komersial (Etihad Guest, 2012). Etihad Airways dikelola oleh Dewan Direksi di bawah pimpinan Syeikh Hamid bin Zayid An Nahyan dan dipimpin oleh James Hogan, yang ditunjuk sebagai Chief Executive Officer pada tahun 2006 (Etihad, 2014). Etihad Airways adalah transportasi udara internasional yang mengoperasikan Holidays Etihad dan Etihad Crystal Cargo. Pada bulan Februari 2012, armadanya terdiri dari 63 pesawat jenis Airbus dan Boeing yang beroperasi lebih dari 1.000 penerbangan per minggu, melayani jaringan internasional dari 84 tujuan di 52 negara (Etihad, 2014). Pada tanggal 19 Desember 2011, Etihad Airways mengumumkan pembelian saham 29 persen di Airberlin, maskapai penerbangan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 43 terbesar kedua di Jerman. Kesepakatan itu membawa 239 jumlah tujuan yang mereka layani, baik secara langsung maupun dengan maskapai mitra. Selain itu, mereka memiliki 34 perjanjian code-share di tempat, untuk membangun jaringan internasional (Etihad, 2011). Seiring dengan perluasan bandara, Etihad Airways pindah ke Kantor Pusat baru dekat ke bandara pada bulan Maret 2009. Fasilitas yang dibangun ini merupakan bagian dari kompleks tiga bangunan yang juga mencakup state-of-the-art Training Academy dan kompleks Etihad Plaza dari kantor Etihad dan akomodasi perumahan untuk staf. Etihad Airways mempekerjakan hampir 8.000 staf yang mewakili lebih dari 120 negara dari seluruh dunia. Mereka juga berkomitmen untuk memberikan peluang bagi penduduk nasional UEA, dan melalui Program Emiratisation-nya, menawarkan berbagai kesempatan pelatihan bagi Emirati, termasuk skema percontohan kadet, program pengembangan rekayasa teknis dan program manajemen pascasarjana pembangunan (Etihad, 2014). Pada bulan Maret 2009, Etihad Airways menandatangani perjanjian dengan Masdar, multi-faceted inisiatif energi masa depan Abu Dhabi, membangun berbagai kegiatan untuk mengurangi jejak karbon melalui langkah-langkah hemat energi dan berkelanjutan. Masdar akan mendukung pengembangan solusi pengelolaan karbon untuk memastikan kepatuhan Etihad dengan Skema Perdagangan Emisi Uni Eropa, yang mulai berlaku untuk penerbangan pada tahun 2012, dan juga akan mendukung inisiatif pengurangan karbon sukarela Etihad. Selain itu, Masdar akan bekerja sama dengan Etihad untuk meningkatkan rencana pengelolaan sampah maskapai dan inisiatif penghematan energi. 44 3.3. Perkembangan dan Penghasilan Etihad Airways per Tahun Sejak didirikan pada tahun 2003, Etihad telah menjelma menjadi salah satu maskapai penerbangan paling bergengsi di dunia. Dari tahun ke tahun, Etihad mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, Etihad memiliki kurang lebih 66 armada pesawat yang beroperasi lebih dari 1000 penerbangan setiap minggunya, serta lebih dari 9000 karyawan dengan lebih dari 125 kebangsaan. Keenampuluh enam armada pesawat ini siap melayani penumpang dan kargo lewat jaringan internasional dengan tujuan kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa, Asia, Australia dan Amerika Utara. Etihad Airways juga memiliki saham sekitar 30 persen di Airberlin (maskapai penerbangan kedua terbesar di Jerman dan keenam terbesar di Eropa) dan saham sekitar 40 persen di Air Seychelles yakni maskapai penerbangan milik Republik Seychelle3 (Etihad Guest). Walaupun masih berusia muda, prestasi Etihad tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan berbagai macam penghargaan yang diterimanya, Etihad semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia. Tiga tahun berturut, tepatnya pada tahun 2009, 2010, dan 2011, Etihad Airways termasuk ke dalam “World’s Leading Airline” pada World Travel Awards (Etihad Guest). Semacam program penghargaan bergengsi bagi industri perjalanan dan penerbangan dunia. Sebagai maskapai penerbangan bergengsi dunia, Etihad memiliki saham di berbagai maskapai penerbangan lainnya. Tak hanya memiliki saham di maskapai Airberlin dan Air Seychelles saja, Etihad Airways 3 Sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia. Terletak di sebelah timur Afrika dan sebelah timur laut Madagaskar. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 45 pun memiliki saham sekitar, 24 persen di Jet Airways (India), 49 persen saham di Air Serbia (Serbia), dan juga beberapa persen saham di maskapai Virgin Australia (Australia) dan Aer Lingus (Irlandia). Dengan saham-saham yang dimiliki di berbagai maskapai penerbangan lainnya membuat pemasukan yang cukup besar bagi Etihad Airways. Terbukti, Etihad Airways memiliki catatan yang cukup mengesankan dalam bisnis penerbangan dunia. Pada tahun 2013, Etihad memiliki pemasukan sekitar US$ 6 milyar dengan laba bersih sebesar US$ 62 juta. Jumlah ini meningkat sekitar 48 persen dari tahun sebelumnya dan pemasukan Etihad tercatat hampir selalu meningkat dari tahun ke tahun (Minh, 2011). Etihad melaporkan pendapatan yang mereka terima pada tahun 2010 yakni sebesar US$ 2,951 juta, meningkat sebesar 29,2 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 2,285 juta. Pada tahun yang sama, yaitu tahun 2010, maskapai ini menambahkan hampir 800 karyawan, sehingga ada peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi lebih dari 6.300 orang. Jumlah penumpang pun naik menjadi 7,1 juta penumpang pada tahun 2010. Jumlah ini menyebabkan ada peningkatan penumpang sebesar 13,1 persen dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, Etihad juga menambahkan jumlah armada pesawatnya sekitar 45-51 pesawat dan menambah rute penerbangan dengan tujuan ke Alexandria, Baghdad, Kolombo, Erbil, Nagoya, Seoul dan Tokyo pada tahun 2010 (CAPA, 2011). Lalu pada tahun 2012 Etihad Airways tercatat mendapat laba bersih sebesar US$ 42 juta, jauh lebih besar dari tahun 2011 yang tercatat sebesar US$ 14 juta. Pendapatan Etihad tahun 2012 tersebut tumbuh sebesar 17 persen dari US$ 4,1 miliar menjadi US$ 4,8 miliar. Sedangkan jumlah penumpang pada tahun tersebut meningkat tajam 46 hingga mencapai angka di atas 10 juta penumpang untuk pertama kalinya sejak didirikan tahun 2003 silam (BBC, 2013) Puncaknya pada tahun 2013, Etihad Airways mengumumkan rekor hasil keuangan mereka untuk tahun 2013 pada Maret 2014 dengan laba bersih meningkat sebesar 48 persen menjadi US$ 62 juta, dan pendapatan naik sebesar 27 persen menjadi US$ 6,1 milyar. Hasil ini menandai tahun ketiga berturut-turut mereka mengalami peningkatan laba bersih selama 10 tahun maskapai tersebut beroperasi. Kemudian pada November 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kesepuluh, Etihad Airways mengumumkan niatnya untuk menambahkan armada pesawat hingga 199 pesawat dan 294 mesin. Hal tersebut menjadi jumlah terbesar sepanjang sejarah (Etihad Airways, 2014). Tak hanya itu, di tahun yang sama (2013), jumlah keanggotaan atau membership penumpang maskapai meningkat sebesar 21 persen dari 1,9 juta anggota menjadi 2,3 juta anggota dengan rata-rata 1,100 anggota baru. Pada akhir tahun 2013, Etihad Airways mempekerjakan 13.535 karyawan, meningkat 27 persen dari tahun 2012 yang berjumlah 10.656 karyawan. Termasuk kelompok anak perusahaan baru, Airport Services, yang mempekerjakan total 17.603 karyawan yang berasal dari 142 negara. Dari jumlah ini, maskapai inti mempekerjakan 1.468 warga berkebangsaan UEA, meningkat 17 persen dari tahun 2012 (Etihad Airways, 2014). Hal ini disebabkan banyaknya minat para lulusan sekolah penerbangan dari seluruh dunia untuk bekerja di Etihad Airways yang notabene merupakan salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 47 3.4. Keunggulan dan Kelemahan Etihad Airways Segala sesuatu pasti akan memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Masing-masing pihak juga tentu mempunyai cara masing-masing untuk mengatasi kelemahannya dan memanfaatkan keunggulannya. Namun, tidak hanya manusia saja yang memiliki kelemahan dan keunggulan tersebut, setiap kelompok atau suatu organisasi yang berisi kumpulan manusia juga dapat memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, seperti perusahaan, organisasi internasional, bahkan negara. Oleh karena itu, dalam subbab ini, kita akan membahas keunggulan dan kelemahan dari maskapai penerbangan terbaik dunia, Etihad Airways. Secara keselurahan, seperti yang disadur dari banyak komentar dalam situs penerbangan Skytrax, banyak yang merasa kecewa atas pelayanan dari Etihad Airways. Rata-rata dari orang yang berkomentar, mengeluhkan mengenai pelayanan dari awak pesawat dan repotnya check-in di bandara. Meskipun banyak dari mereka yg merupakan pelanggan tetap dan sudah menjadi anggota terbaik dari maskapai tersebut, namun tidak ada perlakuan spesial yang didapatkan dari pelanggan tetap tersebut. Pada akhirnya, baik pelanggan tetap dan konsumen biasa, perlakuan yang diberikan dari awak pesawat sama saja, tidak ada bedanya. Sehingga secara keseluruhan dari komentar tersebut mengatakan bahwa jika maskapai ini tidak mengubah sikap dari para awaknya maka mereka dapat segera mungkin gulung tikar. 3.5. Strategi Pemasaran Penerbangan Etihad, merupakan salah satu penerbangan yang dapat dikatakan cukup baru dalam karirnya bila dibandingkan dengan perusahaan peenrbangan lainnya di Timur Tengah. Hal ini dikarenakan 48 Etihad Airways belum mencapai sepuluh dekade dari masa berdirinya. Namun hal ini tidak menjadikan Etihad Airways kalah bersaing di dalam pasar. Sebaliknya, Etihad Airways mampu menjadi salah satu penerbangan paling menonjol dan telah menjadi salah satu penerbangan terbaik dunia dalam waktu singkat. Kesuksesan dari bisnis penerbangan Etihad ini menarik untuk dianalisis melalui strategi pemasaran yang mereka miliki. Maskapai penerbangan Etihad, merupakan maskapai penerbangan milik Uni Emirat Arab yang berpusat di Abu Dhabi (Turner, 2008). Etihad sendiri merupakan perusahaan penerbangan yang cukup baru, seperti yang telah dibahas sebelumnya, dan pada tahun 2008 telah mencapai status sebagai salah satu perusahaan penerbangan terbaik dunia, dengan lingkup penerbangan mencapai lebih dari 100 negara meliputi Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, Afrika dan Asia (Turner, 2008). Sebagai perusahaan penerbangan baru, Etihad memiliki keuntungan karena tidak memiliki sejarah buruk seperti yang mungkin dimiliki perusahaan penerbangan lainnya, dimana disini bisa dikatakan bahwa sejarah penerbangan Etihad lebih bersih dibanding beberapa maskapai penerbangan lain yang menjadi pesaingnya. Ada beberapa hal menarik terkait dengan maskapai penerbangan Etihad, diantaranya (Aydrose, 2012): 1. Pekerja dalam perusahaan penerbangan Etihad Cara unik Etihad dalam merekrut dan melatih pekerjanya menjadikan Etihad sebagai salah satu bisnis penerbangan yang maju di Timur Tengah. Pekerja Etihad mendapatkan penghargaan sebagai pekerja terbaik dalam bisnis penerbangan. Etihad juga memberikan kesempatan bagi pekerjanya untuk dapat berkunjung ke berbagai tempat di belahan dunia yang Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 49 membuat salah satu kepuasan tersendiri bagi orang yang dapat bekerja di Etihad. 2. Produk dan pelayanan Produk dan pelayanan yang disediakan oleh Etihad sangat menentukan kesuksesan Etihad sebagai bisnis penerbangan, dimana pelayanan yang diberikan menunjukkan pelayanan kelas atas. Dari mulai makanan, Etihad menyajikan makanan yang beragam bagi pelanggannya, seperti disediakannya minuman hangat, banyaknya pilihan menu sajian utama, dan pencuci mulut yang beragam jenisnya (Aydrose, 2012). Bahkan sejak tahun 2010, telah disediakan menu sajian ala Jepang yang komplit mulai dari peralatan makan hingga pencuci mulutnya (Aydrose, 2012). Dari segi teknologi, Etihad juga telah menyediakan fasilitas bagi pelanggannya seperti jasa email, internet, Microsoft dan juga hiburan seperti film (Aydrose, 2012). 3. Hubungan Kerjasama Pada tanggal 31 Desember 2010, Etihad telah memiliki sejumlah perjanjian kerjasama dengan banyak perusahaan internasional terutama di daerah Timur Jauh yaitu Tiongkok, Korea, Jepang dan Thailand, sebanyak 28 perjanjian kerjasama. 4. Rute unik Etihad menyediakan fasilitas yang tidak banyak disediakan oleh jasa penerbangan lainnya, di antaranya Etihad menyediakan jalur nonstop ke negara-negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea sebagai mitra kerjasama mereka, mengingat tingkat permintaan pasar yang tinggi ke wilayah tersebut, Etihad memberikan rute khusus dan mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi. 50 3.6. Aspek Geoekonomi Geoekonomi diartikan sebagai sebuah cara pandang mengenai permasalahan ekonomi suatu bangsa ditinjau dari faktor geografi sebuah negara. Dalam hal ini, Etihad pun memiliki cara pandangnya mengenai geografi Uni Emirat Arab dan peluangnya dalam menunjang perekonomian Uni Emirat Arab. Hal itu dapat dilihat pada rute penerbangan yang dimiliki oleh Etihad Airways yang ditunjukkan oleh gambar berikut: Gambar 3.1. Peta Rute Etihad Airways Sumber: www.etihad.com, 2015 Meskipun Uni Emirat Arab merupakan negara kecil di Jazirah Arab, namun letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan penerbangan dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Abu Dhabi, merupakan salah satu kota favorit yang sering digunakan untuk transit selain Singapura, Doha dan Frankfurt. Selain letak strategis dalam bidang penerbangan, secara geoekonomi Uni Emirat Arab terletak di dekat Teluk Persia dan Teluk Oman sehingga menjadi salah satu pusat sekaligus penghubung perdagangan minyak yang terjadi di Timur Tengah. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 51 Ada 2 hal yang harus digaris bawahi mengenai cara pandang Etihad Airways dalam geoekonomi Uni Emirat Arab. Yang pertama adalah bagaimana letak dan potensi geografis Uni Emirat Arab dapat menunjang potensi perekonomian di Uni Emirat Arab. Yang kedua adalah implementasi perekonomian tersebut pada kesejahteraan dan kehidupan sosial di Uni Emirat Arab. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa letak Uni Emirat begitu strategis karena berada di dekat Teluk Persia dan Teluk Oman. Gambar 3.2. Letak Geografis Uni Emirat Arab Sumber: www.government.ae, 2015 Letak yang sangat strategis ini mengakibatkan Uni Emirat Arab menjadi pusat sekaligus pusat hubungan perdagangan di Timur Tengah. Politik minyak dan politik air pun terjadi di kawasan ini, mengingat Saudi Arabia dan Iran juga merupakan negara yang kaya akan minyak. Meski wilayah Uni Emirat Arab berupa gurun dan padang pasir yang kering kerontang, namun Uni Emirat Arab memiliki minyak yang melimpah dengan produksi minyak mencapai 3 juta barel perhari pada tahun 2013 (Government Arab Emirates, 2013). Hal ini pun menjadi hal yang menguntungkan bagi Etihad Airways dalam perolehan bahan bakar yang digunakan untuk pengoperasian maskapainya. Sebagai salah 52 satu produsen minyak terbesar di dunia (Government Arab Emirates, 2013), bisnis yang berjalan di Uni Emirat Arab pun semakin pesat sehingga semakin banyak pengusaha yang masuk dan keluar dari Uni Emirat Arab menggunakan Etihad Airways. Potensi perekonomian yang besar ini membawa dampak yang tinggi bagi kesejahteraan masyarakat Uni Emirat Arab. Hal ini dapat dilihat dengan GDP negara yang mencapai US$ 383,80 milyar (Trading Economics, 2015) dan GDP perkapitanya mencapai US$ 24.077 (Trading Economics, 2015). Hal ini sangat sejahtera jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki GDP perkapitanya hanya US$ 1.810,31 (Photius, 2013). Kesejahteraan masyarakat Uni Emirat Arab dinilai cukup merata dengan 54,2 persen GDP-nya berasal dari industri minyak dan gas (Federal Research Division, 2007). Hal tersebut jelas membuktikan bahwa Uni Emirat Arab telah menggunakan kondisi geografisnya dengan baik sebagai upaya pembentukan perekonomian yang kokoh. Etihad Airways sebagai sebuah perusahaan penerbangan juga memanfaatkan letak dan potensi geografis Uni Emirat Arab, dengan pemanfaatan minyaknya, kondisi bisnis dan sosialnya, serta penggunaan SDM yang ada di Uni Emirat Arab. Hal ini tentu saja menjadi salah satu sektor yang membantu mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. Sehingga, ketika Etihad Airways memiliki visi yang sejalan dengan pengembangan perekonomian Uni Emirat Arab, hal ini dilihat sebagai sebuah hubungan yang saling mendukung antara negara dan bisnis internasional yang sedang terjadi saat ini. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 53 3.7. Etihad Airways dan Isu Timur Tengah Di tengah gelombang demokrasi atau Arab Spring yang melanda negara-negara di kawasan Timur Tengah, sebagian besar kondisi kehidupan masyarakat tidak berjalan dengan efektif. Politik yang tidak stabil menyebabkan tidak hanya sosial yang bergejolak tetapi juga ekonomi yang mengalami krisis. Di tengah isu ini, industri penerbangan di kawasan Timur Tengah mampu bertahan untuk tetap beroperasi dan mengamankan perusahaan. Etihad Airways sebagai perusahaan penerbangan yang beroperasi di kawasan ini mengalami penurunan jumlah penumpang domestik yang dimulai sejak berlangsungnya gejolak Arab spring. Karena pengoperasiannya yang terpusat di kawasan Timur Tengah, jumlah penumpang yang menuju kawasan berdekatan dengan tempat konflik menjadi turun sehingga menyebabkan penurunan efektivitas penerbangan. (Al-Sayeh, 2014). Walau demikian hal ini tidak mempengaruhi ekonomi Etihad Airways secara umum, utamanya karena adanya perjalanan jarak jauh yang tidak terganggu oleh isu Arab Spring. Bahkan dengan kondisi Arab Spring, banyak konsumen yang mencoba menghindari dampak Arab Spring dan pergi keluar kawasan, dampaknya jumlah penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh meningkat, dan dengan harga dimulai dari US$ 800 per kursi, dapat dipastikan terjadi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kerugian di rute domestik (Flottau, 2013). Etihad Airways terbukti berhasil menjadi perusahaan penerbangan dengan pertumbuhan yang paling pesat terlepas kondisi politik di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ini tidak hanya didapati dari perkembangan maskapai Etihad sendiri, tetapi dengan menyebarkan perekonomian kepada aspek lainnya. Etihad semakin 54 memperluas pendapatan tahunannya dan sekaligus menambah rute penerbangan (Etihad Airways, 2014). Etihad Airways juga memiliki beberapa kerjasama dengan negara-negara di sekitarnya untuk membangun perusahaan penerbangan yang kepemilikan sahamnya dimiliki bersama. Pada tahun 2013, terdapat 7 kerjasama yang dilakukan perusahaan milik Etihad, Equity dan Codeshare Partners dengan Air Serbia, Air Seychelles, Etihad Regional Switzerland, Air Berlin, Jet Airways, Virgin Australia dan Aer Lingus. Air Serbia sendiri merupakan kerjasama dengan pemerintah Serbia dimana 49 persen saham perusahaan dipegang oleh Etihad dan 51 persen lainnya oleh pemerintah sebagai pemegang saham utama. Dalam perjalanannya, Air Serbia telah membantu Etihad dalam mengoperasikan penerbangan di kawasan Eropa dan juga mendapatkan prioritas dalam lalu lintas penerbangan di bandara. Sebaliknya Serbia juga mendapat keuntungan dalam mengembangkan penerbangan mereka dengan bantuan Etihad. Pertama, dalam hal penyediaan jasa perbaikan yang lebih baik dan yang kedua dalam kerjasama Etihad dengan Airbus yang memungkinkan Air Serbia untuk mendapatkan armada penerbangan yang lebih baik. Secara umum, pendapatan yang didapati dari kerjasama equity and codeshare partners ini mencapai 820 juta dolar AS, dan setara dengan 21 persen dari pendapatan keseluruhan Etihad pada tahun 2013. Hal ini tentunya menjadi suatu bentuk penjelasan atas perkembangan Etihad yang tidak terpengaruh oleh isu domestik seperti Arab Spring. (Etihad Airways, 2014). Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global BAB IV KETANGGUHAN MASKAPAI EMIRATES 4.1. Profil Emirates Dalam setiap bagian dari operasi Emirates, mereka berusaha untuk melangkah lebih jauh. Budaya organisasi dan pola pikir adalah dua hal yang membedakan mereka dari yang lain, serta visi yang jauh ke depan untuk masa depan. Kekuatan pendorong yang sama juga tercermin dalam kota Dubai. Dalam waktu kurang dari empat dekade, Dubai telah berubah menjadi sebuah kota global yang dinamis dan pusat komersial serta tempat wisata utama, karena mereka selalu bertujuan untuk menjadi yang terbaik. Sebagai bagian dari visi jangka panjang di bidang sosial dan kemajuan ekonomi, Dubai telah berkomitmen miliaran dolar untuk mengembangkan infrastruktur di sektor industri. Investasi ini tidak didorong oleh keinginan untuk menjadi yang terbesar, namun agar dapat menjadi kelas dunia. Memenangkan tender untuk menjadi tuan rumah World Expo pada tahun 2020 merupakan tambahan momentum. Selama enam tahun ke depan, diperkirakan sekitar US$ 8,1 trilyun akan dihabiskan untuk proyek-proyek infrastruktur demi suksesnya perhelatan acara tersebut. (Emirates, 2014). Merencanakan program jangka panjang Emirates dan merencanakan arahan untuk profitabilitas yang berkelanjutan adalah hal yang penting. Bagi Emirates, menjadi lebih maju ialah berusaha lebih keras untuk unggul dalam apa yang mereka lakukan. Dalam hal ini berarti investasi dalam produk, sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi yang digunakan. Tahun ini, fokus perhatian Emirates adalah 55 56 penguatan jejak dan kemampuan sekaligus menjaga fokus pada penyampaian nilai terbaik kepada pelanggannya. Jaringan global Emirates diperluas dengan dibukanya 142 destinasi untuk penumpang dan kargo, menawarkan koneksi untuk perjalanan dan perdagangan, meng-upgrade layanan pesawat di udara dan darat serta investasi dalam teknologi baru. Emirates juga melakukan akuisisi strategis untuk melengkapi dan mengembangkan bisnisnya, ground handling dan jasa katering di berbagai pasar, investasi berbagai fasilitas baru di Inggris dan Dubai, dan kampanye One Safety yang komprehensif di seluruh lini bisnisnya. Ada sekitar 7.600 staf baru yang berasal lebih dari 50 negara (Emirates, 2014). Manusia dan bisnis di seluruh dunia ingin saling berhubungan, secara maya maupun nyata. Mereka menuntut hal yang terbaik untuk semua hal seperti barang, layanan, ide, dan teknologi. Hal ini mungkin saja terjadi hanya dengan satu click. Sekitar 3,5 miliar orang Akan online pada tahun 2017, mengakses internet untuk mencari informasi, berkomunikasi dan melakukan transaksi. Kemudian, 3,9 miliar orang diperkirakan akan melakukan perjalanan melalui udara, sebuah peningkatan sebesar 31 persen dari 2012. Dalam periode yang sama, kargo udara diperkirakan akan tumbuh 17 persen. Peluang untuk Emirates sebagai konektor global manusia dan tempat, dan penyedia layanan udara kelas dunia. Emirates akan terus bekerja keras agar selalu berada di posisi terdepan dan mampu mempertahankan kinerjanya. Track record investasi Emirates menempatkan mereka dalam posisi yang kuat untuk meraih masa depan dan semua kemungkinan serta tantangan. Emirates beruntung memiliki rumah dan hub di Dubai. Kota dinamis itu menarik perdagangan global dan pariwisata melalui kebijakan ekonomi yang progresif. Dubai ialah sebuah kota yang secara geografis memungkinkan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global maskapai 57 penerbangan untuk melayani 80 persen dari populasi dunia dalam satu keberangkatan dengan jarak delapan jam. Pertumbuhan Emirates terkait erat dengan Dubai. Pada 2013-14, Emirates telah menerbangkan 44,5 juta penumpang dan 2,3 juta ton kargo ke 142 kota tujuan di 80 negara. Terdapat 24 pesawat berbadan lebar yang ditambahkan ke dalam armada Emirates dan peningkatan total kapasitas sampai 15 persen available seat kilometers (ASKMs). Terlebih lagi, permintaan untuk layanan Emirates stabil dengan laju pertumbuhannya. Hal itu tercermin di high seat load factor sebesar 79,4 persen untuk tahun ini. Pada tahun 2020 Emirates mengantisipasi akan membawa 70 juta penumpang ke lebih dari 180 kota tujuan menggunakan armada ultramodern lebih dari 300 pesawat. Emirates Sky Cargo, merupakan kargo terbesar di dunia angkutan udara internasional dengan kilometer pendapatan ton (RTKMs), akan menangani lebih dari 15.000 ton kargo per hari. Antara sekarang dan 2020 permintaan layanan transportasi udara diperkirakan akan mengalami pertumbuhan seiring dengan era perdagangan global dan permintaan konsumen (Emirates, 2014). 4.2. Sejarah Emirates Pendirian maskapai Emirates mengalami proses yang cukup panjang. Bermula pada tahun 1959 ketika Pemerintah Dubai mendirikan Dnata 4 dengan hanya terdiri dari lima orang staf yang bertujuan untuk menyediakan layanan ground handling di Bandara Internasional Dubai yang baru saja dibangun. Kemudian pada tahun 1960, Perdana Menteri Uni Emirat Arab pada saat itu, Syeikh Rasyid 4 Dnata adalah salah satu penyedia layanan udara terbesar di dunia yang menawarkan ground handling, cargo, perjalanan, dan layanan catering penerbangan di lima benua (sumber: Dnata.com). 58 bin Said Al Maktum, membuka akses ke bandara dan menerapkan kebijakan open skies yang cukup inovatif sehingga pada tahun 1978 Maurice Flanagan pindah ke Dubai untuk menjadi Direktur dan Manajer Umum Dnata (The Emirates Group). Pada tahun 1984, rencana untuk mendirikan maskapai penerbangan di Dubai mulai dibahas oleh Syeikh Muhammad bin Rasyid Al Maktum dan Maurice Flanagan. Ada dua pilihan nama untuk maskapai penerbangan tersebut yang dicetuskan oleh Flanagan, yaitu Dubai Airlines atau Emirates. Namun pada akhirnya Syeikh Muhammad lebih memilih nama Emirates untuk nama maskapai penerbangan tersebut. Lalu pada tahun 1985, Syeikh Muhammad memperkenalkan Maurice Flanagan kepada pamannya, Syeikh Ahmad bin Said Al Maktum, yang kemudian menjadi pemimpin Emirates Airlines. Keinginan yang besar untuk membuat maskapai penerbangan membuat Flanagan berambisi untuk meluncurkan maskapai penerbangan Emirates dengan modal 10 juta dollar hanya dalam 5 bulan. Syeikh Ahmad dan Tim Clark5 bergabung dengan tim Flanagan untuk segera dapat mewujudkan peluncuran Emirates. Atas kerja keras mereka, maskapai penerbangan Pakistan International Airlines sepakat untuk menyewakan dua pesawat mereka kepada Emirates Airlines sebagai batu loncatan awal dalam bisnis penerbangan internasional. Akhirnya, pada tanggal 25 Oktober 1985, Emirates melakukan penerbangan internasional pertamanya dengan bermodalkan dua pesawat sewaan ke India, tepatnya ke kota Karachi, New Delhi, dan Bombay. Pada tahun yang sama Syeikh Muhammad menghadiahkan 5 Tim Clark kemudian menjadi Presiden Emirates Airlines (sumber: Wikipedia). Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 59 dua buah pesawat Boeing 727-200s kepada Emirates (The Emirates Group). Tahun demi tahun, maskapai Emirates kian berkembang. Destinasi penerbangan internasional yang pada awalnya hanya beberapa kota di India semakin meluas. Tahun 1986 jaringan penerbangan Emirates meluas ke Amman, Kolombo, Kairo dan Dhaka. Tahun 1987 Emirates dapat terbang ke Bandara Gatwick di London, serta Istambul (Turki), Frankfurt (Jerman), dan Mali (Maladewa). Emirates menambahkan rute penerbangan ke Damaskus pada 1988, serta rute penerbangan ke Singapura, Manila (Filipina) dan Bangkok (Thailand) pada tahun 1989. Jaringan rute penerbangan Emirates semakin bertambah menjadi total 12 tujuan pada tahun 1988 hanya dalam kurun waktu 38 bulan (The Emirates Group). Tahun demi tahun Emirates mencetak sejarah dalam dunia maskapai penerbangan. Pada tahun 1992, Emirates menjadi maskapai penerbangan pertama yang menginstal sistem video di seluruh kursi pada semua kelas di semua armada pesawatnya. Tahun 1993, Emirates menjadi maskapai penerbangan pertama yang memperkenalkan sistem telekomunikasi pada Airbus di semua kelas. Tahun 1994, Emirates menjadi maskapai penerbangan pertama yang melengkapi armada Airbus dengan fasilitas fax di penerbangan (The Emirates Group). Tak bisa dipungkiri Emirates memulai bisnis di dunia maskapai penerbangan dengan sangat baik, sehingga tak heran jika perkembangan demi perkembangan yang dilakukan Emirates tiap tahunnya menjadikan Emirates penerbangan terbaik di dunia saat ini. sebagai salah satu maskapai 60 4.3. Perkembangan dan Penghasilan Emirates Setiap perusahaan pasti memiliki ceritanya masing-masing, dari awal mereka berdiri hingga ia berdiri tegak dan ketika ia harus tertidur kembali dan mungkin untuk selamanya. Semua hal memiliki ceritanya masing-masing, baik perusahaan yang terkenal atau yang telah tenggelam di telan zaman sekalipun, semuanya memiliki sejarah. Begitupun dengan maskapai penerbangan yang sangat terkenal ini, Emirates. Cerita dari maskapai ini dimulai pada tahun 1985, keluarga kerajaan Dubai memutuskan untuk membentuk sebuah maskapai kecil dengan dua pesawat, Boeing 727 dan Airbus 300 B4 dari Dubai Royal Air Wing sebagai pesawat pertama mereka. Penerbangan pertama dibuka untuk rute Dubai menuju Karachi. Dalam tahun yang sama, mereka menambah rute mereka menuju Kolombo, Dhaka, Amman, dan Kairo. Mendapat lebih banyak pelanggan dan uang, maskapai ini menambah jumlah armadanya dan memperluas rutenya. Selama Perang Teluk, maskapai ini tetap terbang, meskipun maskapai penerbangan lain tidak melakukannya dan akhirnya mereka dapat mengambil banyak penumpang dari maskapai lain. Di tahun 1998, Emirates membeli separuh dari saham maskapai yang hampir bangkrut saat itu, Air Lanka, sebuah maskapai dari pemerintah Srilanka dan masuk pada sebuah kontrak selama 10 tahun untuk mengelola maskapai ini. Namun pada tahun 2008, perjanjian ini berakhir, dikarenakan pemerintah Srilanka yang ingin merebut kembali masakapai tersebut. Lalu pada tahun 2003 hingga 2005, Emirates membeli lagi banyak armada baru, ada 103 armada baru yang mereka beli dalam kurun waktu 2 tahun, seharga US$ 31,5 triliun (Air Review, 2011). Sekarang, maskapai ini telah memiliki lebih dari 280 armada, dengan total harga kira-kira US$ 138 triliun per November 2014. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 61 Dengan naiknya armada dan tingkat pelayanan juga rute yang diberikan, pendapatan dari maskapai ini juga secara otomatis terus meningkat. Laporan keuangan yang dimuat barulah dimulai sejak tahun 2000 dan semenjak saat itu, statistik finansial dari Emirates terus menanjak naik. Di tahun 2013 juga, maskapai ini merayakan 25 tahun berturut-turut atas keuntungan mereka. Di tahun 2000-2001, total pendepatan mereka sebanyak AED 6.417,4 miliar dan tahun 2001-2002 naik sebesar 13,4 persen menjadi AED 7.274,7 miliar. Lalu naik lagi sebesar 32,1 persen menjadi AED 9.607,3 miliar, naik lagi di tahun berikutnya sebesar 36,8 persen menjadi AED 13.266,3 miliar. Kemudian terus naik hingga tahun 2012-2013 sebesar 23 persen dari total pendapatan mereka di tahun 2011-2012. Semua laporan ini dapat dilihat dalam laman resmi dari Emirates secara terperinci. 4.4. Keunggulan dan Kelemahan Emirates Sebagai salah satu penerbangan favorit di dunia, terdapat beberapa alasan mengapa Emirates melambung menjadi salah satu penerbangan tersukses di dunia. Dapat kita lihat dalam pembahasan sebelumnya bahwa penerbangan-penerbangan yang berada di Timur Tengah seperti Qatar sangat dipengaruhi dan dibantu oleh negaranya, dan hal ini juga berlaku dengan Emirates, yang sangat dibantu dan didukung oleh pemerintah Dubai (Mbaskool, 2015). Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Dubai juga bukanlah hal cuma-cuma, karena faktanya Emirates merupakan state-owned airways, yang berarti Emirates merupakan perusahaan penerbangan milik pemerintah Dubai, dan karenanya mendapat berbagai keuntungan baik untuk penerbangan luar maupun dalam negeri (Butler & Keller, 2000). 62 Dukungan dari pemerintah Dubai ini didukung dengan fakta bahwa sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya minyak bumi, bahan bakar untuk pesawat Emirates dapat dikatakan sangat terjamin dan tidak mengalami hambatan berarti. Selain itu, Emirates memiliki pekerja yang sangat beragam, dengan memiliki lebih dari 50.000 pekerja yang berasal dari benua yang beragam (Mbaskool, 2015). Seluruh pekerja ini secara strategis memungkinkan Emirates mendapatkan simpati dari konsumen internasional dengan memiliki pekerja dari berbagai ras dan etnis, sehingga membuat jangkauan dari konsumen internasional sangat baik, ditambah lagi dengan fakta bahwa Emirates menjangkau 72 negara yang berasal dari 6 benua yang berbeda (Mbaskool. 2015). Dalam hal fasilitas penerbangan, Emirates menjadi salah satu maskapai yang diunggulkan. Contohnya, dengan berperan sebagai perusahaan penerbangan pertama yang memperkenalkan digital windscreen di dalam maskapainya, juga fasilitas lainnya yaitu memberikan kesempatan kepada pengguna maskapai untuk dapat berkoneksi internet melalui email. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan yang dirasakan di dalam maskapai Emirates ini, diantaranya pada tahun 2001 ketika harga minyak bumi naik, Emirates mengalami kerugian besar dan hampir tidak mampu menanggulangi pengeluaran avtur yang digunakan sebagai bahan bakar utamanya (Doganis, 2001). Hal ini menunjukkan ketergantungan Emirates kepada bahan bakar minyak bumi yang sering kali mengalami ketidakstabilan. Selain itu, sesungguhnya dibanding maskapai saingan lainnya, Emirates kurang memiliki perkembangan teknologi yang benar-benar signifikan. Emirates bukanlah satu-satunya maskapai penerbangan Timur Tengah yang menjadi favorit pelancong di dunia, dan karenanya banyaknya perkembangan merupakan salah satu kunci yang harus Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 63 diambil oleh Emirates sebagai langkah maju untuk mengungguli lawanlawannya. Selain itu, sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah, sesungguhnya ada hal yang tidak menguntungkan Emirates. Contohnya saja, Emirates dapat kapan saja terpengaruh oleh kebijakan pemerintah. Tantangan lainnya yang dihadapi oleh Emirates adalah fakta bahwa saat ini kawasan Timur Tengah telah memiliki berbagai perusahaan penerbangan internasional yang diminati oleh pengguna layanan penerbangan, seperti Etihad misalnya, yang meskipun belum berumur sepuluh dekade namun memiliki kemajuan yang pesat. Meskipun demikian, saat ini Emirates dapat bersikap tenang karena masih menjadi maskapai favorit bagi penerbangan internasional, meskipun memiliki berbagai kekurangan dan juga adanya ancaman yang mungkin terjadi. 4.5. Strategi Pemasaran “Hello Tomorrow” adalah slogan yang saat ini sedang diusung oleh Emirates, baik dari publikasinya melalui website maupun melalui majalah dan posternya (Emirates, 2015). Sebagai slogan khususnya, “Where will Tomorrow take you?” menjadi kalimat dalam strategi pemasaran Emirates sehingga menjadi perusahaan penerbangan terbesar di Timur Tengah (Clark, 2013). 64 Gambar 4.1. Poster-Poster Emirates Bertemakan Hello Tomorrow Sumber: www.emirates.com, 2015 Jika kita melihat slogan dan publikasi sebagai bentuk terluar dari sebuah strategi pemasaran, ada strategi pemasaran dalam perusahaan Emirates yang akan diuraikan dalam subbab ini. Strategi ini dapat kita lihat dari bentuk kemitraannya dengan perusahaan maskapai lain, kegiatan sponsorship, CSR, dan metode iklan. Yang pertama adalah kemitraan dengan perusahaan lain. Emirates memiliki kerjasama bilateral dengan Qantas, sebuah perusahaan maskapai milik Australia sehingga penerbangan yang dioperasikan oleh Emirates merupakan kerja sama antara Emirates dan Qantas, terutama untuk wilayah Asia (Emirates, 2015). Selain itu, Emirates dan Qantas memiliki peta rute penerbangan yang berbeda sehingga dapat melengkapi satu sama lain. Ketika seorang pembeli menginginkan kota tujuan yang tidak terdapat di dalam peta Emirates, hal itu dapat dilengkapi dengan tujuan yang ada pada rute penerbangan Qantas. Kerja sama ini dapat menguntungkan Emirates karena Emirates tidak tergabung dalam aliansi penerbangan One World ataupun Sky Team. Dengan kerja sama ini, Emirates juga memperoleh keuntungan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 65 dengan konsumen yang membeli penerbangan Qantas, namun dioperasikan oleh Emirates. Kedua adalah kegiatan sponsorship yang dilakukan oleh Emirates. Sudah 20 tahun, Emirates berkomitmen untuk mendukung dan mensponsori kegiatan-kegiatan, baik di Uni Emirat Arab, maupun di dunia. Pada tahun 1987, Emirates memberikan sponsorship-nya yang pertama dalam perlombaan kapal. Tidak hanya dalam perlombaan kapal, sponsorship pun meluas dalam bentuk kegiatan seperti sepak bola, rugby, kejuaraan bola tenis, balap motor, balap kuda, golf, kasti, hingga acara seni dan budaya. Dalam sepak bola saja, Emirates sudah mensponsori program Asian Football Confederation (AFC), menjadi sponsor utama bagi tim Arsenal FC, AC Milan, Paris Saint-Germain, Hamburger SV, Real Madrid C.F., juga kegiatan seperti Olympiacos FC, Arsenal Soccer Schools Dubai, The Emirates Cup, dan juga Zain Saudi Professional League. Hal ini dilakukan karena melalui acaraacara yang memiliki jumlah penonton massal, Emirates dapat mempromosikan perusahaannya dan juga sebagai tanda kepada dunia bahwa Emirates merupakan perusahaan yang besar dan mendukung banyak kegiatan positif. Hal ini akan meningkatkan branding dari Emirates dan meningkatkan penjualan tiket penerbangan. Ketiga yaitu CSR. Emirates memiliki The Emirates Airline Foundation sebagai lembaganya yang berkomitmen terhadap masalah sosial. The Emirates Airline Foundation ini berfokus pada anak-anak yang membutuhkan dan kurang mampu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak di dunia, tidak peduli terhadap geografi, suku bangsa, agama, ataupun batas-batas yang lainnya. CSR ini adalah salah satu bentuk kepedulian Emirates yang juga dapat meningkatkan penjualan dalam perusahaan. Hal ini karena untuk beberapa orang, yakin bahwa dengan menggunakan Emirates, berarti 66 juga turut serta membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak di dunia. Yang terakhir adalah metode pengiklanan. Metode pengiklanan yang menarik menjadi salah satu fakor peningkat penjualan. Contohnya dengan bekerja sama dengan beberapa website untuk mengiklankan Emirates. Selain itu, Emirates juga menyediakan penawaran-penawaran khusus dalam usaha peningkatan penjualannya. Misalnya, penawaran khusus untuk penerbangan ke Dubai, penawaran spesial untuk penerbangan pertama, hingga penawaran spesial untuk pelajar. Dengan melakukan berbagai strategi pemasaran di atas, Emirates tumbuh berkembang dengan pesat sehingga menjadi maskapai nomor satu di Timur Tengah. 4.6. Aspek Geoekonomi Industri Penerbangan di kawasan Timur Tengah menjadi suatu industri yang tidak terpengaruh oleh kondisi sosial dan politik yang bergejolak. Dalam melihat potensi ekonomi di kawasan ini, negaranegara di kawasan ini memutuskan untuk membentuk apa yang dinamakan Gulf Cooperative Council (Ladki, 2009). Tujuan utama dari kerjasama ini adalah untuk mempertemukan bisnis setiap negara dan mengembangkannya bersama. Diawali dengan kepemilikan minyak dan gas alam yang melimpah, komite ini kemudian berkembang dan memasukkan industri penerbangan dalam pembahasan mereka. Hal ini didasarkan pada potensi penerbangan di Timur Tengah yang begitu besar. Selain dengan dukungan ekonomi perminyakan, posisi strategis yang dimiliki oleh kawasan ini juga menjadi pemicu atas perkembangan kawasan dalam industri penerbangan. Dengan berada di pertengahan antara rute Eropa dan Asia, kawasan Timur Tengah menjadi hub atau pusat dari rute penerbangan Eropa dan Asia. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 67 Dengan memanfaatkan potensi ini, Emirates telah membangun kerjasama dengan berbagai maskapai penerbangan lainnya baik itu domestik maupun internasional untuk membangun kerjasama yang mendorong terjadinya penambahan rute dan ekspansi jangkauan operasional (Emirates Airlines, 2014). Kerjasama internasional yang paling menguntungkan bagi Emirates adalah Dnata, suatu perusahaan di bidang kebersihan yang ada di hampir semua benua di dunia. Dengan kerjasama ini, Emirates dapat melibatkan perusahaannya dalam semua lini usaha penerbangan. Perubahan kontur dari industri penerbangan telah terlihat dari perkembangannya di abad ke 21 ini, dimana lebih banyak maskapai penerbangan yang berasal dari Timur Tengah yang menguasai pasar ekonomi penerbangan ini. (Dicken. 2011). 4.7. Emirates dan Isu Timur Tengah Kawasan Timur Tengah menjadi sebuah kawasan yang terkenal dengan karakter dinamika kawasan yang cukup kompleks. Berbagai isu dan konflik pernah bahkan sedang terjadi di kawasan tersebut. Namun hal tersebut tidak menutupi keunggulan industri penerbangan di kawasan tersebut. Sektor industri jasa penerbangan di Timur Tengah memegang peranan yang cukup signifikan terhadap pendapatan negara-negara di kawasan tersebut. Sebuah penelitian dari Oxford Economics memperhitungkan bahwa sektor ini menyumbang sekitar US$ 116 miliar dari keseluruhan GDP (Steele, 2015). Sektor ini memegang peranan amat penting, selain sebagai media yang mempermudah mobilitas manusia, juga termasuk mobilitas barang. Menurut WTO, wisatawan yang mengunjungi Timur Tengah terus meningkat dari tahun 1995, yang semula berjumlah 14 juta pendatang, hingga mencapai 35 juta pedatang (Majdalani & Ringbeck, 2008:2). Hal ini 68 dimungkinkan dengan berbagai keuntungan yang dimiliki oleh industri penerbangan di Timur Tegah, seperti investasi serta kebijakankebijakan positif yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kendati tidak semua negara di Timur Tengah memiliki industri penerbangan yang baik, namun banyak raksasa penerbangan dunia berada di sana. Salah satunya adalah Emirates. Sebagai salah satu penerbangan kelas dunia, dengan 230 armada dan tujuan penerbangan ke lebih dari 140 destinasi (Emirates, 2013). Hal ini kemudian menjadikan Timur Tengah, terutama Uni Arab Emirates sebagai negara percontohan kesuksesan bisnis penerbangan. Fadi Majdalani dan Jurgen Ringbeck mengemukakan beberapa hal yang menentukan kesuksesan sebuah industri penerbangan, yaitu (Majdalani dan Ringbeck, 2008:3): 1. Kualitas operasional bandara Kualitas operasional bandara akan menentukan keseimbangan antara kapasitas daratan dan udara untuk mengurangi penumpukkan atau kemacetan. Hal ini dikarenakan, bandara yang ada biasanya dimanfaatkan pula sebagai tempat transit bagi pesawat-pesawat dengan rute perjalanan yang jauh sehingga kapasitas bandara akan amat menunjang bisnis penerbangan. Selain itu, hal yang berhubungan dengan operasional bandara adalah penundaaan-penundaan yang minimum sebagai suatu bentuk penerapan dan proses teknologi yang lancar, serta yang terakhir adalah bagaimana kontrak bisnis dijalankan. 2. Posisi lalu lintas strategis Hal ini erat kaitannya dengan kondisi geografis suatu negara serta ukuran sebuah negara. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 69 3. Lingkungan politik Poin ini melukupi empat unsur, yakni deregulasi lalu lintas udara, liberalisasi hak-hak penerbangan, pembatasan pelarangan kepemilikan, serta stabilitas politik atau dukungan pemerintah. 70 Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global BAB V EMIRATES, ETIHAD AIRWAYS, DAN QATAR AIRWAYS: RAKSASA PENERBANGAN GLOBAL 5.1. Aspek Geoekonomi Ketiga Maskapai Seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya mengenai geoekonomi kawasan Timur Tengah dan bagaimana relevansinya dengan bisnis penerbangan di sana. Agaknya Timur Tengah akan selalu menjadi sorotan dunia karena kekayaan sumber daya alam, seperti minyak bumi dan gas yang melimpah ruah di kawasan tersebut. Belum lagi dengan konflik-konflik antar negara ataupun konflik internal yang terjadi di dalam beberapa negara kawasan Timur Tengah menjadikan kawasan ini sebagai ‘objek’ dan celah bagi negara-negara Barat untuk meraup keuntungan dari sumber daya alam yang dimiliki Timur Tengah. Meskipun banyak konflik yang terjadi, tak berarti seluruh negara Timur Tengah mengalami masalah dan keterpurukan ekonomi politik yang sama. Negara-negara seperti halnya Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) merupakan contoh negara-negara Timur Tengah yang tak terpengaruh oleh konflik dan isu Arab Spring yang melanda kawasan ini. Negara-negara ini justru dapat dikatakan sebagai ikon negara Timur Tengah yang modern dan maju, khususnya pada bisnis penerbangan serta minyak dan gas alam. Namun demikian, meskipun kekayaan minyak telah memberikan beberapa negara-negara regional pendapatan per kapita setara dengan Barat, sebagian besar Timur Tengah tetap dalam zona konflik (Singer & Wildavsky, 1993). Bisnis penerbangan yang berada di kawasan Timur Tengah memang sangat diuntungkan secara geografis, di mana kawasan ini 71 72 terletak diantara dua benua yaitu Eropa dan Asia. Penerbangan yang ada di Timur Tengah merupakan jembatan penyeberangan bagi kedua benua, dan memang terbukti sangat ramainya penumpang yang datang dari kedua benua tersebut. Tak hanya menjadi destinasi utama penerbangan dari berbagai wilayah di dunia, Timur Tengah sering menjadi tempat transit penerbangan dari atau ke Asia dan Eropa. Tentu hal ini menjadi pemasukan yang cukup signifikan bagi bisnis penerbangan di negara-negara Timur Tengah, khususnya Qatar dan Uni Emirat Arab. Industri penerbangan di kawasan Timur Tengah menjadi suatu industri yang tidak terpengaruh oleh kondisi sosial dan politik yang bergejolak. Dalam melihat potensi ekonomi dikawasan ini, negaranegara di kawasan ini memutuskan untuk membentuk apa yang dinamakan Gulf Cooperative Council (Ladki, 2009). Tujuan utama dari kerjasama ini adalah untuk mempertemukan bisnis setiap negara dan mengembangkannya bersama. Diawali dengan kepemilikan minyak dan gas alam yang melimpah, komite ini kemudian berkembang dan memasukkan industri penerbangan dalam pembahasan mereka. Seperti yang telah disebutkan di atas, potensi penerbangan di Timur Tengah cukup besar. Selain dengan dukungan ekonomi perminyakan, posisi strategis yang dimiliki oleh kawasan ini juga menjadi pemicu atas perkembangan kawasan dalam industri penerbangan. Dengan berada di pertengahan antara rute Eropa dan Asia, kawasan timur tengah menjadi hub atau pusat pertemuan antara Eropa dan Asia. Maskapai penerbangan yang paling unggul yang dimiliki Timur Tengah adalah Qatar Airways (Qatar), Etihad Airways dan Emirates Airlines milik Uni Emirat Arab. Ketiga maskapai ini merupakan salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia yang sering mendapatkan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 73 penghargaan-penghargaan bergengsi dalam industri maskapai penerbangan dunia. Ketiga maskapai ini juga hampir selalu masuk dalam 10 besar perusahaan maskapai penerbangan terbaik di dunia menurut Skytrax dalam situs websitenya www.worldairlineawards.com. Kawasan Timur Tengah yang rawan konflik agaknya menjadi hambatan tersendiri bagi ketiga maskapai ini dalam menjalankan bisnis penerbangannya, karena seringkali mereka harus menghentikan seluruh penerbangan ke daerah-daerah konflik, atau melakukan reroute (pengalihan rute penerbangan) dari daerah-daerah rawan konflik. Hal ini akan memakan waktu lebih lama dari biasanya, serta membutuhkan bahan bakar lebih banyak yang berakibat pada kerugian yang harus di derita oleh pihak maskapai penerbangan karena harus mengeluarkan biaya ekstra. Seperti halnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Emirates Airline yang menghentikan semua penerbangan ke Erbil di Irak Utara pada Agustus 2013 seiring dengan gencarnya teror yang dilakukan oleh kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang memiliki senjata-senjata canggih, seperti ground-to-air missiles yang mampu menargetkan penerbangan (El Gazzar, 2014). Senjata seperti ini tentu saja tidak dapat membedakan pesawat militer dan pesawat komersial pengangkut penumpang yang sedang terbang. Namun disamping kawasan yang rawan konflik, posisi geografis Timur Tengah yang sangat strategis menjadi keuntungan tersendiri bagi perekonomian negara-negara Timur Tengah, khususnya bisnis penerbangan. Misalnya geoekonomi Uni Emirat Arab dengan maskapai penerbangan Etihad Airways dan Emirates Airlines-nya. Meskipun Uni Emirat Arab merupakan negara yang kecil di Jazirah Arab, namun letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan penerbangan dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Abu 74 Dhabi, merupakan salah satu kota favorit yang sering digunakan untuk transit selain Singapura, Doha dan Frankfurt. Selain letak strategis dalam bidang penerbangan, secara geoekonomi Uni Emirat Arab terletak di dekat Teluk Persia dan Teluk Oman sehingga menjadi salah satu pusat sekaligus penghubung perdagangan minyak yang terjadi di Timur Tengah. Tak hanya itu, pemerintah Qatar pun melakukan berbagai cara untuk menjadikan Doha sebagai tujuan utama bagi bisnis dan pariwisata. Karenanya, pemerintah negara tersebut telah melakukan pembangunan pada perhotelan, atraksi wisata dan telah berhasil menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2006, juga berbagai aktivitas lainnya yang menarik minat wisata bagi negara ini (Ladki, 2009). Dijadikannya Qatar sebagai tuan rumah bagi ajang bergengsi Asian Games pada 2006 silam tentu saja menjadi keuntungan tersendiri bagi maskapai penerbangan Qatar Airways. Kawasan Timur Tengah yang rawan konflik memang menjadi hambatan tersendiri bagi maskapai penerbangan di Timur Tengah, namun letak geografis yang sangat strategis ditambah lagi dengan sumber daya alam yang melimpah menjadikan Timur Tengah menjadi destinasi utama dan lahan bisnis bagi para korporat dunia. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan tersendiri bagi maskapai penerbangan Timur Tengah. 5.2. Keunggulan Maskapai Timur Tengah Keunggulan dari maskapai Timur Tengah sendiri terlihat dari kenyamanan dan fasilitas yang diberikan oleh maskapai itu sendiri. Merujuk dari daftar 20 maskapai terbaik dunia versi Tabloid Nova, maskapai-maskapai penerbangan yang ada di Timur Tengah memiliki Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 75 fasilitas dan kenyamanan yang sangat tinggi untuk penumpang. Misalnya pada Qatar Airways, mereka mendapat nilai sempurna dalam masalah tempat duduk dan hiburan dalam kabin, bahkan penumpang kelas ekonomi mendapat banyak fasilitas yang dapat memuaskan perjalanan mereka. Dengan kondisi perekonomian dari Timur Tengah yang jauh dari stabil, membuat banyak maskapai penerbangan yang dibuat oleh para saudagar timur tengah dapat berjalan lancar, malah tidak jarang sangat menguntungkan, sehingga fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan penumpang dapat diperhatikan dan terus ditingkatkan. Maskapai Timur Tengah lebih banyak unggul dalam bidang perekonomian mereka dan kenyamanan di dalam pesawat mereka, sehingga banyak dari penumpang pesawat yang lebih memilih maskapai penerbangan Timur Tengah untuk perjalan jauh mereka. 5.3. Dukungan SDA dan SDM Timur Tengah Negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah merupakan negara yang diberkahi dengan SDA yang berlimpah. Sekitar hampir setengah kekayaan sumber minyak bumi yang tersedia dan digunakan di dunia berada di kawasan tersebut, tercatat sekitar 32 persen pada tahun 2002 minyak bumi berada di Timur Tengah (PBS, 2002). Bukan menjadi sebuah kejutan bahwa karena banyaknya sumber daya minyak bumi, dan baru-baru ini pula, ditemukannya banyaknya gas alam yang tersedia, maka kawasan ini menjadi kawasan primadona bagi dunia, dan menjadi incaran baik dari segi politik maupun ekonomi. Kekayaan SDA ini disadari dengan baik oleh pemegang kekuasaan negara-negara tersebut, dan mereka juga menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam kelangsungan sumber daya terpenting tersebut. Oleh karena itu, sejak tahun 1973, beberapa negara di Timur 76 Tengah—terutama negara dengan sumber daya minyak terbesar— membuat sebuah strategi untuk lebih berperan aktif di dalam tatanan sistem internasional. Dibentuklah sebuah organisasi bernama OPEC yang secara signifikan mempengaruhi kebijakan-kebijakan oleh power nations seperti Amerika Serikat dan Eropa. Strategi OPEC sendiri dimulai pada tahun 1973 dengan naiknya harga minyak bumi dari US$ 3 per barrel pada tahun 1972 hingga menjadi US$ 12 per barrel pada tahun 1974 (PBS, 2002). Hal ini membuat Amerika Serikat terguncang, dan membuat Amerika terpaksa menyesuaikan diri dengan meroketnya harga minyak bumi tersebut, begitu juga dengan negara-negara lain yang mengekspor minyak buminya dari Timur Tengah. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semua negara di Timur Tengah memiliki kekuatan dan juga kesenangan atas hadirnya kontrol akan sumber daya minyak bumi itu sendiri. Secara garis besar, negaranegara di Timur Tengah terdiri dari beberapa negara dengan kriteria tertentu, misalnya negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) yang memiliki sumber daya minyak bumi terbesar, dan mengimpor hampir semua sumber daya manusia yang tersedia, seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, lalu negara non anggota GCC, namun memiliki sumber daya lain yang juga cukup besar, dan memiliki sumber daya manusia yang banyak, seperti Aljazair, Irak, Liberia, dan Suriah, lalu negara dengan sumber daya alam yang cukup, namun miskin diantaranya Mesir, Jordan, Maroko, dan Tunisia (IMF, 2012). Klasifikasi negara-negara di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan diantara negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah. Meskipun mereka memiliki sumber daya alam yang berlimpah namun banyak di antaranya tidak dapat memanfaatkan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 77 sumber daya tersebut dikarenakan tidak mampu atau kurangnya sumber daya manusia atau labour yang memadai, yang memungkinkan terjadinya kemiskinan di suatu negara tertentu di Timur Tengah. Ironisnya, beberapa dan sebagian besar negara anggota GCC yang merupakan negara dengan pemasukkan terbesar di Timur Tengah sendiri sering kali enggan memakai sumber daya manusia yang ada di negaranya. Mereka cenderung merekrut sumber daya asing dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan dan membuat hal ini tentu saja berpengaruh besar kepada tingkat pengangguran di negara tersebut. Dimana tercatat oleh World Bank bahwa pertumbuhan dan prediksi pertumbuhan pekerja aktif yang berada di Timur Tengah tidak memiliki perkembangan yang signifikan. Data menunjukan bahwa dari 104 juta pekerja pada tahun 2000, hanya berkembang menjadi 185 juta pada tahun 2020. Ini menunjukkan bahwa dalam faktor sumber daya manusia, kawasan ini telah gagal memberikan fasilitasi pekerjaan yang cukup bagi masyarakatnya sendiri. 5.4. Komparasi dengan Maskapai Eropa Jika seseorang akan menggunakan sebuah jasa penerbangan, akan ada banyak hal yang menjadi pertimbangan. Hal inilah yang mengakibatkan persaingan pada bisnis penerbangan internasional semakin ketat. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain: 1. Harga 2. Pelayanan kabin 3. Pelayanan di bandara dan tempat transit 4. Kemudahan pemesanan 5. Diskon dan bonus Dari berbagai maskapai besar di dunia, ada 3 maskapai Timur Tengah yang mendominasi bisnis penerbangan dunia, yaitu Qatar 78 Airways, Etihad Airways, dan Emirates. Bahkan, ketiga maskapai ini telah menguasai bisnis penerbangan di Eropa (Aero, 2012). Grafik 5.1. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah di Eropa Barat Sumber: Anna Aero, 2012 Grafik di atas menunjukkan tingginya penggunaan Emirates di Eropa, Barat, terutama di Inggris. Tidak hanya di Eropa Barat, 3 maskapai besar Timur Tengah ini juga cukup mendominasi di Eropa Timur dengan grafik berikut. Grafik 5.2. Komparasi Pengguna Tiga Maskapai Timur Tengah di Eropa Timur Sumber: Anna Aero, 2012 Dari segi harga, maskapai Timur Tengah memiliki harga yang terjangkau jika dibandingkan dengan maskapai Eropa. Hal ini karena Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 79 maskapai Timur Tengah sangat didukung oleh pemerintahnya. Ada kepentingan power dan pengaruh dari negara-negara seperti Qatar dan Uni Emirat Arab agar banyak orang yang dapat transit di negara mereka sehingga subsidinya begitu tinggi. Harga yang terjangkau ini karena maskapai-maskapai Timur Tengah seringkali mengadakan promo pemesanan jauh-jauh hari yang mana harganya sangat berbeda jika dibandingkan dengan maskapai-maskapai di Eropa. Selain itu, harga seperti bagasi sangat menjadi pertimbangan. Contohnya, maskapai penerbangan Timur Tengah hanya akan mengenakan tambahan biaya untuk bagasi ketiga, namun maskapai di Eropa justru mengenakan biaya tambahan untuk bagasi kedua. Selain itu, charge yang dikenakan pada kelebihan bagasi lebih mahal pada maskapai penerbangan Eropa jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan di Timur Tengah (Airlines Wanderbat, 2015). Dari segi pelayanan di kabin, maskapai Timur Tengah juga lebih unggul. Jarak tempat duduk yang luas, pelayanan makanan halal, pelayanan untuk bayi, serta pelayanan teknis masih lebih unggul maskapai Timur Tengah. Sehingga banyak warga Eropa yang lebih memilih maskapai Timur Tengah. Hal ini juga dikarenakan penerbangan Timur Tengah memiliki tujuan kota yang sama banyaknya dengan penerbangan di Eropa. Selain itu, jika mengambil sedikit perbandingan, penerbangan seperti Emirates dan Lufthansa, Emirates memiliki partner aliansi lebih banyak jika dibandingkan dengan Lufthansa. Dari segi pelayanan di bandara, maskapai Timur Tengah memiliki pelayanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan maskapai Eropa. Hal ini terjadi baik di bandara keberangkatan maupun bandara transit. Kemudahan dan kenyamanan inilah yang kemudian menjadi pertimbangan pelanggan. Maskapai Timur Tengah 80 memperhatikan hal-hal kecil seperti pelayanan untuk bayi. Beberapa maskapai Eropa pun menyediakannya, namun pelayanannya tetap masih lebih mudah maskapai Timur Tengah. Untuk kemudahan pemesanan, beberapa maskapai memiliki cara yang berbeda-beda. Baik maskapai Timur Tengah maupun maskapai Eropa memiliki cara pemesanan online dan offline yang berbeda. Cara pembayarannya pun beragam mulai dari kartu debit, kartu kredit hingga cash payment. Namun yang menjadikan maskapai Timur Tengah lebih menarik adalah ketika maskapai Timur Tengah memberikan potongan harga yang lebih besar untuk kondisi tertentu. Misalnya untuk pelajar yang memiliki kartu ISIC atau kartu membership mereka. Penawaran harga ini membuat maskapai Timur Tengah menjadi salah satu pilihan bagi siapapun yang ingin terbang ke destinasi manapun. 5.5. Komparasi dengan Maskapai Amerika Maskapai penerbangan di Timur Tengah atau Gulf Airlines berkembang dengan pesat dan menarik perhatian maskapai penerbangan Amerika, bahkan mengundang tindakan yang mencekam. Hal ini berasal dari perkembangan keduanya yang berbeda dan justru menjadi sumber kecemburuan yang menyebabkan tindakan ekstrim (Freed, 2015). Untuk mengkaji tindakan maskapai penerbangan Amerika ini dapat dilihat dari komparasi maskapai kedua regional. Mengawali industri penerbangan lebih awal, maskapai yang berasal dari Amerika berhasil menjadi penyedia jasa perjalanan udara yang lebih stabil dalam regional Amerika Serikat dan Kanada, ditambah dengan kondisi politik yang relatif stabil dan keuangan yang juga tetap stabil, masakapai penerbangan di Amerika tidak terlalu khawatir dengan perkembangan jasa penerbangannya. Akan tetapi, satu hal yang luput dari visi maskapai penerbangan di Amerika dan Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 81 dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan Timur Tengah adalah perkembangan penerbangan jarak jauh atau long haul flights (Centre For Aviation, 2014). Inilah yang mungkin dapat dianggap sebagai kelemahan dari masakapai Amerika, kenyataan bahwa mereka sangat fokus terhadap penerbangan domestik dan tidak mengambil resiko dalam penerbangan jarak jauh membuat perkembangan mereka begitu kecil dalam skala. Dampaknya kini, walaupun pasar domestik masih dipegang oleh masakapai lokal, akan tetapi pemasukkan dari penerbangan jarak jauh telah mayoritas diambil alih oleh maskapai Timur Tengah. Selain karena kemudahan perjalanannya yang tidak memerlukan transit serta perpindahan pesawat, juga dengan harganya yang murah. Adanya persetujuan atas Open Skies Agreement yang membuka seluruh wilayah udara bagi kompetisi maskapai penerbangan di seluruh dunia juga menjadi suatu faktor yang mendorong terjadinya ketimpangan perkembangan ini (Centre for Aviation, 2012). Dalam suatu laporan mengenai ranking bisnis penerbangan Internasional yang dikutip dalam The Wall Street Journal (McCartney, 2014), digambarkan bagaimana perkembangan jumlah penumpang yang begitu timpang antara maskapai Amerika dengan maskapai Timur Tengah. Maskapai seperti Etihad, Emirates dan Qatar secara umum mendapat peningkatan rata-rata sebesar 35 persen, dimana Etihad berada di urutan pertama dengan peningkatan jumlah penumpang sebesar 43,4 persen jika dibandingkan dengan jumlah penumpang di tahun sebelumnya. Posisi terendah di sepuluh teratas ditempati United Airlines yang justru mengalami penurunan penumpang sejumlah 1,8 persen. Data di atas menunjukkan adanya perkembangan yang positif dari maskapai Timur Tengah dan perkembangan yang relatif rendah 82 dan bahkan negatif dari maskapai Amerika. Perkembangan ini banyak dibantu dengan adanya penerbangan jarak jauh yang menarik lebih banyak penumpang secara umum sehingga menyebabkan maskapai Timur Tengah dapat mengalami kenaikan rata-rata sebesar 35 persen berkat long-haul trips ini. Jika mengkaji lebih lanjut dapat dilihat perbandingan jumlah maskapai yang beroperasi secara penuh, dimana maskapai utama dari Amerika Serikat berjumlah sekitar 18 maskapai dengan United Airlines, Virgin America, American Ailrlines, dan Delta Airlines yang menjadi pionir dari industri penerbangan Amerika. Sedangkan Maskapai Timur Tengah yang beroperasi secara aktif saja sudah dipenuhi oleh Etihad, Emirates, Qatar, Gulf Air, dan juga didorong oleh maskapai yang bekerja sama dengan para maskapai Timur Tengah ini. Dampaknya tidak hanya menjadi lebih dominan tetapi juga merambah kepada berbagai elemen baik itu kelas atas dengan legacy carrier, maupun lowcost carriers untuk perjalanan kelas ekonomi (Centre for Aviation, 2012). Kondisinya kini, maskapai penerbangan di Amerika telah melaporkan kecurangan yang melanggar perjanjian internasional penerbangan yang menyatakan bahwa semua maskapai penerbangan tidak boleh menerima insentif ataupun subsidi dari pemerintah, dimana menurut para pelapor dari persatuan maskapai penerbangan Amerika ini, pihak maskapai Timur Tengah telah menerima sejumlah subsidi dari pemerintah yang membuatnya tidak lagi bermain dengan adil dalam persaingan industri penerbangan dunia (Moak, 2015). 5.6. Persaingan Bisnis Penerbangan di Dunia Industri penerbangan menjanjikan keuntungan yang tinggi dalam segi ekonomi. Tak heran karena penerbangan menjadi salah satu Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 83 sarana transportasi yang cukup diminati berkat kemudahan serta efisiensi yang ditawarkannya. Jarak dan waktu dapat ditempuh secara lebih singkat ketika melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Karenanya, sejak awal dipelopori adanya penerbangan sipil komersil, industri ini tak pernah kesepian peminat. Menurut data dari International Air Transportation Association (IATA), dalam kurun waktu 4 dekade terakhir terdapat sebanyak 1.300 maskapai penerbangan baru (Cederholm, 2009). Tingginya kebutuhan akan sarana transportasi yang cepat membuat para pelaku bisnis kian giat berkompetisi menciptakan maskapai penerbangan baru. Hal tersebut tentu memunculkan sebuah tantangan tersendiri bagi maskapaimaskapai penerbangan yang ada untuk mampu berkompetisi sehingga mampu bertahan dalam dunia industri penerbangan internasional. Atmosfer persaingan dengan sesama penyedia jasa penerbangan tentu harus dihadapi dan tak terelakan lagi. Industri penerbangan sipil komersial internasional akan menghadapi kompetisi yang agresif mengingat adanya ekspansi dari low cost carrier (LCC) business model, pesatnya pertumbuhan maskapai penerbangan di Timur Tengah, dan munculnya kerjasama (joint ventures / JVs) untuk meningkatkan penerbangan internasional (Hudson, 2014). Low cost carrier (LCC) adalah sebuah model bisnis penerbangan bertarif rendah. Model bisnis ini dioperasionalkan dengan cara memotong beberapa fasilitas penerbangan yang biasa didapatkan di jasa penerbangan reguler. Hal tersebut tentu dilakukan untuk memangkas biaya sehingga dapat semaksimal mungkin menekan harga dan menciptakan penerbangan bertarif rendah. Model bisnis ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1949 oleh sebuah perusahaan penerbangan bernama Pacific Southwest Airline di Amerika Serikat (ICAO). 84 Gagasan tersebut kemudian menyebar ke Eropa, Asia, hingga ke belahan dunia lainnya yang kemudian juga sama-sama mengembangkan model LCC dalam industri penerbangannya. Beberapa di antaranya adalah maskapai penerbangan seperti Ryanair, Virgin Express, Air Asia, Citilink, Tiger Air, dan sebagainya. Sumber ketatnya persaingan dalam industri penerangan internasional selanjutnya adalah pesatnya pertumbuhan maskapai penerbangan di Timur Tengah. Pertumbuhan maskapai penerbangan Timur Tengah akan menciptakan atmosfer kompetisi yang baru dalam dunia industri penerbangan internasional. Maskapai-maskapai tersebut dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama telah terbukti mampu menyaingi keberadaan maskapai penerbangan dunia. Dengan fasilitas mewah serta kenyamanan layanan penerbangan lainnya banyak maskapai Timur Tengah yang telah mampu menjadi salah satu maskapai terbaik dunia. Jasa penerbangan Timur Tengah memiliki keuntungan tersendiri dalam hal kompetisi. Hal tersebut dikarenakan, maskapai-maskapai penerbangan tersebut mampu memberikan harga penerbangan yang murah berkat pendanaan yang baik dari pemerintah. Faktor terakhir dalam ketatnya persaingan industri penerbangan internasional adalah sistem joint ventures (JVs). JVs adalah sebuah bentuk kerjasama beberapa pihak untuk mau menggabungkan perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. JVs berlaku dalam industri penerbangan untuk meningkatkan keuntungan yang lebih besar melalui bentuk kerja sama tersebut. Beberapa perusahaan penerbangan yang melakukan JVs di antaranya adalah Air China dan Air Canada. Kedua perusahaan tersebut bekerjasama dalam bidang penjualan, pemasaran serta operasional bandara untuk seluruh penebangan yang menghubungkan TiongkokKanada (Runway, 2014). Selain itu, terdapat pula kesepakatan JVs Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 85 antara perusahaan asal Eropa, Aerei de Transporto Regionale (ATR) dengan perusahaan Lion Air (Republika, 2014). Dengan adanya jalinan kerjasama tersebut, perusahaan-perusahaan berusaha untuk bersaing bersama dalam industri penerbangan internasional sehingga dapat menciptakan penerbangan dengan banyak pelanggan dari seluruh dunia. Hal-hal di atas adalah uraian dari beberapa faktor yang diprediksi akan menjadi tantangan tersendiri dalam dunia kompetisi maskapai penerbangan internasional. Dalam sistem perekonomian liberal yang berbasis pasar, tentu akan menjadi suatu tantangan bagi perusahaanperusahaan yang ada untuk mampu menciptakan penerbangan yang mudah, aman dan murah sehingga akan menarik banyak konsumen. Karena pada dasarnya, persaingan yang ada dalam suatu industri pasti akan berujung pada perhitungan untung yang ingin diraih dan kerugian yang sebisa mungkin ingin dihindari. 5.7. Keadaan Penerbangan Timur Tengah di Pusaran Konflik Timur Tengah Dengan maraknya konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Abdul Djamil mengatakan bahwa rute penerbangan haji tidak akan melintas di wilayah udara Yaman yang pada saat ini sedang dilanda konflik antara pemberontak Syiah Houthi dan Koalisi Negara Timur Tengah pimpinan Kerajaan Saudi Arabia (Runway Aviation, 2015). Sebelum pecahnya konflik militer tersebut, penerbangan haji biasanya melintas di wilayah udara Yaman setelah sebelumnya terbang melalui Samudera Hindia menuju Arab Saudi. Karena potensi ancaman keamanan jika melewati wilayah udara Yaman, saat ini rute berubah dari Samudera Hindia kemudian melintas di wilayah Udara Oman yang terletak sebelah Timur Yaman. Adanya Notam atau notice for airman, yaitu peringatan kepada 86 awak udara agar tidak melintasi kawasan udara dalam hal ini Yaman. Selama ini rutenya dengan menyeberangi lautan Hindia, lurus ke arah Yaman, belok kanan menyusuri Laut Merah sampai ke Jeddah. Kemudian karena adanya Notam, maka pesawat berbelok di Oman (Runway Aviation, 2015). Namun perubahan jalur ini juga akan berimbas pada meningkatnya biaya bahan bakar pesawat karena waktu tempuh menjadi 25 menit lebih lama. Kemudian terdapat persaingan ketat antara maskapai Timur Tengah dengan Amerika. Sejak tahun 2006 silam, Nicole Kidman ditunjuk sebagai brand ambassador untuk UNIFEM (United Nations Development Fund for Women) yang sekarang bernama UN Women Goodwill. Menyandang statusnya, bintang film Bewitched itu bertugas untuk memperjuangkan hak asasi kaum wanita di seluruh dunia. Sayangnya posisi Nicole sebagai pejuang hak asasi perempuan itu saat ini tengah dipertanyakan, bahkan memancing kontroversi besar. Alasannya, wanita berusia 47 tahun itu baru saja muncul sebagai bintang iklan dari salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia, Etihad Airways. Bergabungnya Nicole sebagai salah satu bagian dari Etihad Airways itu rupanya tak disenangi oleh beberapa pihak, terutama asosiasi para awak pesawat, APFA (Association of Professional Flight Attendants). Presiden dari APFA, Laura Glading, bahkan baru saja mengirimkan sebuah surat terbuka yang isinya kecaman dan ancaman supaya sang pemenang Oscar itu mengundurkan diri dari pekerjaan barunya itu. Nicole sendiri belum memberikan respon terkait surat Laura. Malahan pihak Etihad yang buka suara menjawab tulisan dari sang presiden APFA itu. Tentu saja Etihad mencoba untuk memberikan klarifikasi setelah nama mereka dicemarkan secara terbuka. Seperti Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 87 dilansir situs Huffington Post, salah satu perwakilan Etihad menyebutkan jika faktanya mereka sangat menghargai para pekerja wanita di perusahaannya. Mereka juga menyebut jika wanita yang hamil boleh kembali bekerja, tak seperti yang disebutkan tulisan surat Laura di atas. Hanya saja, masalah ini terjadi bertepatan dengan persaingan West dan Gulf. Saat ini Amerika dan Timur Tengah memiliki 3 maskapai penerbangan terbesar di dunia. Amerika dengan Delta, American, dan United. Sedangkan Timur Tengah memiliki Etihad, Emirates, dan Qatar Airways. Hal ini bisa jadi isu ini terjadi demi memenangkan persaingan ekonomi melalui perebutan pasar penerbangan internasional antara Amerika dan negara-negara Arab yang tertutup rapat di balik isu mengenai hak-hak wanita. Kasus seperti ini bukanlah pertama kali terjadi. Sebelumnya, Scarlett Johansson juga sempat terjerat kasus serupa, di mana ia muncul sebagai model iklan untuk Sodastream, sebuah perusahaan asal Israel. Mengetahui dirinya dikecam publik, ia buru-buru mengundurkan diri dari perannya sebelum semua hal jadi semakin runyam (KL, 2015). 88 Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global BAB VI MASKAPAI PENERBANGAN TIMUR TENGAH DALAM BEBERAPA KASUS KONTEMPORER 6.1. Kasus Imigran Gelap Kasus imigran gelap melalui jalur udara alias menggunakan pesawat terbang dapat dikatakan jarang sekali terjadi. Hal ini disebabkan sistem keamanan di bandara jauh lebih baik. Banyak sekali persyaratan dan berbagai macam pemeriksaan bagi calon penumpang. Contohnya Bandara Ben Gurion di Tel Aviv Israel, yang mengaplikasikan sistem keamanan berlapis sehingga menjadikannya sebagai bandar udara teraman di dunia. Bagaimana tidak, calon penumpang akan melewati serangkaian pemeriksaan berlapis dari mulai wawancara yang dilakukan berkali-kali baik di tempat asal penumpang maupun ketika di tempat tujuan oleh para petugas Israel yang ditempatkan di beberapa bandara di dunia. Selain itu, barang bawaan calon penumpang pun diperiksa beberapa kali. Bahkan tiga kilometer dari pintu masuk area bandara, seluruh kendaraan dan penumpangnya pun turut diperiksa secara ketat. Plat nomor kendaraan pun akan dicocokkan dengan daftar kendaraan curian yang terbaru melalui berbagai perangkat elektronik. Pun juga dengan foto dan kartu identitas yang diperiksa melalui perangkat elektronik yang terhubung ke jaringan keamanan Israel. Semua sistem keamanan ini dilakukan demi mencegah berbagai ancaman yang dibawa oleh para penumpang dan untuk mencegah penumpang illegal (Runway, 2013) Tak hanya bandara Ben Gurion saja yang memiliki sistem keamanan terbaik, Bandar Udara Internasional Doha (New Doha International Airport) pun menerapkan sistem keamanan yang sangat 89 90 baik. Bandara ini yang pertama kali mengaplikasikan sistem e-gate dalam mempercepat proses imigrasi. Sistem ini menggunakan teknologi biometrik untuk mengidentifikasi setiap pemegang e-gate. Hanya warga negara Qatar dan warga negara tertentu saja yang telah memenuhi syarat yang bisa mendapatkan kartu e-gate (Aviasi, 2013) Dengan sistem keamanan seperti itu maka kecil kemungkinan adanya imigran gelap yang diselundupkan menggunakan pesawat terbang. Lain halnya dengan sistem keamanan yang ada di pelabuhanpelabuhan. Pemeriksaan terhadap penumpang tidak seketat yang dilakukan di bandara. Karena rata-rata bandara biasanya memiliki sistem keamanan yang jauh lebih canggih dalam memeriksa penumpang dan barang bawaan penumpangnya. Khususnya bagi kedatangan luar negeri di mana para penumpang akan diperiksa kelengkapan identitasnya, seperti passport ataupun visa. Jadi tidak mungkin para imigran-imigran dapat masuk ke negara yang akan dikunjungi dengan tanpa identitas apapun. Kasus imigran gelap di Timur Tengah banyak terjadi dan kasus imigran gelap ini sering terjadi di Libya dan penyelundupan ini dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan kapal nelayan atau kapal sang penyelundup. Para imigran ini pindah dari Libya karena ingin mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Namun, kenyataannya para imigran gelap ini pada akhirnya menjadi korban dari people smuggling. Sebelum 2011, kebanyakan migran datang dari negara sub-Sahara Afrika seperti Nigeria, Sudan, Somalia, Eritrea, Ghana, Kamerun dan Gabon. Sebelum mereka menyebrang ke negara Eropa, biasanya tujuannya Italia, mereka bekerja dahulu di Libya selama beberapa bulan untuk membiayai perjalanan mereka. Setelah kejatuhan Kadhafi dan pecahnya konflik di sepanjang Timur Tengah, Libya menjadi negara transit bagi mereka yang melarikan diri dari Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 91 konflik. Sehingga menurut Eropa, akar dari kasus imigran gelap ini tidak hanya karena kemiskinan dan kurangnya kesempatan saja, namun kenaikan adanya konflik disana juga menjadi akar masalah (AFP, 2015). Para penyelundup juga berasal dari pasukan militer yang berjaga disana. Para penyelundup bekerja sama dengan pasukan militer dan polisi termasuk kelompok ekstrimis seperti Ansharus Syariah agar penyelundupan dapat berjalan dengan baik. Bagi mereka, para imigran gelap ini merupakan komoditi mereka sehingga apabila tidak diperlakukan seperti manusia, tidak akan menjadi masalah (Kingsley, 2015). Kasus imigran gelap yang terjadi di Libya ini memang sudah menjadi masalah yang sulit untuk diatasi dan menjadi masalah yang sudah lama terjadi. Penyelundupan melalui jalur laut ini memang sudah banyak terjadi, lalu bagaimana dengan kasus serupa namun melalui jalur udara? Apabila memakai pesawat, kasus ini tidak akan terjadi, karena saat sebelum dan setelah sampai tujuan, akan ada pemeriksaan passport dan visa di bandara, sehingga pendatang juga yang pergi tercatat dengan baik tanpa adanya identitas palsu yang dapat lewat. Apabila terjadi suatu kesalahan dalam imigrasi maka biasanya kesalahan tersebut merupakan human error, dimana adanya kesalahan nama atau salah belok saat ingin keluar dari bandara tujuan. Sehingga pengawasan dan keamanan di bandara memang jauh lebih baik dibandingkan dengan pelabuhan dan membuat pendatang dapat terkendali dan tercatat dengan baik identitasnya. 6.2. Kasus Ebola Ebola merupakan sebuah penyakit yang pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Afrika Tengah. Namun, kemudian belakangan ini justru berdampak sangat besar kepada negara-negara yang berlokasi di 92 bagian Barat Afrika (WHO, 2014). Nama Ebola sendiri diambil dari sebuah sungai yang ada di hutan di Afrika Tengah yang bernama Ebola. Virus ini merambah sebagian besar kawasan Afrika karena kurangnya fasilitas kebersihan dan kesehatan yang ada di kawasan tersebut. Terlebih lagi, kurangnya pengetahuan mendasar mengenai cara hidup sehat dan penanggulangan serta pengobatan penyakit ini masih sangat rendah, bahkan sebagian besar penduduk menolak untuk diobati, dan hanya menunggu kesembuhan dengan beristirahat di kediamannya sendiri. Kasus yang merebak di Afrika Barat pada awal tahun 2014 memang memberikan ketakutan tidak hanya bagi warga Afrika, namun juga dunia, terutama negara yang berdekatan secara geografis, salah satunya kawasan Timur Tengah. Dalam laporan berita baru-baru ini, terdapat beberapa laporan mengenai adanya korban Ebola di kawasan Timur Tengah seperti di kawasan Saudi Arabia dan Mosul Irak (Thornhill and Duell, 2014). Fakta ini telah memicu begitu banyak ketakutan dalam masyarakat dan juga diberlakukannya beberapa tindakan untuk mencegah penyebaran yang lebih buruk. Maskapai penerbangan sendiri menyadari bahwa penerbangan merupakan salah satu faktor yang mempu mendorong penyebaran penyakit, terutama yang menular seperti Ebola dan HIV/AIDS. Karenanya, maskapai penerbangan telah memberlakukan beberapa bentuk tindakan yang diupayakan untuk mejaga keamanan regional dari kemungkinan wabah Ebola. Salah satu tindakan tersebut adalah dengan memberlakukkan larangan penerbangan menuju kawasan yang terkena wabah Ebola, hal ini dilakukan oleh banyak maskapai dari Timur Tengah terutama maskapai kelas atas, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi wabah yang menular pada penerbangan lainnya. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 93 Salah satu kasus dimana maskapai penerbangan menghentikan penerbangannya menuju kawasan yang terjangkit ebola adalah Emirates. Penerbangan menuju kawasan Conakry, Guinea telah dihentikan dengan alasan keamanan. Hal ini dilakukan setelah menganalisis saran dari WHO dan CDC6, walaupun tidak dilarang secara langsung, namun setiap maskapai penerbangan memiliki hak untuk menentukan keputusan untuk tetap terbang ke kawasan tersebut atau tidak. Selain itu, juga dilakukan beberapa kegiatan pencegahan dan pengamanan pada tahun 2014 bagi beberapa penerbangan, diantaranya Emirates. Terdapat beberapa syarat khusus yang harus dilakukan oleh penumpang yang datang dari kawasan Afrika, diantaranya adalah dengan diadakannya Primary Screening Procedure yang merupakan syarat utama bagi penumpang. Beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut, pertama, dengan mengadakan tes temperatur atau suhu badan bagi tiap penumpang, lalu memberikan sebuah kuisioner bagi seluruh penumpang yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan dan tempat yang dikunjungi. Selain itu dilakukan juga cek paspor untuk melihat negara atau tempat-tempat sebelumnya yang dikunjungi oleh penumpang. Jika ada suatu tempat yang dirasa berbahaya atau berpotensi memiliki banyak penderita Ebola, hal ini akan menjadi suatu pertimbangan bagi maskapai tersebut. Selanjutnya, jika perlu kadang Emirates meminta sebuah sertifikat kesehatan sebelum berangkat. Semua prosedur yang telah disebutkan sebelumnya berlaku dengan sangat ketat hingga pada bulan Oktober 2014, dimana pada saat itu virus Ebola telah dinyatakan telah reda bahkan beberapa negara di 6 Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit. 94 Afrika telah dinyatakan bersih dari virus ini. Kondisi yang lebih baik ini mendorong maskapai untuk kembali membuka penerbangan ke kawasan yang tadinya terjangkit. Walau demikian, prosedur keamanan dan keselamatan masih dilakukan guna mencegah kemungkinan adanya penyebaran yang lain. Walaupun wabah Ebola telah meredup, bukan berarti tidak ada penyakit lain yang mengundang perhatian. Baru-baru ini, telah dimulai suatu penyebaran penyakit baru yang telah berevolusi yaitu campak. Campak yang tadinya tidak terlalu berbahaya kini telah mulai mewabah kembali dan dinilai cukup membahayakan. Perkembangan penyakit yang begitu cepat ini menjadi kekhawatiran dari maskapai yang merasa khawatir akan bahaya dari penyakit tersebut. Karenanya kondisi ini dikhawatirkan akan menganggu perjalanan dan penerbangan di masa depan. 6.3. Kasus Arab Spring Fenomena Arab Spring menjadi titik balik kekuatan people movement di Arab yang mulai berlangsung pada tahun 2010 lalu. Fenomena ini merupakan ekspresi dari penganut postmodern yang dilakukan melalui instrumen demonstrasi besar-besaran. Gerakan ini bertujuan untuk menjatuhkan rezim yang ada, dimana masyarakat pendemo adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda, namun sama-sama mendukung ditegakkannya nilai-nilai humanisme universal serta keinginan untuk berkehidupan yang lebih baik terutama dalam bidang hak asasi manusia. Fenomena Arab Spring ini dilihat sebagai hal yang wajar, karena kekerasan bukanlah hal yang salah untuk mencapai tujuan menurut kaum postmodernist. Pandangan awal tentang kekerasan yang buruk ini Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 95 kemudian dianggap wajar karena didorong oleh sinisme, jarak antara realitas sosial yang ada berbeda jauh dengan pandangan awal yang ada. Postmodern yang menolak metanaratif ini sampai sekarang masih menekankan pada norma-norma humanitarian. Yang pada akhirnya bertujuan untuk membentuk orientalisme Arab, yaitu unsur asli Arab yang ditegakkan dan bebas dari nilai-nilai asing terutama dari Eropa dan Amerika Serikat. Dengan local specification ini diharapkan Arab berkembang menjadi Arab yang menjunjung humanitarian universal namun tetap menjadi bangsa Arab yang humanis. Latar belakang Negara-negara Arab tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai Islam dan politiknya. Ada dua pembagian, politik islam yang sudah diterapkan dan postmodern Islam di Arab. Postmodern Islam ini melahirkan protes dan gerakan politk terhadap politik Islam yang sudah ada namun dianggap terlalu sentral dan tidak adil oleh kaum postmodern. Kaum postmodern menginginkan Islam baru yang lebih moderat, mainstream dan Islam yang demokratis. Secara historis, masyarakat Arab telah banyak mengalami berubah. Yang dahulu hidup secara komunal dengan populasi yang sedikit dan konfliktual seiring perkembangan waktu masyarakat Arab mulai banyak mengenal pentingnya bekerjasama dan bermobilisasi sehingga merubah pola kehidupan masyarakat, dan menurut kaum postmodern, masyarakat Arab beralih dari masyarakat yang antirevolusi menjadi kaum revolusioner yang terbukti dengan fenomena Arab Spring ini (Rummel, 2011). Transformasi politik modern menuju postmodern ini biasanya menimbulkan clash, dari nilai-nilai awal nilai-nilai modern seperti liberal hingga marxist dianggap berlebihan karena mengabaikan penindasan pada level individu. Maka dari itu nilai-nilai modern ditantang oleh pihak yang ingin mengajukan hak individual secara 96 murni. Di sinilah peran postmodern digunakan, yaitu untuk memberi perhatian pada perubahan isu baru, dan sementara itu konsep lama hanya mampu untuk sekedar berteori saja, postmodern mampu membuka fenomena baru yang tidak bisa dijelaskan oleh nilai-nilai modern yang lama untuk menjunjung politik kebebasan, kesetaraan dan keadilan. Postmodern dianggap mampu mengurangi eksklusifitas dan pengkelasan dalam hal politik dan ekonomi. Postmodern ini memiliki pandangan bahwa nilai-nilai yang dianut harus fleksibel dan nilai yang semula ada think globally act locally tidaklah cocok dengan perkembangan yang ada, yang benar seharusnya adalah act globally think locally, karena permasalahan dunia yang ada bukan sekedar isu lokal namun isu-isu global. Perkembangan politik postmodern sendiri dimulai dari tahun 1960an yang bermula di Amerika Serikat dan Perancis. Dimana modernitas politik yang sudah ada menekankan kepada politik yang kolektif, hal ini ditujukan pada saat Perang Dingin hingga dibentuknya NATO. Sedangkan postmodern menganggap bahwa struggle dalam berpolitik itu tidak bisa dilakukan secara kolektif, namun harus dititikberatkan pada individu. Politik modern yang menjunjung collective struggle, solidarity dan alliance ini dinilai sebagai gerakan makro yang kemudian digeser dan ditentang oleh kaum postmodern dengan gerakan mikro melalui individual struggle (Demokratisasi, 2011). Fenomena Arab Spring dapat dijelaskan sebagai suatu serangkaian peristiwa demokratisasi yang terjadi di negara-negara Arab, yang dimulai dari adanya peristiwa demokratisasi atas ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah di Tunisia atau yang pernah dikenal dengan istilah the Tunisia effect atau the Tunisian ‘domino’ effect. Seperti Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 97 namanya, maka peristiwa ketidakpuasan atas pemerintahan yang sering disebut sebagai diktator terjadi di negara-negara lainnya setelah Tunisia. Pada akhir 2010 hingga tahun 2012, kita tahu bahwa Timur Tengah sedang bergejolak dengan merebaknya gelombang protes dan kemarahan para warganya terhadap pemerintah mereka. Hal ini sering kita sebut sebagai ‘Arab Spring’ yang sering diartikan sebagai transisi dari winter ke summer. Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah ini memiliki efek domino dari satu negara ke negara lainnya. Gelombangnya begitu besar yang melibatkan jutaan orang. Bahkan ribuan orang meninggal, menjadi korban dari kekerasan di Arab Spring ini (Rettig, 2011). Arab Spring ini berawal dari revolusi yang terjadi di Tunisia dan mengakibatkan efek domino ke negara lainnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan demokrasi, pemilihan umum yang bebas, memperjuangkan hak asasi manusia, dan perubahan rezim yang ada di setiap negara. Selama ini, Timur Tengah memiliki rezim yang dianggap otoriter dan tidak demokratis sehingga rakyat merasakan ketidakadilan yang diakibatkan oleh pemerintah. Yang paling penting untuk digaris bawahi adalah metode yang digunakan dalam Arab Spring ini yang menimbulkan banyak korban jiwa. Pemberontakan dan kekacauan terjadi di berbagai daerah. Hal inilah yang mengakibatkan situasi di Timur Tengah tidak stabil. Ketidak stabilan di Timur Tengah ini tentu saja berdampak pada bisnis penerbangan di Timur Tengah. Pada tanggal 17 Juni 2012, International Air Transport Association (IATA) mengadakan pertemuan di Beijing, Tiongkok untuk membahas dampak dari Arab Spring dalam dunia penerbangan internasional (Abou & Ghazaleh, 2012). 98 Dalam pertemuan ini, diperkirakan pada tahun 2011, bisnis penerbangan Timur Tengah mengalami kerugian sebesar US$ 10 milyar dikarenakan oleh gejolak Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah. (Abou & Ghazaleh, 2012). Diiringi dengan kenaikan harga minyak pada tahun 2012, diperkirakan kerugian bisnis penerbangan akan berkurang sepanjang tahun 2012 bahkan akan meningkatkan profit perusahaan maskapai penerbangan. Hal ini membuktikan bahwa meskipun kerugian terjadi di Timur Tengah, namun hal ini tidak memperlemah kedudukan maskapaimaskapai penerbangan di Timur Tengah. Maskapai Timur Tengah mendapatkan dukungan dari pemerintah sehingga perekonomian di dalam perusahaannya tetap stabil. Kerugian yang terjadi pada tahun 2011 diakibatkan oleh berkurangnya jumlah penerbangan dari dan ke negara-negara di Timur Tengah. Selain itu, hal ini diakibatkan oleh berkurangnya jumlah bisnis pariwisata di Timur Tengah. Jumlah turis berkurang karena ketidakstabilan Timur Tengah (Popova & Brihi, 2011). Yang perlu digaris bawahi adalah meskipun gejolak Arab Spring di Timur Tengah berlangsung, hal itu tidak menjadi masalah yang serius terhadap penerbangan sekelas Emirates, Etihad ataupun Qatar Airways. Mereka masih melayani penerbangan ke berbagai tujuan dengan harga dan kualitas pelayanan yang sama dengan hari biasa. Kekuatan dari 3 maskapai Timur Tengah ini berarti bahwa maskapai ini sanggup dan kuat dalam persaingan bisnis penerbangan di Timur Tengah. Dalam segala bentuk dan kondisi, ketiga maskapai ini masih dapat beroperasi secara profesional dalam skala penerbangan yang normal. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 99 6.4. Penutup Pada dasarnya, beberapa konflik serta problematika yang terjadi di kawasan Timur Tengah memang memiliki pengaruh terhadap mobilisasi masa dari dan menuju ke kawasan tersebut. Berbagai fenomena semisal imigran gelap, penyebaran virus Ebola, hingga Arab Spring yang pernah dan sedang terjadi di Timur Tengah menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi kawasan tersebut untuk tetap menjadi primadona destinasi perjalanan dari para pelancong. Ketidakstabilan kawasan memang sempat menghambat jalur penerbangan di Timur Tengah. Misalnya konflik Yaman yang masih berlangsung sempat mengubah jalur penerbangan bagi para jemaah haji yang akan berkunjung ke Makkah. Hal tersebut dikarenakan faktor keamanan yang mungkin akan terganggu jika tetap melalui jalur penerbangan reguler. Kendati demikian, problematika kawasan yang ada tidak menjadi suatu hambatan yang berarti bagi raksasa penerbangan Timur Tengah, seperti Qatar, Etihad dan Emirates. Kerugian atau masalah yang muncul sebagai akibat dari konflik kawasan belum menimbulkan hambatan yang berarti bagi maskapai-maskapai tersebut. Keuntungan geografis serta dukungan penuh dari pemerintah negara yang kaya raya amat sangat mendukung eksistensi dan stabilitas perusahaan-perusahaan tersebut. 100 Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global DAFTAR PUSTAKA Buku Al-Sayeh, Karim. (2014). The Rise of the Emerging Middle East Carrier: Outlook and Implications for the Global Airline Industry. Massachusetts: MIT Press. Dicken, Peter. (2011) The Global Shift: Mapping the Changing Contours of the World Economy 6th ed. New York: The Guilford Press. Lester Thurow. (1993) Head to Head: The Coming Economic Battle among Japan, Europe, and America. New York: William Morrow. Luttwak, Edward. (1993) The Endangered American Dream. New York: Simon and Schuster. Russet, Bruce M. (1993) Grasping the Democratic Peace. Princeton, N.J.: Princeton Univ. Press. Seddon, David. (2004) A Political and Economic Dictionary of the Middle East. London: Europa Publications. Singer, Max and Aaron Wildavsky. (1993) The Real World Order Chatham, N.J.: Chatham House. Jurnal Huntington, Samuel. (1996) “The Clash of Civilizations?” Foreign Affairs, Summer 1993. New York: Simon and Schuster. pp. 22– 49. Kakkad, Jeegar, Ricordeau, Maxime, Leslie, Riegle, dkk. (2014) Aviation Benefits Beyond Borders. [PDF] Tersedia di: <http://www.atag.org/>. [Dikases pada: 25 Maret 2015]. Jenewa: Air Transportation Action Group (ATAG). Kissinger, Henry. (1994) Diplomacy and “The New World Order: Back to the Future.” The Economist, 8 January 1994. New York: Simon and Schuster. pp. 21–3. Mead, Walter Russell. (1992) “On the Road to Ruin,” Harper’s, March 1990. Jeffrey Garten, A Cold Peace. New York: Times Books. Pp. 59–64. Oxford Economics Forecasting. (2005) The Economic and Social Benefit of Air Transportation. Jenewa: Air Transportation Action Group. [PDF]. Tersedia di: <http://www.atag.org/>. [Dikases pada: 25 Maret 2015]. Özalp, Osman Nuri. ‘Where is the Middle East? The Definition and Classification Problem of the Middle East as a Regional 101 102 Subsystem in International Relations’ Turkish Journal of Politics Vol.2 No.2 Winter 2011. World Bank. (2013) Gross Domestic Product 2013. [PDF] Tersedia di: <http://databank.worldbank.org/data/download/GDP.pdf>. [Dikase pada 29 Maret 2015]. Situs Web Abou, Dalal & Ghazaleh (2012). ‘More Losses in Airline Sector Expected Due to Arab Spring’. [WWW] Al-Monitor. Tersedia di: <http://www.al-monitor.com/pulse/business/2012/06/us-10billion-losses-in-tourism.html#> [Diakses pada 11 Mei 2015]. Admin (____) 'Air Transport Policy and Regulation'. [WWW] International Civil Aviation Organization. Tersedia di: <http://www.icao.int/sustainability/Pages/Low-CostCarriers.aspx> [Dikases pada 12 Mei 2015]. --------. (2011) ‘Demokratisasi’. [WWW] Tersedia di: <http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/demokratisasi-4/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. --------. (2015) 'Dikecam, Nocole Kidman Terjebak Konflik AmerikaTimur Tengah?'. [WWW] Kapanlagi.com. 9 April. Tersedia di: <http://www.kapanlagi.com/showbiz/hollywood/panen-kecamannicole-kidman-diminta-mundur-sebagai-ad61fc.html> [Diakses pada 11 Mei 2015]. --------. (2015) 'Konflik Yaman, Jalur Penerbangan Haji Berubah'. [WWW] Runaway: Aviation News. 11 Mei. Tersedia di: <http://www.runway-aviation.com/konflik-yaman-jalurpenerbangan-haji-berubah/> [Diakses pada 11 Mei 2015]. Aero, Anna. (2012). ‘The Middle East Big 3 in Europe: Soon to Cover All Markets; Emirates Dominates, But Not Everywhere’. [WWW] Tersedia di: <http://www.anna.aero/2012/08/30/themiddle-east-big-3-in-europe-soon-to-cover-all-markets/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Afifi, Hana. (2015) ‘Qatari Emir rejects Military Solution in Libya’. [WWW] Ahram Online. Tersedia di: <http://english.ahram.org.eg/NewsContent/1/64/126323/Egypt/P olitics-/Qatari-emir-rejects-military-solution-in-Libya-.aspx>. [Diakses pada 25 Maret 2015]. AFP. (2015) ‘Post-revolt Libya: A Hub for People Smuggling’. [WWW] Your Middle East. Tersedia di: <http://www.yourmiddleeast.com/news/postrevolt-libya-a-hubfor-people-smuggling_31623> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Aliya, Angga. (2014) ‘Keunggulan Pesawat Terbaru Airbus Senilai Rp 2,9 Triliun’. [WWW] DetikFinance. Tersedia di: <http://finance.detik.com/read/2014/12/23/172515/2785836/4/ke Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 103 unggulan-pesawat-terbaru-airbus-senilai-rp-29-triliun>. [Diakses pada 28 Maret 2015]. Angelina, Yetta. (2014) ‘Mengenal 20 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia’. [WWW] Tabloid Nova. Tersedia di: <http://www.tabloidnova.com/Nova/Tips/Mengenal-20Maskapai-Penerbangan-Terbaik-di-Dunia-1> [Diakses pada 26 Maret 2015]. AVIASI. (2013) ‘Airport pun Dirancang Khusus’. [WWW] Tersedia di : <http://tabloidaviasi.com/liputan-utama/airport-pundirancang-khusus/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Aydroes, Arshed. (2012) ‘Research Study Based on Etihad Airway’s Product Offerings, Key Success Factors, Critical Issues, Mission and Strategy’. [WWW] University of Wollongong. Tersedia di: <http://www.slideshare.net/ArshedAydrose/etihad-airwaysproduct-offerings-key-success-factors-critical-issues-missionand-strategy> [Diakses pada 20 April 2015]. CAPA (2011) ‘Etihad Airways focus in break-even for 2011, profit in 2012’. [WWW] Centre for Aviation. tersedia di: <http://centreforaviation.com/analysis/etihad-airways-breakeven-the-focus-for-2011-profit-in-2012-43976> [Diakses pada 19 April 2015]. Centre For Aviation. (2014). ‘Aviation Analysis: Airline invasion of the US: Gulf airlines extend into the west, Chinese airlines grow in the east’. [WWW] Tersedia di: <http://centreforaviation.com/ analysis/airline-invasion-of-the-us-gulf-airlines-extend-into-thewest-chinese-airlines-grow-in-the-east-178749> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Consummer Affairs. (2015) ‘Consumer Complaints & Reviews of Qatar Airways’. [WWW] Tersedia di: <http://www.consumeraffairs.com/travel/qatar.html>. [Diakses pada 28 Maret 2015]. Cynthia. (2014) ‘Ebola: The risk to the Middle East’. [WWW] Tersedia di: <http://www.meinsurancereview.com/Magazine/Read MagazineArticle?aid=35483> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Deil, Siska Amelie. (2014) ‘Qatar Airways Tawarkan Anggur Terbaik di Kelas Bisnis’. [WWW] Liputan 6. Tersedia di: <http://m.liputan6.com/bisnis/read/2154882/qatar-airwaystawarkan-anggur-terbaik-di-kelas-bisnis?p=3>. [Diakses pada 28 Maret2015]. Dnata ( __ ) ‘About Dnata’. [WWW] Dnata. Tersedia di: <http://www.dnata.com/english/about-dnata/overview/> [Diakses pada 19 April 2015]. El Gazzar, Shereen. (2014) ‘Arabian Gulf airlines pay the price of flying conflict zones’. [WWW] The National. August 23, 2014. 104 Tersedia di: <http://www.thenational.ae/business/aviation/arabian-gulfairlines-pay-the-price-of-flying-around-conflict-zones> [Diakses pada 25 Maret 2015]. Emirates Airlines. (2013-2014) ‘Annual Report’. [WWW] Tersedia di: <http://content.emirates.com/downloads/ ek/pdfs/report/annual_report_2014.pdf> [Diakses pada 20 April 2015]. Etihad Airways (2014) ‘Etihad Airways post third consecutive year of the net profit, up 48 per cent to US$ 62 Million’. [WWW] Etihad Airways. Tersedia di: <http://www.etihad.com/en-th/aboutus/news/archive/2014/etihad-airways-posts-third-consecutiveyear-of-the-net-profit-up-48-per-cent-to-usd-62-million/> [Diakses pada 19 April 2015]. Etihad Guest ( __ ) ‘Our Story: Review’. [WWW] Etihad Airways. Tersedia di: <http://www.etihadguest.com/en/global/aboutus/our-story/> [Diakses pada 19 April 2015]. Flottau, Jens. 2013. ‘Resuming Business As Usual Difficult For Arab Airlines’. [WWW] Aviation Week. Tersedia di: <http://aviationweek.com/awin/resuming -business-usualdifficult-arab-airlines> [Diakses pada 20 April 2015]. Fly Emirates (2015) ‘Complete Annual Report’. [WWW] The Emirates Group. Tersedia di: <http://www.theemiratesgroup.com/english/factsfigures/archive/2012-2013.aspx> [Diakses pada 26 Maret 2015] --------------. (2015) ‘The Emirates Story’. [WWW] Emirates Airways. Tersedia di: <http://www.emirates.com/english/about/the_emirates_story.asp x>. [Diakses pada 26 Maret 2015]. Freed, Jamie. (2015) ‘US airlines seek to slow growth of Gulf rivals Emirates, Etihad and Qatar’. [WWW] The Sydney Morning Herald. Tersedia di: <http://www.smh.com.au/business/aviation/us-airlines-seek-toslow-growth-of-gulf-rivals-emirates-etihad-and-qatar-2015030613x2ee.html> [Diakses pada 12 Mei 2015] Global Connection. 2002. ‘What role have natural resouces played in the politics and economy of the Middle East?’. [WWW] Tersedia di: <http://www.pbs.org/wgbh/global connections/mideast/questions/resource/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. H. T. Reynolds (1996) ‘Pluralism’. [WWW] Tersedia di: <http://www.socialstudieshelp.com/APGOV_pluralism.htm>. [Diakses pada 24 Maret 2015]. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 105 Habib, Osama. (2015) ‘MEA records solid results despite political and security challenges’. [WWW] The Daily Star Lebanon. Feb 06, 2015. Tersedia di: <http://www.dailystar.com.lb/Business/Local/2015/Feb06/286595-mea-records-solid-results-despite-political-andsecurity-challenges.ashx>. [Diakses pada 25 Maret 2015]. Http://www.emirates.com/english/destinations_offers/special_offers/in dex.aspx> [Diakses pada 20 April 2015]. Http://www.emirates.com/english/plan_book/qantaspartnership/index.aspx> [Diakses pada 20 April 2015]. Http://www.emirates.com/english/about/emirates.aspx [Diakses pada 20 April 2015]. Hudson, Katura. (2014) 'Airline Industry to Face Rapidly Expanding Competition, According to PwC US'. [WWW] pwc. 3 Juni. Tersedia di: http://www.pwc.com/us/en/pressreleases/2014/2014-tailwinds-trends-press-release.jhtml>. [Diakses pada 12 Mei 2015]. Jessica (2011). ‘Death Toll of ‘Arab Spring’. [WWW] U.S. News. Tersedia di: <http://www.usnews.com/news/slideshows/deathtoll-of-arab-spring> [Diakses pada 11 Mei 2015]. McCartney, Scott. (2014) ‘Emirates, Etihad and Qatar Make Their Move on the U.S’. [WWW] The Wall Street Journal. Tersedia di: <http://www.wsj.com/articles/emirates-etihad-and-qatar-maketheir-move-on-the-u-s-1415226589> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Minh, Khai ( __ ) ‘Etihad Airways and sustainable development strategy’. [WWW] Aviation Logistics. Tersedia di: <http://www.als.com.vn/137/207/Press-/etihad-airwaysand-sustainable-development-strategy.aspx> [Diakses pada 19 April 2015]. Moak, Lee. (2015) ‘Open Skies: Everyone must play by the rules’. [WWW] The Hill Press. Tersedia di: <http://thehill.com/blogs/ congress-blog/economy-budget/241497-open-skies-everyonemust-play-by-the-rules> [Diakses pada 11 Mei 2015]. NN. (2015) 'Eurocentric'. [WWW] Oxford Dictionaries. Tersedia di: <http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/Eur ocentric> [Diakses pada 17 Mei 2015]. -------. (2011) ‘Emirates Airlines History’. [WWW] AirReview.com. Tersedia di: <http://www.airreview.com/Emirates/History.htm> [Diakses pada 26 Maret 2015]. -------. (-) ‘Brandguidline’. [WWW] Mbaskool.com Tersedia di: <http://www.mbaskool.com/brandguide/airlines/534- 106 emirates.html>. [Diakses pada 20 April 2015]. -------. (2013) 'Etihad's Portal for Abu Dhabi Government'. [WWW] Etihad Airways. Tersedia di: <https://www.etihadairways.com/sites/etihad/myetihad/en/Pages/ faqs.aspx> [Diakses pada 22 April 2015]. -------. (2015) 'Etihad Airways'. [WWW] World Travel Awards. Tersedia di: <http://www.worldtravelawards.com/profile-626etihad-airways> [Diakses pada 20 April 2015]. -------. (2015) 'International and Government Affairs'. [WWW] Emirates. Tersedia di: <http://www.emirates.com/english/about/int-and-govaffairs/international-and-government-affairs-new.aspx> [Diakses pada 20 April 2015]. -------. (2015) 'The National Airline of the Unitade Arab Emirates'. [WWW] Etihad Airways. Tersedia di: <http://www.etihad.com/en-us/about-us/corporate-profile/> [Diakses pada 20 April 2015]. -------. (2015) 'UAE Government'. [WWW] government.ae. 16 April. Tersedia di: <http://www.government.ae/en/web/guest/politics> [Dikases pada 20 April 2015]. -------. (2013) ‘Etihad Airways sees profits triple’. [WWW] BBC News. Tersedia di: <http://www.bbc.com/news/business-21319270> [Diakses pada 19 April 2015]. Nugroho, Widodo. (2012) ‘Perbandingan Kenyamanan Naik Kelas Ekonomi Emirates, Qatar Airways, dan Etihad’. [WWW] Tersedia di : <http://tulisan-ringan.com/tips/perbandingankenyamanan-naik-kelas-ekonomi-emirates-qatar-airways-danetihad/>. [Diakses pada 28 Maret 2015]. Patrick Kingsley (2015) ‘Libya’s People Smugglers: Inside the Trade That Sells Refugees Hopes of A Better Life’. [WWW] The Guardian. 24 April. Tersedia di: <http://www.theguardian.com/world/2015/apr/24/libyas-peoplesmugglers-how-will-they-catch-us-theyll-soon-move-on> [pada 12 Mei 2015] Popova, Nadejda & Brihi, Joumana (2011). ‘New Report: Impact of the Arab Spring on Travel and Tourism in the Middle East”’. [WWW] Euromonitor International. Tersedia di: <http://blog.euromonitor.com/2011/09/new-report-impact-of-thearab-spring-on-travel-and-tourism-in-the-middle-eastarticle-26sep-2011.html> [Diakses pada 11 Mei 2015]. Qatar Airways Corporate Communications Group. (2015) ‘The Qatar Airways Story: Charting The Rise Of One Of The Fastest Growing Airlines In The World’. [WWW] Skytrax Airline Global Industry Audit. Feburary. Tersedia di: Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 107 <http://www.qatarairways.com/iwov-resources/temp-docs/presskit/The%20Story%20of%20Qatar%20Airways%20%20English.pdf>. [Diakses pada 29 Maret 2015]. Qatar Airways. (2015) ‘The Qatar Airways Story’. [PDF]. Febrari 2015. Tersedia di: <www.qatarairways.com>. [Diakses pada 24 Maret 2015]. Quintyn, Mark. (2012) Natural Rdesources, Volatility, and Inclusive Growth: Perspectives from the Middle East and North Africa. IMF Working Paper WP/12/111. Rapoza, Kenneth. (2014) 'Why UAE and Qatara Have the 'World's Best Airlines'. [WWW] Forbes. 1 Januari. Tersedia di: <http://www.forbes.com/sites/kenrapoza/2014/04/01/why-uaeand-qatar-have-the-worlds-best-airlines/> [Dikases pada 20 April 2015]. Reuters. (2014) 'Air China dan Air Canada Sepakati Joint Venture'. [WWW] Runaway: Aviation News. 10 November. Tersedia di: <http://www.runway-aviation.com/air-china-dan-air-canadajalin-kerjasama-joint-venture/> [Diakses pada12 Mei 2015]. R.J. Rummel. (2011) ‘Democratization’. [WWW] Tersedia di: <http://www.hawaii.edu/powerkills/DEMOC.HTM> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Runway Aviation News. (2013) ‘Pengamanan Super Ketat Bandar Udara Ben Gurion’. [WWW] Tersedia di: <http://www.runwayaviation.com/pengamanan-super-ketat-bandar-udara-bengurion/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. ---------. (2013) ‘Qatar Airways Resmi Bergabung dalam One World Alliance’. [WWW]. 20 Oktober. Tersedia di: <http://www.runway-aviation.com/qatar-airways-resmibergabung-dalam-one-world-alliance/>. [Diakses pada 28 Maret 2015]. Skyscanner. (2014) ‘Qatar Airways’. [WWW]. 17 Februari. Tersedia di: <http://www.skyscanner.co.id/maskapai/maskapai-qatarairways-qr.html>. [Diakses pada 28 Maret 2015]. Skytrax. (2014) 'The World's Best Airlines announced at 2014 World Airline Awards'.[WWW] World Airline Awards. Tersedia di: <http://www.worldairlineawards.com/> [Diakses pada 20 April 2015]. ----------. (2015). ‘Etihad Airways Passenger Reviews and Etihad Airways Customer Trip Reports’. [WWW] Tersedia di: <http://www.airlinequality.com/Forum/etihad.htm> [Diakses pada 26 Maret 2015]. ---------. (2015). The World Airline Awards. [WWW] Tersedia di: <http://www.skytrax.com>. [Dikases pada 25 Maret 2015]. 108 Staff History.com. (2009). Wright Brothers. [WWW] Tersedia di: <http://www.history.com/topics/inventions/wright-brothers> . [Diakses pada 25 Maret 2015]. Steele, Paul. (2015) 'Forecasting the Future of the Middle East's Aviation Industry'. [WWW] Gulf Business. 10 Januari. Tersedia di: <http://gulfbusiness.com/2015/01/forecasting-future-middleeasts-aviation-industry/#.VTbUylK22ZE> [Diakses pada 21 April 2015]. Team Sports Marketing (2015) ‘What is sports marketing?’. [WWW] Tersedia di: <http://teamsportsmarketing.com/the-text/thefan/why>. [Diakses pada 25 Maret 2015]. Tegu. (2014) 'Mauro Moretti: Joint Venture Perlihatkan Kekuatan Industri Penerbangan Eropa'. [WWW] rmol.co. 28 November. Tersedia di: <http://m.rmol.co/news.php?id=181545> [Diakses pada 12 Mei 2015]. The Emirates Group ( __ ) ‘Our History: The milestones in Emirates’ incredible journey’. [WWW] The Emirates Group. tersedia di: <http://www.theemiratesgroup.com/english/our-company/ourhistory.aspx> [Diakses pada 19 April 2015]. Thornhill Ted dan Mark Duell. (2014) ‘Deadly Ebola’. [WWW] Tersedia di: <http://www.dailymail.co.uk/news/article-2717924/ Deadly-Ebola-feared-reached-Middle-East-man-tested-diseasedies-Saudi-Arabia.html> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Trejos, Nancy. (2014) 'Report: Global Airline Industry to Face More Competition'. [WWW] Usatoday. 5 Juni. Tersedia di: <http://www.usatoday.com/story/todayinthesky/2014/06/05/glob al-airline-industry-competition-low-cost-carrier-middleeast/10028127/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Turner, Clark. (2008) ‘How Etihad's marketing set new global airline standards’. [WWW] Tersedia di: <http://www.utalkmarketing.com/pages/article.aspx?articleid=11 214&title=how_etihad%27s_marketing_set_new_global_airline_ standards> [Diakses pada 20 April 2015]. UAE National Media Council. _____ 'Government'.[WWW] UAEinteract. Tersedia di: <http://www.uaeinteract.com/government/> [Diakses pada 20 April 2015]. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009. Tersedia di: http://www.hubud.dephub.go.id/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. University of Southern California (2015) ‘IR Paradigms, Approaches and Theories’. [WWW] Tersedia di: <http://libguides.usc.edu/c.php?g=234935&p=1559230>. [Diakses pada 24 Maret 2015]. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 109 Vespermann, Jan. (2008) ‘Aviation Growth in the Middle East – Impacts on Incumbent Players and Potential Strategic Reactions’. [WWW] Journal of Transport Geography, 16 (6). Tersedia di: <http://www.sciencedirect.com>. [Diakses pada 25 Maret 2015] Wahyono, Budi. (2013) ‘Strategi Pemasaran, mengutip dari Kotler’. [WWW] Tersedia di: <http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/strategipemasaran.html>. [Diakses pada 25 Maret 2015] Wanderbat. (2015) ‘Air France vs British Airways vs Lufthansa vs Emirates vs Qaatar Airways vs Etihad Airways vs Air Berlin’. [WWW] Tersedia di: <http://airlines.wanderbat.com/compare/49-17-28-128-143-150/Air-France-vs-British-Airways-vsLufthansa-vs-Emirates-vs-Qatar-Airways-vs-Etihad-Airways-vsAir-Berlin> [Diakses pada 11 Mei 2015]. Webjet. (2013) ‘Cheap Flight to Middle East’, [WWW] Webjet.com. Tersedia di: <http://www.webjet.com/flights/cheap-flights-tomiddle-east-budget-middle-east-airfare-tickets/>. [Diakses pada 25 Maret 2015]. WHO. (2015) ‘Ebola Virus Disease: Fact .heet’. [WWW] Tersedia di: <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en/> [Diakses pada 12 Mei 2015]. Wikipedia ( __ ) ‘Seychelles’. [WWW] Wikipedia. Tersedia di: <http://id.wikipedia.org/wiki/Seychelles> [Diakses pada 19 April 2015]. --------. (2014) ‘Keamiran’. Wikipedia. [WWW] 12 Juli. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Keamiran [Diakses pada 21 April 2015]. --------. ( __ ) ‘Tim Clark’. [WWW] Wikipedia. Tersedia di: <http://en.wikipedia.org/wiki/Tim_Clark> [Diakses pada 19 April 2015]. Youssef, Abdel Rahman. ‘Emir of Qatar: Politics, Economy, Soft Power in American Relations’. [WWW] Daily news Egypt. Tersedia di: <http://www.dailynewsegypt.com/2015/03/08/emirof-qatar-politics-economy-soft-power-in-american-relations/>. [Diakses pada 25 Maret 2015]. Dokumen Butler, G.F., Keller, M.R. (2000). Handbook of Airline Operations. Aviation Week. [PDF]. Etihad Airways. (2013) ‘Annual Report: Building the Future’. [PDF] Etihad Airways. Tersedia di: <http://resources.etihadairways.com/etihadairways/images/E_Bo ok/HTML/Annual_Report_2013_English/assets/common/downlo 110 ads/Annual%20Report%202013%20English.pdf>. [Diakses pada 20 April 2015]. Federal Research Division (2007) ‘Country profile: United Arab Emirates (UAE)’. [PDF] Library of Congress. Tersedia di: <http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/UAE.pdf> [Diakses pada 20 April 2015]. Http://content.emirates.com/downloads/ek/pdfs/report/annual_report_2 014.pdf> [Diakses pada19 April 2015]. Majdalani, Fadi, & Ringbeck, Jurgen. (2008) 'Mastering the Challenges of The Middle East Aviation System'. [PDF] Tersedia di: <www.strategyand.pwc.com> [Diakses pada 21 April 2015]. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 111 TENTANG PENULIS Rage Taufika. Lahir di Jepara, 16 November 1994. Dalam Studi Hubungan Internasional, tertarik mendalami tentang Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Internasional. Motivasi dalam menulis buku ini terkait dengan kesadaran bahwa kebijakan luar negeri sebuah negara dipengaruhi perekonomian dari berbagai aktor penting seperti perusahaan maskapai penerbangan. Spesifik di kawasan Timur Tengah, narasi tentang maskapai penerbangan menarik untuk ditelaah karena meskipun Timur Tengah diidentifikasi dengan kawasan yang rawan konflik, namun ternyata memiliki maskapai-maskapai penerbangan terbaik di dunia. Raden Fadhli Adilah Haidi. Lahir di Bandung, 30 Agustus 1994. Tertarik mendalami Hubungan antar negara dan Keamanan Pertahanan. Motivasi menulis buku ini terkait dengan keinginan untuk menelaah hubungan bilateral antar negara yang unik (antara MNC dan government), yang tertuang dalam telaahan tentang maskapai-maskapai penerbangan di Timur Tengah. Endah Puji Pangestika. Lahir di Bandung, 24 September 1994. Tertarik mengkaji tentang Diplomasi dan Keamanan Internasional dalam Studi Hubungan Internasional. Motivasi menulis buku ini terkait dengan rasa penasaran tentang mengkaji bagaimana strategi dan keunggulan maskapaimaskapai Timur Tengah yang notabene merupakan kawasan rawan konflik. Bella Fairuz Rianda. Lahir di Bandar Lampung, 3 Juli 1994. Dalam studi Hubungan Internasional tertarik mendalami International development dan Kawasan Asia Pasifik. Motivasi menulis buku ini karena buku ini dapat memberikan informasi terkait perkembangan dan kondisi maskapai penerbangan di kawasan Timur Tengah yang membuat saya lebih memahami suatu fenomena international development. 112 Auliannisa Hermawan. Lahir di Jakarta, 20 Januari 1994. Tertarik dalam bidang Keamanan Internasional dalam Studi Hubungan Internasional. Motivasi menulis buku ini karena saya tertarik dengan isu-isu yang berkembang di Timur Tengah, terlebih perkembangan penerbangannya. Siti Patimah. Lahir di Kuningan, 17 September 1994. Dalam Studi Hubungan Internasional tertarik mengkaji tentang Ekonomi Politik. Motivasi menulis buku ini terkait dengan keinginan untuk memahami signifikansi sebuah komoditas transportasi dalam mengokohkan perekonomian suatu negara atau kawasan, khususnya di kawasan Timur Tengah. Muhammad Galih Wicaksono. Lahir di Newcastle Upon Tyne, 14 Agustus 1994. Dalam Studi Hubungan Internasional, tertarik mengkaji tentang energy security, international syste, dan justice inequality. Motivasi menulis buku ini terkait dengan keinginan untuk memetakan korelasi negara dengan MNC, khususnya maskapai penerbangan, serta strategi yang digunakan dalam perkembangannya. Ketangguhan Maskapai Timur Tengah dalam Persaingan Global 1