Tanah merupakan suatu lapisan kulit bumi yang tipis yang terletak dibagian paling atas permukaan bumi. Namun dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang ahli Rusia yang bernama Dokuchaev menenmukan bahwa tanah merupakan produk evolusi dan berubah mengikuti waktu. Sehingga tanah dapat didefinisikan sebagai bahan mineral yang terkonsolidasi pada permukaan bumi yang telah terkena dan terpengaruhi faktor-faktor genetik dan lingkungan dari bahan induk, iklim (suhu dan kelembaban), mikroorganisme, serta topografi yang semuanya bertindak selama suatu periode waktu dan mwnghasilkan tanah produk yang berbeda (dalam banyak sifat dan ciri fisik, kimia, dan biologi) dengan bahan asal tanah.
Tanah
tersusun dari empat bahan utama, yaitu : bahan mineral, bahan organik, air, dan
udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing-masing berbeda
untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas
yang baik untuk pertumbuhan tanaman bahan kering (bukan sawah) umumnya
mengandung 45% (volume) bahan mineral, 5% bahan organik, 20% - 30% udara, dan
20% - 30% air.
Proses pembentukan tanah
dipengaruhi beberapa faktor penting. Diantaranya iklim, organisme, bahan induk,
topografi, dan waktu. Bahan induk sangat berpengaruh terhadap pembentukan
tanah, yaitu melalui perbedaan laju pelapukan, nutrisi yang terkandung dalan
bahan induk tersebut dan partikel yang terkandung. Bahan induk tersebut terdiri
dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan
metamorf. Batuan vulkanik di Indonesia umumnya terdiri dari mineral-mineral
yang banyak mengandung unsur hara tanaman sedangkan batuan endapan terutama
endapan tua (telah diendapkan berjuta tahun lamanya) dan metamorfosa umumnya
mengandung mineral-mineral yang rendah kadar unsur haranya. Batuan induk itu
akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi
tanah.
Tanah dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
- Tanah Mineral---- Meliputi tanah-tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20% atau tanah yang mempunyai lapisan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm (diukur dari sejak permukaan tanah);
- Tanah Organik---- Tanah organik adalah tanah yang kandungan bahan organiknya lebih dari 65% (hingga kedalaman 1 meter apabila tanah belum diolah.
Berdasarkan sistem
pengelompokkan tanah oleh USDA (United States Department of Agriculture) tanah
mineral meliputi golongan tanah Alfisol, Aridisol, Entisol, Inceptisol,
Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, dan Vertisol, yang masing-masing mempunyai
sifat dan keterbatasan yang berbeda, sehingga kemungkinan pemanfaatannya bagi
usaha-usaha pertanian pada tanah-tanah tersebut perlu memakai
pertimbangan-pertimbangan yang mantap agar usaha pertanian berlansung dengan
hasil yang memuaskan.
Menurut Brady (1974) bahan
mineral tanah (anorganik tanah) terdiri atas berbagai macam ukuran dan
komposisi, berupa sibir batuan dan bermacam-macam mineral. Sibir batuan bila
melapuk akan menghasilkan regolith dan pelapukan bahan ini selanjutnya
menghasilkan tanah yang umumnya sangat kasar.
Mineral merupakan suatu
unsur atau senyawa yang berwujud padat yang terbentuk secara alami. Beberapa
sifat mineral umum antara lain adanya susunan kimia tertentu yang tetap,
penempatan internal atom-atomnya, sifat kimiawi dan fisika ada dalam batas
waktu tertentu serta adanya kecenderungan pembentukan semacam geometris
tertentu.
Komposisi mineral tanah
bergantung pada faktor-faktor antara lain bahan induknya serta proses yang
bekerja pada pembentukan dan perkembangan tanah. Komposisi mineral dalam tanah
lebih beragam daripada mineral dalam batuannya. Pada komposisi mineral tersebut
terdapat kaitan yang erat antara komposisi bahan mineral induk dengan komposisi
mineral batuannya.
Pada umunya bentuk mineral
dalam tanah terbagi menjadi dua yaitu kelompok mineral bukan silikat dan
kelompok mineral silikat. Contoh kelompok mineral bukan silikat yaitu : Hematit
(Fe2O3), Gibsit (Al(OH)3), Halit (NaCl), dan
lain-lain. Contoh kelompok mineral silikat yaitu : Mineral Andalusit (Al2O3.SiO2).
Bahan mineral dalam tanah,
dapat dibedakan menjadi fraksi tanah halus dan fragmen batuan. Fraksi tanah
halus (fine erth fraction) berukuran < 2mm sedangkan fragmen batuan (rock
gragmen) berukuran 2mm sampai ukuran horizontalnya < dari sebuah pedon.
Bahan
mineral dalam tanah yang termasuk dalam fraksi tanah halus terdapat dalam
berbagai ukuran, yaitu :
v Pasir 2 mm - 50µ
v Debu 50µ - 2µ
v Liat < 2µ
Bahan mineral yang lebih
besar dari 2 mm (fragmen batuan) terdiri dari kerikil, kerakal atau batu.
Selain itu, mineral tanah
dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer
adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk. Sedangkan
mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses
pembentukan tanah berlangsung. Mineral primer umumnya terdapat dalam
fraksi-fraksi pasir dan debu, sedang mineral sekunder terdapat dalam fraksi
liat.
Beberapa jenis mineral
primer yang sering terdapat di dalam kandungan tanah antara lain :
Mineral
|
Unsur Hara
|
Kwarsa (SiO2)
|
-
|
Kalsit
|
Ca
|
Dolomit
|
Ca, Mg
|
Feldspar : - Ortoklas
- Plagioklas
|
K
Na, Ca
|
Mika : - Muskovit
- Biotit
|
K
K, Mg, Fe
|
Amfibole (hornblende)
|
Ca, Mg, Fe, Na
|
Piroksin (hiperstin,augit)
|
Ca, Mg, Fe
|
Olivin
|
Mg, Fe
|
Leusit
|
K
|
Apatit
|
P
|
Beberapa jenis mineral
sekunder (mineral liat) yang sering ditemukan dalam tanah antara lain kaolinit,
haloisit, montmorilinit, gibsit (Al oksida), Fe oksida, dan lain-lain. Mineral
liat, besar pengaruhnya terhadap sifat-sifat kimia maupun sifat-sifat fisik
tanah seperti kapasitas tukar kation, daya mengembang dan mengerut tanah, dan lain-lain.
Mineral tanah pada umumnya
terdapat dalam campuran untuk membentuk batuan bumi. Mineral-mineral yang
dominan dalam batuan-batuan ini adalah feldspar, amfibol, piroksen, kuarsa,
mika mineraltanah liat, limonit (oksida besi), dan mineral-mineral karbonat.
Berikut ini komposisi batuan-batuan pembentuk tanah :
Konstituen mineral
|
Asal
|
Batuan Igneous
|
Shale
|
Batu pasir
|
Feldspar
|
primer
|
59.5
|
30.0
|
11.5
|
Amfibol dan piroksen
|
primer
|
16.8
|
-
|
a
|
Kuarsa
|
primer
|
12.0
|
22.3
|
66.8
|
Mika mineral-mineral
|
primer
|
3.8
|
-
|
a
|
Titanium
|
primer
|
1.5
|
-
|
a
|
Apatit
|
primer atau sekunder
|
0.6
|
-
|
a
|
Tanh liat
|
sekunder
|
-
|
25.0
|
6.6
|
Limonit
|
sekunder
|
-
|
5.6
|
1.8
|
Karbonat
|
sekunder
|
-
|
5.7
|
11.1
|
Mineral lainnya
|
-
|
5.8
|
11.4
|
2.2
|
Data dari Clarke, 1924
Ket : a = Terdapat dalam jumlah
kecil
infonya sangat menambah wawasan
BalasHapustolak angin anak