Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

IWAN

GEO

Tenaga Endogen Januari 25, 2012 effran08 Geografi endogen, epirogenetik, orogenetik, tenaga, tenaga endogen 4 Komentar             4 Votes Tenaga Endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen menggerakkan kulit bumi, dan menggankatnya hingga terkadang melebihi tinggi permukaan bumi baru berupa daratan. Tenaga Endogen bersifat membangun sedangkan tenaga Eksogen bersifat merusak. Tenaga Endogen terdiri dari : 1. Gempa bumi 2. Vulkanisme 3. Tektonisme Gerak Tektonik yang bekerja secara horizontal maupun vertikal, akan berakibat pada perubahan bentuk-bentuk permukaan bumi. Gerakan tetonik dibedakan menjadi dua : 1. Epirogenetik Gerakan pada lapisan kulit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung dengan sangat lambat atau dalam waktu yang relatif lama, serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gambar 1. Perubahan yang sangat lama dari bentuk benua” di bumi 2. Orogenetik Gerakan pada lapisan kuit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung relatif cepat. Orogenetik menyebabkan terjadinya pelipatan, retakaan dan patahan pada kulit bumi disebut proses struktural. Gerak orogenetik merupakan bagian dari tektonisme yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen). Pelipatan pada kulit bumi menyebabkan terbentuknya pegunungan-pegunungan sehingga orogenetik sering disebut dengan tenaga pembentuk pegunungan. Sebagian besar pegunungan di dunia terjadi karena gerak orogenetik, termasuk pegunungan-pengunungan yang ada di Indonesia. a. Lipatan Terjadi karena tekanan horizontal  maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat (plastis), sehingga kulit bumi mengalami pengerutan. Hal ini dapat kita bandingkan  seperti taplak meja yang ditekan secara horizontal pada satu sisi, sehingga terjadi pengerutan atau pengelipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembah lipatannya disebut sinklinal. Puncak dan lembah lipatan inilah yang membentuk rangakaian pegunungan. Gambar 2. Pengunungan adalah hasil dari lipatan Lipatan – lipatan yagn terjadi dapat berupa lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah dan sebagainya. Lipatan-lipatan yang terbentuk kemudian mengalami erosi sehingga bentuk-bentuk lipatan yang telah terjadi mengalami perubahan-perubahan pula. b. Patahan atau Retakan Patahan terjadi karena adanya tekana horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan di kulit bumi yang bersifat rapuh, misalnya batuan kapur. Gerak patahan pada umumnya tidak haya terjadi pada suatu bidang, akan tetapi terjadi pada suatu daerah yang disebut zona patahan. Akibat dari tekanan horizontal maupun vertikal di lapisan batuan bumi yang rapuh selain menimbulkan retakan atau patahan, dapat pula terbentuk horst dan graben (slenk). Horst ialah bagian kulit bumi yang terangkat, sedangkan graben (slenk) ialah bagian kulit bumi yang mengalami pemerosotan atau penurunan karena tenaga endogen. Gambar 3. Horst dan Graben Contoh: Patahan Semangko, suatu sistem patahan yang memanjang dari Sumatera bagian utara sampai ke Teluk Semangko. Sedangkan contoh graben yang terkenal di dunia adalah patahan Afrika Timur, Lembah Jordan, dan Laut Mati. Daerah patahan Afrika timur panjangnya mencapai 6000 km. Daerah horst di sini ialah pada Dataran Tinggi Judea dan Trans-Jordania. Patahan dan retakan yang terjadi pada kulit bumi menyebabkan magma yang berada di dalam bumi menerobos ke permukaan bumi. Peristiwa ini disebut vulkanisme, menyebabkan terbentuknya gunung berapi di antara deretan pegunungan di daerah lipatan dan patahan. Jenis Batuan di Indonesia Januari 24, 2012 effran08 Geografi batuan di indonesia, jenis batuan, jenis batuan di indonesia, tanah aluvial, tanah andosol, tanah grumosol, tanah hidromof kelabu, tanah latosol, tanah litosol, tanah mediteran merah kuning, tanah organosol, tanah podsolik, tanah regosol 6 Komentar             6 Votes Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia Tanah Organosol atau Tanah Gambut Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan  agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi. Tanah Aluvial Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai Tanah Regosol Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tanah Litosol Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia. Tanah Latosol Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. Tanah Grumusol Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Tanah Podsolik Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering. Tanah Podsol Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah   Tanah Andosol Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam. Tanah Mediteran Merah Kuning Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”. Hidromorf Kelabu Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan. Perkembangan Kehidupan di Bumi Februari 5, 2012 effran08 Sejarah kala holosen, kala pleitosen, kehidupan, perkembangaan kehidupan di dunia, perkembangan, perkembangan kehidupan di bumi, perkembangan kehidupan di premukaan bumi, zaman azoikum, zaman kwarter, zaman mesozoikum, zaman neozoikum, zaman paleozoikum, zaman tersier Meninggalkan komentar             41 Votes Perkembangan bumi terbagi menjadi empat babak perkembangan : 1. Zaman Azoikum (Zaman tertua) Zaman ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun. Bumi masih merupakan bola gas sangat panas yang berputar pada porosnya. 2. Zaman Paleozoikum (Zaman kehidupan tua) Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Keadaan bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Akan tetapi, pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan. Seperti makhluk bersel satu (mikro-organisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan dan jenis ganggang atau rumput-rumputan. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini diketahui dari sisa-sisanya yang telah membatu yang disebut fosil. Fosil ini umumnya ditemukan di batu karang. Zaman ini disebut juga zaman primer  (Zaman pertama) 3. Zaman Mesozoikum (Zaman kehidupan pertengahan) Zaman Mesozoikum terjadi sekitar 65 sampai 200 juta tahun yang lalu. Saat itu, mulai muncul pohon-pohon besar dan hewan yang hidup di darat. Zaman ini berlangsung kurang lebih 140 juta tahun. Iklim semakin membaik, curah hujan mulai berkurang. Sungai-sungai besar dan danau banyak yang mengering dan berlumpur. Ikan banyak yang mati, tetapi ada beberapa jenis yang dapat bertahan hidup. Ikan tersebut dapat bernafas meskipun tidak ada air. Siripnya sangat kuat, bisa digunakan untuk berjalan. Mereka merangkak ke darat dan mulai hidup di darat. Ikan yang hidup di darat kemudian berubah, siripnya tumbuh menjadi kaki yang kuat. Ekornya tumbuh semakin memanjang. Kepalanya makin membesar dan keras. Hewan itu bisa hidup di darat dan di air. Mereka lebih banyak hidup di darat dan turun ke air jika bertelur.                Gambar 1. Ikan pertama di Bumi Beberapa jenis hewan amphibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan besarnya ada yang melebihi seekor buaya. Bentuknya berubah, sisiknya menjadi besar-besar. Telurnya berkulit keras seperti telur ayam. Mereka tidak lagi bertelur di air, tetapi di darat. Itulah hewan reptil pertama. Beberapa jenis reptil yang hidup pada zaman prasejarah mirip dengan hewan reptil sekarang. Reptil terbesar diantaranya adalah Dinosaourus, Brontosaurus danTyrannosaurus. Umumnya Dinosaurus merupakan hewan pemakan tumbuhan, kecuali Tyrannosaurus. Rahangnya amat besar, giginya banyak dan panjang. Besar Dinosaurus diperkirakan setara dengan sepuluh kali gajah. Hidupnya di air, kerena air membantu meringankan berat badannya. Tidak semua reptil hidup di darat dan di air tawar. Ada juga yang hidup di udara dan laut. Reptil terbang mempunyai sayap lebih besar dari sayap burung dan mampu melayang berjam-jam di udara mencari makanan. Paruhnya panjang digunakan untuk menyambar ikan yang tampak di permukaan air. Salah satu jenisnya adalah Peteranodon. Gambar 2. Pteranodon Di akhir zaman Mesozoikum hewan mamalia (menyusui) sudah mulai ada. Saat itu suhu bumi masih belum stabil. Kadang-kadang suhu udara tinggi sekali, tetapi ada kalanya rendah sekali. Zaman ini dinamakan juga zaman sekunder (Zaman kedua) 4. Zaman Neozoikum Zaman ini berlangsung sekitar 65 juta tahun yang lalu. Zaman Neozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu: a. Zaman Tersier (Zaman ketiga) Zaman ini dibagi menjadi beberapa masa, yaitu Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada Zaman Tersier ini binatang-binatang mamalia berkembang pesat, sedangkan jenis reptil raksasa lambat laun lenyap. Mekhluk primata (binatang menyusui serupa dengan kera) mulai nampak sejak  Zaman Paleosin. Orangutan mulai muncul pada masa Miosen. Daerah asalnya mungkin dari Afrika. Saat itu Benua Afrika. Saat itu benua Afrika masih bersatu dengan Jazirah, Arab. Daerah Afrika Timur belum gersang seperti sekarang. Orangutan merupakan kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar. Makanannya terutama buah dan daun-daunan. Mereka menyebar ke hutan di Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Diakhir masa Moisen terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Benua Afrika lepas dari benua Asia sehingga muncul Laut Merah. Dareah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana.  Beberapa bagian Jazirah Arab menjadi gurun dan hutan di India juga berkurang. Orangutan tidak menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan lingkungannya. Mereka kemudian berpindah ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan yang lebat. Sisa-sisanya masih dapat kita temukan di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang lebih besar daripada gorilla yang disebut dengan Giganthropus (kera manusia raksasa). Hewan ini ditemukan di Bukit Siwalik di kaki Pegununggan Himalaya dan Selat Himla (sebelah utara India). Giganthropus hidup berkelompok, sehingga mereka dapat berkembang biak dan menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Giganthropus akhirnya punah karena sebab yang tidak jelas. Selain Giganthropus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut denganAustralopithecus (manusia kera dari selatan). Ada sekitar 65 fosil Australopithecus telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sedangkan di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir ditemukan fosil vertebrata yaitu Anthrcotherium dan Choeromus (sejenis babi hutan purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil ini membuktikan bahwa kala Eosen terakhir, Kalimantan Barat bergabung dengan Daratan Asia. b. Zaman Kwarter (Zaman Keempat) Zaman Kwarter dimulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen (Dillivium) dan kala Hollosen (Alluvium). 1. Kala Pleitosen (Dilivium) Kala Pleitosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala Pleitosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul manusia purba. Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial. Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat. Karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi, banyak hutan, termasuk Indonesia menjadi kering, akibatnya muncul Paparan Sunda (Sunda Plat) dan Paparan Sahul (Sahul Plat). Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Malaysia barat bergabung dengan Filipina dan Formossa, Taiwan dan kemudian ke benua Asia. Bergitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir terus ke Filipina. Antara Jawa Timur dengan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara. Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat. Pada kala Pleistosen ini hanya hewan berbulu tebal saja yang mampu bertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth (gajah berbulu tebal). Gambar 3. Mammouth Sedangkan hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan binatang dari Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi dan Filipina ada yang melalui Malaysia (Jalan Barat), ada pula yang melalui Formosa, Filipina, ke Kalimantan , Jawa dan Sulawesi (jalan timur). Garis Wallace adalah garis antara selat makassar dan lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyeberangan binatang tersebut. Selain itu juga, terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil Sinanthropus pekinensis dalam jumlah besar di Peking (China) yang sejenis dengan Pitecanthropus erectus dari Trinil, Ngawi, (Jawa Timur). Bukit lainnya adalah ditemukannya alat-alat pacitan di China, Burma (Myanmar) dan Malaysia. Sedangkan Homo wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Austrolid pada masa Pleitosen Tengah dan Pleitosen Atas menyebar dari Asia ke selatan. Sebagian besar dari mereka sampai ke Benua Australia dan menurunkan penduduk asli Australia yaitu suku Aborigin. 2. Kala Holosen Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap, kemudian muncul manusia cerdas (Homo sapiens) seperti manusia sekarang. Atom, Molekul dan Ion Januari 24, 2012 effran08 Fisika, Kelas 7 atom, ion, molekul Meninggalkan komentar             1 Vote Atom Jika suatu unsur, misalnya sepotong besi, dipotong menjadi dua dan potongan tersebut dipotong lagi secara terus-menerus, maka akan diperoleh partikel besi terkecil yang masih mempunyai sifat yang sama seperti sebelum dipotong. Partikel terkecil tersebut dinamakan atom besi. Jadi unsur besi tersusun dari atom besi. Unsur lain, misalnya emas, juga tersusun dari atom-atom emas. Atom penyusun emas mempunyai sifat yang berbeda dengan atom penyusun besi. Gambar 1 menunjukkan kumpulan atom-atom. Pengertian atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi, pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli filsafat Yunani Leukippos dan Deumokritus yang hidup pada abad ke-4 sebelum Masehi (400 – 370 SM). Pada masa itu terdapat pendapat lain yang dikemukakan oleh Aristoteles (384 – 332 SM) bahwa materi dapat dibagi terus-menerus tanpa batas. Pada saat itu pendapat Aristoteles lebih banyak mendapat dukungan sedangkan pendapat Leukippos dan Deumokritus semakin dilupakan. Pada abad ke-18 ternyata banyak ahli kimia yang dapat menerima pendapat Leukippos dan Deumokritus. Pada tahun 1803, John Dalton, seorang guru sekolah dari Inggris yang ahli dalam bidang fisika dan kimia, mengajukan suatu teori yang menyatakan bahwa materi terdiri atas atomatom. Teori atom Dalton ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Setiap materi tersusun atas partikel terkecil yang disebut atom. 2. Atom tidak dapat dipecah lagi menjadi partikel yang lebih kecil dengan sifat yang sama. 3. Atom-atom dari unsur tertentu mempunyai sifat dan massa yang identik. Unsur-unsur yang berbeda memiliki atom-atom yang massanya berbeda. 4. Senyawa terbentuk dari dua macam atom atau lebih yang berbeda. 5. Reaksi kimia merupakan penggabungan dan pemisahan atom-atom dari unsur atau senyawa dalam reaksi tersebut. Molekul Molekul merupakan partikel terkecil dari suatu senyawa. Molekul tersusun dari dua atom atau lebih. Molekul umumnya tersusun dari atom-atom yang berbeda, tetapi beberapa molekul tersusun dari atom-atom yang sama. Molekul yang tersusun dari atom-atom yang berbeda dinamakan molekul senyawa, misalnya molekul air. Tiap satu molekul air tersusun dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Sedangkan molekul yang tersusun dari atom yang sama dinamakan molekul unsur, misalnya oksigen. Tiap satu molekul oksigen tersusun dari dua atom oksigen. Gambar 2 menunjukkan molekul oksigen dan molekul air. Ion Jika gula dilarutkan dalam air akan terurai menjadi molekul-molekul gula. Tidak semua senyawa tersusun dari molekul, beberapa senyawa tersusun dari ion-ion. Ion adalah suatu atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Suatu senyawa yang terusun dari ion-ion dinamakan senyawa ion. Suatu senyawa ion tersusun dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jika garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif (gambar 3). Garam dapur merupakan contoh senyawa ion. Gambar  Jika natrium klorida dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion positif (ion natrium) dan ion negatif (ion klorida)