FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
Disusun oleh :
1. Endah Wahyu Sulistiyo Rini
(4211415004)
2. Farid Wujdi
(4211415019)
3. Yuvita Kiki Wulandari
(4211416016)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
a. Untuk memahami mekanisme fotosintesis pada tumbuhan.
b. Untuk memahami peran energi cahaya terhadap mekanisme fotosintesis
pada tumbuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana mekanisme fotosintesis pada tumbuhan ?
b. Bagaimana peran energi cahaya pada proses fotosintesis ?
C. DASAR TEORI
a.
Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pembentukan bahan organik
(karbohidrat) dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis ini terjadi
hanya pada sel-sel yang mempunyai klorofil, yaitu pada bakteri dan
tumbuhan. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama
fotosintesis, dimana dengan bantuan cahaya matahari dapat merubah
subtrat karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dalam reaksi fotosintesis
menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2). Tujuan penelitian
ini untuk membuktikan bahwa fotosintesis yang berlangsung pada daun
memerlukan cahaya matahari dan menghasilkan amilum. Proses
fotosintesis hanya dapat berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil
memiliki bakteri fotosintetik dimana energi matahari dalam bentuk
foton ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).
Energi kimia tersebut digunakan untuk mengubah air dan karbon
dioksida menjadi karbohidrat. Fotosintesis umumnya terjadi di organ
tumbuhan yaitu daun. Hal ini dikarenakan pada daun terdapat pigmen
klorofil. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama pada proses
fotosintesis, perannya mengubah substrat karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O) dalam reaksi fotosisntesis menjadi
karbohidrat (C6H12O6).
Bebrapa parameter yang mempengaruhi proses fotosintesis yaitu
intensitas, kulaitas, lama penyinaran serta besarnya pantulan.
Proses fotosintesis pada tumbuhan akan menghasilkan zat gula
yang disebut glukosa. Selanjutnya, sebagian akan menghasilkan
amilum yang ditimbun di daun. Jika bagian daun yang terbuka terkena
cahaya matahari langsung akan terbentuk amilum dari hasil
fotosintesis. Sedangkan daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak
berlangsung fotosintesis.
Manfaat hasil fotosintesis bagi tumbuhan diantaranya sebagian
gula digunakan sel-sel tumbuhan sebagai zat makanan, molekulmolekul gula diuraikan untuk melepaskan energi dan sebagian molekul
gula dijadikan cadangan makanan.
Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing
spektrum
mempunyai
panjang
gelombang
berbeda,
sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Terdapat urutan
panjang gelombangnya dari panjang ke pendek adalah meliputi sinar
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar hijau yang
justru dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau.
Warna merah salah satu yang memiliki panjang gelombang yang paling
efektif diserap oleh klorofil. Spektrum cahaya merah merupakan
spektrum cahaya yang paling efektif untuk digunakan dalam aktivitas
fotosintesis tumbuhan perairan. Panjang gelombang cahaya tampak
dapat dilihat dalam gambar 1.
Gambar 1. Panjang gelombang cahaya tampak
b. Tahapan Fotosintesis
Fotosintesis membutuhkan air, karbon dioksida, dan sinar
matahari untuk membentuk karbohidrat dan oksigen. Air dan mineral
diserap dari dalam tanah oleh rambut akar. Setelah sampai di dalam
xilem akar, air dan mineral mengalir ke xilem batang xilem daun, dan
akhirnya sampai di mesofil daun. Pada tumbuhan dikotil air dan mineral
setelah sampai di mesofil daun, akan masuk ke jaringan palisade.
Karbon dioksida yang dibutuhkan untuk fotosintesis diperoleh dari
udara. Karbon dioksida masuk melalui stomata dan akhirnya masuk ke
jaringan mesofil.
Proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi
terang dan gelap. Kedua tahap tersebut terjadi di kloroplas. Pada tahap
reaksi terang energi matahari diserap oleh klorofil untuk diubah
menjadi energi kimia. Pada tahap reaksi terang, juga terjadi pemecahan
air menjadi ion hidrogen dan oksigen. lon hidrogen diperlukan untuk
berikatan dengan karbon dioksida menjadi glukosa. oksigen yang
terbentuk, akan dilepaskan ke atmosfer. Reaksi terang terjadi di grana
kloroplas. Reaksi terang dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Skema fotosintesis pada reaksi terang
Pada reaksi gelap, karbon dioksida dan ion hidrogen akan
berikatan dengan bantuan energi kimia yang dihasilkan pada reaksi
terang, menjadi glukosa. Glukosa akan digunakan untuk membentuk
senyawa-senyawa, seperti protein, asam nukleat, lemak, dan
karbohidrat struktural, yang berperan penting dalam metabolisme tubuh
tumbuhan. Reaksi gelap dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Skema fotosintesis pada reaksi gelap
Syarat-syarat agar fotosintesis dapat berlangsung yaitu :
Gambar 4. Reaksi fotosintesis
1. Air (H20), diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke
daun melalui pembuluh kayu (xilem).
2. Cahaya matahari.
3. Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara
bebas melalui stomata (mulut daun).
4. Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya
matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.
Proses Fotosintesis dimulai ketika tumbuhan menangkap
cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel
yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi
dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar
proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari
lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar
matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Gambar 5. Penampang tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa perbedaan antara reaksi gelap dan reaksi teraang, perbedaan
tadi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Perbandingan antara reaksi gelap dan reaksi terang
Reaksi
Tempat
Terang
Grana
Melibatkan
Cahaya
Klorofil
ADP
Proses
• Eksitasi e-
• ATP
• Fotolisis
• NADP.H2
• Fiksasi
1. APG
• Transfer e-
H2O
NADP
Gelap
Stroma
CO2
RuBP / RDP
Hasil
• Siklus Celvin
NADP.H2
• O2
2. ALPG
3. C6H12O6
ATP
Fotosistem I
e-
e-
e-
Gambar 6. Skema Fotosistem I
Transfer electron siklik = Fotosistem I, klorofil yang mengabsorbsi cahaya
matahari akan melemparkan elektronnya keluar (electron terekstasi seperti efek
fotolistrik). Elektron yang tereksitsasi akan mentransfer energi matahari electron
tersebut akan membebaskan energi sedikit demi sedikit dengan cara electron itu
berpindah dari akseptor satu ke akseptor lain. Energi yang dilepas akan ditangkap
oleh ADP untuk berubah menjadi ATP yang kaya akan energi. Electron yang sudah
tidak berenergi lagi akan akan memasuki klorofil lagi dan klorofil menjadi netral
kembali,
Transfer Elektron Non Siklik
Klorofil yang mengabsorbsi cahaya akan melemparkan elektronnya dan
menjadi netral kembali dengan mendapat electron yang berasal air.
−
−
→
+
→
+4
+
−
−
mentransfer energi matahari lalu memindhkan pada ATP.
−
yang sudah tidak
berenergi lagi akan memasuki klorofil yang kehilangan elektronnya dan
menetralkannya lagi.
Gambar 7. Skema perjalanan electron non siklik selama reaksi terang
Hidrogen yang dibebaskan digunakan secara tidak langsung dalam pembentukan ATP, energi yang
dibebaskan saat peristiwa transport electron dari P660 ke P700 digunakan secara tidak langsung
dalam pembentukan ATP.
+
→
+ �
+
→
�
2 elektron negative dari klorofil akan menetralkan �
+
→
�
�
Fiksasi ���
Untuk fiksasi
digunakan untuk mereduksi
pada proses fiksasi
.
memerlukan energi, energi itu berasal dari ATP dan NADPH2
yang terbentuk waktu reaksi cahaya. setelah energi terlepas ATP berubah menjadi
ADP kembali dan NADPH2 menjadi NADP lagi.
Reaksi Fiksasi
:
+�
�+
�� →
�
→
→
�
ℎ
ℎ
��
� � �
+ �� →
�� + �
+
(Polimerisasi)
+�
Gambar 8. Siklus Celvin
Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah reaksi kimia yang mengubah karbon dioksida dan
senyawa lainnya menjadi glukosa. Reaksi ini terjadi di stroma, daerah berisi cairan
dari kloroplas di luar membran tilakoid. Reaksi-reaksi ini mengambil produk (ATP
dan NADPH) dari reaksi terang dan melakukan proses kimia lebih lanjut =. Ada
tiga tahap untuk reaksi gelap, secara kolektif disebut siklus Calvin : fiksasi karbon,
reaksi reduksi, dan regenerasi ribulosa 1,5-bifosfat (RuBP).
Reaksi gelap ini erat digabungkan pada rantai transpor elektron tilakoid
sebagai pengurang daya yang disediakan oleh NADPH yang dihasilkan dalam
fotosistem I. Proses fotorespirasi, juga dikenal sebagai siklus C2, juga terkait
dengan reaksi gelap, karena hasil dari reaksi alternatif enzim Rubisco, dan produk
sampingan akhir juga merupakan gliseraldehida-3-P.
Gambar 9. Siklus Calvin dan Fiksasi Karbon. (Image: Mike Jones)
Siklus Calvin, siklus Calvin-Benson-Bassham (CBB), siklus pentosa fosfat
reduktif atau siklus C3 adalah serangkaian reaksi redoks biokimia yang terjadi di
stroma dari kloroplas dalam organisme fotosintetik. Proses ini juga dikenal sebagai
reaksi gelap.
Fotosintesis terjadi pada dua tahap di dalam sel. Pada tahap pertama, reaksi
terang menangkap energi cahaya dan menggunakannya untuk membuat simpanan
energi dan mentransportasi molekul ATP dan NADPH. Siklus Calvin
menggunakan energi dari pembawa elektron tereksitasi berumur pendek untuk
mengubah karbon dioksida dan air menjadi senyawa organik, yang dapat digunakan
oleh organisme (dan oleh binatang yang memakan itu). Set reaksi ini juga disebut
fiksasi karbon. Enzim kunci dari siklus ini disebut RuBisCO. Dalam persamaan
biokimia berikut, spesies kimia (fosfat dan asam karboksilat) ada pada
kesetimbangan antara berbagai keadaan terionisasi sebagaimana diatur oleh pH
(keasaman).
Enzim-enzim dalam siklus Calvin secara fungsional setara dengan sebagian besar
enzim yang digunakan dalam jalur metabolisme lain seperti glukoneogenesis dan
jalur fosfat pentosa, tetapi mereka dapat ditemukan dalam stroma kloroplas bukan
sitoplasma sel, untuk memisahkan reaksi. Enzim-enzim ini diaktifkan di dalam
keadaan terang (oleh karena itu nama "reaksi gelap" sebenarnya menyesatkan) dan
juga dengan produk-produk dari reaksi terang. Fungsi regulasi ini mencegah siklus
Calvin terespirasi menjadi karbon dioksida. Energi (dalam bentuk ATP) akan siasia melakukan reaksi ini yang tidak memiliki produktivitas bersih.
Jumlah
reaksi
dalam
siklus
Calvin
adalah
sebagai
berikut
:
3 CO2 + 6 NADPH + 5 H2O + 9 ATP → glyceraldehyde-3-phosphate (G3P) + 2 H+
+
6
NADP+
+
9
ADP
+
8
Pi
(Pi
=
inorganic
phosphate)
Gula heksosa (enam karbon) bukan merupakan produk dari siklus Calvin.
Meskipun banyak teks menggunakan produk fotosintesis sebagai C6H12O6, hal ini
terutama untuk kenyamanan melawan persamaan respirasi, di mana gula enam
karbon dioksidasi di mitokondria. Produk karbohidrat dari siklus Calvin adalah
molekul gula fosfat tiga karbon, atau "fosfat triose," yaitu, gliseraldehida-3-fosfat
(G3P).
Urutan Siklus Calvin
Pada tahap pertama dari siklus Calvin, molekul CO2 dimasukkan ke dalam salah
satu dari dua molekul tiga karbon (gliseraldehida 3-fosfat atau G3P), di
mana CO2 menggunakan dua molekul ATP dan dua molekul NADPH, yang telah
diproduksi di tahap reaksi terang. Tiga langkah yang terlibat adalah :.
•
Enzim RuBisCO mengkatalisis karboksilasi dari ribulosa-1,5-bifosfat,
RuBP, senyawa 5-karbon, dengan karbon dioksida (total 6 karbon) dalam
reaksi dua langkah. Produk dari langkah pertama adalah kompleks enediolenzim
yang
dapat
menangkap CO2 atau O2.
Dengan
demikian, kompleks enediol-enzim adalah karboksilase / oksigenase
sesungguhnya. CO2 yang ditangkap oleh enediol pada langkah kedua pada
awalnya menghasilkan enam-karbon intermediate yang segera terbagi dua,
membentuk dua molekul 3-fosfogliserat, atau 3-PGA, senyawa 3-karbon
(juga:
3-fosfogliserat
asam,
PGA,
3PGA).
Gambar 10. Siklus Calvin tahap 1 (lingkaran hitam mewakili atom karbon)
•
(Image: Peter coxhead)
Enzim fosfogliserat kinase mengkatalisis fosforilasi dari 3-PGA oleh ATP
(yang diproduksi dalam tahap reaksi terang). 1,3-bisphosphoglycerate
(1,3BPGA, glycerate-1,3-bifosfat) dan ADP adalah produk yang dihasilkan.
Namun,
perlu
diketahui
bahwa
dua
3-PGA
diproduksi
untuk
setiap CO2 yang masuk siklus, sehingga langkah ini menggunakan dua ATP
•
per CO2.
Enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis reduksi
1,3BPGA oleh NADPH (yang merupakan produk lain dari reakdi terang).
Gliseraldehida 3-fosfat (juga disebut G3P, GP, TP, PGAL, GAP)
diproduksi, dan NADPH sendiri teroksidasi dan menjadi NADP+. Sekali
lagi, dua NADPH yang digunakan per CO2.
Gambar 11. Siklus Calvin gabungan tahap 2 dan 3. (Image: Peter coxhead)
Regenerasi RuBP
Regenerasi RuBP
Tahap siklus Calvin berikutnya adalah untuk regenerasi RuBP. Lima molekul G3P
menghasilkan tiga molekul RuBP, menggunakan tiga molekul ATP. Karena setiap
molekul CO2 menghasilkan dua molekul G3P, tiga molekul CO2 menghasilkan
enam molekul G3P, yang lima digunakan untuk regenerasi RuBP, meninggalkan
keuntungan bersih dari satu molekul G3P per tiga molekul CO2 (seperti yang
diharapkan dari jumlah atom karbon yang terlibat).
Gambar 12. Tahap regenerasi Siklus Calvin. (Image: Peter coxhead)
Tahap regenerasi dapat dipecah menjadi beberapa langkah-langkah berikut :
1. Isomerase fosfat triose mengkonversi semua G3P reversibel menjadi
dihidroksiaseton fosfat (DHAP), juga satu molekul 3-karbon.
2. Aldolase and fructose-1,6-bisphosphatase convert a G3P and a DHAP into
fructose 6-phosphate (6C). A phosphate ion is lost into solution.
3. Aldolase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase mengkonversi G3P dan DHAP
menjadi fruktosa 6-fosfat (6C). Ion fosfat hilang ke dalam larutan.
4. Kemudian fiksasi CO2 lainnya menghasilkan dua G3P.
5. F6P memiliki dua karbon yang dihilangkan oleh transketolase, memberikan
erythrose-4-fosfat. Dua karbon pada transketolase ditambahkan ke G3P,
memberikan ketose xylulose-5-fosfat (Xu5P).
6. E4P dan DHAP (terbentuk dari salah satu G3P dari fiksasi CO2 kedua)
diubah menjadi sedoheptulose-1,7-bifosfat (7C) oleh enzim aldolase.
7. Sedoheptulose-1,7-bisfosfatase (salah satu dari tiga enzim dari siklus Calvin
yang unik untuk tanaman) memotong sedoheptulose-1,7-bifosfat menjadi
sedoheptulose-7-fosfat, melepaskan ion fosfat anorganik ke dalam larutan.
8. Fiksasi CO2 ketiga menghasilkan dua G3P. Ketose S7P memiliki dua
karbon yang dihilangkan oleh transketolase, memberikan ribosa-5-fosfat
(R5P), dan dua karbon yang tersisa di transketolase ditransfer ke salah satu
G3P, memberikan Xu5P lainnya. Hal ini membuat salah satu G3P sebagai
produk dari fiksasi 3 CO2, dengan generasi tiga pentosa yang dapat
dikonversi ke Ru5P.
9. R5P diubah menjadi ribulosa-5-fosfat (Ru5P, RUP) oleh isomerase
phosphopentose.
Xu5P
diubah
menjadi
RUP
oleh
epimerase
phosphopentose.
10. Akhirnya,
phosphoribulokinase
(enzim
tanaman
unik
lainnya)
memfosforilasi RUP menjadi RuBP, ribulosa-1,5-bifosfat, menyelesaikan
siklus Calvin. Ini membutuhkan masukan dari satu ATP.
Dengan demikian, enam G3P diproduksi, lima digunakan untuk membuat tiga
molekul RuBP (5C) (total 15 karbon), dengan hanya satu G3P yang tersedia untuk
konversi menjadi heksosa. Hal ini membutuhkan sembilan molekul ATP dan enam
molekul NADPH per tiga molekul CO2. Persamaan dari siklus Calvin keseluruhan
ditunjukkan gambar di bawah ini.
Gambar 13. Persamaan keseluruhan siklus Calvin (lingkaran hitam mewakili atom
karbon). (Image: Peter coxhead)
RuBisCO juga bereaksi secara kompetitif dengan O2, bukan CO2, di fotorespirasi.
Tingkat fotorespirasi lebih tinggi pada suhu tinggi. Fotorespirasi mengubah RuBP
menjadi 3-PGA dan 2-phosphoglycolate, molekul 2-karbon yang dapat dikonversi
melalui glikolat dan glyoxalate menjadi glisin. Melalui sistem pembelahan glisin
dan tetrahydrofolate, dua glisin diubah menjadi serin + CO2. Serin dapat dikonversi
kembali ke 3-fosfogliserat. Dengan demikian, hanya 3 dari 4 karbon dari dua
phosphoglycolates dapat dikonversi kembali ke 3-PGA. Hal ini dapat dilihat bahwa
fotorespirasi memiliki konsekuensi yang sangat negatif bagi tanaman, karena,
bukannya memperbaiki CO2, proses ini menyebabkan hilangnya CO2. C4 fiksasi
karbon berevolusi untuk menghindari fotorespirasi, tetapi hanya dapat terjadi pada
tanaman tertentu yang tumbuh di daerah hangat atau tropis, jagung, misalnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN