Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas kurikulum dan assessment pendidikan sosiologi dosen pengampu: Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed. oleh Ade LinaSugiarti NIM 1602578 Muhamad Azis Hidayat NIM 1604697 Sumiati NIM 1603324 MAGISTER PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur hanya tertuju pada pencipta alam, maha suci, maha agung yang menggenggam alam semesta ini Allah swt, yang pada waktu ini penulis masih bisa di berikan kehidupan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu disenandungkan, untuk panutan umat yakni nabi Muhammad saw. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. makalah ini membahas mengenai model pengembangan kurikulum beauchamps sistem. Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalammakalah ini, untuk itu sampaikan kata-kata baik dalam hal kekurangan dan kebaikan, demi kesempurnaan makalah ini. Walaupun masih banyak kekurangan, penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat. Bandung, Desember 2016 Penulis BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Di dalam pendidikan, kurikulum merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Kurikulum merupakan bagian dari satuan unit pendidikan. kurikulum memiliki sifat fleksibel, hal tersebut dimaksudkan bahwa kurikulum bisa dikembangkan sesuai porsi dan kebutuhan di dalam pendidikan. Selain itu, proses  pengembangan kurikulum tentu saja harus melihat beberapa aspek yang krusial, yaitu kebutuhan  peserta  didik,  kebutuhan masyarakat  maupun  arah  program  pendidikan. Aspek-aspek tersebut  merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di Indoneisa. Pengembangan dari kurikulum mencakup pada rancangan desain, implementasi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum harus menggambarkan suatu sistem perencanaan pembelajaran, di mana hal tersebut difokuskan pada proses pembelajaran di kelas, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari suatu standar keberhasilan pendidikan. Sampai saat ini, pengembangan kurikulum memiliki banyak sekali model. Para ahli mempunyai pandangan berbeda dalam hal pengembangan kurikulum, beberapa ahli lebih memfokuskan pada karakteristik isi, sedangan beberapa ahli lainnya menitikberatkan pada sisi pengelolaannya. Meskipun memiliki fokusan yang berbeda, akan tetapi setiap ahli bertujuan untuk mengoptimalkan kurikulum. salah satu pengembangan model kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli adalah model beuchamps system. Beuchamps merupakan salah satu ahli kurikulum yang mengembangkan kurikulum sehingga bisa digunakan secara baik. Pembahasan di dalam makalah ini adalah mengenai konsep kurikulum, teori kurikulum menurut beuchamps, dan juga lima tahap pengembangan kurikulum yang digagas oleh beuchamps sebagai upaya mengembangkan kurikulum. Rumusan masalah Apa yang dimaksud dari model pengembangan kurikulum beauchamps? Apakah model pengembangan kurikulum beuchamps bersifat desentralistik atau sentralistik? Tujuan Untuk menjelaskan lebih rinci mengenai pengembangan kurikulum model beauchamps Untuk mengetahui orientasi sifat model pengembangan kurikum beauchamps BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Konsep Kurikulum menurut Beuchamp Kurikulum menjadi hal yang sangat disoroti oleh berbagai ahli sebab kurikulum merupakan salah satu unsur krusial di dalam pendidikan. menurut Ginting (dalam http:// jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalam-pandangan-beuchamp.html [online]) menyatakan bahwa: Konsep kurikulum ternyata berkembang sesuai denganperkembangan teori dan praktik pendidikan. hal tersebut juga bervariasi sesuai dengan aliran pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari siswa. Anggapan tersebut telah ada sejak zaman Yunani kuno. Akan tetapi dalam lingkungan dan pada hubungan tertentu. Pandangan ini juga ternyata masih dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahka guru, jika ditanya mengenai kurikulum akan memberikan jawaban meliputi mata pelajaran. Lebih khususnya kurikulum diartikan sebagai isi dari pelajaran. Banyak pendapat yang muncul selanjutnya telah berpindah dari menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar, dan juga menunjukkan adanya perubahan ruang lingkup dari konsep yang begitu sempit kepada konsep yang lebih luas. George A.Beauchamp lebih menekankan bahwa kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan, sebab pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran. Bidang cakupan teori ataujuga bidang yang meliputi studi kurikulum berisakan mengenai konsep kurikulum, penentuan kurikulum, pengembangan kurikulum, desain kurikulum, implementasi dan juga evaluasi kurikulum. Kurikulum selain sebagai bidang studi kurikulum menurut Beauchamp, merupakan acuan dari rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem. Sistem ini merupakan bagian dari sistem persekolahan dan juga sebagai suatu rencana pengajaran, kurikulum harus berisikan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang nanti akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat suatu pengajaran, dan jadwal waktu pada saat pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum menjadi bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah, dan sistem sekolah. Kurikulum sebagai suatu sistem, hal ini menyangkut pada penentuan segala kebijakan mengenai kurikulum, susunan personalia, dan prosedur pengembangan kurikulum, serta penerapan, dan juga evaluasi dan penyempurnaannya. Fungsi utama dalam sistem kurikulum ini menyangkut beberapa aspek pengembangan dan penerapan juga evaluasi. Mengenai fungsi sistem dari kurikulum dijelaskan lebih terperinci oleh Beauchamp di dalam teori, dan konsepnya yaitu pengembangan suatu kurikulum. Hal yang dikemukakan oleh Beauchamp bukan sekedar menunjukkan fungsi, akan tetapi juga struktur dari suatu sistem kurikulum tersebut, yang ternyata secara garis besar menyangkut pada pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Teori Kurikulum Menurut Beauchamp Selain konsep kurikulum yang dijelaskan oleh Beauchamps, teori kurikulum tidak luput dibahas beuchamps dalam proses pengembangan kurikulum. Hal tersebut dinilai untuk lebih mengenalkan dasar-dasar dari kurikulum sehingga para pengamat bisa lebih paham apa yang sebenarnya dikembangkan beauchamps dalam modelnya. Menurut Ginting (dalam http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalam-pandanganbeuchamp.html [online]) menyatakan bahwa: Para ahli pada dasarnya, sependapat jika teori kurikulum merupakan: suatu perangkat pernyataan yang memberikan suatu makna terhadap kurikulum dipersekolahan, makna tersebut terjadi sebab adanya penegasan hubungan antara aspek-aspek kurikulum, karena adanya sebuah petunjuk penggunaan, perkembangan, dan evaluasi kurikulum. pembahasan dari teori kurikulum ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan penggunaan, keputusan, perencanaan, pengembangan, dan evaluasi kurikulum.. Menurut Beauchamp , teori kurikulum memiliki konsep yang berhubungan erat dengan pengembangan teori ilmu-ilmu lain. Hal penting yang terdapat di dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah teknis yang tentu saja tepat dan juga konsisten, klasifikasi pengetahuan, dan juga analisis, menggunakan banyak penelitian prediktif untuk menambahkan konsep-konsep, kaidah dan generalisasi, sebagai prinsip yang bisa dijadikan pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori kurikulum, Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu: 1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) mengenai rangkaian-rangkaian yang menjelaskan kejadian yang dicakupnya 2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan mengenai nilai-nilai serta sumber-sumber pangkal tolaknya 3. Setiap teori kurikulum harus menjabarkan karakteristik dari desain kurikulumnya 4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan semua proses penentuan kurikulumnya dan juga interaksi antar proses tersebut 5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya 2.1.3. MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP George A. Beauchamp mendefinisikan kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah. Pengembangan kurikulum merupakan bagian penting dalam program pendidikan. Kurikulum dan silabus perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat dioperasionalkan di sekolah dan kelas. Menurut Beauchamp (dalam Ginting,http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalam pandanganbeuchamp.html [online]) ada lima langkah atau pentahapan dalam mengembangkan suatu kurikulum, yaitu: 1.Menetapkan suatu lingkup wilayah yang akan dipergunakan oleh kurikulum. Lingkup tersebut di antaranya ialah sekolah, kabupaten, provinsi, kecamatan, dan negara. Tahapan pembentukan arena atau ruang lingkup ini ternyata ditentukan oleh orang-orang yang memiliki wewenang, dalam hal ini adalah pengambil kebijakan dalam proses pengembangan kurikulum, serta oleh tujuan-tujuan dari pengembangan kurikulum. 2. Menetapkan personalia, penetapan ini dilakukan untuk bisa mengatur mengenai siapa yang akan terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada beberapa kategori orang yang bisa ikut berpartisipasi. a. ahli-ahli pendidikan atau ahli kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum serta ahli- ahli di bidang ilmu dari luar pembahasan. b. ahli-ahli pendidikan dari berbagai perguruan tinggi maupun sekolah serta para guru yang tentu saja dipilih dengan kriteria yang profesional dalam sistem pendidikan. Beauchamp mencoba melibatkan ahli- ahli dan tokoh- pendidikan sebanyak dan seluas mungkin. Akan tetapi, biasanya pengaruh dari mereka ini kurang langsung terhadap pengembangan kurikulum, dibandingkan dengan tokoh lain, sebut saja penulis serta penerbit buku, para politisi, para pengusaha, dan pejabat pemerintah, serta industriawan. Penetapan personalia ini sudah barang tentu disesuaikan dengan tingkat dan luas wilayah arenanya. Untuk tingkat provinsi keterlibatan guru lebih sedikit dibanding dalam lingkup tingkat kabupaten, kecamatan bahkan sekolah keterlibatan guru-guru semakin besar. 3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah-langkah ini menyangkut pada prosedur yang memang harus ditempuh untuk merumuskan suatu tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu: a. membentuk tim pengembang kurikulum. b. mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru. c. merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru. d. penyusunan dan penulisan kurikulum baru. 4. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat. 5. Evaluasi kurikulum. Langkah ini mencakup empat hal, yaitu: a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru b. Evaluasi desain kurikulum c. Evaluasi hasil belajar siswa d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip melaksanakannya. a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena. b. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain. c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan. d. Melaksanakan kurikulum di sekolah. e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku. BAB III PEMBAHASAN Pembahasan Pembahasan Model beauchamps sistem merupakan nama yang diambil dari ahli yang mengembangkan model kurikulum ini. Beauchamps menitikberatkan pada lima aspek yang harus ada di dalam pengembangan model kurikulum. Lima aspek tersebut mencakup pada penentuan arena, penetapan personalia, prosedur pengembangan, implementasi, serta evaluasi kurikulum. Penentuan arena di dalam model beauchamps sistem ini menjelaskan tentang tempat yang akan dipakai untuk mengaplikasikan kurikulum, seperti satu lingkup kabupaten, lingkup kecamatan, atau lingkup sekolah. Hal ini dirasa perlu sebab dengan mengetahui penentuan arena dalam penerapan kurikulum, tujuan kurikulum pun akan mudah dilaksanakan karena pengembangan dari kurikulum sudah mengenal karakteristik arena. Selain itu, penentuan arena akan memberi arahan yang jelas dalam penerapannya sehingga tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pada penempatan area pelaksanaan kurikulum. Penempatan ini juga akan lebih jelas dan fokus. Penetapan personalia di dalam model ini difokuskan pada menentukan orang-orang yang terlibat di dalam pengembangan kurikulum. Penentuan personalia ini harus berdasar kepada kemampuan masing-masing orang, sebab jika memilih beberapa orang yang tidak sesuai bidang keilmuwannya akan memperburuk keadaan, oleh karena itu penetapan personalia ini begitu penting. Penentuan personalia ini mencakup kepada para ahli kurikulum, ahli-ahli pendidikan yang biasanya terdapat pada lingkup perguruan tinggi, serta penentuan personalia ini juga melibatkan guru-guru dengan menyesuaikan arena yang ditetapkan. Prosedur pengembangan kurikulum merupakan langkah yang harus benar-benar dipikirkan dengan baik, sebab ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seperti merumuskan tujuan. Tujuan pengembangan kurikulum mencakup pada tujuan umum dan khusus sehingga harus dipertimbangkan dengan matang. Memilih isi kegiatan pembelajaran serta evaluasi. Evaluasi kurikulum, ini merupakan langkah terakhir yang ditekankan oleh beauchamps, tahap evaluasi adalah tahap yang menjadikan data-data yang dihasilkan dari evaluasi-evaluasi ini dijadikan tolok ukur bagi penyempurnaan kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda seperti model administratif. Terutama pada orientasinya yang memfokuskan pada arah top down atau sentralistik. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan Beauchamps merupakan ahli kurikulum yang mengusung model pengembangan kurikulum dan model tersebut dinamai dengan namanya yaitu model beauchamps sistem. Beauchamps membagi pengembangan kurikulum ke dalam lima tahapan, yaitu lima tahapan tersebut mencakup pada penentuan arena, penetapan personalia, prosedur pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda seperti model administratif. Terutama pada orientasinya yang memfokuskan pada arah topdown atau sentralistik. Saran Makalah ini memberikan gambaran mengenai model pengembangan kurikulum beauchamps, akan tetapi di dalam makalah ini tidak terdapat Negara yang memakai model pengembangan kurikulum ini sehingga penulis memberikan saran supaya pembaca mencari tahu lebih mengenai Negara yang mengaplikasikan model kurikulum ini.