Inovasi ialah suatu perinahan baru yang menjuju kd arah perbaikan dan berencana (Idris, Lisma Jam... more Inovasi ialah suatu perinahan baru yang menjuju kd arah perbaikan dan berencana (Idris, Lisma Jamal 1992 : 70). Merujuk pada penjelasan tersebut, inovasi kurikulum xalat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap naru untuk memecahkan masalah pendidikan Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju ke arah konsepsi pendidikan yang menggunakan pendekatan yang lebih koorperatif. Dari konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Dalam kaitan dengan konstribusi inovasi pendidikan di Indonesia, kita telah banyak melakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besar, atau pun inovasi pada skala kecil dengan biaya yang sederhana, baik yang telah dilaksanakan ataupun sedang dirintis dalam sistem pendidikan nasional kita yaitu : (1) Telah dikembangkan adanya orang tua asuh, program pemberantasan buta huruf melalui kejar paket A, program kejar usaha, adanya SMP terbuka, wajib belajar mulai dari tingkat sekolah dasar, dan kini sudah mulai pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada tingkat SLTP, dan
Prinip-prinsip evaluasi dalam pembelajaan sangat diperlukan sebagai panduan dalam prosedur pengem... more Prinip-prinsip evaluasi dalam pembelajaan sangat diperlukan sebagai panduan dalam prosedur pengembangan evaluasi, karena jangkauan sumbangan evaluai dalam usaha perbaikan pembelajaran sebagaian ditentukan oleh prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan dan pemakaiannya. Sekaitan dengan prinsip-prinsip penilaian tersebut, ada enam prinsip penilaian, yaitu tes hasil belajar hendaknya: (1) mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran; (3) mencakup jenis-jenis pertanyaan/ soal yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan; (4) direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya seesuai dengan yang akan digunakan secara khusus, (5) dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati, dan 6) dipakai untuk memperbaiki hasil belajar. Selain hal-hal diatas, evaluasi hasil belajar hendaknya: (a) dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi evaluasi, alat evaluasi, dan interpretasi hasil evaluasi; (b) menjadi bagian yang integral dari proses belajar mengajar; (c) agar hasilnya obyektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat evaluasi dan sifatnya komprehensif; (d) diikuti dengan tindak lanjutnya. Dari segi yang lain, prinsip-prinsip evaluasi dalam pembelajaran meliputi: (a) prinsip keterpaduan; (b) prinsip cara belajar siswa aktif; (c) prinsip kontinuitas; (d) prinsip koherensi; (e) prinsip keseluruhan; (f) prinsip pedagogis; (g) prinsip diskriminalitas; dan (h) prinsip akuntabilitas. Tujuan pokok evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas prosees belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. perubahan tingkah laku yang terjadi dibandingkan dengan perubahan perubahan tingkahlaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan isi program pembelajaran. Oleh karena itu, instrumen evaluasi harus dikembangkan bertitik tolak pada tujuan dan isi program, sehingga bentuk dan format tes yang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar serta proporsinya sesuai dengan kelulusan dan kedalaman materi pelajaran yang diberikan. Disamping itu, hasil evaluasi harus dianalisis dan ditafsirkan secara
Metode tanya jawab sebagai salah satu metode mengajar yang mempunyai peranan meningkatkan kadar b... more Metode tanya jawab sebagai salah satu metode mengajar yang mempunyai peranan meningkatkan kadar berpikir siswa. Metode tanya jawab dapat digunakan antara lain untuk: (1) mendiagnosis perkembangan siswa, (2) menentukan tingkat kemampuan kognitif siswa, (3) menetapkan studi tambahan, dan (4) memperkaya materi pelajaran. Menurut Donald C. Orlich (1990:195) semua pertanyaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori dasar, yaitu (1) convergent, (2) divergent, dan (3) evaluative. Pada pertanyaan convergent terfokus pada tujuan yang lebih terbatas atau lebih terarah kepada jawaban tertentu. Dengan pola pertanyaan convergent, kemampuan siswa lebih terarah kepada tingkat kognitif rendah, yaitu aspek ingatan atau pemahaman. Pertanyaan-pertanyaan convergent digunakan antara lain pada saat guru memulai pelajaran sebagai ungkapan kemampuan awal siswa atau pengungkapan aperepsi, pada saat menyimpulkan berbagai fakta atau keterangan, pada saat merumuskan konsep, atau dengan maksud lebih banyak siswa yang terlibat memberikan jawaban. Pola pertanyaan divergent terarah kepada respons siswa yang bervariasi terhadap pertanyaan guru, tiap siswa dapat merespons berbeda dari yang lain. Dalam hal ini memungkinkan sekali banyak pendapat yang dipandang benar. Dengan pertanyaan deivergent, kegiatan siswa dapat berkembang menjadi diskusi. Guru tidak perlu terlalu banyak membatasi respons siswa. Siswa diberi kebebasan merespons sesuai dengan pendapatnya, dengan pola pertanyaan divergent, kemampuan siswa lebih terarah kepada kognitif tingkat tinggi, yaitu penerapan, analisis dan sintesis. Pada pertanyaan evaluative merupakan pertanyaan divergent yang ditambah dengan evaluasi berdasakan kriteria. Jika siswa merespons terhadap suatu pertanyaan yang kemudian responsnya diikuti dengan arugmentai atau alas an berdasakan kriteria, maka pertanyaan tersebut tergolong pada pertanyaan evaluative. Daftar Pustaka :
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikataka... more Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa ebagai adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa, sebagai contoh: siwa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan gutu, diskusi, memecahkan maalah, melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya. Itu semua adalah gejala yang tampak dari aktifita siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan mnifetasi dari adanya aktivitas mental (berfikir dan merasakan). Apabila siswa terebut duduk sambil menyimak penjelasan guru, maka dapat dikategorikan sebagai belajar. Tetapi apabila siwa hanya duduk sambil pikiran dan perasaannya melayang-layang atau melamun diluar pelajaran yang dijelaskan guru, maka siswa tersebut tidak sedang belajar, tetapi sedang melamun. Perlu dicatat bahwa belajar tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja, karena belajar dapat dilakukan siswa dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dengan mengamati demonstrasi guru, mencoba sendiri, mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan persoalan, mengerjakan soal, membaca sendiri, dan sebagainya. Belajar hendaknya melakukan aktivitas mental pada kadar yang tinggi. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (Arief Sadiman, 1986:1) Daftar Pustaka :
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin ... more Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Dalam arti luas evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan (feasibility) program. Stufflebeam, dkk (1971), tujuan utama evaluasi kurikulum adalah memberi informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan memberikaan informasi yang berguna untuk membuat pertimbangan berbagai alternative keputusan. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu, evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi penetapan alternatif keputusan. Tujuan evaluasi kurikulum sering dikelirukan dengan fungsi kurikulum. Tujuan tidak dapat dilepaskan dari pengertian evaluasi sedangkan fungsi evaluasi lebih tidak terpengaruh oleh pengertian evaluasi. Pada hakikatnya tujuan evaluasi mencakup dua hal. Pertama, evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam implementasi kurikulum atau pembelajaran.
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksterna... more Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang. Kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Kurikulum bisa memenuhi relevansi eksternal apabila para pengembang kurikulum memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang. Prinsip relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) Relevansi sosiologis, artinya proses pengembangan kurikulum harus relevan/sesuai dengan kondisi lingkungan hidup peserta didik. (2) Relevansi epistomologis, artinya isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Relevansi Psikologis, artinya isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dunia pekerjaan dan profesi peserta didik. Sedangkan relevansi internal, yaitu kesesuaian antarkomponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yag memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antarkomponenya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Ketidakseuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah para pengembang kurikulum harus memahami betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Daftar Pustaka :
Menurut filsafat idealisme bahwa kenyataan atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritua... more Menurut filsafat idealisme bahwa kenyataan atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritual dan mental. Dengan demikian menurut filsafat idealisme bahwa manusia adalah mahluk spiritual, mahluk yang cerdas dan bertujuan. Pikiran manusia diberikan kemampuan rasional sehingga dapat menentukan pilihan mana yang harus diikutinya. Berdasarkan pemikiran filsafat idealisme bahwa tujuan pendidikan harus dikembangkan pada upaya pembentukan karakter, pembentukan bakat insani dan kebajikan sosial sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Berikut ini adalah konsep-konsep filsafat Idealisme dalam pengembangan pendidikan
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan pastisipasi siswa dalam satu... more Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan pastisipasi siswa dalam satu kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen untuk saling berinteraksi.
Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami gu... more Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami guru senantiasa mendapat tempat tersendiri. Ini dikarenakan guru mengemban peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Karena keberhasilan proses pendidikan bergantung pada masing-masing guru.
Inovasi ialah suatu perinahan baru yang menjuju kd arah perbaikan dan berencana (Idris, Lisma Jam... more Inovasi ialah suatu perinahan baru yang menjuju kd arah perbaikan dan berencana (Idris, Lisma Jamal 1992 : 70). Merujuk pada penjelasan tersebut, inovasi kurikulum xalat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap naru untuk memecahkan masalah pendidikan Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju ke arah konsepsi pendidikan yang menggunakan pendekatan yang lebih koorperatif. Dari konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Dalam kaitan dengan konstribusi inovasi pendidikan di Indonesia, kita telah banyak melakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besar, atau pun inovasi pada skala kecil dengan biaya yang sederhana, baik yang telah dilaksanakan ataupun sedang dirintis dalam sistem pendidikan nasional kita yaitu : (1) Telah dikembangkan adanya orang tua asuh, program pemberantasan buta huruf melalui kejar paket A, program kejar usaha, adanya SMP terbuka, wajib belajar mulai dari tingkat sekolah dasar, dan kini sudah mulai pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada tingkat SLTP, dan
Prinip-prinsip evaluasi dalam pembelajaan sangat diperlukan sebagai panduan dalam prosedur pengem... more Prinip-prinsip evaluasi dalam pembelajaan sangat diperlukan sebagai panduan dalam prosedur pengembangan evaluasi, karena jangkauan sumbangan evaluai dalam usaha perbaikan pembelajaran sebagaian ditentukan oleh prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan dan pemakaiannya. Sekaitan dengan prinsip-prinsip penilaian tersebut, ada enam prinsip penilaian, yaitu tes hasil belajar hendaknya: (1) mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran; (3) mencakup jenis-jenis pertanyaan/ soal yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan; (4) direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya seesuai dengan yang akan digunakan secara khusus, (5) dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati, dan 6) dipakai untuk memperbaiki hasil belajar. Selain hal-hal diatas, evaluasi hasil belajar hendaknya: (a) dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi evaluasi, alat evaluasi, dan interpretasi hasil evaluasi; (b) menjadi bagian yang integral dari proses belajar mengajar; (c) agar hasilnya obyektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat evaluasi dan sifatnya komprehensif; (d) diikuti dengan tindak lanjutnya. Dari segi yang lain, prinsip-prinsip evaluasi dalam pembelajaran meliputi: (a) prinsip keterpaduan; (b) prinsip cara belajar siswa aktif; (c) prinsip kontinuitas; (d) prinsip koherensi; (e) prinsip keseluruhan; (f) prinsip pedagogis; (g) prinsip diskriminalitas; dan (h) prinsip akuntabilitas. Tujuan pokok evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas prosees belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. perubahan tingkah laku yang terjadi dibandingkan dengan perubahan perubahan tingkahlaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan isi program pembelajaran. Oleh karena itu, instrumen evaluasi harus dikembangkan bertitik tolak pada tujuan dan isi program, sehingga bentuk dan format tes yang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar serta proporsinya sesuai dengan kelulusan dan kedalaman materi pelajaran yang diberikan. Disamping itu, hasil evaluasi harus dianalisis dan ditafsirkan secara
Metode tanya jawab sebagai salah satu metode mengajar yang mempunyai peranan meningkatkan kadar b... more Metode tanya jawab sebagai salah satu metode mengajar yang mempunyai peranan meningkatkan kadar berpikir siswa. Metode tanya jawab dapat digunakan antara lain untuk: (1) mendiagnosis perkembangan siswa, (2) menentukan tingkat kemampuan kognitif siswa, (3) menetapkan studi tambahan, dan (4) memperkaya materi pelajaran. Menurut Donald C. Orlich (1990:195) semua pertanyaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori dasar, yaitu (1) convergent, (2) divergent, dan (3) evaluative. Pada pertanyaan convergent terfokus pada tujuan yang lebih terbatas atau lebih terarah kepada jawaban tertentu. Dengan pola pertanyaan convergent, kemampuan siswa lebih terarah kepada tingkat kognitif rendah, yaitu aspek ingatan atau pemahaman. Pertanyaan-pertanyaan convergent digunakan antara lain pada saat guru memulai pelajaran sebagai ungkapan kemampuan awal siswa atau pengungkapan aperepsi, pada saat menyimpulkan berbagai fakta atau keterangan, pada saat merumuskan konsep, atau dengan maksud lebih banyak siswa yang terlibat memberikan jawaban. Pola pertanyaan divergent terarah kepada respons siswa yang bervariasi terhadap pertanyaan guru, tiap siswa dapat merespons berbeda dari yang lain. Dalam hal ini memungkinkan sekali banyak pendapat yang dipandang benar. Dengan pertanyaan deivergent, kegiatan siswa dapat berkembang menjadi diskusi. Guru tidak perlu terlalu banyak membatasi respons siswa. Siswa diberi kebebasan merespons sesuai dengan pendapatnya, dengan pola pertanyaan divergent, kemampuan siswa lebih terarah kepada kognitif tingkat tinggi, yaitu penerapan, analisis dan sintesis. Pada pertanyaan evaluative merupakan pertanyaan divergent yang ditambah dengan evaluasi berdasakan kriteria. Jika siswa merespons terhadap suatu pertanyaan yang kemudian responsnya diikuti dengan arugmentai atau alas an berdasakan kriteria, maka pertanyaan tersebut tergolong pada pertanyaan evaluative. Daftar Pustaka :
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikataka... more Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa ebagai adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa, sebagai contoh: siwa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan gutu, diskusi, memecahkan maalah, melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya. Itu semua adalah gejala yang tampak dari aktifita siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan mnifetasi dari adanya aktivitas mental (berfikir dan merasakan). Apabila siswa terebut duduk sambil menyimak penjelasan guru, maka dapat dikategorikan sebagai belajar. Tetapi apabila siwa hanya duduk sambil pikiran dan perasaannya melayang-layang atau melamun diluar pelajaran yang dijelaskan guru, maka siswa tersebut tidak sedang belajar, tetapi sedang melamun. Perlu dicatat bahwa belajar tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja, karena belajar dapat dilakukan siswa dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dengan mengamati demonstrasi guru, mencoba sendiri, mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan persoalan, mengerjakan soal, membaca sendiri, dan sebagainya. Belajar hendaknya melakukan aktivitas mental pada kadar yang tinggi. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (Arief Sadiman, 1986:1) Daftar Pustaka :
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin ... more Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Dalam arti luas evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan (feasibility) program. Stufflebeam, dkk (1971), tujuan utama evaluasi kurikulum adalah memberi informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan memberikaan informasi yang berguna untuk membuat pertimbangan berbagai alternative keputusan. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu, evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi penetapan alternatif keputusan. Tujuan evaluasi kurikulum sering dikelirukan dengan fungsi kurikulum. Tujuan tidak dapat dilepaskan dari pengertian evaluasi sedangkan fungsi evaluasi lebih tidak terpengaruh oleh pengertian evaluasi. Pada hakikatnya tujuan evaluasi mencakup dua hal. Pertama, evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam implementasi kurikulum atau pembelajaran.
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksterna... more Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang. Kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Kurikulum bisa memenuhi relevansi eksternal apabila para pengembang kurikulum memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang. Prinsip relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) Relevansi sosiologis, artinya proses pengembangan kurikulum harus relevan/sesuai dengan kondisi lingkungan hidup peserta didik. (2) Relevansi epistomologis, artinya isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Relevansi Psikologis, artinya isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dunia pekerjaan dan profesi peserta didik. Sedangkan relevansi internal, yaitu kesesuaian antarkomponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yag memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antarkomponenya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Ketidakseuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah para pengembang kurikulum harus memahami betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Daftar Pustaka :
Menurut filsafat idealisme bahwa kenyataan atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritua... more Menurut filsafat idealisme bahwa kenyataan atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritual dan mental. Dengan demikian menurut filsafat idealisme bahwa manusia adalah mahluk spiritual, mahluk yang cerdas dan bertujuan. Pikiran manusia diberikan kemampuan rasional sehingga dapat menentukan pilihan mana yang harus diikutinya. Berdasarkan pemikiran filsafat idealisme bahwa tujuan pendidikan harus dikembangkan pada upaya pembentukan karakter, pembentukan bakat insani dan kebajikan sosial sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Berikut ini adalah konsep-konsep filsafat Idealisme dalam pengembangan pendidikan
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan pastisipasi siswa dalam satu... more Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan pastisipasi siswa dalam satu kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen untuk saling berinteraksi.
Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami gu... more Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami guru senantiasa mendapat tempat tersendiri. Ini dikarenakan guru mengemban peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Karena keberhasilan proses pendidikan bergantung pada masing-masing guru.
Uploads
Papers by Tri Aninda