MAKALAH
JENIS-JENIS BAKTERIOSIN DARI BAKTERI GRAM NEGATIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengampu : Yayuk Putri Rahayu S.Si.,M.Si
DI SUSUN OLEH :
Gadiza Aura Cantika
(232114086)
KELAS : A3
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASHLIYAH
T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Jenis-jenis
Bakteriosin Dari Bakteri Negatif ” disusun guna memenuhi tugas ibu Yayuk Putri
Rahayu S.Si.,M.Si pada matakuliah Mikrobiologi di Fakultas Farmasi , Universitas
Muslim Nusantara Al-Washliyah. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Yayuk Putri
Rahayu S.Si.,M.Si. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis berharap semoga makalah
ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Medan,28 September 2024
Gadiza Aura Cantika
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II .............................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
A. Mekanisme Aksi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Dalam
Menghambat Atau Membunuh Bakteri Target Yang Berkerabat
Dekat ..................................................................................................... 5
B. Manfaat Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Dalam Bidang
Kesehatan .............................................................................................. 7
C. Fungsi Aplikasi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Dalam
Menangani Masalah Infeksi Bakteri Dan Resistensi Antibiotik Yang
Sedang Meningkat ................................................................................ 8
BAB II ............................................................................................................ 11
PENUTUP...................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
LAMPIRAN .................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteriosin adalah senyawa peptida atau protein yang diproduksi oleh bakteri
untuk memberikan keuntungan kompetitif di lingkungan yang penuh dengan berbagai
mikroorganisme. Bakteriosin berfungsi sebagai senjata antimikroba yang diproduksi
untuk menghambat atau membunuh bakteri lain, khususnya bakteri yang berkerabat
dekat secara filogenetik. Pada dasarnya, bakteriosin adalah contoh dari sistem
pertahanan diri mikroorganisme untuk mempertahankan niche ekologisnya, serta
untuk mengatasi persaingan dengan mikroba lain di lingkungan yang sama. Sebagian
besar penelitian tentang bakteriosin berfokus pada bakteri Gram-positif, seperti
Lactobacillus dan Streptococcus, yang secara luas dikenal sebagai produsen
bakteriosin. Namun, bakteri Gram-negatif juga mampu menghasilkan berbagai jenis
bakteriosin dengan mekanisme kerja yang berbeda, meskipun tidak seefisien bakteri
Gram-positif dalam memproduksi senyawa ini. Hal ini dikarenakan perbedaan
struktur dinding sel bakteri Gram-negatif, yang memiliki membran luar tambahan
yang lebih kompleks dibandingkan dengan Gram-positif, sehingga dapat membatasi
efisiensi pelepasan bakteriosin ke lingkungan.
Bakteriosin
yang
dihasilkan
oleh
bakteri
Gram-negatif
secara
umum
diklasifikasikan berdasarkan struktur molekuler, mekanisme aksi, serta spektrum
aktivitasnya. Beberapa bakteriosin dari bakteri Gram-negatif memiliki aktivitas yang
sangat spesifik, hanya melawan bakteri yang berkerabat dekat, sementara yang lain
memiliki spektrum yang lebih luas.
Beberapa jenis bakteriosin dari bakteri Gram-negatif :
1. Colicin
Colicin adalah bakteriosin yang diproduksi oleh berbagai strain Escherichia
coli dan bakteri terkait lainnya dalam keluarga Enterobacteriaceae. Colicin
1
pertama kali ditemukan pada tahun 1925 dan menjadi salah satu bakteriosin
yang paling banyak dipelajari hingga saat ini.1 Colicin bekerja dengan
berbagai mekanisme, termasuk perusakan membran sel target, pemecahan
DNA atau RNA, serta penghambatan sintesis protein. Bakteriosin ini sering
diproduksi ketika bakteri penghasil berada di bawah tekanan, seperti
kekurangan nutrisi atau kelebihan populasi dalam suatu ekosistem mikroba.
Setiap tipe colicin dikodekan oleh gen yang terletak pada plasmid
colicinogenik, yang sering kali juga mengkode sistem imun terhadap
bakteriosin itu sendiri untuk melindungi sel penghasil.2
2. Microcin
Microcin adalah kelompok bakteriosin dengan berat molekul rendah yang
juga diproduksi oleh anggota Enterobacteriaceae, terutama E. coli. Microcin
pertama kali ditemukan pada tahun 1975 dan dikenal karena ukurannya yang
kecil serta stabilitasnya di bawah kondisi lingkungan yang keras. 3 Microcin
memiliki spektrum aktivitas yang lebih sempit dibandingkan colicin, biasanya
hanya efektif melawan bakteri Gram-negatif yang berkerabat dekat. Beberapa
microcin mengganggu fungsi membran sel bakteri target, sementara yang lain
menghambat sintesis protein atau DNA. Karena ukurannya yang kecil,
microcin dapat lebih mudah menembus membran luar bakteri Gram-negatif
dibandingkan dengan colicin.4
3. Klebicins
Klebicins adalah bakteriosin yang diproduksi oleh spesies Klebsiella, bakteri
Gram-negatif yang sering ditemukan di lingkungan serta pada flora usus
manusia dan hewan. Klebicins mirip dengan colicin dalam hal mekanisme
1
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014). Colicins: Biology, Ecology, and Evolution. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 78(1), 67-85.
2
Smarda, J., & Smajs, D. (1998). Colicins-Their Biology and Ecology. Folia Microbiologica, 43(5),
563-582.
3
Duquesne, S., Destoumieux-Garzón, D., Peduzzi, J., & Rebuffat, S. (2007). Microcins: Peptide
Antibiotics in the Microbial World. Nature Reviews Microbiology, 5(3), 284-295.
4
Bieler, S., Silva, F., Soto, C., & Belin, D. (2006). Bactericidal Activity of Both Colicin E3 and
Cloacin DF13 Requires the Ubiquitous Membrane Protein TolC as Part of the Bacterial Outer
Membrane Permeabilization Process. Journal of Bacteriology, 188(10), 3513-3520.
2
kerjanya, yakni menyerang membran sel bakteri target dan menghambat
sintesis protein atau DNA.5 Meskipun penelitiannya belum sebanyak colicin,
klebicins memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antimikroba
untuk mengatasi infeksi bakteri Gram-negatif patogen, terutama dalam
konteks resistensi antibiotik yang semakin meningkat.
4. Pygocins
Pygocins diproduksi oleh Pseudomonas aeruginosa, bakteri Gram-negatif
yang sering terlibat dalam infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di
rumah sakit) serta infeksi kronis pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah. Pygocins bekerja dengan mengganggu membran sel bakteri
target, menyebabkan kebocoran ion-ion penting, sehingga sel target
kehilangan integritas dan akhirnya mati.6 Pygocins juga telah dipelajari dalam
konteks potensinya untuk digunakan sebagai terapi melawan infeksi yang
disebabkan oleh P. aeruginosa, terutama karena infeksi yang disebabkan oleh
bakteri ini sering kali resisten terhadap berbagai antibiotik.7
5. Serracins
Serracins adalah bakteriosin yang diproduksi oleh Serratia marcescens,
bakteri Gram-negatif yang sering ditemukan di lingkungan air dan tanah, serta
pada flora usus manusia. Seperti bakteriosin lainnya, serracins memiliki
potensi besar dalam pengembangan sebagai agen antimikroba alternatif,
terutama dalam menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten
antibiotik.
Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif, meskipun kurang dikenal dibandingkan
bakteriosin dari Gram-positif, menunjukkan potensi besar sebagai agen antimikroba.
Berbagai jenis bakteriosin seperti colicin, microcin, klebicins, pygocins, dan serracins
5
Traub, W. H., & Kleber, I. (1975). The Klebicins: Bacteriocins of Klebsiella pneumoniae and
Klebsiella oxytoca. Journal of Medical Microbiology, 8(3), 421-430.
6
Ghequire, M. G., & De Mot, R. (2014). The Tailocin Tale: Peeling off Phage-Derived Antibacterial
Weapons. Molecular Microbiology, 92(4), 687-697.
7
Parret, A. H., & De Mot, R. (2002). Bacteriocins in Pseudomonas: Phage Tail-Like Weapons for
Bacterial Competitions. Trends in Microbiology, 10(3), 107-112.
3
telah diidentifikasi dan dipelajari, masing-masing dengan mekanisme kerja yang
berbeda dalam menghambat atau membunuh bakteri lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mekanisme Aksi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Dalam
Menghambat Atau Membunuh Bakteri Target Yang Berkerabat Dekat ?
2. Bagaimana Manfaat Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Di Bidang
Kesehatan?
3. Bagaimana Fungsi Aplikasi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Dalam
Menangani Masalah Infeksi Bakteri Dan Resistensi Antibiotik Yang Sedang
Meningkat ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Mekanisme Aksi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif
Dalam Menghambat Atau Membunuh Bakteri Target Yang Berkerabat Dekat
2. Untuk Mengetahui Manfaat Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif
Di
Bidang Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Fungsi Aplikasi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif
Dalam Menangani Masalah Infeksi Bakteri Dan Resistensi Antibiotik Yang
Sedang Meningkat
D. Manfaat
Alasan penulis meneliti tentang jenis-jenis bakteriosin dari bakteri Gram-negatif
adalah karena bakteriosin memiliki potensi besar dalam mengatasi masalah resistensi
antibiotik yang semakin meningkat di seluruh dunia. Bakteriosin, yang merupakan
senyawa antimikroba alami yang dihasilkan oleh bakteri, dapat menjadi alternatif atau
pelengkap dari antibiotik konvensional, terutama untuk menangani bakteri patogen
yang resisten. Selain itu, pemahaman yang lebih mendalam mengenai struktur,
mekanisme aksi, dan potensi aplikasinya dapat membuka peluang dalam berbagai
bidang, termasuk medis, industri pangan, dan pengendalian biologi (biocontrol).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mekanisme Aksi Bakteriosin Dari Bakteri Gram
Negatif
Dalam
Menghambat Atau Membunuh Bakteri Target Yang Berkerabat Dekat
Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif berfungsi sebagai senjata kompetitif dalam
ekosistem
mikroba,
yang
digunakan
untuk
membunuh
atau
menghambat
pertumbuhan bakteri lain yang berkerabat dekat. Bakteriosin ini memiliki mekanisme
aksi yang bervariasi, tergantung pada jenisnya, namun secara umum mereka bekerja
melalui beberapa jalur utama, seperti merusak membran sel, menghambat sintesis
protein, atau memecah DNA target :
1. Perforasi Membran Sel
Bakteriosin, seperti colicin yang dihasilkan oleh Escherichia coli, bekerja
dengan cara merusak membran sel bakteri target. Bakteriosin ini dapat
berinteraksi dengan komponen membran luar, seperti lipopolisakarida, dan
membentuk pori atau saluran yang menyebabkan kebocoran ion dan molekul
penting, sehingga mengakibatkan depolarisasi membran dan kematian sel
bakteri.8 Misalnya, colicin E1 membentuk saluran di membran sitoplasma,
yang mengganggu keseimbangan ion dan menyebabkan sel mati karena
kehilangan potensi membrane.9
2. Penghambatan Sintesis Protein
Beberapa bakteriosin, seperti colicin E3 dan microcin, menghambat sintesis
protein di dalam sel bakteri target. Colicin E3 bekerja dengan cara memotong
rRNA 16S di ribosom bakteri, sehingga menghentikan proses translasi dan
akhirnya menyebabkan kematian sel.10 Microcin C juga mengganggu sintesis
8
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014). Colicins: Biology, Ecology, and Evolution. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 78(1), 67-85.
9
Kleanthous, C. (2010). Swimming against the tide: progress and challenges in our understanding of
colicin translocation. Nature Reviews Microbiology, 8(12), 843-848.
10
Cooper, P. C., & James, R. (1984). Two new E group colicins, E8 and E9, produced by colicin E8CA38 and E9-P9: characterization and N-terminal sequences. Journal of General Microbiology,
5
protein dengan menghambat enzim yang diperlukan dalam proses translasi,
seperti aminoacyl-tRNA synthetase.11
3. Kerusakan DNA
Bakteriosin lain, seperti colicin E2, berfungsi dengan cara memotong atau
memecahkan DNA bakteri target, menyebabkan kerusakan genetik yang tidak
dapat diperbaiki. Akibatnya, sel tidak dapat lagi melakukan replikasi atau
sintesis DNA yang diperlukan untuk pertumbuhannya.12 Ini menyebabkan
kematian sel secara langsung melalui penghancuran materi genetiknya.
4. Penetrasi Melalui Sistem Pengangkut Spesifik
Salah satu ciri khas bakteriosin Gram-negatif adalah kemampuannya
menggunakan sistem pengangkut spesifik untuk menembus membran luar
bakteri target. Misalnya, colicin sering menggunakan sistem reseptor protein
yang berada di membran luar bakteri Gram-negatif, seperti TonB atau Tol,
untuk mengakses sel target.13 Penggunaan sistem reseptor ini memungkinkan
bakteriosin masuk ke dalam sel tanpa harus melewati pertahanan membran
luar yang biasanya sulit ditembus.
5. Penghambatan Fungsi Membran Luar
Beberapa bakteriosin bekerja dengan mengganggu fungsi membran luar
bakteri Gram-negatif. Microcin J25, misalnya, menghambat aktivitas RNA
polymerase
bakteri,
sehingga
mencegah
terjadinya
transkripsi
dan
mengganggu produksi protein esensial untuk kelangsungan hidup bakteri.
Dengan cara ini, bakteriosin menghalangi proses vital dalam sel yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi.
130(1), 209-215.
11
Duquesne, S., Destoumieux-Garzón, D., Peduzzi, J., & Rebuffat, S. (2007). Microcins: Peptide
Antibiotics in the Microbial World. Nature Reviews Microbiology, 5(3), 284-295.
12
Smarda, J., & Smajs, D. (1998). Colicins: Their Biology, Ecology, and Evolution. Folia
Microbiologica, 43(5), 563-582.
13
Buchanan, S. K., Lukacik, P., Grizot, S., Ghirlando, R., Ali, M. M., Barnard, T. J., & Kleanthous, C.
(2007). Structure of colicin I receptor bound to the R-domain of colicin Ia: implications for protein
translocation. Proceedings of the National Academy of Sciences, 104(2), 511-516.
6
B. Manfaat Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif Di Bidang Kesehatan
Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri Gram-negatif memiliki potensi besar
dalam bidang kesehatan, terutama karena kemampuan mereka untuk bertindak
sebagai agen antimikroba alami. Salah satu manfaat utama bakteriosin dari bakteri
Gram-negatif adalah kemampuannya untuk bertindak sebagai alternatif antibiotik,
terutama dalam menghadapi krisis resistensi antibiotik yang semakin meningkat.
Bakteriosin seperti colicin dan microcin menunjukkan aktivitas antimikroba yang
efektif terhadap berbagai patogen Gram-negatif, termasuk bakteri yang resisten
terhadap antibiotik konvensional.14 Hal ini menjadikannya sebagai opsi terapeutik
yang menjanjikan dalam pengobatan infeksi yang sulit diobati.
Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif memiliki potensi untuk digunakan dalam
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen resisten, seperti
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Klebsiella pneumoniae. Penelitian
menunjukkan bahwa bakteriosin seperti colicin dapat secara selektif membunuh
bakteri patogen tanpa mengganggu flora bakteri yang bermanfaat.15 Hal ini dapat
mengurangi risiko infeksi sekunder atau gangguan mikrobiota usus yang sering
terjadi dengan penggunaan antibiotik spektrum luas. Bakteriosin Gram-negatif telah
diidentifikasi memiliki potensi dalam mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi
infeksi kulit. Sebagai contoh, bakteriosin dapat digunakan dalam formulasi salep atau
gel untuk membunuh bakteri patogen pada permukaan kulit, tanpa menyebabkan
iritasi atau toksisitas terhadap sel manusia.16 Ini sangat penting dalam mengobati
infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
konvensional.
Infeksi nosokomial, atau infeksi yang didapat di rumah sakit, sering kali
disebabkan oleh bakteri Gram-negatif yang resisten, seperti Acinetobacter baumannii
14
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014). Colicins: Biology, Ecology, and Evolution. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 78(1), 67-85.
15
Smarda, J., & Smajs, D. (1998). Colicins: Their Biology, Ecology, and Evolution. Folia
Microbiologica, 43(5), 563-582.
16
Wang, H., & Kurata, H. (2016). Microcin J25: a novel therapeutic antibiotic from Escherichia coli.
Journal of Applied Microbiology, 121(5), 1129-1137.
7
atau Klebsiella pneumoniae. Bakteriosin Gram-negatif dapat dimanfaatkan dalam
lingkungan rumah sakit sebagai agen disinfektan atau dalam pencegahan infeksi pada
alat-alat medis, karena aktivitas antimikroba yang kuat terhadap bakteri patogen
tersebut.17 Penggunaan bakteriosin dalam produk desinfektan atau pada permukaan
peralatan medis dapat mengurangi risiko penyebaran infeksi di rumah sakit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteriosin tertentu dari bakteri Gramnegatif memiliki aktivitas antitumor. Misalnya, bakteriosin seperti microcin memiliki
potensi sebagai agen terapeutik yang dapat menargetkan sel kanker tanpa merusak sel
normal.18 Meski studi ini masih dalam tahap awal, potensinya untuk digunakan dalam
terapi kanker sangat menarik, terutama karena sifat spesifiknya dalam menargetkan
sel tertentu.
Manfaat bakteriosin dari bakteri Gram-negatif di bidang kesehatan mencakup
berbagai aplikasi, mulai dari pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten
hingga pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit. Selain itu, potensinya dalam
aplikasi terapeutik seperti perawatan luka, terapi kanker, dan produk probiotik
semakin memperkuat nilai bakteriosin sebagai alat yang menjanjikan dalam melawan
penyakit dan menjaga kesehatan.
C. Fungsi Aplikasi Bakteriosin Dari Bakteri Gram Negatif
Dalam
Menangani Masalah Infeksi Bakteri Dan Resistensi Antibiotik Yang
Sedang Meningkat
Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif memiliki potensi besar sebagai agen
antimikroba dalam menangani infeksi bakteri dan mengatasi masalah resistensi
antibiotik yang terus meningkat. Resistensi antibiotik menjadi masalah kesehatan
global, di mana semakin banyak bakteri patogen yang tidak lagi responsif terhadap
antibiotik konvensional, mempersulit pengobatan infeksi. Bakteriosin, sebagai produk
17
Cotter, P. D., Ross, R. P., & Hill, C. (2013). Bacteriocins - a viable alternative to antibiotics? Nature
Reviews Microbiology, 11(2), 95-105.
18
Altschuler, E. L., & Kast, R. E. (2005). Bacteriocins as anti-cancer agents. Journal of Clinical
Oncology, 23(34), 8725-8726.
8
alami yang dihasilkan oleh bakteri untuk melawan mikroorganisme kompetitor,
menawarkan beberapa fungsi penting dalam menghadapi tantangan ini. Berikut
adalah beberapa fungsi dan aplikasi utamanya:
1. Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif, seperti colicin dan microcin, telah
terbukti efektif melawan berbagai bakteri patogen, termasuk yang resisten
terhadap antibiotik. Karena mekanisme aksinya yang unik, bakteriosin dapat
menghindari jalur resistensi yang biasanya dimiliki oleh bakteri terhadap
antibiotik biasa. Misalnya, colicin dari Escherichia coli bekerja dengan
membentuk pori di membran bakteri atau merusak DNA, yang dapat
membunuh bakteri patogen dengan cepat tanpa memicu resistensi secepat
antibiotik tradisional.19
2. Salah satu keunggulan bakteriosin adalah kemampuannya untuk menargetkan
bakteri spesifik, termasuk bakteri patogen yang berkerabat dekat dengan
bakteri penghasil bakteriosin. Sebagai contoh, microcin secara efektif
membunuh Salmonella dan Shigella tanpa memengaruhi bakteri non-patogen
yang penting bagi mikrobiota usus.20
3. Bakteriosin Gram-negatif juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan
antibiotik konvensional untuk meningkatkan efektivitas terapi antimikroba.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi bakteriosin dan antibiotik dapat
meningkatkan potensi pembunuhan bakteri patogen, termasuk yang resisten
terhadap berbagai obat.21
4. Mekanisme aksi bakteriosin yang berbeda dari antibiotik tradisional membuat
mereka kurang rentan terhadap perkembangan resistensi. Sebagai contoh,
colicin bekerja dengan menghancurkan membran sel bakteri atau merusak
DNA, yang merupakan target yang berbeda dari kebanyakan antibiotik yang
19
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014). Colicins: Biology, Ecology, and Evolution. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 78(1), 67-85.
20
Rebuffat, S. (2011). Bacteriocins from Gram-Negative Bacteria: More Underestimated than
Unknown. Advances in Bacterial Pathogenesis, 6, 1-50.
21
Cotter, P. D., Ross, R. P., & Hill, C. (2013). Bacteriocins - a viable alternative to antibiotics? Nature
Reviews Microbiology, 11(2), 95-105.
9
bekerja dengan menghambat sintesis protein atau dinding sel.22
5. Bakteriosin Gram-negatif telah diusulkan untuk digunakan dalam berbagai
produk kesehatan, termasuk formulasi farmasi seperti salep, krim, dan larutan
antimikroba. Produk-produk ini dapat digunakan untuk mengobati infeksi
kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri patogen resisten.23
6. Selain penggunaannya dalam pengobatan infeksi, bakteriosin Gram-negatif
juga berperan dalam mendukung kesehatan usus. Bakteriosin ini dapat
digunakan dalam produk probiotik untuk mengatur keseimbangan mikrobiota
usus dengan menekan pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli
yang dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal.24
22
Smarda, J., & Smajs, D. (1998). Colicins: Their Biology, Ecology, and Evolution. Folia
Microbiologica, 43(5), 563-582.
23
Kleanthous, C. (2010). Swimming against the tide: progress and challenges in our understanding of
colicin translocation. Nature Reviews Microbiology, 8(12), 843-848.
24
Wang, H., & Kurata, H. (2016). Microcin J25: a novel therapeutic antibiotic from Escherichia coli.
Journal of Applied Microbiology, 121(5), 1129-1137.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mekanisme aksi bakteriosin dari bakteri Gram-negatif mencakup berbagai
cara, mulai dari merusak membran sel hingga menghambat sintesis protein
dan DNA. Mekanisme ini memberikan fleksibilitas bagi bakteri penghasil
bakteriosin untuk menargetkan dan membunuh bakteri kompetitor yang
berkerabat dekat, sekaligus menjaga kelangsungan hidupnya dalam ekosistem
yang kompetitif. Penggunaan bakteriosin Gram-negatif sebagai agen
antimikroba dalam aplikasi medis dan bioteknologi terus dikaji untuk
mengatasi resistensi antibiotik yang semakin meningkat.
2. Manfaat bakteriosin dari bakteri Gram-negatif di bidang kesehatan mencakup
berbagai aplikasi, mulai dari pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
resisten hingga pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit. Selain itu,
potensinya dalam aplikasi terapeutik seperti perawatan luka, terapi kanker,
dan produk probiotik semakin memperkuat nilai bakteriosin sebagai alat yang
menjanjikan dalam melawan penyakit dan menjaga kesehatan.
3. Bakteriosin dari bakteri Gram-negatif menawarkan solusi potensial dalam
menghadapi krisis resistensi antibiotik global. Fungsi dan aplikasinya yang
luas dalam pengobatan infeksi bakteri resisten, baik sebagai alternatif
antibiotik maupun sebagai agen pelengkap dalam terapi kombinasi,
menunjukkan bahwa bakteriosin memiliki potensi besar untuk mengatasi
tantangan kesehatan yang semakin mendesak. Dengan penelitian lebih lanjut,
bakteriosin dapat menjadi bagian integral dari strategi pengobatan infeksi di
masa depan.
B. Saran
1. Diharapkan pengembangan dan penerapan bakteriosin dari bakteri Gramnegatif dapat berkontribusi secara signifikan dalam menghadapi tantangan
resistensi antibiotik global dan memperluas penggunaannya di berbagai
11
sektor.
2. Mengingat manfaat bakteriosin dalam mengobati infeksi yang disebabkan
oleh bakteri resisten, langkah berikutnya adalah memfokuskan penelitian pada
pengembangan bakteriosin yang spesifik untuk patogen resisten yang paling
umum, seperti Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae. Dengan
memodifikasi bakteriosin secara genetik atau mencari kombinasi bakteriosinantibiotik, kita dapat meningkatkan efikasi terhadap infeksi yang sulit diobati
tanpa menyebabkan resistensi baru.
3. Penelitian lebih lanjut tentang bakteriosin harus dilakukan dengan pendekatan
multidisiplin, melibatkan bidang mikrobiologi, bioteknologi, dan ilmu klinis.
Fokus penelitian harus pada karakterisasi molekuler bakteriosin, mekanisme
aksinya, dan potensinya dalam melawan bakteri patogen yang resisten
terhadap antibiotik. Memahami lebih dalam mekanisme bakteriosin akan
membantu menciptakan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi resistensi
antibiotik global.
12
DAFTAR PUSTAKA
Altschuler, E. L., & Kast, R. E. (2005). Bacteriocins as anti-cancer agents. Journal of
Clinical Oncology, 23(34), 8725-8726
Bieler, S., Silva, F., Soto, C., & Belin, D. (2006). Bactericidal Activity of Both
Colicin E3 and Cloacin DF13 Requires the Ubiquitous Membrane Protein
TolC as Part of the Bacterial Outer Membrane Permeabilization Process.
Journal of Bacteriology, 188(10), 3513-3520
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014). Colicins: Biology, Ecology, and Evolution.
Microbiology and Molecular Biology Reviews, 78(1), 67-85.
Cooper, P. C., & James, R. (1984). Two new E group colicins, E8 and E9, produced
by colicin E8-CA38 and E9-P9: characterization and N-terminal sequences.
Journal of General Microbiology
Cotter, P. D., Ross, R. P., & Hill, C. (2013). Bacteriocins - a viable alternative to
antibiotics? Nature Reviews Microbiology, 11(2), 95-105.
Duquesne, S., Destoumieux-Garzón, D., Peduzzi, J., & Rebuffat, S. (2007).
Microcins: Peptide Antibiotics in the Microbial World. Nature Reviews
Microbiology, 5(3), 284-295.
Ghequire, M. G., & De Mot, R. (2014). The Tailocin Tale: Peeling off Phage-Derived
Antibacterial Weapons. Molecular Microbiology, 92(4), 687-697.
Kleanthous, C. (2010). Swimming against the tide: progress and challenges in our
understanding of colicin translocation. Nature Reviews Microbiology, 8(12),
843-848.
Parret, A. H., & De Mot, R. (2002). Bacteriocins in Pseudomonas: Phage Tail-Like
Weapons for Bacterial Competitions. Trends in Microbiology, 10(3), 107-112.
Rebuffat,
S.
(2011).
Bacteriocins
from
Gram-Negative
Bacteria:
More
Underestimated than Unknown. Advances in Bacterial Pathogenesis, 6, 1-50.
Smarda, J., & Smajs, D. (1998). Colicins: Their Biology, Ecology, and Evolution.
Folia Microbiologica, 43(5), 563-582.
13
Traub, W. H., & Kleber, I. (1975). The Klebicins: Bacteriocins of Klebsiella
pneumoniae and Klebsiella oxytoca. Journal of Medical Microbiology, 8(3),
421-430.
Wang, H., & Kurata, H. (2016). Microcin J25: a novel therapeutic antibiotic from
Escherichia coli. Journal of Applied Microbiology, 121(5), 1129-1137.
14
LAMPIRAN ( Link Publikasi )
Altschuler, E. L., & Kast, R. E. (2005) :
https://ascopubs.org/doi/abs/10.1200/JCO.2005.23.34.8725
Bieler, S., Silva, F., Soto, C., & Belin, D. (2006):
https://journals.asm.org/doi/10.1128/JB.188.10.3513-3520.2006
Cascales, E., & Lloubès, R. (2014):
https://journals.asm.org/doi/10.1128/MMBR.00035-13
Cooper, P. C., & James, R. (1984):
https://www.microbiologyresearch.org/content/journal/jgm/10.1099/00221287-130-92319
Cotter, P. D., Ross, R. P., & Hill, C. (2013) :
https://www.nature.com/articles/nrmicro3005
Duquesne, S., Destoumieux-Garzón, D., Peduzzi, J., & Rebuffat, S. (2007):
https://www.nature.com/articles/nrmicro1646
Ghequire, M. G., & De Mot, R. (2014):
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/mmi.12560
Kleanthous, C. (2010):
https://www.nature.com/articles/nrmicro2035
Parret, A. H., & De Mot, R. (2002).
https://www.cell.com/trends/microbiology/fulltext/S0966-842X(02)02308-2
Rebuffat, S. (2011):
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-007-0613-1_1
Smarda, J., & Smajs, D. (1998):
https://link.springer.com/article/10.1007/BF02817526
Traub, W. H., & Kleber, I. (1975):
https://www.microbiologyresearch.org/content/journal/jmm/10.1099/00222615-8-3421
Wang, H., & Kurata, H. (2016):
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/jam.13266
15