Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 MAKALAH ”KAS” Dosen Pengampuh: Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si. Widya Sari Wendry, S.E., M.Si Disusun Oleh: Nama: Nova Linda Nim : C1C019096 UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI AKUNTANSI TAHUN 2020 KAS (CASH) PENGERTIAN Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Kas memiliki, memiliki 2 kriteria, yaitu: Tersedia; berarti kas harus ada dan dimiliki serta dapat digunakan sehari-hari sebagai alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan Bebas; setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum sebagai alat pembayaran sebesar nilai nominalnya. Sifat/Karakteristik kas: Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank (bank), Cek, demand deposit, money order dll. Aktif tapi tidak produktif; untuk memperoleh rentabilitas, kas tidak boleh dibiarkan menganggur (idle cash). Untuk memperoleh pendapatan, kas harus diubah terlebih dahulu menjadi persediaan, piutang dst. Tetapi juga tdk diperkenankan seluruh kas diubah bentuknya, karena perusahaan akan kesulitan beroperasi apbl tidak disediakan kas yang memadai. Dari kondisi ini maka manajemen harus mampu menciptakan adanya keseimbangan antara kedua kepentingan tersebut. Tidak memiliki identitas kepemilikan, sehingga mudah dipindah tangankan. Dengan kondisi ini maka manajemen harus yakin bahwa: - Setiap pengeluaran kas harus sesuai dengan tujuan - Semua uang yang seharusnya diterima, benar2 diterima - Tidak ada penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan Manajemen Kas Kas adalah aktiva yang paling mudah untuk disalahgunakan. Permasalahan akuntansi yang biasanya dihadapi oleh manajemen dalam transaksi kas adalah: Pengendalian yang tepat harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan. Informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi kas harus tersedia. Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untu kas, pengendalian internal (internal contro) yang efektif atas kas merupakan keharusan. Sistem Pengendalian Internal terhadap Kas Adalah semua sarana, alat, mekanisme yang digunakan oleh perusahaan untuk: Mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalah gunaan kas Menjamin ketelitian dan dapat dipercaya/tidaknya data akuntansi tentang kas Mendorong dicapainya efisiensi, serta Dipatuhinya kebijakan manajemen tentang kas. Pengawasan Internal Pengawasan akuntansi; berkaitan dengan mengamankan kekayaan perusahaan, menjamin ketelitian & dapat dipercaya/tidaknya data akuntansi Pengawasan administrasi; berkaitan dengan efisiensi operasi & kepatuhan terhadap kebijakan manajemen . Prinsip yang berkaitan dengan pengawasan akuntansi: Karyawan yang jujur dan kompeten, serta memiliki tanggung jawab Tanggung jawab yang terkait harus dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang terpisah Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi pelaksana Catatan akuntansi yang memadai harus terselenggara setiap saat Melaksanakan rotasi tugas untuk karyawan yang melaksanakan kegiatan klerikal Adanya sistem otorisasi Adanya kebiasaan yang baik dalam perusahaan Pengawasan internal thd kas didesain untuk menjamin bahwa: Adanya pemisahan antara bagian-bagian yang menangani kas Semua kas yang diterima harus segera disetor ke bank Pengeluaran kas harus ada otorisasi dan sesuai tujuan Semua pengeluaran kas harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil menggunakan petty cash PELAPORAN KAS Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung, namun terdapat sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Masalah-masalah ini berhubungan dengan palaporan, yakni: Kas yang dibatasi atau restriktif Saldo Kompensasi, adalah saldo kas minimum yang harus tersedia dalam rekening giro atau tabungan, bagi para nasabah yang meminjam uang kepada bank yang bersangkutan. Kas kecil, penggajian dan dana deviden, juga merupakan contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu, Sertifikat deposito (certificates deposit / CDs), sertifikat deposito harus diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek dan bukan kas. Sebab CDs dapat dicairkan apbl telah jatuh tempo, hal ini berarti ada batasan penggunaan kas Cek Mundur (Postdated Checks), cek yang dapat diuangkan pada tanggal yang tercantum dalam cek tersebut. Cek mundur dapat diklasifikasikan sbg kas setelah tanggal cek tsb dapat diuangkan Cek kosong (Not sufficient funds), terjadi karena rekening koran perusahaan yang mengeluarkan cek tidak mempunyai dana, cek dalam keadaan rusak atau kesalahan informasi yang tercantum dlam cek. Item ini lebih tepat dilaporkan sebagai piutang daripada kas Biaya yang dibayar dimuka, item seperti perangko, uang muka karyawan, asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, lebih tepat dilaporkan sebagai biaya dibayar dimuka drpd kas Cek yang belum dikirimkan (undelivered checks), cek yang telah dibuat tetapi belum diserahkan kepada pihak yang berhak menerima. Jika pada tanggal neraca terdapat item seperti ini, maka dapat diklasifikasikan sebagai kas. Kas yang dibatasi (restricted cash) diklasifikasi dalam kelompak Aktiva Lancar atau Aktiva Jangka Panjang, tergantung pada tanggal ketersediaan atau pengeluaran. Overdraft Bank Terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi rekening kas. Hal itu harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancer dan biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai hutang usaha. Ekuivalen kas Merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang: - Segera bisa dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui, dan - Begitu dekat dengan jatuh temponya sehingga risiko perubahan suku bunga tidak signifikan. AKUNTANSI TERHADAP KAS Untuk menampung transaksi yang menyangkut kas dalam perusahaan, diselenggarakan akun/rekening berikut: Kas atau Bank, digunakan untuk menampung transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui kasir (di dalam perusahaan), termasuk penerimaan dari dan pengeluaran (setoran tunai ke bank). Kas Kecil, Merupakan sejumlah dana yang dibentuk khusus untuk pengeluaran yang bersifat rutin dan relatif kecil jumlahnya. Kas kecil yang jumlahnya dibatasi itu, secara periodik atau setiap uang kas kecil hampir habis diisi kembali. Selisih kas, digunakan untuk menampung perbedaan jumlah fisik kas berdasarkan cash opname dengan jumlah kas menurut catatan pembukuannya. Hal ini bersifat sementara saja, sebelum sebab terjadinya selisih ditemukan Kas Kecil (Petty Cash) Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan jumlahnya relatif kecil Metode pencatatan Kas kecil Sistem dana tetap (imprest fund system) Sistem dana berfluktuasi (Fluctuating fund system) Sistem dana tetap (imprest fund system) Sistem dana tetap bekerja sebagai berikut: Seseorang yang ditugasi untuk mengawasi kas kecil diberikan sejumlah kecil uang untuk melakukan pembayaran bernilai kecil. Transfer dana ke kas kecil dicatat sbb; Kas Kecil 300.000 Kas 300.000 Ketika pengeluaran di lakukan, pengawas kas kecil mendapatkan tanda terima yang telah ditanda-tangani dari setiap individu yang menerima pembayaran kas tersebut. Petugas ini tidak melakukan pencatatan sampai dana diisi kembali. Ayat jurnal terkait dicatat oleh orang yang berbeda, bukan oleh pengawas kas kecil. Ketika kas kecil mulai menipis, pengawas dapat meminta tambahan kas dari kasir umum untuk pengisian kembali yang didukung oleh tanda terima kas kecil dan bukti pengeluaran lain. Pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan penerimaan kas kecil: Misal: Beban perlengkapan kantor 42.000 - Beban perangko 53.000 - Beban Hiburan 76.000 - Selisis Kas 2.000 - Kas 173.000 (“selisih kas” istilah lain dr akun “kelebihan dan kekurangan kas”) Jika diputuskan bahwa jumlah jas yang terdapat dalam dana kas kecil berlebihan, penyesuaian dibuat sebagai berikut. Misal untuk penurunan dana kas kecil dari 300.000 menjadi 250.000. Kas 50.000 Kas Kecil 50.000 Sistem dana berfluktuasi Pada sistem ini akun kas kecil dipakai untuk mencatat transaksi yang mempengaruhi jumlah kas kecil, diantaranya: (1) Pembentukan dana kas kecil, (2) Penggunaan/pengeluaran dana kas kecil, (3) Pengisian dana kas kecil, (4) penambahan dana kas kecil, maupun (5) pengurangan/penarikan kembali dana kas kecil. Pencatatan dilakukan segera setelah terjadi pengeluaran kas kecil, tidak ditangguhkan s.d. saat pengisian kembali dana kas kecil (spt pada sisitem dana tetap). Akun kas kecil pada dasarya harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada di kasir kas kecil. Oleh karena itu maka pada sistem ini harus diselenggarakan buku jurnal khusus (tersendiri) Contoh kasus: Pada tanggal 31 Desember 2005, PT. Shifa membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 250.000. Berikut transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Desember 2005: 5 Desember membayar rekening air & listrik Rp. 47.500 7 Desember membayar rekening telpon & Fax Rp. 125.250 9 Desember dibeli supplies kantor Rp. 17.500 12 Desember Biaya rapat dan pertemuan Rp. 31.250 19 Desember dibayar biaya makan/minum karyawan Rp. 25.000 20 Desember pengisian kembali dana kas kecil, cek sebesar Rp. 196.500 diserahkan kepada kasir kas kecil 23 Desember Dibayar biaya langganan koran Rp. 12.500 27 Desember dibeli Perangko sebesar Rp. 5.000 Jurnal yang dibuat: Tgl Rincian Debit Kredit 1/12 Kas Keci Kas (Bank) Rp.250.000 Rp.250.000 5/12 Biaya Air & Listrik Kas Kecil Rp.47.500 Rp.47.500 7/12 Biaya Telp & Fax Kas Kecil Rp.125.250 Rp.125.250 9/12 Supplies Kantor Kas Kecil Rp.17.500 Rp.17.500 12/12 Biaya Rapat & Pertemuan Kas Kecil Rp.31.250 Rp.31.250 19/12 Biaya Makan & Minum Karyawan Kas Kecil Rp.25.000 Rp.25.000 20/12 Kas Kecil Kas (Bank) Rp.196.500 Rp.196.500 23/12 Biaya langganan Koran Kas Kecil Rp. 12.500 Rp. 12.500 27/12 Biaya Pos (Perangko) Kas Kecil Rp 5.000 Rp 5.000 Tgl Rincian Debit Kredit Saldo 1/12 Pembentukan Kas Kecil Rp. 250.000 Rp.250.000 5/12 Air & Listrik Rp. 47.500 Rp. 202.500 7/12 Telepon & Fax Rp. 125.250 Rp. 77.250 9/12 Supplies Kantor Rp. 17.500 Rp. 59.750 12/12 Rapat & Pertemuan Rp. 31.250 Rp. 28.500 19/12 Makan/Minum kary. Rp. 25.000 Rp. 3.500 20/12 Pengisian kas kecil Rp. 196.500 Rp. 200.000 23/12 Langganan Koran Rp. 12.500 Rp. 187.500 27/12 Pos (Perangko) Rp. 5.000 Rp. 182.500 Pada sistem dana berfluktuasi ini, pada akhir periode tetap harus dilakukan kas opname. Apabila dari hasil kas opname ternyata jumlah dana kas kecil berbeda dengan saldo menurut pembukuan, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian (adjustment). Contoh: Pada tgl. 31/12 dilakukan kas opname dan ditemukan: 1. kas bon perjalanan dinas Direktur Utama Rp. 150.000 tertgl. 29/12 2. Uang kertas Rp. 24.750 3. Uang logam Rp. 6.250 4. Perangko yang belum terpakai Rp. 3.750 Karena dalam neraca, kas (termasuk kas kecil) harus disajikan sebesar jumlah uang yang benar-benar ada, maka berdasar kas opname tadi perlu dibuat jurnal penyesuaian sbb: Jurnal penyesuaian: Tgl Rincian Debit Kredit 31/12 Persediaan Perangko Uang muka perjalanan dinas Selisih kas*) Biaya Pos Kas Kecil Rp. 3.750 Rp. 150.000 Rp. 1.500 Rp. 3.750 Rp. 151.500 *) selisih kas: 182.500 – (150.000+31.000) Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun kas kecil yang harus disajikan di neraca per 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp. 31.000, sesuai dengan dana kas kecil yang ada (uang logam + uang kertas) REKONSILIASI BANK Dalam pengelolaan kas perusahaan, setiap penerimaan perusahaan sebaiknya harus disetorkan ke bank dan sebaliknya pengeluaran perusahaan harus menggunakan cek. Praktek tersebut sering menyebabkan timbulnya perbedaan antara: saldo kas menurut catatan perusahaan dan saldo kas menurut catatan bank. Pada waktu akan menyusun laporan keuangan, perusahaan harus tahu saldo kas (termasuk kas kecil) yang tepat untuk dilaporkan di Neraca. Rekonsiliasi bank adalah skedul yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan kas bank dengan catatan kas perusahaan. Apabila perbedaan ini hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka catatan kas perusahaan dianggap yang benar. Namun apabila beberapa bagian dari perbedaan itu berasal dari pos-pos lain, maka catatan bank atau catatan perusahaan harus disesuaikan. Berikut di bawah ini ikhtisar yang menyebabkan adanya perbedaan saldo menurut catatan perusahaan dan bank: No Keterangan Buku Perusahaan Buku Bank 1. Deposit in transit (Setoran dalam perjalanan) Sudah menambah saldo Kas Belum menambah saldo Kas 2. Out standing check (Cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan tetapi belum dicairkan) Sudah mengurangi saldo Kas Belum mengurangi saldo Kas 3. Kesalahan pencatatan Pengaruhnya tergantung jenis kesalahan pencatatannya 4. Tagihan wesel & Bunga langsung ditagihkan bank Belum menambah saldo Kas Sudah menambah saldo Kas 5. Bunga giro bank Belum menambah saldo Kas Sudah menambah saldo Kas 6. Biaya administrasi bank Belum mengurangi saldo Kas Sudah mengurangi saldo Kas 7. Not Sufficient Fund (NSF Check);Cek kosong Sudah menambah saldo kas, harus dikurangi Tidak mempengaruhi 8. Kekeliruan memasukkan setoran rekening giro oleh bank Sudah menambah saldo kas Belum menambahsaldo kas Jenis dan tujuan rekonsiliasi bank Jenis Rekonsiliasi Tujuan Rekonsiliasi dua kolom Mencari saldo yang tepat/benar Rekonsiliasi empat kolom Mencari saldo awal, penerimaan satu periode, pengeluaran satu periode & saldo akhir yang sesuai dengan catatan perusahaan Rekonsiliasi Delapan kolom Mencari saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang tepat/ benar Catatan: Rekonsiliasi dua kolom pada umumnya dibuat oleh perusahaan, sedangkan rekonsiliasi empat dan delapan kolom dibuat oleh akuntan pemeriksa (auditor) CONTOH PT. “VAN PERSIE” mempunyai kas dan menerima laporan bank untuk bulan Januari 2003 sebagai berikut: Laporan Bank: Saldo 1 Januari Rp. 29.477.100 Penerimaan bulan Januari Rp. 106.062.000 (termasuk setoran 30 Desember 2002 yang diterima pada 2 Januari 2003 Rp. 2.577.000 dan wesel ditagihkan oleh bank Rp. 2.492.500) Pengeluaran bulan Januari Rp. 120.640.500 (termasuk cek beredar bulan desember 2002 yang baru dicairkan pada bulan Januari 2003 Rp. 4.052.500, Biaya bank Rp. 15.800 dan biaya penagihan wesel Rp. 62.500, Serta Cek Kosong Rp. 594.700) Saldo akhir bulan Januari 14.898.600 Catatan Perusahaan: Saldo bulan Januari 28.001.600 Penerimaan bulan Januari Rp. 104.285.000 (termasuk setoran 31 Januari diterima bank 1 Februari 2003 Rp. 3.292.500) Pengeluaran bulan Januari Rp. 119.524.150 (termasuk cek beredar bulan Januari belum dicairkan sampai akhir Januari Rp. 3.519.150) Saldo Akhir Rp. 12.762.450 Perusahaan salah mencatat pengeluaran Rp. 230.000, dicatat Rp. 320.000 dalam buku perusahaan (cek sudah ditulis dengan benar) REKONSILIASI DUA KOLOM CatatanPerusahaan Catatan Bank Saldo sebelum disesuaikan Rp xxx,- Saldo sebelum disesuaikan Rp xxx,- Ditambah: Ditambah: Bank sudah menambah, perusahaan belum Kesalahan yg menyebabkan penambahan Rp xxx,- Rp xxx,- Perusahaan sudah menambah, bank belum Kesalahan yg menyebabkan penambahan Rp xxx,- Rp xxx,- Jumlah penambahan Rp xxx,- Jumlah penambahan Rp xxx,- Dikurangi: Dikurangi: Bank sudah mengurangi, perusahaan belum Kesalahan yg menyebabkan pengurangan Rp xxx,- Rp xxx,- Perusahaan sudah mengurangi, bank belum Kesalahan yg menyebabkan pengurangan Rp xxx,- Rp xxx,- Jumlah pengurangan Rp xxx,- Jumlah pengurangan Rp xxx,- Saldo yang benar Rp xxx,- Saldo yang benar Rp xxx,- PT “VAN PERSIE” RekonsiliasiMencari SaldoYang Benar Per 31 Januari 2003 Saldo (akhir) per perusahaan Rp. 12.762.450 Saldo (akhir) per bank Rp. 14.898.600 Ditambah: Ditambah: Wesel ditagihkan bank 2.492.500 Setoran dalam perjalanan 3.292.500 Koreksi kesalahan 90.000 Dikurangi: Dikurangi: Biaya Bank (15.800) Cek beredar (3.519.150) Biaya penagihan wesel (62.500) Cek kosong (594.700) Saldi yang benar Rp. 14.671.950 Saldo yang benar Rp. 14.671.950 REKONSILIASI EMPAT KOLOM PT “VAN PERSIE” Rekonsiliasi Dari Saldo Bank ke Saldo Buku (Saldoawal, penerimaan, pengeluaran dansaldo akhir) Periode bulan Januari 2003 Uraian Saldo awal periode Penerimaan satu periode Pengeluaran satu periode Saldo akhir Saldo menurut bank Rp.29.477.100 Rp.106.062.000 Rp.120.640.500 Rp.14.898.600 Setoran dlm perjalanan: 1/1/2003 2.577.000 (2.577.000) - - 31/1/1988 - 3.292.500 - 3.292.500 Cek yang beredar sampai: 1/1/2003 (4.052.500) - (4.052.500) - 31/1/1988 - - 3.519.150 (3.519.150) Wesel ditagihkan bank - (2.492.500) - (2.492.500) Biaya Penagihan - - (62.500) 62.500 Biaya Adm Bank (15.800) 15.800 Cek kosong (594.700) 594.700 Kesalahan catat 90.000 (90.000) Saldo per Perush. Rp. 28.001.600 Rp. 104.285.000 Rp119.524.150 Rp12.762.450 REKONSILIASI DELAPAN KOLOM PT “VAN PERSIE” Rekonsiliasi Dari Saldo Bank ke Saldo Buku (Saldoawal, penerimaan, pengeluaran dansaldo akhir) Periode bulan Januari 2003 Uraian Saldo awal periode Penerimaan satu periode Pengeluaran satu periode Saldo akhir Saldo menurut bank Rp.29.477.100 Rp.106.062.000 Rp.120.640.500 Rp.14.898.600 Setoran dlm perjalanan: 1/1/2003 2.577.000 (2.577.000) 31/1/1988 3.292.500 - 3.292.500 Cek yang beredar sampai: 1/1/2003 (4.052.500) (4.052.500) 31/1/1988 3.519.150 (3.519.150) Saldo yg benar Rp.28.001.600 Rp.106.777.500 Rp.120.107.150 Rp.14.671.950 Saldo menurut perusahaan Rp28.001.600 Rp104.285.000 Rp119.524.150 Rp12.762.450 Wesel ditagihkan bank - 2.492.500 - 2.492.500 Biaya Pengihan 62.500 (62.500) Biaya Adm Bank 15.800 (15.800) Cek kosong 594.700 (594.700) Kesalahan catat (90.000) 90.000 Saldo per Perush. Rp.28.001.600 Rp.106.777.500 Rp.120.107.150 Rp.14.671.950 DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE-Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Kieso, E Donald. Weygandt, J Terry dan Warfield, D Terry. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi kesepuluh. Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Kieso, E Donald. Weygandt, J Terry dan Warfield, D Terry. 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi keduabelas. Jilid 2. Erlangga, Jakarta.