Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Paper indeks Gigi.docx

Indeks Pengukuran Karies Gigi indeks merupakan ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu penyakit tertentu. ukuran tersebut dapat digunakan sebagai pengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai yang berat. indeks karies dapat digunakan untuk mendapatkan data status karies gigi seseorang. beberapa indeks karies gigi :

Indeks Pengukuran Karies Gigi indeks merupakan ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu penyakit tertentu. ukuran tersebut dapat digunakan sebagai pengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai yang berat. indeks karies dapat digunakan untuk mendapatkan data status karies gigi seseorang. beberapa indeks karies gigi : 1. Indeks Karies untuk gigi dewasa (DMFT) 2. Indeks karies untuk gigi anak-anak (def-t) 3. PUFA (pulpa, ulserasi, fistel, abses) 4. Indeks WHO untuk Karies 5. Caries Severity Index 6. The International Caries Detection and Assessment System (ICDAS) 7. Root Caries Index (RCI) 1. Indeks Karies untuk gigi dewasa (DMFT) a.Pengertian DMF-T DMF-T adalah suatu keadaan gigi di mana dilakukan pemeriksaanpada gigi geligi tetap atau permanent, seseorang yang pernah mengalami penyakit karies, hilang dan perbaikan. Indeks karies gigi permanen meliputi kerusakan, pencabutan, dan penambalan. Di mana setiap gigi hanya memperoleh satu skor D atau M atau F, dilihat mana yang lebih parah (Priyono,2010). b. Penentuan Skor DMF-T Untuk Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan sebagai berikut: D = Decay 1 ) Gigi tetap yang mengalami karies gigi 2) Gigi tetap yang di tambal dengan karies sekunder dengan tumpatan permanen 3) Pada gigi dengan tumpatan permanen 4)Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D M = Missing 1) Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies 2) Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan ortodonti TIDAK dimasukkan dalam kategori M F=Filing 1) Semua gigi dengan tumpatan permanen 2) Gigi tetap dengan tumpatan tanpa karies (Hutabarata, 2009). 3) Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F. c.Penghitungan DMF-T Jumlah keadaan gigi yang mengalami kerusakan,hilang, dan perbaikan, pada gigi tetap yang disebabkan oleh karies DMF-T= D+M+F 2. Indeks karies untuk gigi anak-anak (def-t) a. Pengertian def-t def-t adalah suatu keadaan gigi di mana dilakukan pemeriksaan pada gigi geligi susu seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang dan perbaikan yang disebabkan penyakit karies (Depkes,1995). Angka yang menunjukan klinis penyakit karies gigi susu yang meliputi gigi yang masih dapat ditambal, gigi yang telah/ harus dicabut, dan gigi yang telah dilakukan perawatan/ penambalan (Herijulianti,2001) b. Penentuan skor def-t d= decay 1) Gigi susu yang mengalami karies gigi 2) Gigi susu yang di tambal dengan karies sukunder e = extraksi 1) Gigi susu di cabut dengan karies/Gigi yang tanggal sebelum waktu eksfoliasinya f= filling 1) Gigi susu dengan tumpatan tanpa karies (Depkes, 1995). c. Penentuan def-t c.Penghitungan def-t Jumlah keadaan gigi yang mengalami kerusakan, hilang, dan perbaikan pada gigi susu. def-t= d+e+f 3. PUFA (pulpa, ulserasi, fistel, abses) a.Pengertian PUFA Kriteria yang digunakan untuk menilai keparahan karies yang tidak dirawat adalah indeks pufa/PUFA (pulpa, ulserasi, fistel, abses).Indeks ini meliputi P/p, U/u, F/f, dan A/a. Penilaian dibuat secara visual tanpa menggunakan alat bantu, dengan ketentuan hanya satu skor untuk setiap gigi. Bila meragukan mengenai perluasan infeksi odontogenik, diberikan skor dasar (P/p). Jika terdapat gigi sulung dan gigi penggantinya, dan keduanya berada pada kondisi infeksi odontogenik, maka kedua gigi diberi skor. b. Penentuan Skor PUFA P(Pulpa) P/p adalah keterlibatan pulpa, dicatat jika terbukanya ruang pulpa dapat terlihat atau jika struktur mahkota gigi telah rusak oleh proses karies dan hanya akar atau fragmen akar yang tersisa. Probing tidak dilakukan untuk diagnosis keterlibatan pulpa. U(Ulserasi) U/u adalah ulserasi karena trauma dari potongan tajam gigi,dicatat jika tepi yang tajam dari dislokasi dengan keterlibatan pulpa atau fragmen akar menyebabkan ulserasi traumatik dari jaringan lunak sekitarnya, misalnya lidah atau mukosa bukal. F(Fistula) F/f adalah fistula yang ditandai jika pus keluar dari traktus sinus yang berhubungan dengan gigi dengan keterlibatan pulpa. A(Abses) A/a adalah abses yang ditandai ada pembengkakan disertai pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa. c.Penghitungan PUFA Skor PUFA/pufa per orang, yaitu jumlah dengan cara yang sama seperti DMF-T/def-t dan mewakili jumlah gigi yang termasuk dalam kriteria diagnosis PUFA/pufa. Huruf kapital untuk gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi sulung. Skor untuk gigi sulung dan permanen dicatat secara terpisah. Jadi untuk seorang individu skor, rentang skor PUFA/pufa dari 0-20 untuk gigi sulung, dan 0-32 untuk gigi permanen. Prevalensi PUFA/pufa dihitung sebagai persentase populasi dengan satu atau lebih skor PUFA/pufa. Pengalaman PUFA/pufa untuk populasi dihitung dengan rerata sehingga mungkin berupa nilai desimal. Indeks modifikasi DMF WHO Molar 3 dimasukkan Gigi-gigi dengan restorasi sementara dipertimbangkan sebagai gigi karies (decayed) Awal karies (white spot) tidak dianggap sebagai karies Gigi Bercampur Dalam gigi bercampur, indeks DMFT/DMFS dan deft/defs dikerjakan secara terpisah dan tidak pernah digabung. Indeks berbeda dilakukan pada tiap anak untuk gigi permanen dangigi decidui dimulai pertama dengan gigi permanen. 4. Indeks WHO untuk Karies Kode yang diberikan WHO Kode gigi permanen Kondisi/status Kode gigi decidui 0 Sound A 1 Decayed B 2 Filled, with decay C 3 Filled, no decay D 4 Missing, as a result of caries E 5 Missing, any other reason - 6 Sealent, varnish F 7 Bridge abutment or special crown G 8 Unerupted tooth - 9 Excluded tooth - 10 Trauma T Untuk memeriksa karies gigi dalam populasi, indeks DMFT yang digunakan. Dalam sebuah pemeriksaan sistematik dengan kaca mulut dan probe CPI yang memasukkan mahkota dan akar yang terpapar ditandai dengan angka yang berdasarkan hasil pemeriksaan. Angka-angka yang dicatat dalam kolom sesuai dengan tiap gigi untuk membuat sebuah bagan DMFT. Angka-angka yang ditandai sebagai berikut: 0: Nol menandakan mahkota atau akar yang sehat, tidak menunjukkan tanda adanya karies yang sudah maupunn belum terawat. Mahkota yang mungkin telah mulai rusak dan masih dicatat dengan angka nol. Kerusakan yang dapat dihiraukan termasuk white spots, daerah yang terdiskolorisasi dan kasar atau tidak halus, pit atau fissure email yang berwarna; area berbintik-bintik yang gelap, mengkilap, kasar dari fluorosis sedang hingga parah; atau area terabrasi. 1: Satu menandakan gigi dengan karies. Gigi atau akar dengan kavitas yang jelas, email yang tergerogoti, area email atau sementum kasar yang terdeteksi lesam dapat ditandai sebagai angka 1. Gigi dengan restorasi sementara, dan gigi yang tertutupi tapi karies, juga disebut angka 1. Nilai 1 tidak ditentukan untuk gigi yang kariesnya masih dugaan. Dalam kasus mahkota gigi yang keseluruhannya karies, hanya menyisakan akar, angka 1 diperuntukkan pada keduanya mahkota dan akar. Ketika hanya akar yang karies, hanya akar yang disebut angka 1. Dalam kasus, ketika mahkota dan akar terlibat dengan karies, dimanapun tempat dinilai sebagai tempat asal dicatat sebagai angka 1. Kriteria ini berlaku untuk semua angka. 2: Gigi yang ditumpat, dengan tambahan karies, disebut angka 2. Tidak ada perbedaan dibuat antara karies primer yang tidak berhubungan dengan tumpatan sebelumnya, dan karies sekunder, berdekatan dengan restorasi yang sudah ada. 3: Ini menandakan gigi yang ditumpat tanpa karies. Jika sebuah gigi telah dipasangi mahkota karena karies sebelumnya, gigi tersebut dinilai sebagi angka 3. Ketika gigi telah dipasangi mahkota untuk alasan yang lain seperti estetik atau untuk penggunaan gigi penyangga gigi tiruan jembatan, angka 7 yang dipakai. 4: Ini menandakan sebuah gigi yang hilang akibat karies. Hanya mahkota yang diberi status 4. Akar gigi yang dinilai sebagai angka 4 dicatat sebagai angka 7 atau 9. Ketika gigi decidui hilang, skor hanya digunakan bila gigi hilang secara premature. Gigi decidui yang hilang karena eksfoliasi normal tidak perlu diberi skor. 5: Sebuah gigi permanen yang hilang akibat alasan lain selain karies diberi angka 5. Misalnya gigi yang dicabut untuk perawatan ortodontik atau karena penyakit periodontal, gigi yang hilang secara congenital, atau gigi yang hilang karena trauma. Angka 5 diperuntukkan kepada mahkota, akar diberi angka 7 atau 9. Pengetahuan pola erupsi gigi sangat membantu untuk menentukan apakah gigi hilang atau masih belum erupsi. Petunjuk untuk bantuan dalam penentuan termasuk tampakan dari linger alveolar pada are yang dipertanyakan, dan status karies gigi yang lain dalam mulut. 6: Angka 6 diperuntukkan pada gigi yang sudah diberikan sealant. Gigi yang fissure oklusalnya telah diperbesar dan diberikan bahan komposit juga disbut angka 6. 7: Angka 7 digunakan untuk menandai bahwa gigi merupakan bagian dari gigi tiruan jembaatan. Ketika gigi telah dipasangi mahkota untuk alasan lain selain karies, kode ini juga dipakai. Gigi yang telah veneer atau dilapisi pada permukaan fasial juga disebut angka 7 ketika tidak ada bukti adanya karies atau restorasi. Angka 7 juga digunakan untuk menandai akar yang digantikan oleh implant. Gigi yang sudah digantikan oleh pontik gigi tiruan jembatan diberi angka 4 atau 5; akarnya diberi angka 9. 8: Kode ini digunakan untuk sebuah celah dengan gigi permanen yang tidak erupsi, ketika gigi decidui tidak ada. Kategori ini tidak memasukkan gigi yang hilang. Gigi dengan kode 8 tidak termasuk perhitungan karies. Ketika diterapkan pada akr, angka 8 menandakan permukaan akar tidak tampak dalam mulut. 9: Gigi erupsi yang tidak dapat diperiksa karena band ortodontik, diberi angka 9. Ketika dipergunakan pada akar, angka 9 menandakan gigi telah dicabut. Mahkota gigi akan diberi angka 4 atau 5. T: Menandakan trauma, T digunakan ketika fraktur mahkota, dengan beberapa dari permukaannya hilang tetapi tak ada bukti adanya karies. “D” dari DMFT mengacu pada semua gigi dengan kode 1 dan 2. “M” mengacu pada gigi angka 4 pada subyek dibawah umur 30 tahun, dan diberi skor 4 atau 5 pada subek diatas 30 tahun. “F” mengacu pada gigi dengan kode 3. Gigi-gigi yang yang diberi kode 6, 7, 8, 9, atau T tidak termasuk dalam perhitungan DMFT. 5. Caries Severity Index Diintroduksi oleh WHO, kemudian dimodifikasi oleh Shimono (1995), kriteria karies dikemukakan sebagai berikut ini: Kode gigi permanen Kondisi/status Skor 0 Gigi sehat 0 C1 Pit dan fisur yang mengalami pewarnaan serta explorer/sonde akan tersangkut di tempat tersebut tapi tidak ada perlunakan dasar lubang (undermIned enamel) atau perlunakan dinding gigi 1 C2 Sonde tersangkut pada celah/lubang gigi dengan ditandai dengan perlunakan dindmg gigi/dasar email 2 C3 Kelanjutan kerusakan gigi (C1) sehingga melibatkan pulpa, pada kondisi ini fistula atau abses atau pulpitis hiperplastik dapat dilihat secara klinis 3 C4 Filled, no decay 4