Nama : HASAN D. ASSEGAFF
NPM/Semester : 1431010056 / III
Romb./Grup : I/D
NPM/Teman Praktek : 1431010067
NI PUTU RADA K.
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN
Tanggal : 3 NOPEMBER 2015
Pembimbing :IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MT
DRAFT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Minyak dan sabun adalah dua buah zat yang sering kali kita temui di dalam kehidupan sehari – hari. Minyak biasanya digunakan oleh kita sebagai bahan untuk memasak dan sabun kita sering menggunakannya sebagai pembersih pakaian, badan dan lain – lain. Minyak dan sabun adalah dua buah benda yang jauh berbeda fungsi dan juga manfaatnya serta kandungan yang ada di dalamnya. Akan tetapi minyak dan sabun memiliki bahan baku yang sama, tetapi bahan campurannya berbeda bila minyak digunakan KOH sedangkan sabun mengunakan HCL.
Dalam percobaan kali ini adak dilakukan penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan dari lemak dan minyak. Dalam penetapan angka asam dilakukan percobaan dengan pentitrasian lemak ataupun minyak dengan KOH. Indicator yang digunakan adalah indicator PP. sedangkan pada Penetapan angka penyabunan dengan cara melarutkan minyak atau lemak kedalam KOH. Kemudian hasil campuran akan dititrasi dengan HCl sampai menemukan titik akhir titrasi.
Dalam pembuatanya juga perlu kita ketahui kadar serta takaran atau berat bahan yang digunakan dalam pembuatanya. Dimana angka asam adalah massa kalium hidroksida (KOH) dalam miligram yang dibutuhkan untuk menetralkan satu gram zat kimia. dan angka penyabunan adalah jumlah miligram kalium hidroksida yang diperlukan untuk penyabunan 1 gram lemak pada kondisi tertentu. Penetapan itu biasanya digunakan untuk memberikan standart pada suatu bahan makanan ataupun sabun yang beredar
I.2 Tujuan
Menetapkan Angka asam dari lemak atau minyak
Menetapkan angka penyabunan dari lemak atau minyak
Memahami apa yang dimaksud dengan angka penyabunan dan angka asam
I.3 Manfaat
Praktikan dapat mengetahui cara penetapan angka asam dan angka penyabunan dari lemak dan minyak
Praktikan dapat mempelajari cara titrasi
Praktikan dapat mengerti apa yang dimaksud dengan angka penyabunan dan angka asam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Lemak dan minyak adalah trigliserilda atau triasilgliserol, kedua senyawa ini berarti triseter gliserol. Perbedaan suatu lemak dan suatu minyak bersifat sembarang pada temperature kabar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai Rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi nama tristearin, dan tripalmiat dari gliserol, disebut tripalmitin. Sebagai contoh gliseril tristearat dan gliseril tripalmiat. (Fessenden, 1986)
Minyak yang ditemui dipasaran umumnya dapt berupa zat murni, namun pada umumnya adalah larutan / campuran. Minyak merupakan istilah umum untuk semua larutan organik yang tidak dapat larut dalam air (hidro fobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Dalam arti sempit, kata “minyak” biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau olahannya : minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi minyak dan lemak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak, mentega dan margarine.
Disamping itu, penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan dalam bahan pangan, atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, alpokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.
(Ria, 2013)
II.1.1 Lemak
Salah satu senyawa organic golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lemak (Fat). Contoh lemak adalah wax (lilin) yang dihasilkan lebah (gambar disamping). Lemak pada tubuh manusia terutama terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal yang mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak sekitar 7,5 sampai 70%. Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak ikan.
Struktur dan Tata nama
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama (disebut asam lemak sederhana) dan boleh berbeda (disebut lemak campuran). Tetapi pada umumnya, molekul lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak. Sebagai contoh, salah satu komponen minyak kapas mempunyai struktur sebagai berikut:
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak.
Contoh:
(Anonim, 2014)
II.1.2 Reaksi-reaksi pada Lemak
Terdapat beberapa reaksi yang ada pada lemak, diantara lain adalah :
Hidrolisis
Hidrolisis ini dilakukan dengan air berlebih dan dengan larutan basa berupa NaOH (biasa disebut penyabunan)
+ +
Penghidrogenan (Pengerasan Minyak)
H2 dialirkan ke dalam campuran minyak + serbuk Ni dengan suhu 150-200 derajat celcius pada tekanan 2 Atm.
Dasar : adisi H2 pada ikatan rangkap atom C
Lebih banyak ikatan rangkap pada C dijenuhkan maka akan lebih keras minyak tersebut. Contoh penggunaan penghidrogenan adalah dalam pembuatan Margarine.
(Riawan, 2010)
II.1.3 Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena).Namun, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
(Anonim, 2014)
II.1.4 Penentuan Bilangan Penyabunan lemak atau minyak
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak jenuh akan bereaksi dengan iod. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan
Untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi denngan satu molekul minyak atua lemak, larutan alkali yang tinggi ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh sam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak
(Neneng, 2012)
Angka penyabunan juga dapat diartikan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram asam lemak atau minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil.
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH atau NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.
(Ria, 2013)
II.2 Sifat dan Fungsi Bahan
Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Berat molekul : 60,1 g / mol
Densitas : 0,78505 g/cm3
Bahaya : Berbahaya jika tertelan dan terhisap. Iritasi pada kulit dan mata
Penanganan : jika terkena mata dan kulit segera basuh
kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit. Apabila tertelan banyak minum air.
Fungsi : sebagai pelarut
(Anonim, 2014)
Indikator PP
Rumus Molekul: C20H14O4
Berat molekul : 318,32 g/mol
Densitas : 1,299 g/cm3
Bahaya : sangat korosif pada kulit, dan mata.
Penanganan : jika terkena mata dan kulit segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Fungsi : sebagai indicator untuk menentukan TAT
(Anonim, 2014)
KOH
Rumus molekul: KOH
Berat molekul : 56,11 g/mol
Densitas : 2,044 g/cm3
Bahaya : iritasi mata dan kulit
Penanganan : jika terkena mata dan kulit segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Fungsi : sebagai titran dan analat
(Anonim, 2013)
HCl
Rumus Molekul: HCl
Berat molekul : 36,46094 g/mol
Densitas : 1.490 g mL−1
Bahaya : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Penanganan : Beri alcohol pada bagian yang terkena HCl
Sebagai penetral
Fungsi : sebagai titran
(Anonim, 2014)
Minyak
Rumus Molekul: -
Berat Molekul : -
Densitas : 0,928 gr/ml
Bahaya : mata akan terasa pedas
Penanganan : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit
Fungsi : sebagai analat
(Anonim, 2014)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan – bahan
Minyak atau lemak
Alkohol
KOH
Indikator PP
HCl
KOH alkoholis
Alat- alat
Neraca analitik
Bunsen
Erlenmeyer
Buret
Spatula
Gelas ukur
Kaca arloji
Beaker glass
Tabung reaksi
Corong kaca
III.3 Gambar Alat
Pipet tetes
Spatula
Gelas Ukur
Kaca Arloji
Neraca Analitik
Beaker Glass
Tabung Reaksi
Erlenmeyer
Corong
Labu ukur
Prosedur Percobaan
Penetapan Angka Asam
Timbang ± 20 gram lemak / minyak, masukkan kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 50 cc alcohol 95 % netral.
Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan panaskan sampai mendidih, dan kocok kuat – kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
Setelah dingin, titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dengan memakai indicator PP.
Akhir titrasi tercapai bila perubahan warna menjadi merah muda.
Penetapan Angka Penyabunan
Timbang lemak / minyak dengan teliti 3 gram.
Letakkan dalam Erlenmeyer 200 cc.
Kemudian tambahkan 50 cc larutan KOH alkoholis.
Setelah itu disambung dengan pendingin balik dan didihkan selama ± 30 menit dikocok kuat.
Dinginkan dan titrasi dengan larutan HCl 0,5 N dengan menggunakan MO.
Kemudian lakukan pula terhadap blanko dengan prosedur yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. “Lemak”. (https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/8-makromolekul/3-lemak/). Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.23 WIB
Anonim. 2014. “Minyak”.(https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.16 WIB
Fessenden. 1986. KIMIA ORGANIK Edisi Ketiga. Jakarta :Erlangga
Neneng. 2012. “Angka Penyabunan Minyak dan Lemak” (http:// nenenganitasari. blogspot.co.id/2012/12/angka-penyabunan-minyak-dan-lemak.html) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.41 WIB
Ria. 2013. “Penetapan angka asam” (http: //riagustina94 .blogspot.co.id /2013/04/laporan-sementara-penetapan-angka-asam.html) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.16 WIB
Riawan, 2010. KIMIA ORGANIK Edisi 1.Jakarta : Bina Aksara