Anindityo Aji
Anindityo born and raised in Yogyakarta, a small town in Indonesia and graduated in economics and Business from Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. He has developed a passion for interdisciplinary approach to solve economic and social problem. He also has interested in renewable energy, technology, and social entrepreneurship. After graduating with a degree in business and economics, he worked as a financial advisor in Danareksa securities.
less
Uploads
Papers by Anindityo Aji
Hal terpenting bagi kehidupan pasar modal adalah perdagangan efek, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain keterbukaan dan ketersediaan informasi perusahaan emiten, adanya otoritas yang kuat dan regulasi yang cukup. Ketiga faktor tersebut akan mendukung dalam pembentukan pasar yang efisien, yaitu suatu keadaan pasar dimana harga-harga saham yang diperdagangkan di dalamnya mencerminkan informasi tentang keadaan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar tersebut.
Tidak dapat dipungkiri kenyataan, bahwa di pasar modal sudah sejak lama terjadi tindak kejahatan ataupun pelanggaran yang sangat merugikan berbagai pihak. Kerugian bukan hanya diderita oleh segilintir orang saja, tetapi dapat berakibat luas di masyarakat bursa.
Salah satu tindak pidana di pasar modal adalah perdagangan orang dalam (yang selanjutnya disebut insider trading). Panorama tentang insider trading ini menunjukkan dilakukannya perbuatan tersebut dengan cara-cara yang cukup canggih dan oleh orang-orang yang sangat profesional. Merajalelanya insider trading di pasar modal kita merupakan fakta yang tidak terbantahkan, karena merupakan akibat dari lemahnya law enforcement sehingga tidak memberi efek jera (detereance effect) terhadap pelakunya.
The results showed a positive and significant market risk premium effect on bearish ad bullish period. Size factor show positive effect and significant on stock returns at both bullish and bearish period. And then the book to market ratio effect gives negative and insignificant effect on stock returns at bearish and bullish period.
Pada tahun 1991, JIHD mengakuisisi PT Danayasa Arthatama, pemilik sekaligus pengembang utama dari Sudirman Central Business District. Akuisisi ini kemudian merubah status usaha JIHD dari dari pemilik tunggal asset atau hotel menjadi pemilik sekaligus pengembang property, mulai dari usaha perhotelan, kantor-kantor komersil, pusat perbelanjaan, perumahan, dan apartemen.
Perusahaan JIHD bergerak dalam bisnis perhotelan sekaligus pemegang saham pada pengembangan property di wilayah SCBD, manajemen hotel, dan telekomunikasi. Anak perusahaan mencakup PT Danayesa Arthatama Tbk, PT Jakarta Internationals Hotels Management, PT First Jakarta International, PT Dhrama Harapan Jaya, dan PT Panduneka Sejahtera.
Drafts by Anindityo Aji
Hal terpenting bagi kehidupan pasar modal adalah perdagangan efek, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain keterbukaan dan ketersediaan informasi perusahaan emiten, adanya otoritas yang kuat dan regulasi yang cukup. Ketiga faktor tersebut akan mendukung dalam pembentukan pasar yang efisien, yaitu suatu keadaan pasar dimana harga-harga saham yang diperdagangkan di dalamnya mencerminkan informasi tentang keadaan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar tersebut.
Tidak dapat dipungkiri kenyataan, bahwa di pasar modal sudah sejak lama terjadi tindak kejahatan ataupun pelanggaran yang sangat merugikan berbagai pihak. Kerugian bukan hanya diderita oleh segilintir orang saja, tetapi dapat berakibat luas di masyarakat bursa.
Salah satu tindak pidana di pasar modal adalah perdagangan orang dalam (yang selanjutnya disebut insider trading). Panorama tentang insider trading ini menunjukkan dilakukannya perbuatan tersebut dengan cara-cara yang cukup canggih dan oleh orang-orang yang sangat profesional. Merajalelanya insider trading di pasar modal kita merupakan fakta yang tidak terbantahkan, karena merupakan akibat dari lemahnya law enforcement sehingga tidak memberi efek jera (detereance effect) terhadap pelakunya.
The results showed a positive and significant market risk premium effect on bearish ad bullish period. Size factor show positive effect and significant on stock returns at both bullish and bearish period. And then the book to market ratio effect gives negative and insignificant effect on stock returns at bearish and bullish period.
Pada tahun 1991, JIHD mengakuisisi PT Danayasa Arthatama, pemilik sekaligus pengembang utama dari Sudirman Central Business District. Akuisisi ini kemudian merubah status usaha JIHD dari dari pemilik tunggal asset atau hotel menjadi pemilik sekaligus pengembang property, mulai dari usaha perhotelan, kantor-kantor komersil, pusat perbelanjaan, perumahan, dan apartemen.
Perusahaan JIHD bergerak dalam bisnis perhotelan sekaligus pemegang saham pada pengembangan property di wilayah SCBD, manajemen hotel, dan telekomunikasi. Anak perusahaan mencakup PT Danayesa Arthatama Tbk, PT Jakarta Internationals Hotels Management, PT First Jakarta International, PT Dhrama Harapan Jaya, dan PT Panduneka Sejahtera.