© 2024 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
JURNAL ILMU LINGKUNGAN
Volume 22 Issue 1 (2024) :60-68
ISSN 1829-8907
Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di
Lahan Pertanian Kota Malang, Provinsi Jawa Timur
Cicik Oktasari Handayani1*, Sukarjo1, Hidayatuz Zu’amah1, Triyani Dewi1
1Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan
Inovasi Nasional; *e-mail: cicik.oktasari@gmail.com
ABSTRAK
Akumulasi logam berat pada tanah memberikan dampak yang besar bagi lingkungan seperti dapat mengganggu
keseimbangan ekologi, mengurangi kesuburan tanah, mengubah kualitas fisikokimia tanah dan sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status logam berat pada tanah dan kemungkinan
terjadinya dampak ekologi yang tidak diinginkan pada lingkungan akibat adanya cemaran logam berat pada lahan
pertanian Kapaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode survey pengambilan contoh tanah dengan jumlah titik
lokasi pengambilan contoh tanah sebanyak 123 titik. Analisis yang dilakukan antara lain analisis spasial,
geoaccumulation index (I-Geo), polltuion index (PI), the Nemerow integrated pollution index (NIPI), dan potential
ecological risk index (RI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa logam Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu, Mn, Zn dan As
terdeteksi hampir di semua lokasi pengambilan contoh tanah pada lahan pertanian Kota Malang. Hasil analisis
geoaccumulation index (I-geo), pollution index (PI), the Nemerow integrated pollution index (NIPI) dan potential
ecological risk index (RI) menunjukkan hasil yang selaras bahwa logam Cd merupakan sumber utama pencemaran
logam berat di lahan pertanian Kota Malang dengan nilai pencemaran yang cukup tinggi sehingga juga memiliki
dampak ekologis yang tinggi.
Kata kunci: Logam berat, Pertanian, Risiko ekologi, Tanah
ABSTRACT
The accumulation of heavy metals in the soil has a major impact on the environment such as disturbing the ecological
balance, reducing soil fertility, changing the physicochemical quality of the soil, and being very dangerous to human
health. This study aims to analyze the status of heavy metals in soil and the possibility of unwanted ecological impacts
on the environment due to heavy metal contamination on agricultural land in Malang Regency. This study used a
survey method for taking soil samples with a total of 123 points for taking soil samples. The analysis performed
included spatial analysis, geoaccumulation index (I-Geo), pollution index (PI), Nemerow integrated pollution index
(NIPI), and ecological risk potential index (RI). The results of this study indicate that the metals Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu,
Mn, Zn, and As were detected in almost all soil sampling locations on agricultural land in Malang City. The results of
the analysis of the geoaccumulation index (I-geo), pollution index (PI), Nemerow integrated pollution index (NIPI) and
potential ecological risk index (RI) show consistent results that Cd metal is the main source of heavy metal pollution
in agricultural land in Malang City with pollution value is quite high so it also has a high ecological impact.
Keywords: Agriculture, Ecological risk, Heavy metals, Soil
Citation: Handayani, C. O., Sukarjo, Zu’amah, H., dan Dewi, T. (2024). Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di
Lahan Pertanian Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(1), 60-68, doi:10.14710/jil.22.1.60-68
1. Pendahuluan
Pencemaran logam berat pada tanah merupakan
salah satu ancaman bagi lingkungan (Pourret &
Bollinger, 2018). Logam berat dapat terakumulasi di
tanah (L. Yang et al., 2022), air (Chen et al., 2022),
udara (Lee et al., 2022), dan manusia melalui rantai
makanan. Logam berat yaitu logam yang memiliki
massa jenis yang relatif tinggi (Patle et al., 2022) dan
sifat toksik (Matyakubov et al., 2022), persisten
(Shuaib et al., 2021) dan non-biodegradable (Xiang et
60
al., 2021) sehingga berdampak negatif pada
lingkungan dan kesehatan manusia.
Dampak negatif logam berat pada lahan pertanian
antara lain dapat menurunkan kualitas lahan dan
penurunan potensi hasil tanaman. Logam berat pada
lahan pertanian dapat berpengaruh terdapat populasi
mikroba di dalam tanah sehingga akan berdampak
pada kesuburan tanah (Naz et al., 2022). Logam berat
juga dapat mempengaruhi potensi hasil tanaman
dengan cara merusak fungsi fisiologis tanaman,
mengurangi perkecambahan biji, menghasilkan stres
Jurnal Ilmu Lingkungan (2024), 22 (1): 60-68, ISSN 1829-8907
oksidatif, dan menghambat kemampuan fotosintesis
(Elango et al., 2022).
Logam berat pada lahan pertanian dapat
bersumber dari pertanian intensif dengan
penggunaan pupuk dan pestisida kimia (Tian et al.,
2022). Sumber-sumber lainnya yang dapat
mengakumulasi logam berat di lahan pertanian
adalah air irigasi, limbah industri, limbah domestik,
pertambangan dan kendaraan bermotor (Liao et al.,
2021). Air sungai tercemar logam berat yang
digunakan sebagai sumber irigasi selain dapat
terakumulasi pada lahan pertanian dapat juga
terakumulasi pada produk pertaniannya (Singh et al.,
2020).Kota Malang merupakan salah satu Kota yang
berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Kota Malang memiliki luas lahan pertanian sekitar
2.742 Ha yang terdiri dari 995 Ha lahan sawah dan
1.747 Ha lahan pertanian bukan sawah (BPS Kota
Malang, 2021). Penggunaan lahan pertanian di Kota
Malang sebesar 24% dari luas wilayah, penggunaan
lahan tersebut merupakan penggunaan lahan
terbesar kedua setelah permukiman di Kota Malang.
Pertanian di Kota Malang mayoritas menggunakan air
dari Sungai Brantas sebagai sumber irigasi. Sungai
Brantas merupakan sungai yang memiliki kandungan
logam berat (Mariyanto et al., 2019), hal tersebut
tentunya akan berdampak pada konsentrasi logam
berat pada lahan pertanian di Kota Malang.
2. Metode
2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang
Propinsi Jawa Timur yang terletak pada
koordinat 112.060 - 112.070 Bujur Timur, 7.060 - 8.020
Lintang Selatan. Kota Malang memiliki luas wilayah
sekitar 110,06 Km2 dan letaknya berada di tengah–
tengah wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang
terdiri dari lima kecamatan yaitu: Kecamatan
Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan
Lowokwaru. Kondisi topografi Kota Malang
merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian
445-526 meter diatas permukaan laut (dpl). Suhu
udara berkisar antara 17,70C hingga 31,00C.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 58 - 85 %
dan curah hujan rata-rata berkisar antara 0 - 433 mm.
Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan
Agustus dan tertinggi terjadi pada Bulan Januari.
Sungai yang mengalir di Wilayah Kota Malang adalah
Sungai Brantas, Amprong dan Bango.
2.2. Cara pengambilan dan analisis sampel tanah
Titik pengambilan sampel tanah ditentukan
dengan metode grid pada satuan (unit) lahan pada
peta penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah
dilakukan dengan metode survey pada 123 titik
lokasi. Parameter yang diamati meliputi logam berat
Pb, Cd, Co, Cr, Ni, Cu, Mn, Zn dan As. Sampel tanah hasil
survei lapangan yang diambil pada lapisan
permukaan tanah olah (0-20 cm). Sampel-sampel
tanah tersebut selanjutnya dianalisis kandungan
logam beratnya di Laboratorium Terpadu Balai
Penelitian Lingkungan Pertanian, Badan Litbang
Kementerian Pertanian. Metode analisa logam berat
pada sampel tanah dilakukan dengan menggunakan
Atomic Absorbption Spectrophotometer (AAS) yang
mengacu pada (Eviati & Sulaeman, 2009) dan (Sisay et
al., 2019) dengan modifikasi pada volume sampel
yang dianalisis, volume pemberian larutan asam
nitrat pekat dan tahapan destruksi.
Data hasil analisis logam berat Pb, Cd, Co, Cr, Ni,
Cu, Mn, Zn dan As pada tanah dibandingkan dengan
batas kritis logam berat yang ditetapkan oleh Alloway
(1995), dan dibuat analisis distribusi spasial untuk
masing-masing logam.
2.3. Analisis kontaminasi tanah
Geo-accumulation index (Igeo)
Geo-accumulation index (Igeo) digunakan untuk
mengevaluasi tingkat pencemaran logam berat
dengan membandingkan dengan konsentrasi logam
berat yang sudah ada pada kerak bumi, Igeo diukur
sebagai berikut (Muller, 1969):
𝐶𝑖
]
𝐼𝑔𝑒𝑜 = 𝑙𝑜𝑔2 [
1.5 𝑥 𝐶𝑏
Ci yaitu konsentrasi unsur logam i dalam sampel
tanah, sedangkan Cb adalah nilai latar belakang dari
logam yang sesuai, dan faktor 1.5 adalah faktor
koreksi matriks latar belakang. Berdasarkan Muller
(1969). Nilai Igeo dapat diklasifikasikan ke dalam
tujuh tingkatan yaitu tidak terkontaminasi (Igeo<0),
tidak terkontaminasi hingga terkontaminasi sedang
(0<Igeo<1), terkontaminasi sedang (1<Igeo<2),
terkontaminasi sedang hingga berat (2<Igeo<3),
terkontaminasi berat (3<Igeo<4), terkontaminasi
berat hingga ekstrim (4<Igeo<5) dan terkontaminasi
ekstrim (5<Igeo).
Pollution index (PI) and the Nemerow integrated
pollution index (NIPI)
PI dan NIPI digunakan untuk menghitung tingkat
polusi setiap logam berat dan polusi terintegrasi dari
semua logam berat yang diamati. PI dan NIPI dihitung
dengan persamaan sebagai berikut (Nemerow, 1974):
𝑃𝐼 =
𝐶𝑖
𝑆𝑖
dimana Ci adalah konsentrasi unsur logam i dalam
sampel tanah, sedangkan Si adalah batas kritis dari
logam berat yang sesuai (Alloway, 1995).
𝑁𝐼𝑃𝐼 = √
(𝑃𝑖)2 + (𝑃𝑚𝑎𝑥)2
2
Pmax yaitu nilai maksimum PI individu untuk
semua logam berat yang diamati, dan Pi yaitu nilai
rata-ratanya. Nilai PI dan NIPI dapat diklasifikasikan
menjadi lima tingkat (Liu et al., 2021) yaitu tidak ada
polusi (PI, NIPI<0,7), ambang peringatan (0,7<PI,
NIPI<1), polusi rendah (1<PI, NIPI<2), polusi sedang
(2<PI, NIPI<3) dan polusi berat (PI, NIPI>3).
61
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Handayani, C. O., Sukarjo, Zu’amah, H., dan Dewi, T. (2024). Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di Lahan Pertanian
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(1), 60-68, doi:10.14710/jil.22.1.60-68
Potential ecological risk index (RI)
Potential ecological risk index (RI) digunakan
untuk mengevaluasi potensi bahaya logam berat bagi
ekosistem. RI dihitung dengan persamaan sebagai
berikut (Hakanson, 1980):
𝐸𝐼𝑖 =
𝐶𝑖
𝑥 𝐶𝐹𝑖
𝐶𝑏
𝑛
RI = ∑ EIi
𝑖=1
EIi adalah faktor risiko ekologis dari elemen i, dan
CFi adalah faktor respon logam yang diamati yaitu, As
= 10, Cd = 30, Cr = 2, Cu = 5, Ni = 5, Pb = 5, Co = 5, Mn
= 1, dan Zn = 1. Nilai EI dapat diklasifikasikan menjadi
lima kategori yaitu tingkat rendah (EI < 40), tingkat
sedang (40 < EI < 80), cukup tingkat (80 < EI < 160),
tingkat sangat tinggi (160 < EI < 320) dan tingkat
berbahaya (EI > 320). RI adalah total potensi risiko
ekologi untuk semua logam berat, RI diklasifikasikan
menjadi empat level yaitu level rendah (RI <150),
level sedang (150 < RI < 300), level cukup tinggi (300
< RI < 600), dan level sangat tinggi (RI > 600).
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Konsentrasi logam berat di tanah
Pada lahan pertanian Kota Malang konsentrasi
logam berat Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu, Mn, Zn dan As
terdeteksi hampir di semua lokasi pengambilan
sampel tanah. Nilai maksimal untuk konsentrasi
logam Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu, Mn, Zn dan As berturutturut yaitu sebesar 41,90 mg kg-1, 2,62 mg kg-1, 55,33
mg kg-1, 19,72 mg kg-1, 25,63 mg kg-1, 105,58 mg kg-1,
380,82 mg kg-1, 20,27 mg kg-1, dan 29,29 mg kg-1.
Berdasarkan nilai maksimal tersebut maka beberapa
logam telah melebih batas kritis antara lain logam Co,
Cu, dan As dengan nilai batas kritis berturut-turut
yaitu 25 mg kg-1, 60 mg kg-1, dan 20 mg kg-1. Hal
tersebut menunjukkan bahwa beberapa lokasi
pengambilan sampel tanah telah tercemar logam Co,
Cu dan As.
Beberapa
aktivitas
masyarakat
dapat
menimbulkan akumulasi logam berat di lahan
pertanian. Adanya peningkatan jumlah penduduk dan
pesatnya industri disinyalir menjadi sumber
akumulasi logam berat di tanah (F. Li et al., 2022). Hal
tersebut sering terjadi di negara-negara berkembang
seperti Indonesia yang memilki jumlah penduduk
tinggi dan industrialiasasi yang pesat (Ali et al., 2022).
Jumlah penduduk di Kota Malang sebesar 843.810
jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,28% pada
tahun 2020 (BPS Kota Malang, 2021). Pesatnya laju
pertumbuhan penduduk terlihat pada luas
penggunaan lahan permukiman di Kota Malang yang
merupakan penggunaan lahan terbesar, hal tersebut
dimungkinan dapat menyebabkan akumulasi logam
Cu dan As pada lahan pertanian di sekitar
permukiman (Yuan et al., 2021).
Distribusi dan variasi spasial logam berat di lahan
pertanian Kota Malang secara tidak langsung dihitung
dengan nilai variasi koefisien (CV). Nilai CV logam Pb,
Cd, Co, Ni, Cr, Cu, Mn, Zn dan As berturut turut sebesar
22,32%, 23,12%, 28,93%, 28,04%, 68,00%, 107,70%,
84,98%, 106,4%, dan 104,9%. Koefisien variasi (CV)
dapat menjelaskan derajat variasi dari logam berat CV
< 15% menunjukkan variasi yang rendah, CV di antara
15%–35% menunjukkan variasi sedang, dan CV >
35% berarti variasi tinggi (Song et al., 2022). Nilai CV
yang semakin tinggi menunjukkan dampak yang lebih
besar dari aktivitas manusia, sedangkan semakin
rendah nilai CV maka pengaruh faktor alam yang lebih
besar dari aktivitas manusia (Wu et al., 2021).
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah
62
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2024), 22 (1): 60-68, ISSN 1829-8907
Nilai CV logam berat Pb, Cd, Co, dan Ni berkisar
antara 22,32%-28,93% hal tersebut menunjukkan
kategori variasi sedang dan dan distribusi logam berat
yang cukup fluktuatif yang menunjukkan adanya
pengaruh aktivitas antropogenik terhadap kandungan
logam berat di lahan pertanian. Nilai CV logam Cr, Cu,
Mn, Zn dan As >35%, hal tersebut menunjukkan
kategori variasi yang tinggi dan distribusi logam berat
sangat fluktuatif (Zhang et al., 2022), sehingga
menunjukkan
adanya
pengaruh
kegiatan
anthropogenik yang tinggi terhadap status logam
berat pada lahan pertanian
Distribusi spasial konsentrasi logam berat di
lahan pertanian Kota Malang dapat dilihat pada
Gambar 2. Berdasarkan analisis spasial ada beberapa
logam dengan karakter yang hampir sama. Logam Pb,
Cd dan Ni memiliki pola sebaran yang hampir setara
pada semua kategori nilai sehingga pola sebarannya
merata dan tidak ada dominasi kategori nilai tertentu,
sedangkan untuk logam Co, Cr, Cu, Mn, Zn dan As
didominasi oleh kategori nilai terkecil sehingga
terlihat pada pola sebarannya tidak merata karena
didominasi warna hijau yang menunjukkan kategori
nilai terkecil.
3.2. Geo accumulation index (I-geo)
Nilai Igeo pada lahan pertanian di Kota malang
dapat dilihat pada Gambar 3. Rata-rata nilai indeks
geo
secara
berurutan
yaitu
Cd(11,95)>As
(2,43)>Pb(1,10)>Co(0,56)>Cu(0,26)>Ni(0,15)>Zn(0,
03)>Cr(0,03)>Mn(0,00). Rata-rata nilai indeks geo
tertinggi pada logam Cd dan terendah pada logam Mn.
Berdasarkan nilai rata-rata logam Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu,
Mn, Zn dan As semuanya nilainya di atas 0 sehingga
dapat dinyatakan bahwa pada lahan pertanian di Kota
Malang tidak ada yang masuk pada kategori tidak
tercemar oleh logam-logam tersebut. Nilai rata-rata
logam Cd sangat tinggi yaitu 11,95 sehingga untuk
logam Cd masuk pada kategori tercemar sangat berat
atau ekstrim karena nilainya >5.
Persentase dari kategori nilai I-geo dapat dilihat
pada Tabel 2. Nilai indeks geo untuk logam Pb, Co, Ni,
Cr, Cu, Mn dan Zn masuk pada kategori tidak tercemar
hingga tercemar sedang sebanyak 100%. Logam Cd
sebesar 100% masuk pada kategori tercemar sangat
berat atau ekstrim karena nilai logam Cd pada semua
lokasi menunjukkan nilai yang tinggi. Logam As
masuk pada beberapa kategori antara lain kategori
tidak tercemar hingga tercemar sedang, tercemar
sedang, tercemar sedang hingga berat, tercemar berat,
tercemar berat hingga ekstrim dan tercemar ekstrim
dengan besar persentase secara berturut-turut yaitu
3,02%, 14,63%, 19,51%, 8,94%, 4,88% dan 13,01%.
Sumber utama logam Cd pada lahan pertanian
selain dari bahan induk tanah (Q. Li et al., 2022) juga
berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia
yang intensif (Agyeman et al., 2022). Penggunaan
pupuk kandang (Zhuang et al., 2020) dan pupuk
phospat (Carne et al., 2021) yang berlebihan dapat
mengakumulasi logam Cd pada lahan pertanian.
Penggunaan pestisida yang memiliki kandungan
logam berat Cd seperti herbisida berbahan aktif
glifosat (Defarge et al., 2018).
3.3. Pollution index (PI) and the Nemerow
integrated pollution index (NIPI)
Status logam berat dalam tanah juga dapat di
lakukan dengan pollution index (PI). Nilai PI logam
berat di lahan pertanian Kota Malang dapat dilihat
pada Gambar 4. Nilai rata-rata PI secara berurutan
yaitu Co (0,81)>Cd (0,60)> As (0,31)> Pb (0,24)> Cu
(0,16)>Ni (0,12)> Cr (0,07)>Mn (0,06)>Zn (0,05).
Berdasarkan nilai rata-rata PI maka logam Pb, Cd, Ni,
Cr, Cu, Mn, Zn dan As tidak termasuk pada kategori
tercemar karena nilai PI di bawah 0,7.
Tabel 1. Statistik deskriptif logam berat pada lahan pertanian di daerah penelitian
Malang
Mean
Standard Error
Median
Standard Deviation
Sample Variance
Kurtosis
Skewness
Range
Minimum
Maximum
Sum
Count
CV (%)
Batas kritis
(Alloway, 1995)
Pb
Cd
Co
Ni
Cr
Cu
Mn
Zn
As
------------------------------------------------------- mg kg-1 ----------------------------------------------------------24,46
1,79
20,26
12,31
5,25
9,72
88,55
3,21
6,19
0,49
0,04
0,53
0,31
0,32
0,94
6,79
0,31
0,59
24,88
1,80
19,56
11,26
4,21
7,53
68,05
2,23
4,20
5,46
0,41
5,86
3,45
3,57
10,47
75,25
3,42
6,50
29,80
0,17
34,35
11,90
12,74
109,70
5662,93
11,67
42,19
-0,14
-0,54
9,36
-0,49
13,11
57,51
1,51
4,77
2,50
0,09
-0,23
1,65
0,34
3,23
6,38
1,21
1,91
1,68
29,95
1,83
46,92
14,99
24,43
105,43
379,59
20,26
29,29
11,95
0,79
8,41
4,73
1,20
0,15
1,23
0,00
0,00
41,90
2,62
55,33
19,72
25,63
105,58
380,82
20,27
29,29
3008,53
220,42
2491,43
1513,55
645,55
1195,98
10892,08
394,89
761,43
123
123
123
123
123
123
123
123
123
22,32
23,12
28,93
28,04
68,00
107,7
84,98
106,4
104,9
100-400
3-8
25-50
100
75-100
60-125
1500-3000
70-400
20
63
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Handayani, C. O., Sukarjo, Zu’amah, H., dan Dewi, T. (2024). Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di Lahan Pertanian
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(1), 60-68, doi:10.14710/jil.22.1.60-68
Gambar 2. Distribusi spasial logam berat di lahan pertanian Kota Malang
Persentase nilai PI berdasarkan kategori status
pencemarannya dapat dilihat juga pada Tabel 3. Nilai
persentase PI tersebut didasarkan pada seluruh nilai
logam berat di semua lokasi pengambilan contoh
tanah dan bukan berdasarkan nilai rata-rata PI saja,
sehingga ada beberapa nilai PI yang masuk pada
kategori selain tidak tercemar seperti pada logam Cd,
Co, Cu, dan As. Persentase nilai PI untuk logam Pb, Ni,
Cr, Mn dan Zn sebesar 100% berada pada kategori
tidak tercemar. Persentase nilai PI logam Cd dan Cu
terdapat di dua kategori yaitu logam Cd pada kategori
tidak tercemar (72,36%) dan ambang peringatan
(27,64%), sedangkan logam Cu pada kategori tidak
tercemar (99,19%) dan tercemar rendah (0,81%).
Persentase logam Co terdapat pada empat kategori
yaitu tidak tercemar (34,15%), ambang peringatan
(47,97%), rendah (17,07%) dan sedang (0,81%),
sedangkan logam As terdapat pada tiga kategori yaitu
tidak tercemar (87,80%), ambang peringatan (5,69%)
dan rendah (6,50%).
Berdasakan persentase nilai PI pada semua logam
maka dapat diketahui bahwa hanya logam Cd, Co dan
As telah masuk pada kategori ambang peringatan
pencemaran logam berat. Hal tersebut sesuai dengan
hasil dari nilai I-geo untuk logam Cd yang merupakan
sumber utama pencemaran di lahan pertanian Kota
Malang.
64
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Geo acculumation index (I-geo)
Jurnal Ilmu Lingkungan (2024), 22 (1): 60-68, ISSN 1829-8907
18.0000
16.0000
14.0000
12.0000
10.0000
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
min
Pb
Cd
Co
Ni
Cr
Cu
Mn
Zn
As
0.5382 5.2578 0.2335 0.0563 0.0064 0.0040 0.0000 0.0000 0.0000
mean 1.1018 11.9469 0.5627 0.1465 0.0278 0.2593 0.0014 0.0329 2.4276
max
1.8873 17.4717 1.5368 0.2347 0.1356 2.8155 0.0059 0.2079 11.4846
Gambar 3. Nilai Geo-accumulation index (I-geo)
Tabel 2. Persentase dari kategori niai Geo-accumulation index (I-geo)
Logam
berat
Pb
Cd
Co
Ni
Cr
Cu
Mn
Zn
As
tidak
tercemar
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
tidak tercemarsedang
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100.00
100,00
39,02
sedang
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0.00
0,00
14,63
3.3. Pollution index (PI) and the Nemerow
integrated pollution index (NIPI)
Status logam berat dalam tanah juga dapat di
lakukan dengan pollution index (PI). Nilai PI logam
berat di lahan pertanian Kota Malang dapat dilihat
pada Gambar 4. Nilai rata-rata PI secara berurutan
yaitu Co (0.81)>Cd (0.60)> As (0.31)> Pb (0,24)> Cu
(0.16)>Ni (0.12)> Cr (0.07)>Mn (0.06)>Zn (0.05).
Berdasarkan nilai rata-rata PI maka logam Pb, Cd, Ni,
Cr, Cu, Mn, Zn dan As tidak termasuk pada kategori
tercemar karena nilai PI di bawah 0.7.
Persentase nilai PI berdasarkan kategori status
pencemarannya dapat dilihat juga pada Tabel 3. Nilai
persentase PI tersebut di dasarkan pada seluruh nilai
logam berat di semua lokasi pengambilan contoh
tanah dan bukan berdasarkan nilai rata-rata PI saja,
sehingga ada beberapa nilai PI yang masuk pada
kategori selain tidak tercemar seperti pada logam Cd,
Co, Cu, dan As. Persentase nilai PI untuk logam Pb, Ni,
Cr, Mn dan Zn sebesar 100% berada pada kategori
tidak tercemar. Persentase nilai PI logam Cd dan Cu
terdapat di dua kategori yaitu logam Cd pada kategori
tidak tercemar (72.36%) dan ambang peringatan
(27.64%), sedangkan logam Cu pada kategori tidak
tercemar (99.19%) dan tercemar rendah (0.81%).
sedangberat
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0.00
0,00
19,51
berat
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0.,00
0,00
8,94
beratekstrim
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4,88
ekstrim
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
13,01
Persetase logam Co terdapat pada empat kategori
yaitu tidak tercemar (34.15%), ambang peringatan
(47.97%), rendah (17.07%) dan sedang (0.81%),
sedangkan logam As terdapat pada tiga kategori yaitu
tidak tercemar (87.80%), ambang peringatan (5.69%)
dan rendah (6.50%). Berdasakan persentase nilai PI
pada semua logam maka dapat diketahui bahwa
hanya logam Cd, Co dan As telah masuk pada kategori
ambang peringatan pencemaran logam berat. Hal
tersebut sesuai dengan hasil dari nilai I-geo untuk
logam Cd yang merupakan sumber utama
pencemaran di lahan pertanian Kota Malang.
Nilai NIPI merupakan nilai yang didapat dari
integrasi semua logam berat yang diamati pada lokasi
pengamatan. Nilai rata-rata NIPI pada lahan pertanian
di Kota Malang sebesar 0.27, hal tersebut
menunjukkan nilai pada kategori tidak tercemar
karena nilainya di bawah 0.7. Nilai maksimal dari NIPI
sebesar 087 yang menunjukkan bahwa dari nilai
maksimal nilai NIPI ada yang berada pada status
ambang pencemaran, sehingga dapat disimpulkan jika
berdasarkan nilai rata-rata integrasi semua logam
berat yang diamati maka lahan pertanian Kota Malang
berada pada status tidak tercemar.
65
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Handayani, C. O., Sukarjo, Zu’amah, H., dan Dewi, T. (2024). Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di Lahan Pertanian
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(1), 60-68, doi:10.14710/jil.22.1.60-68
2.50
Pollution index (PI)
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Pb
Cd
Co
Ni
Cr
Cu
Mn
Zn
As
NIPI
mean
0.24
0.60
0.81
0.12
0.07
0.16
0.06
0.05
0.31
0.27
max
0.42
0.87
2.21
0.20
0.34
1.76
0.25
0.29
1.46
0.87
min
0.12
0.26
0.34
0.05
0.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.09
Gambar 4. Nilai Pollution index (PI) dan Nemerow integrated pollution index (NIPI)
logam berat di lahan pertanian Kota Malang dengan
nilai pencemaran yang cukup tinggi. Akumulasi logam
Cd pada lahan pertanian dapat berdampak negatif
pada kesehatan manusia akibat dari paparan logam
Cd pada hasil pertanian yang dikonsumsi manusia
(Yang et al., 2022). Paparan logam Cd dengan cara
konsumsi sangat berisiko terdapat kesehatan karena
dapat berdampak pada penurunan kepadatan tulang
dan penurunan kerja ginjal (Schaefer et al., 2022).
3.4. Ecological risk assessment (EI) and potential
ecological risk index (RI)
Risiko ekologis logam berat di lahan pertanian
Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil
perhitungan risiko ekologis menunjukkan bahwa nilai
EI untuk Cd berada di atas 40 yaitu sebesar 537,61
sehingga logam Cd termasuk pada kategori tingkat
risiko ekologis yang berbahaya. Hal tersebut
dimungkinkan karena nilai koefisien respons toksik
yang tinggi (30) dibanding dengan logam lainnya.
Nilai EI di bawah 40 yaitu pada logam Pb, Co, Ni, Cr,
Cu, Mn, Zn dan As dengan nilai Ei berturut-turut yaitu
8,26; 4,22; 2,10; 0,80; 1,94; 0,12; 0,05; 36,41. hal
tersebut menunjukkan bahwa logam Pb, Co, Ni, Cr, Cu,
Mn, Zn dan As masuk pada kategori risiko ekologis
tingkat rendah. Nilai RI pada semua logam sebesar
589,81 yang menunjukkan bahwa risiko ekologis
terintegrasi dari semua logam berat yang diamati
masuk pada kategori level yang cukup tinggi, hal
tersebut disebabkan oleh nilai EI pada logam Cd yang
sangat tinggi sehingga nilai RI juga tinggi.
Berdasarkan hasil dari analisis I-geo, Pollution
index (PI) dan risiko ekologis menunjukkan bahwa
logam Cd merupakan sumber utama pencemaran
Tabel 3. Persentase dari kategori nilai Pollution index (PI)
Logam
berat
tidak
tercemar
Pb
Cd
Co
Ni
Cr
Cu
Mn
Zn
As
NIPI
100,00
72,36
34,15
100,00
100,00
99,19
100,00
100,00
87,80
100,00
Persentase nilai PI
ambang
rendah sedang
peringatan
0,00
0.,00
0,00
27,64
0,00
0,00
47,97
17,07
0,81
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,81
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
5,69
6,50
0,00
0,00
00,00
0,00
berat
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Tabel 4. Nilai ecological risks index (EI) dan nilai potential ecological risk index (RI)
Statistic
Mean
Standard Error
Median
Standard
Deviation
Sample Variance
Kurtosis
Skewness
Range
Minimum
Maximum
Sum
Count
Pb
8,26
0,17
8,40
Cd
537,61
11,21
540,71
Co
4,22
0,11
4,08
1,84
3,40
-0,14
0,09
10,12
4,04
14,15
1016,39
123
124,28
15446,27
-0,54
-0,23
549,63
236,60
786,23
66126,22
123
1,22
1,49
9,36
1,65
9,78
1,75
11,53
519,05
123
Ecological risks (EI)
Ni
Cr
1,10
0,08
0,03
0,01
1,01
0,07
0,31
0,09
-0,49
0,34
1,34
0,42
1,76
135,14
123
0,06
0,00
13,11
3,23
0,39
0,02
0,41
10,25
123
RI
Cu
1,94
0,19
1,51
Mn
0,12
0,01
0,10
Zn
0,05
0,00
0,03
As
36,41
3,45
24,68
589,81
11,36
592,59
2,09
4,39
57,51
6,38
21,09
0,03
21,12
239,20
123
0,11
0,01
1,51
1,21
0,53
0,00
0,53
15,21
123
0,05
0,00
4,77
1,91
0,31
0,00
0,31
6,08
123
38,21
1459,97
2,50
1,68
172,27
0,00
172,27
4478,99
123
125,97
15868,45
-0,10
-0,46
583,48
254,73
838,22
72546,51
123
66
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2024), 22 (1): 60-68, ISSN 1829-8907
4. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
logam Pb, Cd, Co, Ni, Cr, Cu, Mn, Zn dan As terdeteksi
hampir di semua lokasi pengambilan sampel tanah
pada lahan pertanian Kota Malang. Hasil analisis
geoaccumulation index (I-geo), pollution index (PI),
the Nemerow integrated pollution index (NIPI) dan
risiko ekologis (EI dan RI) menunjukkan hasil yang
selaras bahwa logam Cd merupakan sumber utama
pencemaran logam berat di lahan pertanian Kota
Malang dengan nilai pencemaran yang cukup tinggi
sehingga memiliki dampak ekologis yang tinggi juga.
Nilai geoaccumulation index (I-geo), pollution index
(PI) dan risiko ekologis (EI) logam Cd berturut-turut
yaitu 11,95 (tercemar ekstrim), 0,87 (ambang
peringatan), dan 537,61 (risiko berbahaya).
Hasil Penelitian ini dapat dikembangkan lagi
untuk menganalisis sumber-sumber kontaminan
logam berat di lahan pertanian, dan juga menganalisis
risiko kesehatan pada masyarakat sekitar terhadap
adanya konsentrasi logam berat di lahan pertanian
Kota Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Agyeman, P. C., Khosravi, V., Michael Kebonye, N., John, K.,
Borůvka, L., & Vašát, R. (2022). Using spectral
indices and terrain attribute datasets and their
combination in the prediction of cadmium content
in agricultural soil. Computers and Electronics in
Agriculture,
198,
107077.
https://doi.org/10.1016/j.compag.2022.107077
Ali, M. M., Rahman, S., Islam, M. S., Rakib, M. R. J., Hossen, S.,
Rahman, M. Z., Kormoker, T., Idris, A. M., &
Phoungthong, K. (2022). Distribution of heavy
metals in water and sediment of an urban river in
a developing country: A probabilistic risk
assessment. International Journal of Sediment
Research,
37(2),
173–187.
https://doi.org/10.1016/j.ijsrc.2021.09.002
Alloway, B. J. (1995). Heavy metal in soils. Blackie Academic
and Profesional.
BPS Kota Malang. (2021). Kota Malang Dalam Angka Tahun
2021. Badan Pusat Statistik Kota Malang.
Carne, G., Leconte, S., Sirot, V., Breysse, N., Badot, P.-M.,
Bispo, A., Deportes, I. Z., Dumat, C., Rivière, G., &
Crépet, A. (2021). Mass balance approach to assess
the impact of cadmium decrease in mineral
phosphate fertilizers on health risk: The casestudy of French agricultural soils. Science of The
Total
Environment,
760,
143374.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.143374
Chen, J., Zhang, H., Xue, J., Yuan, L., Yao, W., & Wu, H. (2022).
Study on spatial distribution, potential sources
and ecological risk of heavy metals in the surface
water and sediments at Shanghai Port, China.
Marine Pollution Bulletin, 181, 113923.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2022.11392
3
Defarge, N., Spiroux de Vendômois, J., & Séralini, G. E. (2018).
Toxicity of formulants and heavy metals in
glyphosate-based herbicides and other pesticides.
Toxicology
Reports,
5,
156–163.
https://doi.org/10.1016/j.toxrep.2017.12.025
Elango, D., Devi, K. D., Jeyabalakrishnan, H. K., Rajendran, K.,
Thoomatti Haridass, V. K., Dharmaraj, D.,
Charuchandran, C. V., Wang, W., Fakude, M.,
Mishra, R., Vembu, K., & Wang, X. (2022).
Agronomic, breeding, and biotechnological
interventions to mitigate heavy metal toxicity
problems in agriculture. Journal of Agriculture and
Food
Research,
10,
100374.
https://doi.org/10.1016/j.jafr.2022.100374
Eviati, & Sulaeman. (2009). Petunjuk Teknis Edisi 2 Analisis
Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk (2nd ed.).
Balai Penelitian Tanah.
Hakanson, L. (1980). An ecological risk index for aquatic
pollution control. A sedimentological approach.
Water
Research,
14
(8),
975–1001.
https://doi.org/10.1016/0043-1354(80)901438.
Lee, N.-W., Wang, H.-Y., Du, C.-L., Yuan, T.-H., Chen, C.-Y., Yu,
C.-J., & Chan, C.-C. (2022). Air-polluted
environmental heavy metal exposure increase
lung cancer incidence and mortality: A populationbased longitudinal cohort study. Science of The
Total
Environment,
810,
152186.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.152186
Li, F., Yang, H., Ayyamperumal, R., & Liu, Y. (2022). Pollution,
sources, and human health risk assessment of
heavy metals in urban areas around
industrialization and urbanization-Northwest
China.
Chemosphere,
308,
136396.
https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2022.13
6396
Li, Q., Deng, Q., Fang, H., Yu, X., Fan, Z., Du, Z., Li, M., Tao, Q.,
Song, W., Zhao, B., Chen, C., Huang, R., Yuan, D., Gao,
X., Li, B., Wang, C., & Wilson, J. P. (2022). Factors
affecting cadmium accumulation in the soil
profiles in an urban agricultural area. Science of
The
Total
Environment,
807,
151027.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.151027
Liao, S., Jin, G., Khan, M. A., Zhu, Y., Duan, L., Luo, W., Jia, J.,
Zhong, B., Ma, J., Ye, Z., & Liu, D. (2021). The
quantitative source apportionment of heavy
metals in peri-urban agricultural soils with UNMIX
and input fluxes analysis. Environmental
Technology
&
Innovation,
21,
101232.
https://doi.org/10.1016/j.eti.2020.101232
Liu, H., Zhang, Y., Yang, J., Wang, H., Li, Y., Shi, Y., Li, D., Holm,
P. E., Ou, Q., & Hu, W. (2021). Quantitative source
apportionment, risk assessment and distribution
of heavy metals in agricultural soils from southern
Shandong Peninsula of China. Science of the Total
Environment, 10.
Mariyanto, M., Amir, M. F., Utama, W., Hamdan, A. M.,
Bijaksana, S., Pratama, A., Yunginger, R., &
Sudarningsih, S. (2019). Heavy metal contents and
magnetic properties of surface sediments in
volcanic and tropical environment from Brantas
River, Jawa Timur Province, Indonesia. Science of
The
Total
Environment,
675,
632–641.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.04.244
Matyakubov, B., Hwang, Y., & Lee, T.-J. (2022). Evaluating
interactive toxic impact of heavy metals and
variations of microbial community during
fermentative hydrogen production. International
Journal of Hydrogen Energy, 47(73), 31223–31240.
https://doi.org/10.1016/j.ijhydene.2022.07.038
Muller, G. (1969). Index of geoaccumulation in sediments of
the Rhine river. Geojournal, 2, 109–118.
Naz, M., Dai, Z., Hussain, S., Tariq, M., Danish, S., Khan, I. U.,
Qi, S., & Du, D. (2022). The soil pH and heavy metals
revealed their impact on soil microbial
67
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Handayani, C. O., Sukarjo, Zu’amah, H., dan Dewi, T. (2024). Penilaian Status dan Risiko Ekologi Cemaran Logam Berat di Lahan Pertanian
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(1), 60-68, doi:10.14710/jil.22.1.60-68
community.
Journal
of
Environmental
Management,
321,
115770.
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2022.115770
Nemerow, N. (1974). Scientific Stream Pollution Analysis.
Scripta Book Co.
Patle, A., Kurrey, R., Deb, M. K., Patle, T. K., Sinha, D., &
Shrivas, K. (2022). Analytical approaches on some
selected toxic heavy metals in the environment
and their socio-environmental impacts: A
meticulous review. Journal of the Indian Chemical
Society,
99(9),
100545.
https://doi.org/10.1016/j.jics.2022.100545
Pourret, O., & Bollinger, J.-C. (2018). “Heavy metal” - What to
do now: To use or not to use? Science of The Total
Environment,
610–611,
419–420.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2017.08.043
Schaefer, H. R., Flannery, B. M., Crosby, L., Jones-Dominic, O.
E., Punzalan, C., & Middleton, K. (2022). A
systematic review of adverse health effects
associated with oral cadmium exposure.
Regulatory Toxicology and Pharmacology, 134,
105243.
https://doi.org/10.1016/j.yrtph.2022.105243
Shuaib, M., Azam, N., Bahadur, S., Romman, M., Yu, Q., &
Xuexiu, C. (2021). Variation and succession of
microbial communities under the conditions of
persistent heavy metal and their survival
mechanism. Microbial Pathogenesis, 150, 104713.
https://doi.org/10.1016/j.micpath.2020.104713
Singh, P., Purakayastha, T. J., Mitra, S., Bhowmik, A., & Tsang,
D. C. W. (2020). River water irrigation with heavy
metal load influences soil biological activities and
risk
factors.
Journal
of
Environmental
Management,
270,
110517.
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.110517
Sisay, B., Debebe, E., Meresa, A., & Abera, T. (2019). Analysis
of cadmium and lead using atomic absorption
spectrophotometer in roadside soils of Jimma
town. Journal of Analytical & Pharmaceutical
Research,
8(4),
144–147.
https://doi.org/10.15406/japlr.2019.08.00329
Song, Y., Kang, L., Lin, F., Sun, N., Aizezi, A., Yang, Z., & Wu, X.
(2022). Estimating the spatial distribution of soil
heavy metals in oil mining area using air quality
data. Atmospheric Environment, 287, 119274.
https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2022.11927
4
Tian, K., Li, M., Hu, W., Fan, Y., Huang, B., & Zhao, Y. (2022).
Environmental capacity of heavy metals in
intensive agricultural soils: Insights from
geochemical baselines and source apportionment.
Science of The Total Environment, 819, 153078.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2022.153078
Wedepohl, K. H. (1986). Chapter 5: The Composition of the
Continental Crust. International Geophysics, 34(C),
213–241.
https://doi.org/10.1016/S00746142(09)60137-6
Wu, Q., Hu, W., Wang, H., Liu, P., Wang, X., & Huang, B. (2021).
Spatial distribution, ecological risk and sources of
heavy metals in soils from a typical economic
development area, Southeastern China. Science of
The
Total
Environment,
780,
146557.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.146557
Xiang, Y., Li, C., Hao, H., Tong, Y., Chen, W., Zhao, G., & Liu, Y.
(2021). Performances of biodegradable polymer
composites with functions of nutrient slow-release
and water retention in simulating heavy metal
contaminated soil: Biodegradability and nutrient
release characteristics. Journal of Cleaner
Production,
294,
126278.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.126278
Yang, J., Wang, J., Liao, X., Tao, H., & Li, Y. (2022). Chain
modeling for the biogeochemical nexus of
cadmium in soil–rice–human health system.
Environment
International,
167,
107424.
https://doi.org/10.1016/j.envint.2022.107424
Yang, L., Meng, F., Ma, C., & Hou, D. (2022). Elucidating the
spatial determinants of heavy metals pollution in
different agricultural soils using geographically
weighted regression. Science of The Total
Environment,
853,
158628.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2022.158628
Yuan, X., Xue, N., & Han, Z. (2021). A meta-analysis of heavy
metals pollution in farmland and urban soils in
China over the past 20 years. Journal of
Environmental
Sciences,
101,
217–226.
https://doi.org/10.1016/j.jes.2020.08.013
Zhang, B., Jia, T., Peng, S., Yu, X., & She, D. (2022). Spatial
distribution, source identification, and risk
assessment of heavy metals in the cultivated soil of
the Qinghai–Tibet Plateau region: Case study on
Huzhu County. Global Ecology and Conservation,
35,
e02073.
https://doi.org/10.1016/j.gecco.2022.e02073
Zhuang, Z., Mu, H., Fu, P., Wan, Y., Yu, Y., Wang, Q., & Li, H.
(2020). Accumulation of potentially toxic elements
in agricultural soil and scenario analysis of
cadmium inputs by fertilization: A case study in
Quzhou county. Journal of Environmental
Management,
269,
110797.
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.110797
68
© 2024, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP