View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
brought to you by
CORE
provided by Jurnal Universitas Kadiri Kediri
Risk : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Tersedia online di
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/risk
Judul Artikel [Book Antiqua, 14 pt, Bold]
Risk
https://dx.doi.org/10.30737/risk.1760
PENGARUH FAKTOR - FAKTOR MOTIVASI KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. “AGUNG PERDANA”
NGANJUK
Henry Kusuma 1 ; Djunaedi 2 ; IGG Heru Marwanto 3
1Mahasiswa
Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri,
1 h.kusuma@yahoo.com ;2 djunaedi@unik-kediri.ac.id ;3
Artikel History:
Artikel masuk : 04-03-2021
Artikel revisi : 13-04-2021
Artikel diterima : 20-05-2021
Keywords:
Motivasi; Kepempimpinan;
Kinerja Karyawan
2,3
Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri
herumarwanto@unik-kediri.ac.id
ABSTRAK
Tujuan pengadaan penelitian ini untuk menguji hipotesis serta
untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh faktor-faktor
motivasi kepemimpinan terhadap kinerja karyawan CV “Agung
Perdana” Nganjuk. Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan karyawan CV “Agung Perdana” Nganjuk yang
berjumlah 121 orang. Karena jumlahnya lebih dari 100 orang,
maka diambil secara random sampling sebanyak 25% atau
sejumlah 30 orang sebagai sampel. Dalam pengumpulan data
digunakan berbagai macam metode, antara lain ; a) metode
angket, b) metode dokumentasi, c) metode wawancara, dan d)
metode observasi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
memperoleh hasil faktor-faktor motivasi kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan,
hal ini nampak adanya Fhitung sebesar 29,00486 dengan tingkat
signifikansi sebesar 5%. Sedangkan untuk uji hipotesis parsial
(uji-t) dengan menggunakan tingkat signifikasi 0,025 dan n-1
sebesar 29 maka ttabel sebesar 2,045 thitung masing-masing
variabel adalah ; a) thitung variabel hubungan/komunikasi dengan
karyawan (X1) = 6,696 > ttabel = 2,045. Hal ini menunjukkan
bahwa maka secara parsial variabel hubungan/komunikasi dengan
karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan, b) thitung variabel perhatian terhadap diri
karyawan/perhatian timbal balik (X2) = 2,875 > ttabel = 2,045.
Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel perhatian
terhadap karyawan/perhatian timbal balik berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan, c) thitung variabel
pemberian kesempatan untuk maju bagi karyawan (X3) = 0,373 <
ttabel = 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pemberian
kesempatan untuk maju bagi karyawan secara parsial mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. d)
thitung variabel kedisiplinan (X4) = 8,404 > ttabel = 2,045. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel kedisiplinan secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
ABSTRACT
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
193
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
The purpose of this research is to test the hypothesis and to
determine whether there is an influence of leadership
motivational factors on the performance of the employees of CV
"Agung Perdana" Nganjuk. The population in this study were all
121 employees of CV "Agung Perdana" Nganjuk. Because there
were more than 100 people, 25% random sampling or 30 people
were taken as samples. In collecting data, various methods were
used, including; a) questionnaire method, b) documentation
method, c) interview method, and d) observation method. Based
on the data analysis carried out, the results obtained that
leadership motivational factors have a significant influence on
employee performance, it appears that there is an Fcount of
29,00486 with a significance level of 5%. Meanwhile, for the
partial hypothesis test (t-test) using a significance level of 0.025
and n-1 of 29, the ttable of 2.045 tcount of each variable is; a)
tcount of relationship/communication variables with employees
(X1) = 6.696 > ttable = 2.045. This shows that partially the
relationship/communication variable with employees has a
significant influence on employee performance, b) tcount variable
attention to employees/reciprocal attention (X2) = 2.875 > ttable
= 2.045. This shows that partially the variable attention to
employees/reciprocal attention has a significant effect on
employee performance, c) tcount the variable providing
opportunities for advancement for employees (X3) = 0.373 <
ttable = 2.045. This shows that the variable providing
opportunities for advancement for employees partially has an
insignificant effect on employee performance. d) tcount discipline
variable (X4) = 8,404 > ttable = 2,045. This shows that the
discipline variable partially has a significant influence on
employee performance.
PENDAHULUAN
Manusia adalah satu unsur yang mempunyai kedudukan paling penting dalam kehidupan
organisasi walaupun masih harus ditunjang dengan unsur yang lainnya. Akan terasa tanpa
manusia, tujuan organisasi tersebut akan mengalami kegagalan, bergerak tidaknya suatu
organisasi ke arah tujuan yang akan dicapai sangat tergantung pada kemampuan manusia.
Kemampuan manusia dalam menggerakan organisasi ke arah tujuan yang telah
ditetapkan, meskipun organisasi tersebut telah dilengkapi dengan berbagai perlengkapan yang
serba modern serta otomatis, namun manusia sebagai penggerak yang tidak dapat kita tinggal,
dan sebenarnya peralatan-peralatan yang tersedia hanya sebagai sarana pembantu manusia.
Hal yang penting manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dan harus dimiliki
oleh setiap organisasi. Sejak peradapan manusia primitive pada teknologi mutakhir, sumber
daya manusia tidak dapat terlepas dari kebutuhan organisasi. Oleh sebab itu sumber daya
manusia hendaklah harus dimanfaatkan, untuk mendukung keefektifan organisasi. Dan perlu
kita perhatikan pengembangan dan pengganti-pengganti pada generasi berikutnya.
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
194
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Untuk meningkatkan keefektifitas tujuan organisasi peningkat masukan tenaga kerja
yang efisien harus dilakukan juga memperhatikan faktor-faktor motivasi kepada karyawan,
guna memotivasikan kerja karyawan ada beberapa cara, dan merupakan tugas dari setiap
organisasi untuk memilih cara terbaik guna meningkatkan moral kerja karyawan, dalam hal
ini sesuai dengan prinsip yang sederhana dan akan tetap maksimal hasilnya.
Semua orang yang bertanggung jawab sebagai pimpinan dari suatu organisasi harus
dapat membina suatu sistem. Sistem tersebut diharapkan dapat meliputi faktor-faktor yang
menimbulkan keinginan orang untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya yang seefektif
dan seefisien mungkin.
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, pimpinan tidak bisa menyampingkan tujuan
yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat didalamnya, keinginan setiap individu ikut
serta dalam organisasi untuk membantu mencapai tujuannya di samping tujuan bersama.
Hubungan antara individu dan kelompok dalam suatu organisasi menciptakan harapan bagi
perilaku individu, harapan ini diwujudkan dalam peran-peran tertentu yang dihasilkan.
Beberapa orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin dan sementara yang lain
pengikut. Hal ini tidak seperti pada pimpinan menengah, karena mempunyai atasan dan
karyawan, dan harus dimainkan dua peran tersebut. Dalam hal ini juga berlaku bagi Karyawan
CV “Agung Perdana” Nganjuk, dan kita anggap karyawan tersebut merupakan organisasi.
Para karyawan sebagai unsur manusia dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi tersebut
sedangkan beberapa orang yang harus memainkan peran pemimpin menengah adalah : wakil
bagian penjualan, wakil bagian bengkel, wakil bagian administrasi, wakil bagian perpajakan.
Progam sumber daya yang baik cenderung mengurangi kesalahan-kesalahan operasi,
sekaligus diharapkan meningkatkan mutu, produktivitas, paling tidak program semacam itu
harus menghindari perilaku yang tidak diinginkan seperti : sabotase, ketidakpatuhan,
pemogokan, penggunaan alkohol, dan obat-obatan terlarang di tempat kerja.
Perilaku individu dalam organisasi agar mau bekerja sesuai dengan bidangnya akan
dipengaruhi beberapa faktor, hal ini tidak terlepas oleh adanya keinginan maupun tujuan
masing-masing.
Langkah yang tepat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan di samping usaha
pembinaan dan pengembangan adalah dengan jalan memberikan faktor motivasi,
Meningkatkan motivasi kerja karyawan merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
pemimpin untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja. Hal ini setidaknya CV “Agung
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
195
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
Perdana” Nganjuk dan pimpinan harus mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan
karyawan.
Untuk mengetahui dan mempengaruhi perilaku manusia kita perlu mengetahui
kebutuhan-kebutuhannya. Sebagian besar ahli psikologi sepakat bahwa perilaku manusia akan
terorganisasi dengan adanya motivasi. Seseorang akan terdorong untuk beraktifitas karena dia
berhadapan dengan beberapa hal. Hal tersebut akan membawa pada keadaan yang lebih
memuaskan dari pada keadaaan sekarang. (Utami et al., 2020) menjelaskan bahwa keadaan
dalam pribadi seseorang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan tersebut dan dikenal dengan istilah motivasi. Maka dengan
motivasi diharapkan kinerja karyawan CV “Agung Perdana” Nganjuk akan terdapat hasil
peningkatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi
Menurut martoyo yang dikutip oleh (Rahayu & Ruhamak, 2018; Rizki, 2015) bahwa
motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan dan
memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan
ataupun
mengurangi
ketidaksinambungan.
Kemampuan manajer untuk memotivasi
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan
efektivitas manajer. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer.
Manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya
untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
Menurut (Mangkunegara, 2016) “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan
dalam mengahadapi situasi kerja di perusahaan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau yang tertuju mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
(Gardner et al., 2011) berpendapat bahwa motivasi terdiri dari 4 dimensi, yaitu:
1.
Evaluasi kinerja yaitu kesempatan untuk memperoleh komisi lebih banyak diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
2.
Kenaikan gaji yaitu kesempatan untuk memperoleh komisi lebih banyak, dapat
meningkatkan produktivitas kerja.
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
196
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
3.
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Bonus dimana dengan pemberian bonus, motivasi kerja untuk meningkatkan
produktivitas dan hasil kerja.
4.
Kesempatan promosi, dengan pemberian promosi yang sama setiap karyawan, dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seseorang yang diharapkan mempunyai sifat-sifat berbakat,
terampil, berpengalaman, adil, dan dapat memberikan motivasi. Dari diri pemimpin tersebut
diharapkan segala persoalan dapat diselesaikan, dan dengan sedikit usaha yang seharusnya
didapatkan hasil yang maksimal. Juga dapat menentukan apa yang seharusnya tidak
dilakukan. Dari uraian di atas didapatkan dua macam kepemimpinan.
Kepemimpinan yang tidak produktif.
Seorang pemimpin yang tidak mampu menjadi pemimpin sering berlaku tak kuasa dan
berlaku keras sekali sering menimbulkan kebencian di antara karyawan, juga sering dengan
caranya itu akan menghabiskan waktu, tenaga, dan perhatian, Dan diperlukan banyak penjaga
untuk pengawasan karyawan dalam melakukan tugasnya.
Pola kepemimpinan yang produkilf.
Walaupun pemimpin yang mengarahkan sering dikacaukan dengan pengeksploatir,
kebaikannya lebih banyak dari pada kekuranganya. Pekerjaan diselesaikan dengan baik,
dihormati, dan sering menimbulkan kebanggaan. Sering pula mengganjal yang berprestasi
serta menghukum yang malas dan yang melakukan pelanggaran. Sangat pandai membuat
orang terlibat dalam suatu tugas, serta dengan cerdik berinteraksi dengan para karyawannya.
Pada waktu yang sama mereka menjaga jarak sosial tertentu agar tidak menjadi terlibat secara
emosional dengan mereka. Idealnya mengutamakan pola kerjasama secara wajar adalah
delegasi merupakan manajemen konsultasi. Komunikasi mengalir dengan bebas dan asli.
Keahlian, kecakapan yang diakui dan kebanggaan dari masing-masing anggota kelompok
mengurusi masalah motivasi dan prestasi.
Telah dinyatakan di atas seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi perilaku
karyawan, agar mau bekerja sama serta bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
perusahaan. Secara umum pola kepemimpinan yang produktif ialah pemimpin yang dapat
menjalankan tugasnya dengan baik apabila :
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
197
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
a) Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para karyawannya :
b) Kepuasan terhadap kebutuhan di sini memang relatif. Sebab kebutuhan manusia selalu
ada saja dan mungkin tak terbatas. Sebab itu secara garis besarnya ialah kepuasan
terhadap kebutuhan minimum, misalnya tentang upah yang dimaksud adalah upah
minimum regional.
c) Dapat memberikan dan dapat menyusun jalur pencapaian tujuan secara jelas: diadakan
pelatihan yang dimaksud ialah penjabaran Tupoksi secara jelas dan terperinci. Didatam
Tupoksi biasanya hanya diberikan secara garis besarnya saja, oleh karena itu pimpinan
diharapkan dapat menjabarkan secara jelas hingga penyampaian dapat dievaluasi.
d) Menghilangkan hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan biasanya hambatanhambatan dalam pelatihan berupa sarana dan prasarana dan untuk itu dapat diatasi
dengan melengkapi sarana dan prasarananya.
e) Mengubah tujuan karyawan sehingga bisa tujuan mereka bisa berguna secara organisator.
Dalam hal ini memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tingi.
Biasanya dari D3 ke SI atau dari lulusan S1 meneruskan S2. Hal ini selain para karyawan
untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi juga tujuan perusahaan akan tercapai sebab
ditangani oleh personil-personil yang lebih mampu atau lebih berpengalaman.
f)
Pendapat di atas sama atau senada dengan yang disampaikan oleh Onong, bahwa
pemimpin yang produktif harus memilik tanggung jawab sebagai berikut :
- Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis.
- Melengkapi karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugas.
- Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka.
- Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
- Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
- Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
- Menunjukkan perhatian kepada para karyawan (MILJUS,1970:37-40).
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang acap kali digunakan oleh para pemimpin.
Menurut Hasibuan bahwa gaya kepemimpinan itu terdiri dari gaya; 1) otoriter, 2) partisipasif,
dan 3) delegasi.
Dalam perusahaan sering digunakan gaya kepemimpinan menurut Ki Hajar
Dewantara, juga sering dinamakan gaya kepemimpinan Pancasila yang mengemukakan sikapsikap sebagai berikut:
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
198
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
1. Ing Ngarso Sung Tulodho:
Seorang pemimpin didepan memberikan teladan untuk diikuti para karyawannya, Didepan
bertindak sebagai pola anutan yang patut untuk dicontoh oleh para karyawannya
2. Ing Madya Mangun Karso:
Seorang pemimpin ditengah-tengah karyawannya memberikan motivasi agar dapat bekerja
dengan giat untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan dan harmonis, dan searah dengan tujuan tiap-tiap individu pekerja tersebut.
3. Tut Wuri Handayani
Di belakang seorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh dan mendorong para
pekerja untuk lebih aktif dalam melakukan tugas-tugasnya. Juga dapat memberikan
tuntutan serta bimbitigan bagi para karyawannya yang memerlukan.
Dari gaya kepemimpinan yang dikemukakan di atas tidak ada salah satu gaya yang
mutlak baik atau jelek. Di samping ada keunggulan juga ada pula segi kelemahannya. Karena
bagaimanapun juga kepemimpinan itu tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan saja
akan tetapi masih juga ditentukan oleh : tujuan, kondisi karyawan, karakter pimpinan dan
situasi yang harus dihadapi pada saat itu.
Meskipun tidak terdapat sifat yang mutlak yang bisa diidentifikasikan bagaimana
kualitas pimpinan yang baik atau yang memadai, namun paling tidak ada beberapa sifat yang
harus dipertimbangkan dalam memilih pimpinan yang baik yaitu:
1.
Keinginan untuk menerima tanggungjawab.
2.
Kemampuan untuk melakukan persepsi (melihat ke depan) dan kemampuan untuk
melakukan introspeksi (melihat pada diri sendiri).
3.
Kemampuan untuk bersikap obyektif.
4.
Kemampuan untuk menentukan prioritas.
5.
Kemampuan untuk berkomunikasi.
Komunikasi (X1)
Komunikasi Timbal Balik (X2)
Pemberian Kesempatan Untuk Maju (X3)
Kedisiplinan (X4)
Hipotesis
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kinerja
Karyawan(Y)
199
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
H1
Komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
CV. “Agung Perdana” Nganjuk.
H2
Komitmen timbal balik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan CV. “Agung Perdana” Nganjuk.
H3
Pemberian kesempatan untuk maju secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan CV. “Agung Perdana” Nganjuk.
H4
Kedisiplinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
CV. “Agung Perdana” Nganjuk.
H5
komunikasi, komitmen timbal balik, pemberian kesempatan untuk maju dan
kedisiplinan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja
karyawan CV. “Agung Perdana” Nganjuk.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di dealer motor Honda CV. “Agung Perdana” Nganjuk
Populasi
Menurut (Sugiyono, 2016) Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek penelitian dari
unit analisis yang akan di duga. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan CV.
“Agung Perdana” Nganjuk sebanyak 121 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2014).
Menurut (Arikunto, 2019) dinyatakan sebagai berikut :
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua, sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi. Selanjutnya jika
subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih tergantung setidaktidaknya dari Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. Sempit luasnya
wilayah pengamatan dari subyek, karena hal ini menyangkut banyak dan sedikitnya data.serta
besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar,
tentu saja sampel lebih besar akan lebih baik (Arikunto, 2019).
Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak kurang lebih 25 % dari 121 orang
karyawan
yang
menjadi
populasi
atau
berjumlah
30 orang. Sedangkan
dalam
pengambilannya digunakan teknik Proporsional Random Sampling, artinya jumlah sampel
yang diambil ialah dengan cara acak/tidak memilih-milih sampel. Para karyawan diberi
nomor 1 sampai dengan 121, setelah itu kita ambil secara acak 30 orang karyawan.
Metode Pengumpulan Data
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
200
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui (Arikunto, 2019). Metode angket dalam penelitian ini adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang variabel
yang diteliti. Angket yang berupa daftar pertanyaan tersebut disebarkan kepada karyawan
yang dijadikan sampel untuk menjaring data tentang variabel motivasi, stres dan budaya
organisasi terhadap variabel kinerja.
Kuesioner dilihat dari cara menjawab dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kuisioner
terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka yaitu responden diberikan kesempatan
untuk menjawab dengan kalimat sendiri, sedangkan kuesioner tertutup yaitu responden
tinggal memilih jawaban karena dalam kuesioner tersebut sudah disediakan (Arikunto, 2019).
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana jawaban responden
diberikan bobot dengan menggunakan skala Likert dengan skala nilai 1 - 5. Untuk
menghindari jawaban netral, maka penulis memodifikasi netral menjadi cukup setuju.
Pengujian Instrumen Penelitian
Berdasar pada indikator yang terdapat di dalam jabaran variabel, maka dapat disusun
dan dikembangkan menjadi instrumen penelitian yang berupa kuisioner atau angket. Untuk
melihat apakah instrumen penelitian tersebut memiliki data yang valid dan reliabel, maka
perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen yang baik yang harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2019). Adapun uji
validitas dan reliabilitas adalah sebagai beikut:
Pengujian Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu
instrumen. Instrumen penelitian dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan,
serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat. Jadi suatu
instrumen dapat dikatakan valid bila data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
variabel yang dimaksud
Cara menghitung atau menguji validitas adalah menghitung kolerasi antara masingmasing pertanyaan dengan skor total direncanakan dari sampel sesungguhnya akan
dilaksanakan uji validitas instrumen kepada responden, maka berdasar hasil dari uji validitas
tersebut, hasilnya akan terlihat valid atau tidaknya data atau item pertanyaan dalam penelitian
tersebut. Dasar pengambilan keputusan suatu item dinyatakan valid atau tidak bila kolerasi 1
dibawah 0.30, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini tidak valid (Sugiyono, 2016).
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
201
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan atau juga berkaitan dengan konsistensi data yang
dikumpulkan . Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel bila dapat digunakan lebih dari satu
kali dalam waktu yang berbeda, namun tetap menghasilkan yang relatif konsisten. Teknik
yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus
Alpha (Arikunto, 2019)
analisis Regresi Berganda
penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = β1 X1+ β2X2+β3X3+ β4X4e
Uji Hipotesis
Uji hipotesis data digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini,
dengan cara memasukkan hasil dari operasionalisasi variabel yang akan diuji.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terkait yang dimasukkan dalam
model dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikat yang dibuktikan dengan data
empiris. Uji F dilakukan secara serentak untuk bisa membuktikan hipotesis awal.
Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.
Apabila F dihitung lebih besar dari nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas dalam model mempengaruhi variabel terikat. Model hipotesis yang untuk digunakan
adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 artinya variabel bebas (X1) secara bersama-sama tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 artinya variabel bebas (X1) secara bersama-sama bisa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
Uji Secara Persial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat
dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan ketingkatan kesalahannya. Jika
probabilitas variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
202
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
kecil dari ketingkatan kesalahannya maka variabel bebas tersebut bisa berpengaruh terhadap
variabel terikat. Model pengujiannya adalah:
H0 = bi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak bisa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat.
Ha: bi 0, artinya variabel bebas secara parsial bisa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai
Tabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H0 diterima Thitung<Ttabel pada
=5%
H0 ditolak bila Thitung>Ttabel pada =5%
Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
(personal selling dan advertising) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (penjualan) amat
terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
terikat.
HASIL & PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dipergunakan untuk mengukur pengaruh dari masing- masing
variabel, analisis ini juga mempunyai tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara
masing-masing variabel yang diteliti Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan
program komputer SPSS versi 6, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = 1,160426 + 0,895432 X1 + 0,353323 X2 + 0,078659 X3 + 1,137378 X4
Dari persamaan di atas diperoleh nilai a = 1,160426 merupakan nilai konstan garis
linier yang memotong sumbu Y bila X = 0.
Di samping itu didapatkan juga nilai koefisien regresi masing-masing variabel adalah
sebagai berikut :
1) Variabel hubungan/komunikasi dengan karyawan (X1) sebesar 0,895432 yang
mempunyai makna bahwa bila X1 naik satu satuan maka Y akan berubah berbanding
lurus atau naik sebesar 0,895432 atau 89,54 % dari kenaikan X1.
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
203
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
2) Variabel perhatian terhadap diri karyawan/perhatian timbal balik (X2) sebesar
0,353323 yang mempunyai makna bahwa bila X2 naik satu satuan maka Y akan
berubah berbanding lurus atau naik sebesar 0,353323 atau 35,33 % dari kenaikan X2.
3) Variabel pemberian kesempatan untuk maju bagi karyawan (X3) sebesar 0,078659
yang mempunyai makna bahwa X3 naik satu satuan maka Y akan berubah berbanding
lurus atau naik sebesar 0,078659 atau 7,86 % dari kenaikan X3.
4) Variabel penegakkan kedisiplinan (X4) sebesar 1,137378 yang mempunyai makna
bahwa bila X4 naik satu satuan maka Y akan berubah berbanding lurus atau naik
sebesar 1,137378 atau 113,74 dari kenaikan X4.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar
29,00486 dengan tingkat signifikasi sebesar 5 % dan derajat kebebasan n 1 = 2 dan n2 = 27
maka diperoleh Ftabel sebesar 3,35. Dengan demikian Fhitung > Ftabel sehingga Ho ditolak
dan ini berarti secara simultan variabel bebas faktor-faktor motivasi kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terkait yaitu kinerja karyawan.
Hal sama juga dapat dilihat bahwa tingkat signifikan F hitung sama dengan 0,00 atau
lebih kecil dari 5 % mempunyai makna bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
faktor-faktor motivasi kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Sedangkan untuk uji hipotesis persial (uji-t) dengan menggunakan tingkat
signifikasi 0,025 dan n-1 sebesar 29 maka ttabel sebesar 2,045 thitung masing-masing
variabel adalah :
1) thitung variabel hubungan/komunikasi dengan karyawan (X1) = 6,696 > ttabel = 2,045.
Hal ini menunjukkan bahwa maka secara parsial variabel hubungan/komunikasi
dengan karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
2) thitung variabel perhatian terhadap diri karyawan/perhatian timbal balik (X2) = 2,875 >
ttabel = 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa maka secara parsial variabel perhatian
terhadap diri karyawan/perhatian timbal balik berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan.
3) thitung variabel pemberian kesempatan untuk maju bagi karyawan/delegasi (X 3) = 0,373
> ttabel = 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk maju bagi karyawan
secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
4) thitung variabel penegakkan kedisiplinan (X4) = 8,404 > ttabel = 2,045. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kedisiplinan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
204
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
SIMPULAN & SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat digambarkan dari empat variabel faktorfaktor motivasi kepemimpinan di CV “Agung Perdana” Nganjuk yang paling sering
dilaksanakan dengan urutan yang pertama ; kedisiplinan, kedua ; hubungan/komunikasi
dengan karyawan, ketiga ; adalah komitmen timbal balik, dan keempat ; pemberian
kesempatan untuk maju. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan di CV “Agung Perdana”
Nganjuk dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara umum dengan baik, utamanya
teori motivasi kepemimpinan. Demikian pula para karyawan di CV “Agung Perdana Nganjuk
sudah menunjukkan tingkat kematangan yang tinggi untuk melaksanakan standart kinerja
karyawan yang telah ditetapkan oleh CV “Agung Perdana” Nganjuk. hal tersebut nampak
pada hasil pengolahan data bahwa besarnya koefisien determinasi r2 adalah sebesar 0,82272
atau 82,27%. Dengan demikian variabilitas faktor-faktor motivasi kepemimpinan dalam
menentukan kinerja karyawan adalah cukup besar 82,27% sedangkan sisanya 17,73% kinerja
karyawan dipengaruhi oleh faktor lain. Di samping itu didapat nilai koefisien korelasi R
(Multiple R) sebesar = 0,90704 atau 90,70% di mana arah hubungannya positif yang artinya
bila faktor-faktor motivasi kepemimpinan mengalami kenaikan atau penurunan maka kinerja
karyawan juga mengalami kenaikan atau penurunan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan, maka dapat disampaikan
masih terdapat keterbatasan yang muncul dalam pelaksanaan penelitian ini. Walaupun
demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kinerja karyawan atau individu
secara keseluruhan dapat ditingkatkan lagi, dengan memperhatikan hasil dari pengolahan data
secara deskriptif, nampak bahwa variabel kesempatan untuk maju kepada karyawan masih
nampak kurang yaitu thitung sebesar 0,373 yang mengandung arti ttabel > thitung dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa variabel kesempatan untuk maju kurang berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian. Rineka cipta.
Gardner, T. M., Wright, P. M., & Moynihan, L. M. (2011). The impact of motivation,
empowerment, and skill‐enhancing practices on aggregate voluntary turnover: The
mediating effect of collective affective commitment. Personnel Psychology, 64(2), 315–
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
Kusuma; Djunaedi; Marwanto / RISK vol 2 no 1 tahun 2021
205
ISSN (Online) : 2722-3361
ISSN (Print) : 2722-3108
350.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete IBM SPSS 23. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Mangkunegara, A. A. A. P. (2016). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. PT.
Remaja Rosdakarya.
Rahayu, B., & Ruhamak, M. D. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Insentif, Remunerasi Dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt Industri Sandang Pangan
Nusantara Cilacap). Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 2(1), 1–22.
https://doi.org/10.30737/ekonika.v2i1.15
Rizki, D. (2015). Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Human Relations terhadap
Motivasi Kerja Yang Relevan terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada PT. Morich Indo
Fashion Semarang). Journal of Management, 1(1).
Sugiyono. (2014). Teknik Pengumpulan Data. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D, 137. https://doi.org/10.3354/dao02420
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D).
In Bandung: Alfabeta. https://doi.org/10.1016/j.drudis.2010.11.005
Utami, S., Sanusi, A., & Respati, H. (2020). The Effect of Organizational Citizenship
Behaviors on Nurses Performance through Nurse’s Work Satisfaction in Hospital in
Kediri, East Java, Indonesia.
Pengaruh Faktor-faktor ...
© 2021 RISK : Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi. Semua hak cipta dilindungi undang-undang