Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Bab 1 ekonomi kls

2017 BAB I ILMU EKONOMI Shunil Devinder Pengertian Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Menurut Karl Marx  ilmu ekonomi adalah penekanan pentingnya perjuangan kelas dalam masyarakat. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik Pengikut teori ini disebut sebagai Marxisme dalam penyusunannya mark di bantu oleh Friedrich Engels dari pertengahan abad ke-19. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial, teori marxisme bisa di depinisikan perjuangan kelas buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan menumbuhkan paham sosialisme (tanpa kelas).Penerapan teori klasik pada tahap-tahap awal pertumbuhannya di Eropa Barat, terutama di Inggris ternyata telah menimbulkan kesenjangan ekonomi yang semakin hari semakin melebar, khususnya diantara kaum kapitalis yang semakin kaya dan kaum buruh yang semakin miskin.Teori klasik yang menekankan peranan kapital beserta akumulasinya dalam pertumbuhan ekonomi mendorong para pemilik modal (kapitalis) memaksimumkan penggunaan modal melalui operasi perusahaan. Menurut Marx pertumbuhan ekonomi melalui lima tahapan berikut (1)   Sosialis (komunal primitif) (2)   Perbudakan (3)   Feodal (4)   Kapitalis (5)   Sosialis (komunal modern) Menurut Paul J.M. Keynes Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menyangkut tentang kebijaksanaan guna mengatasi masalah yang mendesak termasuk masalah pengangguran yang ada. Menurut Alfred Marshall Ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu ekonomi membahas kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh pendapatan dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapatan itu. Menurut Adam Smith “Ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab material dari kemakmuran, seperti hasil-hasil industri, pertanian dan sebagainya Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Untuk Membuat Pilihan Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?” Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?” Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Masalah Pokok Perekonomian: Kekurangan Masalah kelangkaan Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barangyang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan. Kebutuhan Masyarakat Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk: • Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli. • Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif. Jenis-jenis Barang 1. Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas). 2. Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barang-barang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas dan mercu suar). Faktor-faktor produksi Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan kepada empat jenis, yaitu: 1. Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik. 2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik. 3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan. 4. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat. C. Prinsip,Tindakan,dan Motif Ekonomi A. Tindakan ekonomi 1.  Pengertian Tindakan ekonomi adalah tindakan manusia yang didorong oleh usaha memenuhi kebutuhan fisik untuk mencapai kemakmuran. Suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan ekonomi apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan antara pengorbanan dan hasil serta dapat melakukan pilihan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan mana yang harus didahulukan dan yang sesuai dengan kemampuannya. Tindakan ini disebut dengan tindakan ekonomi rasional. 2.  Pelaku dari tindakan ekonomi a.  Tindakan ekonomi perorangan; Yaitu tindakan perorangan untuk memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk ekonomi tanpa melupakan dirinya sebagai makhluk sosial. b.  Tindakan ekonomi lembaga masyarakat; Yaitu tindakan ekonomi yang dilakukan oleh semua bentuk organisasi masyarakat baik berupa perkumpulan, yayasan, perusahaan atau yang lainnya. c.  Tindakan ekonomi pemerintah; Yaitu tindakan ekonomi yang dilakukan oleh lembaga negara atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan negara dan rakyatnya. d.  Tindakan ekonomi antarnegara; Yaitu tindakan ekonomi yang dilakukan oleh dua negara atau lebih guna meningkatkan kemakmuran warga negara dan bangsa yang bersangkutan. 3.  Pengelompokan tindakan ekonomi a.  Kegiatan produksi; Yaitu kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menambah nilai guna suatu barang guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. ●  Kegiatan produksi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1.  Produksi sektor primer, sekunder, dan tersier -    Sektor primer, contohnya: pertanian, pertambangan dan peternakan. -    Sektor sekunder, contohnya: pabrik konveksi, pabrik sepatu, pabrik buku. -    Sektor tersier, contohnya: guru, salon kecantikan dan designer. 2.  Produksi sektor publik dan swasta -    Sektor publik, contohnya: PT PLN, PT Pos Indonesia, PT KAI. -    Sektor swasta, contohnya:Indosat dan Telkom. 3.  Produksi sektor konsumsi dan investasi -    Sektor konsumsi, contohnya: percetakan majalah, katering, dokter, penasihat hukum. -    Sektor investasi, contohnya: pabrik mesin cetak, pabrik kendaraan dan mobil. ●  Tindakan produsen agar produksi berjalan terus-menerus yaitu: 1.  Menentukan jenis produk yang tepat. 2.  Menekan biaya produksi. 3.  Menggunakan tenaga kerja terampil. 4.  Pemakaian bahan baku dan penolong secara efisien. 5.  Menentukan sistem distribusi yang tepat. 6.  Melakukan promosi. b.  Kegiatan distribusi; Adalah suatu proses penyebarluasan hasil produksi agar sampai kepada konsumen. Dengan kata lain, distribusi adalah penyaluran barang/jasa dari produsen ke konsumen. Sedangkan orang atau lembaga yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Tujuan distribusi adalah menyeimbangkan antara daerah surplus dengan daerah minus barang atau jasa. Agar kegiatan distribusi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan ketepatan waktu, ketepatan sasaran, dan keutuhan barang atau jasa. c.  Kegiatan konsumsi; Adalah kegiatan untuk menggunakan, memakai, atau menikmati barang dan jasa secara berangsur-angsur atau habis sekali pakai. Konsumsi dapat diartikan juga sebagai kegiatan mengurangi nilai guna suatu barang/jasa.Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. ●  Tindakan yang perlu dilakukan konsumen adalah: 1.  Menyusun prioritas pemenuhan kebutuhan. 2.  Membeli barang dengan harga yang sesuai dengan kemampuan. 3.  Menghemat sebagian pendapatan yang diperoleh. B. Motif Ekonomi dan Motif Non-Ekonomi 1.  Pengertian a.  Motif ekonomi adalah dorongan manusia untuk melakukan tindakan ekonomi. Motif manusia untuk memenuhi kebutuhannya dibedakan menjadi: 1.  Motif intrinsik adalah keinginan memperoleh barang atau jasa karena dorongan dari kesadaran sendiri. Misalnya: orang minum karena haus. 2.  Motif ekstrinsik adalah keinginan memperoleh barang dan jasa karena pengaruh dari pihak luar. Misalnya: Joss dibelikan sepeda ayahnya karena temannya ke sekolah naik sepeda. b.  Motif non-ekonomi adalah keinginan yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan, tanpa mempertimbangkan secara ekonomi. 2.  Macam-macam motif ekonomi a.  Motif memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kemakmuran Motif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ini timbul dari diri manusia sendiri. Motif ini merupakan hal yang paling wajar bagi setiap orang, karena pemenuhan kebutuhan harus dilakukan untuk dapat hidup dengan layak. Misalnya: orang membeli beras untuk kebutuhan makan. b.  Motif mencari keuntungan Motif yang mendorong seseorang melakukan tindakan ekonomi untuk memperolehkeuntungan. Motif ini umunya dimiliki oleh para pedagang atau produsen.Misalnya: seorang pedagang yang menyediakan barang daganganya dengan baik dan rapi agar enak dilihat, melayani pembeli dengan ramah dan sopan sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Usaha yang dilakukan pedagang itu karena dorongan untuk memperoleh keuntungan dari barang yang dijualnya. c.  Motif mendapatkan kekuasaan ekonomi Motif yang mendorong seseorang untuk mendapat kekuasaan dalam bidang ekonomi.Motif ini umumnya dilakukan oleh pedagang besar. Misalnya: para pedagang besar ingin memperoleh kekuasaan di bidang ekonomi, maka yang dilakukannya yaitu membeli barang untuk dijual kembali dalam jumlah yang besar. Selain itu dengan membeli atau menyewa beberapa tempat untuk memasarkan barang dagangannyaatau memperluas usahanya sampai ke daerah-daerah. d.  Motif untuk memperoleh penghargaan Motif yang mendorong seseorang untuk memperoleh penghargaan, baik penghargaan karena keahliannya maupun karena jasanya. Misalnya: seorang dokter mengabdi untuk mendapatkan penghargaan baik berupa uang, pujian, maupun kenaikan pangkat. 3.  Macam-macam motif non-ekonomi a.  Motif ingin berbuat sosial Motif yang mendorong seseorang untukberbuat kebaikan kepada sesamamanusia. Motif ini muncul karena adanya ingin membantu, meringankan atau menolong orang lain yang membutuhkan bantuan. Misalnya menyantuni anak yatim piatu, menyumbangkan barang, uang atau tenaga kepada bencana alam, menyisihkan sebagian tabungan untuk membantu sesama teman yang tidak bersekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. b.  Motif kebutuhan estetika Motif yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan keindahan. Misalnya: keinginan untuk memiliki mobil antik. c.  Motif kebutuhan pengetahuan Motif yang dilakukan untuk memenuhi keinginan manusia tentang segala sesuatu dengan mempelajari ilmu pengetahuan. Misalnya: orang yang mempelajari ilmu umum maupun ilmu agama. d.  Motif kebutuhan keamanan Motif untuk memenuhi keinginan akan keamanan, yakni supaya tidak ada gangguan, kriminal, dan yang membahayakan diri dalam mencapai tujuan hidup.Misalnya: menaati peraturan, sopan santun dalam pergaulan. C. Prinsip ekonomi 1.  Pengertian Prinsip ekonomi dapat diartikan yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-sekecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kata lain berusaha dengan alat yang seadanya untuk memperoleh hasil yang maksimal. 2.  Tujuan melakukan tindakan berdasarkan prinsip ekonomi, yaitu: a.  Mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin. b.  Mengurangi konsumsi agar tidak boros. c.  Mempergunakan kemampuan dan modal yang dimilikinya. d.  Memperkecil kerugian dari akibat kesalahan-kesalahan tertentu. 3.  Macam-macam prinsip ekonomi a.  Prinsip ekonomi konsumen; Yaitu pengorbanan konsumen dalam memperoleh barang dan jasa hingga maksimal. -    Prinsip ekonomi konsumen misalnya: 1.  Memilih barang-barang yang akan dibeli dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan yang utama dan terpenting. 2.  Menentukan barang yang bermutu yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli kita. -    Contoh tindakan konsumen yang berdasarkan prinsip ekonomi, diantaranya: 1.  Mengadakan tawar-menawar dan memilih sebelum membeli barang. 2.  Membuat skala prioritas kebutuhan. 3.  Memerhatikan perbandingan manfaat dan nilai yang akan diperoleh dengan biaya yang akan dikeluarkan. 4.  Dapat mengendalikan pengeluaran dengan memerhatikan pendapatan kita. 5.  Membeli barang sesuai dengan perencanaan kita. 6.  Berusaha untuk mencari tambahan penghasilan. b.  Prinsip ekonomi produsen; Yaitu cara menekan biaya produksi untuk menghasilkan barang produksi sesuai yang diharapkan. -    Contoh tindakan produsen yang berdasarkan prinsip ekonomi, diantaranya: 1.  Menggunakan bahan mentah berkualitas tinggi dengan harga yang murah. 2.  Memilih dan menetapkan barang-barang yang akan diproduksi. 3.  Menetapkan jumlah tenaga kerja dan alat-alat produksi agar biaya produksi dapat ditekan serendah-rendahnya. 4.  Membuat analisis kebutuhan pasar agar barang yang diproduksi dapat laku terjual. 5.  Produsen selalu berusaha agar hasil produksinya dapat dibeli konsumen dengan harga terjangkau dengan mutu yang baik dan mampu bersaing. 6.  Menentukan lokasi pabrik yang dekat bahan baku. 7.  Memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. c.  Prinsip ekonomi distributor/pedagang; Yaitu dengan modal tertentu untuk mendapatkan barang yang berkualitas sehingga dapat dijual kembali dengan tujuan mendapatkan keuntungan. -    Contoh tindakan pedagang yang berdasarkan prinsip ekonomi, diantaranya: 1.  Penjual harus melakukan pemilihan terhadap barang yang akan dijualnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan barang yang baik untuk dijual kembali dengan cepat dengan harga yang menguntungkan. 2.  Menyediakan barang dan jasa yang paling disukai pemakai/konsumen dengan harga bersaing dan bermutu serta hasil penjualannya pun menguntungkan. 3.  Menyesuaikan alat angkut dengan karakteristik barang. 4.  Membeli barang secara langsung dari produsen sehingga harganya lebih murah dan keuntungan yang diperoleh lebih maksimal. d.  Ciri-ciri orang yang menerapkan prinsip ekonomi,yaitu: a.  Bertindak rasional; Artinya seseorang dalam melakukan kegiatan/tindakan selalu menggunakan akal sehat bukan berdasarkan emosi dan hawa nafsunya. b.  Bertindak ekonomis; Artinya seseorang dalam melakukan tindakan ekonomi menggunakan perhitungan-perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang. c.  Bertindak hemat; Artinya seseorang dalam melakukan tindakan ekonomi selalu menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan/barang-barang yang memang benar-benar dibutuhkan. d.  Membuat skala prioritas; Artinya seseorang dalam memenuhi kebutuhannya membuat urutan pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingan, dimulai dari pemenuhan kebutuhan yang paling mendesak sampai kebutuhan yang bisa ditangguhkan pemenuhannya. e.  Bertindak dengan prinsip cost and benefit; Artinya seseorang dalam melakukan kegiatan selalu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima dari kegiatan yang dilakukannya. e.  Manfaat penggunaan prinsip ekonomi a.  Mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. b.  Bekerja hemat, cepat, dan tepat sehingga memperkecil resiko kerugian atau kerusakan. c.  Mencapai tujuan dengan tepat waktu dan berhasil sehingga dapat mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkan. d.  Mencapai hasil kerja yang terjamin mutunya sehingga memenuhi tingkat kepuasan dari pelaku ekonomi. e.  Hidup lebih maju dalam persaingan yang sehat. D. Hukum Ekonomi 1.  Pengertian Hukum ekonomi, adalah ketentuan atau aturan yang menerangkan hubungan antara dua peristiwa ekonomi atau lebih yang saling berkaitan atau hubungan antara gejala- gejala ekonomi. 2.  Hubungan-hubungan dalam hukum ekonomi a.  Hubungan kausal atau hubungan sebab akibat, adalah hubungan peristiwa-peristiwa di mana yang satu mengakibatkan terjadinya peristiwa yang lain dan ini tidak berlaku untuk sebaliknya. Contoh: 1.  Kenaikan tarif listrik akan diikuti kenaikan harga barang-barang. 2.  Kenaikan gaji pegawai negeri menyebabkan barang-barang juga naik harganya. b.  Hubungan fungsional atau hubungan yang saling memengaruhi, adalah hubungan dua peristiwa atau lebih yang saling memengaruhi dan hubungan ini dapat berlaku sebaliknya. Contoh: hukum permintaan dan penawaran. -    Hukum permintaan yaitu jika harga barang naik maka permintaan akan barang berkurang sebaliknya jika permintaan barang naik maka harga barang juga akan naik. -    Hukum penawaran yaitu jika harga barang turun maka penawaran akan berkurang sebaliknya jika harga barang naik maka penawaran akan bertambah. Hukum ekonomi bersifat ceteris paribus, adalah keadaan di mana faktor-faktor yang berkaitan bernilai tetap/tidak berubah (konstan). Pembagian dan Ruang Lingkup Ekonomi Ekonomi dibagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Pembagian ekonomi tersebut berdasarkan ruang lingkupnya. Berikut penjelasan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro: Ekonomi Mikro Berdasarkan pola dan ruang lingkup pembahasannya, ekonomi mikro dapat didefinisikan sebagai suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatanperekonomian. Dalam ekonomi mikro dibahas aspek-aspek sebagai berikut: a. Bagaimana dan mengapa pelaku ekonomi membuat keputusan ekonomi? b. Perilaku dan interaksi produsen dan konsumen. c. Sifat-sifat dan karakter produsen dan konsumen. d. Biaya peluang yang timbul sebagai konsekuensi pilihan yang diambil. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam ekonomi mikro adalah sebagai berikut: a. Pelaku-pelaku ekonomi bertindak mengikuti keinginan pribadi (self interested behavior). b. Produsen dan konsumen bertindak rasional. c. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin didapatnya, sedang produsen berusaha memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya. d. Kelangkaan faktor-faktor produksi. Pembahasan dalam ekonomi mikro didasari oleh asumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki masyarakat terbatas, sedangkan kebutuhan masyarakat tidak terbatas. Sehingga, masyarakat harus membuat pilihan. Kegiatan memilih tersebut terjadi dalam kegiatan produksi maupun konsumsi. Ekonomi Makro Makro berarti besar. Ekonomi makro menganalisis keseluruhan dalam permasalahan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak membahas hal-hal yang rinci. Ekonomi makro membahas isu-isu pokok yang selalu dihadapi suatu perekonomian. Analisisnya berusaha memberi jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? b. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu tinggi? c. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil? d. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga terus terjadi? Di samping membuat penjelasan dari faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara dan keadaan-keadaan yang menciptakan berbagai masalah, analisis ekonomi makromenerangkan pula kebijakan-kebijakan yang dapat diterapkan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Secara ringkas masalah ekonomi makro utama yang dihadapi suatu negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, masalah inflasi, serta ketimpangan neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Nabi (P3EI, 2012:17). Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja). Berikut ini beberapa pengertian Ekonomi Syariah dari beberapa sumber buku: Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagaitool of analysis seperti matematika, statistik, logika dan ushul fiqih (Rianto dan Amalia, 2010:7). M.A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam (Mannan, 1992:15). Definisi ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad Abdullah Al-Arabi (1980:11), Ekonomi Syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan dari Al Qur'an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa. Tujuan Ekonomi Syariah  Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun akhirat (P3EI, 2012:54). Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84): Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.  Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu: keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs), keselamatan akal (al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al mal). Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah  Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut (Sudarsono, 2002:105): Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.  Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.  Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama. Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.  Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.  Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.  Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).  Islam melarang riba dalam segala bentuk. Layaknya sebuah bangunan, sistem ekonomi syariah harus memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan dan mampu menopang segala bentuk kegiatan ekonomi guna mencapai tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi syariah, diantaranya adalah (Zainuddin Ali, 2008): Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebut dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang tersebut dalam jangka waktu yang lama, sehingga barang tersebut dinyatakan barang langka dan berharga mahal.  Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang untuk tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal. Kegiatan monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam, apabila monopoli diciptakan secara sengaja dengan cara menimbun barang dan menaikkan harga barang.  Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak adalah jual-beli yang sangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal yang mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.  Manfaat Ekonomi Syariah  Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi umat muslim dengan sendirinya, yaitu: Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba yang diharamkan oleh Allah.  Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah mengamalkan syariat Allah.  Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam.  Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor perdagangan riil.  Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.